Wanita gila ini bunuh diri (!?)

Andin dan ayahnya masuk ke dalam rumah, di atas meja makan sudah tertata 3 mangkuk yang berisikan mie kuah siap makan.

"Andin?? ayo kita makan mie dulu, kamu pasti capek!" Ujar pak alex meminta agar Andin makan bersama dengannya.

Dengan senyum kecilnya Andin mengiyakan ucapan ayah nya. Mereka menyantap mie itu hingga habis, sekarang tersisa 1 mangkuk mie lagi yang masih utuh. Andin menatap ayah nya dengan mata sendu yang cantik miliknya. Dia mengira kalau ayahnya masih terbiasa dengan kehadiran ibunya. Lalu Andin memutuskan bertanya ;

"Ayah? mie yang ini... apa ayah keinget ibu??"

"Aah..mie itu? sebenernya ayah pengen menjamu Alvin..secara kan dia udah baik mau bantuin kita beli cat. Tapi karena orang tuanya telfon dan bilang begitu,..yah, apa boleh buat?? Kalau soal ibu kamu, ayah harus bisa merelakan dia dengan hidup barunya, mungkin itu kehidupan yang ibu kamu dambakan dan ayah nggak bisa wujudkan. Kamu tau sendiri kan, pelayan restoran kayak ayah mana ada uang sebanyak pria ibu kamu?..."

Dengan nada yang merendah dan tatapan mata yang tertunduk, pak alex sesekali menghela nafas. Andin yang dari tadi mendengarkan ucapan ayahnya, dia merasa sedih atas kejadian yang menimpa ayahnya. Tetapi rasa penasaran di hati Andin, dia memeberanikan diri menanyakan hal hal lainnya lebih mendalam ;

"Ayah?? Kenapa ayah masih nggak sedih setelah ayah tau kalau ibu kabur dengan pria lain?? Atau ay..."

Belum sempat Andin melanjutkan pertanyaan nya, pak alex segera menyekat dengan jawaban nya.

"Ayah udah tau dari dulu!, bagaimana ibu kamu berhubungan dengan pria itu, dia bermalam di hotel berdua, kencan berdua, dan banyak lagi!. Setiap kali ayah tanya dia dari mana, dia jawab kalau dia ada urusan pekerjaan dengan bos nya. Ayah nggak bisa menggugat cerai ibu kamu, ayah masih pikirkan kamu, 'kelak bagaimana sama Andin?? dia masih butuh ibu! kalau aku ceraikan ibunya, lalu siapa yang akan Andin panggil ibu??' Ayah takut nanti kamu akan benci ke ayah, jadi ayah masih pura-pura bodoh dan nggak tau apa-apa soal kelakuan ibu kamu, kalau ayah tau dia akan buat begini, baik ayah ceraikan dia hari itu!!"

Pak alex menceritakan semua yang ingin Andin ketahui, wajah nya dipenuhi rasa kecewa, dia berdiri dari kursi yang di duduki nya dan mengambil mangkuk yang sudah kosong, dia menata dan membawa mangkuk itu untuk di cuci, Andin memeluk ayahnya dari belakang saat ayahnya mencuci mangkuk dan berkata ;

"Ayah! ayah jangan sedih lagi! Andin janji nggak akan ninggalin ayah! Andin nggak akan tanya soal ibu lagi ke ayah! ayah jangan sedih yaa, Andin minta maaf kalau Andin buka luka lama ayah.."

Dengan penuh kasih sayang, Pak alex mengelus pipi Andin dengan satu tangannya.

"Ayah nggak apa apa ndin, anggap ini semua pelajaran buat kamu, kelak kalau kamu jadi istri, kalau bisa jangan sampai ber cerai dengan suami kamu, kamu harus pikirkan anak anak kamu nantinya oke??"

Andin dengan senyum nya mengangguk di bahu ayahnya. Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu, dan hal itu membubarkan suasana mereka berdua,

"Siapa itu yah? (yang di maksud ayah) Nggak papa ayah lanjutin aja, biar Andin yang buka."

Andin berjalan hendak membukakan pintu, tetapi ketika ia melihat wanita yang tadi ia rangkul saat menangis di jalanan depan gang, kini berada tepat di pintu rumahnya, sehingga membuat Andin terkejut dan bicara nya terbata-bata.

"Kamu lagi!!? ngapain kamu disini!!" Tanya wanita gila itu dengan nada yang tinggi.

"In..ee..ini rumah saya. Kenapa buk??"

"Kamu siapa nya jal*ng ini?!! Huh?!!" Teriak nya lagi.

"Say..saya anaknya, kenapa buk??"

"Hah??! anak?? Kenapa? kenapa? kenapa orang yang saya pikir baik, kenapa semua samaaaaaa! huu huu..."

Wanita ini menangis sejadi jadi nya di luar pintu, suaranya yang bising membuat Pak Alex menghampiri Andin. Sebelum pak alex tiba di samping Andin, wanita itu langsung berlari pergi dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Siapa itu ndin? kamu kenal? kenapa dia nangis disini?"

"Dia.. emm..dia cuma ketemu di jalan aja kok yah, emm.. mending kita masuk, ini sudah petang loh yah."

