Mereka membeli cat di sebuah tokoh kecil yang lumayan jauh dari kediaman Andin, mereka pergi naik angkutan umum untuk bisa sampai ke tokoh tersebut. Setelah membeli cat mereka keluar dari tokoh dan berjalan hendak pulang. Andin membawa sekantung plastik yang berisi cat, sedangkan Alvin membawa dua kantung plastik di tangan nya.
"Kak? Andin haus nih,, kakak ada air nggak?" Ujar Andin merintih kehausan.
"Kamu haus ya? Bentar (menaruh dua kantung plastik itu di tepi jalanan yang di naungi bayang bayang pohon besar) kamu tunggu di sini dulu yah ndin." (Langsung berlari setelah nya)
"Kak!!?? mau kemana!!??" Teriak Andin dari tempat ia berdiri.
"mau beli air! kamu tunggu situ aja!" Jawab Alvin yang masih berlari kecil.
Lumayan lama Andin menunggu Alvin datang, di depannya terdapat banyak sekali angkutan umum yang melintas, hal itu membuat Andin terus merasa tak sabar menunggu Alvin datang, Andin merasa takut kalau nanti saat Alvin datang angkutan umumnya sudah tak ada yang melintas.
*Duhh, kak Alvin kemana yah, kok masih belum muncul, apalagi ini banyak banget angkot yang lewat, lagian aku juga sih! ngapain pake minta air segala! jadinya kan kak Alvin harus beli. Terus gimana kalau misalnya kak Alvin dateng dan udah nggak ada angkot yang lewat?? kan harus nunggu dua kali! Semoga aja kak Alvin cepet cepet deh!
Saat Andin bergumam di dalam hatinya tiba tiba seorang wanita menabrak Andin dari belakang sehingga Andin yang dari tadi berdiri menunggu Alvin, terjatuh,,lutut nya mencium tanah dan celana panjang nya menjadi sedikit kotor. Andin sesegera mungkin bangun, dia membersihkan celana panjang nya lebih tepatnya di bagian lutut, dan ia melihat kalau ibu yang tadi di tabrak angkot. Andin hendak menolong, tetapi tangannya di tarik Alvin dari belakang,
"Ndin?! jangan!!" (Menarik pergelangan tangan Andin berusaha mencegah Andin ter tabrak mobil karena Andin tak melihat lihat saat hendak menolong wanita itu)
"Kak Alvin?.. Kak! ibu yang tadi itu di tabrak angkot!!... kak kasihan!" Ujar Andin dan berjalan gegabah kembali ingin menolong wanita tadi.
Saat Andin melihat bahwa wanita tadi tak ada di jalanan, Andin merasa terkejut, bola mata nya melebar dan kepala nya berulang kali mencari keberadaan wanita tadi. Tetapi ia tak sedikitpun melihat batang hidung wanita yang barusan ter tabrak angkot. Saat merasa kebingungan, Alvin berdiri tepat di belakang Andin dan membawakan sebotol air minum dingin;
"Ndin? Minum dulu, (Mengulurkan sebotol air minum kepada andin)"
Andin mengangguk dan mengambil air yang ada di tangan Alvin. Sesegukan air melewati dahaga mereka, Andin dan Alvin kembali duduk di bawah naungan bayang bayang pohon besar tadi. Alvin merasa gerah dan lelah karena membeli air mineral itu cukup jauh, di tambah lagi dia pulang dan pergi harus berlari agar Andin tak merasa terlalu lama menunggu nya.
"Ndin? kak Alvin kelamaan yah?"
"Enggak kak.. jangan ngomong begitu.. Andin makasih banyak karena kakak udah nyelametin Andin dari keserempet mobil" Cakap Andin sembari menutup botol minumnya.
"Ahh nggak papa kok ndin, mm... mumpung masih ada beberapa angkot yang melintas, gimana kalau kita pulang sekarang?? kali ini kamu nggak capek kan??"
"Enggak kok! Ayok!!"
Andin dengan penuh semangat berdiri dan membantu membangunkan Alvin dari duduk nya dengan menjulurkan tangan nya. Alvin memberhentikan salah satu angkot yang sedang melintas dan mereka berdua naik di dalamnya hendak pulang. Sekira kiranya kurang dari 15 menit barulah mereka sampai. Karena rumah Andin berada di dalam suatu gang yang terhubung dengan jalan raya, akhirnya mereka turun di depan gang memasuki harus berjalan jika hendak ke rumah Andin. Tetapi Andin melihat seorang wanita yang tengah menangis menutupi wajah nya dengan kedua tangannya, dia duduk melipat lutut, karena merasa kasihan Andin mendekati wanita itu dan menanyainya, saat itu Alvin sedang membayar angkot yang baru saja mereka turuni. Pakaian wanita itu sangat kotor dan tak terawat sepertinya dia kabur dari rumah nya.
