2

Dzoki menatap Egi. Ia tentu lebih percaya pada Egi, sahabatnya di bandingkan dengan Tasya yang baru -baru ini mereka dekat.

"Cewek kan gak cuma Tasya doang. Tapi, dia juga harus tanggung jawab dong buat ngembaliin pusaka gue, cincin itu warisan keluarga gue. Gue harus kasih buat calon istri gue nanti," ucap Dzoki pelan. Kedua matanya sedikit cemas dengan hilangnya merah delima itu. Dzoki teringat pesan Neneknya untuk menjaga baik -baik cincin itu sebagai lambang kekuasaan keluarga besarnya.

"Betul. Tasya itu memang cantik dan pesonanya membuat beberapa lelaki suka padanya. Tapi, loe harus tahu, dia bisa menjebak beberaa lelaki yang di anggap bodoh olehnya. Pesonanya palsu," ucap Egi menjelaskan pelan.

Baru saja selesai bicara dan mulai menikmati rokok yang membuatnya rileks. Tiba -tiba ada seorang perempuan yang menghampirinya.

"Dzoki ...." panggil Tasya dengan suara manja dan berjalan meghampiri Dzoki sambil memeluk lelaki itu.

Pelukannya semakin erat dari atah belakang.

"Kenapa loe, Sya? Segitunya ...." ucap Egi yang mulai muak melihat Tasya. Gayanya sok borju dengan fashion serba terbuka menampilkan semua urat yang haram dan tak semestinya di tunjukkan pada semua orang.

Tasya langsung melotot ke arah Egi dan menatap tajam dua bola mata yang sudah malas menatapnya.

"Kenapa Sya? Udah ketemu cincin gue?" tanya Dzoki pelan.

"Kamu gak percaya sama aku, Ki? Cyeril yang ambil cincin itu. Kamu gak mau coba periksa tasnya?" tanya Tasya pelan.

"Masa iya harus periksa tasnya?" tanya Dzoki pelab dan terus menyesap rokok itu.

"Ekhemmm gini saja. Biar Tasya yang ajak dia kesini, lalu kamu periksa tasnya. Kalau cincin itu ada di tasnya. Berarti, dia pencurinya kan?" ucap Tasya pelan.

Dzoki nampak berpikir. Tak lama wajahnya mengangguk kecil.

"Oke. Tasya cari Cyeril dulu," ucap Tasya dengan riang. Ia lalu berlari keluar kantin dan mencari Cyeril yang berada di lab komputer.

Tasya pun langsung menemui Cyeril di lab komputer.

"Loe di panggil Dzoki. Di tunggu di kantin kampus sekarang," ucap Tasya dengan suara lantang.

Cyeril menoleh ke arah Tasya yang memanggilnya. Banyak orang pun menatap mereka berdua dan mengira akan terjadi sesuatu yang hebat mungkin masalah lelaki. Maklum saja, Tasya yang cantik sebagai primadna kampus dan Cyeril yang manis dengan prestasinya.

Cyeril pun bangkit berdiri dan menarik Tasya keluar dari lab komputer itu.

"Ini lab komputer. Bisa baca gak? Harus tenang dan gak boleh berisik," ucap Cyeril tegas.

Kedua mata Tasya malah melotot seolah mengancam Cyeril. Maklum, Tasya memang lembut tapi berani.

"Heh ... Loe itu udah ambil pusaka pentingnya Dzoki. Bisa -bisa kampus ini jadi gak aman kalau begini," ucap Tasya ketus.

"Gue gak ambil cincin itu. Lihat aja gak. Loe itu pinter fitnah ya?" ucap Cyeril tak terima.

"Ternyata benar Sya!! Dia pencuri. Lihat ini ada bukti cincin itu di tas nya," ucap salah satu sahabat Tasya yang sudah kongkalikong.

Maya membawa tas Cyeril dan berpura -pura menemukan cincin merah delima itu dari dalam tasnya. Satu lagi, Rosa yang bertugas untuk memvideo kejadian itu agar Dzoki percaya dan membalas dnedam kepada Cyeril.