Sesegera Andin menutup pintu, dia berjalan menaiki anak tangga hendak beristirahat di kamarnya. Pak alex pun begitu, hingga matahari telah terbit. Andin masih tertidur di atas ranjang dengan balutan selimut di tubuhnya. Tiba-tiba pak alex membangunkan Andin dengan menepuk nepuk pipi Andin, Andin yang terkejut langsung duduk di ranjang itu dengan mata yang terbelalak lebar masih mengantuk.

"Andin!? kamu jangan diem aja! tadi Alvin dateng ke sini, dia bilang dia mau berangkat dan suruh kabarin ke kamu!"

"aaa?... Kak Alvin?... mau kemana dia?... (mengucek matanya) Kak Alvin!!? Ya ampun!! kenapa ayah baru ngomong sekarang?!!!"

Andin bangun dari ranjang nya dengan terburu buru, dia kebingungan kesana kesini tak jelas.

"Ya.. maafin ayah ndin, sebenernya ayah mau bangunin kamu pas Alvin masih disini, cuman kata dia jangan nggak usah kasian takut ganggu tidur kamu. Tapi kalau pun kamu nyusulin dia, dia baru 10 menit keluar dari rumah kita."

Pak alex berbicara kepada Andin yang sudah masuk ke kamar mandi, entah kenapa begitu cepat Andin keluar dari kamar mandi, dan ternyata dia hanya mencuci mukanya saja. Andin langsung berlari keluar dari kamarnya dan berteriak ;

"Ayah!! Andin mau cari kak Alvin!! Ayah di rumah aja!!"

Pak alex menggelengkan kepala nya di dalam kamar Andin yang pintu nya terbuka, dan seketika terbesit di dalam pikirannya ;

*Aishh, sepertinya aku harus mengecat sendiri! sudahlah, lebih baik aku mulai dari sekarang!

Andin menaiki angkot setelah berlari keluar dari gang rumahnya, setelah lumayan jauh dari rumahnya Andin mendengar supir angkot bergumam

*Ckckck, sepertinya orang gila di sini sudah tak ada yang peduli.

*Hah?! orang gila??

Andin melihat ke arah jendela, dan benar saja, seorang wanita sedang berdiri di tepian jembatan, di bawah jembatan itu terdapat sungai dengan aliran arus yang sangat kuat, di tambah lagi banyak sekali pecahan botol miras dan bebatuan dengan ukuran besar, bahkan kalau kau mati dan mayat mu hanyut di sungai, polisi tak akan korbankan nyawa nya untuk mencari mayat mu!

"Berhenti pak! berhenti! saya disini aja pak!"

Andin pun turun dari angkot dan berlari, saat wanita itu hendak menjatuhkan tubuhnya dari jembatan yang tingginya 90 meter dari permukaan tanah, Andin dengan sigap menarik pergelangan tangan wanita itu, alhasil sementara waktu wanita itu kembali berdiri di tepian jembatan.

"Buk!! jangan!! ini bahaya!! kalau ada masalah harusnya di bicarakan baik baik dulu buk!!" Teriak Andin,

Semakin lama semakin licin tangan Andin yang memegangi pergelangan tangan wanita itu, tetapi Andin masih berusaha menahan nya sedangkan wanita itu tak mengatakan apapun dan mendorong kuat tubuh Andin sehingga membuat Andin terjatuh di jalan, dia segera melompat ke sungai itu.

Byyurr..

Wanita itu sudah masuk ke sungai yang ber arus deras itu, anehnya semua orang yang melihat kejadian itu mereka biasa saja, bahkan saat Andin terjatuh mereka menanyai Andin.

"Dek?? apa adek baik baik saja??"

(Andin segera bangun) "Eh.. iya saya baik baik aja" (Andin berlari ke tepian jembatan itu, melihat keadaan wanita itu) "Pak?! om?! ituu!!! tolongin!!!"

Andin semakin panik, dia berteriak namun tak ada yang ingin membantu wanita yang menceburkan dirinya ke sungai berbahaya itu. Sampai ada seorang ibu ibu yang menepuk bahu Andin dan berkata ;

"Nak? Jangan panik!, tempat ini memang sering terjadi hal hal serupa seperti hari ini, memang kebanyakan yang berbuat hal seperti itu disini adalah orang orang yang memiliki gangguan kejiwaan dan orang orang depresi, itu bukan salah kamu! itu salah keluarga nya, kenapa kalau tahu ada yang tidak waras masih saja tidak di jaga baik baik.. jadi, kamu jangan panik lagi yah."

"Tapi!! dia kasihan!..."

"Sudah sudah, biarkan saja."

*Andin.. ngapain kamu harus terlibat yang kayak begini? orang orang disini biasa saja, kenapa kamu harus lewatin waktu yang bagus?! kak Alvin pasti sudah naik pesawat!! Hilang sudah kesempatan bertemu untuk terakhir kalinya sebelum berpisah, semoga kakak selalu baik baik saja sampai kita jumpa lagi..

----------------------

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

DumaWati Panjaitan

DumaWati Panjaitan

lanjut

2022-05-31

0

Dewi Maisyaroh

Dewi Maisyaroh

masih melihat alur ceritanya 😁😁😁

2021-04-15

0

Tyas

Tyas

lanjuuuttt

2020-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!