4

Dzoki ingin mengamuk di cafe itu, namun Egi berhasil meredamkan perasaan jengah Dzoki. Dengan cepta ia menarik tangan Cyeril sebagaipelampiasannya kepada Tasya dan membawa Cyeril keluar.

"Ayo ikut gue. Semuanya!! Kita pergi dari sini," teriak Dzoki dengan suara yang amat keras menggem adi seluruh ruangan.

Cyeril berontak dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman erat Dzoki.Namun, semuanya sia -sia. Genggaman tangan Dzoki lebih erat dan kencang di pergelangan tangan Cyeril. Malahan Cyeril seperti terseret keluar secara paksa.

"Lepaskan gue, Dzoki!! Loe apa -apaan sih!! Ini masih jam kerja gue, bisa -bisa gue di pecat!!" teriak Cyeril mengadu dengan nada memohon. Cyeril membutuhkan pekerjaan part time ini karena Cyeril butuh uang.

Cyeril terus berontak dan meronta. Anggota geng motor lainnya berjalan tepat di belakang Dzoki dan Cyeril.

Sampai di depan halaman cafe itu, Dzoki menarik Cyeril dan merapatkan tubuhnya ke arah Cyeril. Kedua mata Dzoki menatap tajam ke arah mata indah Cyeril.

"Memang berapa gaji loe di cafe ini!! Cepat sebutkan!!" teriak Dzoki dengan suara kasar.

"Loe itu kenapa sih? Gue ini orang miskin, gue butuh duit buat nyokap gue yang sakit!! Loe gak akan pernah tahu!! Dan loe gak akan pernah bisa merasakan, betapa sulitnya cari kerjaan part time di saat kita juga kuliah, dan loe gak akan pernah tahu, cari uang itu susah!!" teriak Cyeril tak terima.

"Gaji loe berapa di cafe ini selama satu bulan. Tinggal loe sebutin aja!!" ucap Dzoki semakin emosi.

"Untuk apa loe tahu!! Gue mau kerja," teriak Cyeril tak kalah berteriak dengan suara keras.

Cyeril juga emosi, ia tak ada kaitannya dengan masalah ini dan kenapa harus Cyeril yang jadi sasaran amukan Dzoki.

"Gue tanya berapa!! Loe gak usah banyak omong!! Sekarang yang penting Loe jawab nominalnya!!" titah Dzoki dengansuara keras.

"Dua juta!!" ucap Cyeril pelan.

"Oke," jawab Dzoki keras.

Dzoki pun merogoh kantongnya dan mengeluarkan dompetnya. Ia menghitung lembaran merah dan memberikannya kepada Cyeril tepta di tangan kanannya.

"Ini empat juta!! Mulai sekarang loe keliuar dari cafe ini. Dan loe kerja sama gue. Cukup ikut gue, dan bantu gue setiap gue butuh loe!! Paham!!" ucap Dzoki keras.

Cyeril menggelengkan kepalanya cepat.

"Sorry ... Gue gak mau!! Ini uang Loe," ucap Cyeril mengembalikan uang Dzoki.

Tubuh Cyeril pun berbalik dan akan melangkah masuk ke dalam cafe itu.

Dzoki pun menarik tangan Cyeril dan tubuh Cyeril tertarik ke belakang dan berputar lalu di peluk oleh Dzoki.

Deg ...

Jantung Cyeril terasa begitu berdebar dengan degub jantung yang berdetak begitu sangat keras.

"Bantu gue," bisik Dzoki tepat di telinga Cyeril sambil memeluk Cyeril dan mengusap lembut punggung Cyeril.

"Bantu apa?" jawab Cyeril pelan.

"Loe mau kan bantu gue. Gue akan bayar tiga kali lipat di bandingkan gaji loe di cafe," bisik Dzoki lirih.

Pelukan Dzoki semakin erat hingga membuat beberapa anggotanya terdiam dan baper melihatnya.

"Gue harus gimana?" tanya Cyeril pelan.

Tak di pungkiri, Cyeril sedang butuh uang yang sangat banyak. Jika Cyeril menerima dan bekerja ikut dengan Dzoki, maka Cyeril akan mendapatkan enam juta. Cukup untuk berobat Ibunya di kampung.

"Pura -pura jadi cewek gue," ucap Dzoki tiba -tiba.

Wajah Cyeril langsung mendongak ke atas dan menatap Dzoki. Tatapannnya begitu lekat seolah Cyeril tak salah mendengar ucapan Dzoki barusan.

"Loe sadar kan ngomong begini?" tanya Cyeril pelan.