"Ibu?? kenapa nangis disini??"
Andin dudu di depan wanita itu dan salah satu tangannya mengelus pelan di punggung wanita itu berusaha menenangkan.
"Pelakor!! wanita itu pelakor!! hiks hiks hiks.. jal*ng wanita itu benar benar jal*ng yang menjijikkan!! dia mengambil suamikuu hiks hiks hiks.. bawa kembali suamikuu!!! hu hu huu...."
Wanita itu menangis di pelukan Andin, karena merasa kasihan Andin memberikan kehangatan di dalam pelukan nya, tiba-tiba terlintas di pikiran Andin;
*Apa bener jal^ng yang maksud itu.... hah!!? ibu?! mungkin aku harus tanya sekali!
Dengan memeberanikan diri tangan Andin meraba saku celana nya mengambil telepon genggam nya.
"Buu.. apa orangnya seperti ini??"
Andin menunjukkan foto ibunya kepada wanita yang baru saja ia lepaskan dari pelukan nya.
"Nah!! ini dia si jal*ng tak ada tahu diri itu!! dia.. dia yang curi suami saya!! dia yang curi!! saya mau ambil balik suami saya!!!!"
Wanita itu tak lagi memperdulikan Andin setelah dia melihat foto ibu Andin, dia langsung berteriak dengan penuh amarah, dan pergi meninggalkan Andin, dia berlari kesana kemari tak jelas, Andin merasa bersalah dan dia hanya bisa menundukkan pandangan nya, ia merasa sedih atas yang ibunya lakukan sehingga membuat wanita itu mengalami depresi berat.
"Ndin?? kenapa??"
Alvin muncul di samping Andin yang tengah tertunduk diam itu.
"Orang gila itu? Bukannya dia yang tadi nabrak kamu? mungkin aja bukan dia?.. tapi kenapa aku rasa dia sedikit mirip yah..."
"Kak! orang itu... dia... ibuk... ibuk udah salah sama dia kak! Dia istri yang suaminya kabur sama ibuk,,"
Andin berbicara terpenggal penggal, dia tak tahu harus mengatakan apa lagi.
"Kamu jangan terlalu mikirin hal itu! Dia orang gila, mungkin aja dia hanya mengarang ngarang cerita di otaknya. Mendingan sekarang kita pulang, nanti keburu malem yang mau nge cat!"
Mendengar ucapan Alvin tadi seketika perasaan Andin merasa sedikit lebih tenang, dan mereka berdua berjalan kaki ke rumah Andin. Setibanya di rumah, ayah Andin sudah menunggu di depan pintu dengan telepon genggam milik Alvin.
"Nah kalian pulang juga akhirnya! Vin, dari tadi hp kamu ada yang telfon, karena kamu nggak ada,.. jadi om yang angkat telfon nya. Itu dari mama kamu dia minta om kasih tau kamu kalau kamu udah nyampe di rumah om, kamu harus pulang segera! Katanya penting!"
"Oh begitu kah? ya sudah om saya mau pulang, om nggak apa akan kalau saya nggak bisa bantuin nge cat??"
"ah! saya mah nggak apa atuh! ini hp kamu (memberikan telepon genggam milik Alvin) makasih yah udah bantuin Andin beli cat. Kamu hati hati di jalan yah nak! Om nggak bisa menjamu kamu, soalnya kata mama kamu itu hal yang penting, jadi om nggak berani buat ulur ulur waktu. Om harap kamu ngerti yah nak"
"Iya om, saya pulang dulu. Dah om"
**Alvin berlari keluar dari gang tersebut, dia khawatir kalau pesanan tiket pesawat keluarga nya dapat jadwal terbang besok pagi, dia sesegera mungkin memberhentikan angkot yang melintas dan langsung menaiki nya.
Sementara di rumah Andin,.. ayahnya tak memperbolehkan Andin mengecat di sore hari begini, dia menyuruh agar Andin mengecat berdua bersama dirinya di keesokan pagi**.
"Kamu mau ngapain??" Tanya Alex kepada Andin yang hendak mengambil peralatan mengecat.
"Udah jangan nge cat sekarang! masih ada besok! ayo masuk! ini udah sore loh!"
"Aa?.. iya yah Andin lanjutin besok aja."
Mereka berdua masuk ke dalam rumah...
-----------------------
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Rohayati Aye
ikutaaan baca y thoor😂😂
2021-09-26
0
Yayang ich
taks nya jgn di buat berbeda dong thur, ribet amat lihat nya, kami tetap bisa ko bedaan yg mana author dn yg mana pereman nya yg lg bicara
2021-03-04
1
Moms Rafialhusaini 🌺
mampir thor
2020-12-30
0