Kedua mata Cyeril membola. Sejak kapan cincin itu ada di sana. Baru saja tadi ia mengambil kunci loker kampus, dan tak ada cincin di sana. kalau pun ada ia sudah meraakan saat tangannya mengobok -obok isi dalam tasnya mencari kunci loker.

"Kok bisa sih? Gak mungkin!!" teriak Cyeril tak percaya. Ia menatap cincin itu yang benar -benar ada di dalam tasnya.

"Masih mau mengelak?!" tanya Dzoki yang tiba -tiba datang dengan teman -temannya. Tatapannya begitu keji dan geram. Otaknya sudah di kuasai amarah yang luar biasa. Di tambah lagi, Tasya berbicra yang tidak -tidak soal Cyeril.

Cyeril menoleh ke arah Dzoki yang sudah mengepalkan erat tangannya. Ingin rasanya memukul gadis itu saat ini juga. Pusaka itu bukanlah sembarang pusaka.

"Ta -tapi gue gak ngambil itu Dzoki. Mana mungkin gue melakukan itu?" ucap Cyeril lirih. Kedua matanya mulai basah. Semua orang banyak melihat Cyeril sebagai sosok pencuri saat ini. Percuma ia mengejar prestasi, menegjar beasisiwa, namun pada akhirnya ia malah masuk ke dalam masalah besar.

"Halah!! Buktinya ada Cyeril!! Cincin itu di temukan Maya dan Rosa di dalam tas loe!! Loe masih mau gak ngaku!! Lagi pula loe kan anak orang miskin, butuh biaya besar buat nyokap loe yang sakit -sakitan di kampung!! Loe kira gue gak tahu soal loe? Makanya loe deketin Kahfi, bos loe itu biar loe bisa numpang hidup sama dia," ucap Tasya lantang.

"Gak bener. Gue emag kerja di sana jadi pelayan. Di saat gue gak kuliah, gue kerja. Gue masih tahu mana yang halal dan mana yang haram, dan gue gak pernah melakukan hal yang menjijikkan seperti yang loe lakuin sama Pak Kahfi," ucap Cyeril dengan penuh emosi.

Dzoki pun menatap Tasya yang terlihat memerah mukanya karena malu, aibnya di buka oleh Cyeril.

"Banyak omong kamu, Cyeril!! Kita lagi bahas kamu sebagai pencuri ulung!! Mau kita apakan, Dzoki?" tanya tasya tegas.

Tasya sengaja mengalihkan pembicaraan agar Dzoki tak berpikir hal -hal aneh. Dzoki pun langsung nampak berpikir untuk membuat Cyeril jera. Lagi pula tangannya sudah gatal untuk membully.

PLOK ... PLOK ... PLOK

Suara tepukan Dzoki yang teramat keras membuat suasana di sekita lab komputer itu medadak snyi dan begitu tenang. Tadinya semua orang ricuh mencibir Cyeril dan kini semuanya hanya menatap ke arah Cyeril menunggu hukuman yang akan di berikan Dzoki kepada Cyeril. Dzoki terkenal kejam dan keras. Tidak ada satu orang pun yang mu bermasalah dan mencari masalah dengan Dzoki. Kebanyakan mereka memilih mengalah dan diam tanpa membalas bila di jahili atau di bully.

"Dengarkan semuanya!! Mulai hari ini, Cyeril akan menjadi budak dari geng King Speed. Jadi, jangan ada ynag menyentuh dia, kecuali anggota geng King Speed. Dan kamu, mulai hari ini harus menuruti ucapan gue sebagai ketua geng, dan juga temen -temen gue anggota geng gue. Malam ini, ada event, dan loe harus hadir menjai umbrella girl gue," ucap Dzoki lantang sambil menunjuk ke arah Cyeril.

Cyeril tak bisa menjawab. Kalau ia berontak tentu Dzoki akan berlaku lebih kasar lagi dari ini. Tapi, jika ia mengikuti permainannya, ia akan di bully habis- habisan. Jalan satu -satunya, ia harus mengikuti permainan ini sambil mencari bukti, siapa yang menfutnah dirinya sebenarnya.

"Bawa tas kamu!! Dan ikuti gue, mulai sekarang," titah Dzoki galak.

Terpopuler

Comments

Eko Nur Yanto

Eko Nur Yanto

mana CCTVnya????

2024-07-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!