"Sadar. Kenapa? Loe gak mau? Loe keberatan? Atau loe merasa kurang sama bayarannya?" tanya Dzoki pelan. Sesekali ia melirik ke arah dalam cafe. Ia jelas melihat Tasya yang begitu mesra membersihkan luka Kahfi di salh satu meja pelanggan. Kaca tembus pandang itu bagaikan aquarium yang jelas terlihat apapun yang di lakukan orang di dalamnya.

"Bukan itu. Loe tahu kan? Fans loe banyak. Belumlagi masalah tadi siang buat banyak orang bakal benci sama gue," ucap Cyeril lirih.

"Itu soal gampang. Gue bisa klarifikasi!! Toh, cincin itu sudah ada di gue," ucap Dzoki pelan sambil menunjukkan cincin merah delima yang di pakai di jari tengahnya. Cincin itu sudah seperti setengahnyawanya. Saat hilang, Dzoki pusing tujuh keliling. Bisa -bisa namanya di coret dari daftar urut kartu keluarga Papahnya.

"Berapa lama?" tanya Cyeril memastikan.

Ini urusannya pekerjaan bukan soal hati.

"Percobaan tiga bulan," ucap Dzoki pelan.

Cyeril mengangguk pelan, "Oke," jawab Cyeril pelan.

Saat ini yang ada di pikiran Cyeril hanyalah uang dan uang saja. Cyeril cukup senang dengan tawaran menggiurkan Dzoki dan menerima dengan rasa bahagia. Tiga kalipat dari gajinya di cafe saat ini Cyeril bekerja.

Setidaknya, dua kali lipat uang itu bisa Cyeril kirimkan untuk Ibunya berobat.

"Mulai sekarang. Lepaskan seragam loe, dan bilang, loe resign," ucap Dzoki lantang.

Cyeril melepaskan pelukan Dzoki. Ia memasukkan uang ke dalam kantung rok pendekknya dan melpaskan celemek lalu masuk ke dalam cafe.

Dengan cepat Cyeril berjalan menghampiri meja Kahfi dan berpamitan karena Cyeril mau resign.

"Kamu mau resign?" tanya Kahfi pelan menatap mata Cyeril lekat. Kahfi tak peduli dengan Tasya yang sejak tadi merawatnya dan lebih peduli dengan Cyeril, karyawannya.

"Iya Kak. Saya harus pulang, karena Ibusaya sakit," ucap Cyeril beralasan.

"Terus? Kamu masuk lagi kan?" tanya Kahfi seperti khawatir.

Cyeril menggelengkan kepalanya cepat.

"Gak," jawab Cyeril lantang.

"Pikirkan baik -baik Cyeril. BUkankah kamu butuh untuk biaa hidup kamu dan pengobata Ibu kamu," ucap Kahfi mengingatkan kembali apa yang menjadi tujuan Cyeril.

"Ekhemm ... Kbeetulan mau ujian tngah semester. Mungkin setelah ujian, Cyeril bekerja kembali," ucap Cyeril pelan seolah ragu dan tak punya pilihan lain.

"Iya. Atau kamu sedang di ancam mereka?" tanya Kahfi begitu cemas.

Kahfi menatap Dzoki dan kawan -kawannya, begitu pun dengan Cyeril dan melirik ke arah yang sama.

"Kamu kenapa sih, Mas? Biarkan saja Cyeril berbuat apa saja!! Kamu tahu? Dia itu pencuri ulung, dia ambil cincin pusaka Dzoki!!" teriak Tasya mengadu.

"Oh ya? Kok, Mas gak percaya akan hal itu. Cyeril sudah lama bkerja di sini. Dia gak pernah bertingkah aneh -aneh dan sama sekali gak ada tuh, muka -muka pencuri," ucap Kahfi membela Cyeril.

"Kok, Mas jadi belain Cyeril sih?" ucap Tasya tak suka.

"Karena Cyeril karyawan terbaik, Mas," ucap Kahfi pelan memuji.

"Terus? Tasya, Mas anggap apa?" ungkap Tasya kesal.

"Kamu? Kita cuma temenan? gak ada yang spesial, bukan?" ucap Kahfi santai.

"Apa? Temen? Selama ini, Mas ajak Tasya main, makan, antar pulang dan kita cuma temen? Itu Mas bilang?" ucap Tasya dengan kesal.

"Terus mau kamu, apa, Tas?" tanya Kahfi mulai ketus.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Langsung ilfil aku sama Cheryl..🤦🤦🙄🙄

2024-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!