Kehangatan menyelimuti kebersamaan dua keluarga besar tersebut. Hubungan terjalin begitu harmonis antara dua wanita yang merupakan mantan istri dan istri baru dari Tuan William. Ya, Nyonya Bianca dan Maria. Saat ini mereka bertiga tengah menyantap sarapannya bersama putra-putrinya serta Ken yang merupakan adik bungsu dari Maria.
Nada-nada godaan terus menyerbu Sherly dan Eric akan malam panjang semalam. Mereka berpikir jika telah terjadi sesuatu diantara mereka berdua meskipun pada kenyataannya tak ada yang terjadi sama sekali. Ya, Eric mengatakan pada Sherly jika dia sangat lelah sehingga harus menunda malam pertamanya.
"Sherly, bagaimana semalam? Apa Eric memberikan servis yang memuaskan?" Sammy menatap sang adik penuh rasa penasaran. Senyum menggoda menghiasi bibirnya.
Sherly menggeleng. "Tak ada yang terjadi semalam. Aku dan Eric tak melakukan apapun. Dia bilang sangat lelah, sehingga menunda malam pertama kita." Jawabnya sedikit kecewa.
Kini semua mata mengarah pada Eric. "Aduh, bukan begitu. Aku tau jika Sherly masih belum sepenuhnya siap, makanya aku bilang padanya jika lelah dan mengajaknya melakukan lain waktu."
"Tapi aku tidak pernah mengatakan jika aku keberatan!!" Sherly menyela cepat. Dia menatap Eric dengan pandangan dingin. "Atau memang kau sendiri yang tak pernah menginginkan malam pertama denganku?!"
Skakmat..
Pertanyaan Sherly membuat Eric bungkam dan tak bisa bicara apa-apa. Dia benar-benar bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan Sherly. "Aku~"
"Sherly, cukup!! Mempermalukan suamimu di depan yang lain, dia adalah anggota baru di keluarga kita jadi jangan membuatnya tidak nyaman karena sikapmu!!" Sahut Nyonya Bianca menyela ucapan putrinya.
Semua mata kini tertuju pada Ibu tiga anak itu. Mereka bertanya-tanya kenapa Nyonya Bianca sangat membela menantunya, tetapi wajar juga, mungkin dia ingin membuat Eric merasa nyaman dengan lingkungan barunya.
Trang...
Perhatian semua mata kini tertuju pada Ken yang tiba-tiba meletakkan sendok dan garpunya. Lelaki itu terlihat bangkit dari kursinya. "Aku sudah selesai," ucapnya dan pergi begitu saja. Ken sama sekali belum menyentuh makanannya yang ada di piringnya meskipun ia telah memegang sendok dan garpunya.
Tidak ada yang merasa heran dengan sikap Ken yang seperti itu, dia memang terkenal sangat dingin dan tak suka berada di lingkungan yang ramai.
Sebenarnya alasan Ken meninggalkan meja makan karena dia terlalu malas mendengar perdebatan dan obrolan-obrolan tidak penting tersebut. Mereka sedang berada di meja makan, tidak seharusnya membahas hal-hal kotor seperti tentang malam pertama.
"Ada apa dengan dia, benar-benar tidak memiliki sopan santun!!" Komentar Erik melihat kepergian Ken dari meja makan.
"Bukannya tidak memiliki sopan santun, dia memang seperti itu. Jadi aku harap kau bisa terbiasa dengan sikapnya!!" Sahut seorang laki-laki yang duduk disamping Sammy, Sean. Kakak pertama Sherly.
"Tapi tetap saja, sikapnya itu tidaklah pantas!!"
Eric terus terang tidak suka pada Ken. Sikap dingin dan arogannya itu membuatnya muak, dan dia menyesal kenapa orang seperti itu harus hadir di keluarga ini?!
Dan entah firasatnya saja atau bukan, jika sebenarnya Ken memiliki perasaan pada Sherly. Melihat cara Ken memandang Sherly memunculkan sebuah spekulasi jika sebenarnya dia memang menaruh hati pada gadis itu.
"Sudah-sudah, ini adalah meja makan. Sebaiknya kalian tidak usah berdebat lagi. Ayo cepat makan sebelum makanannya semakin dingin." Tuan William menengahi perdebatan mereka
.
.
"Ric, Kau mau ke mana?" Tanya Sherly melihat Eric siap-siap untuk pergi.
Eric kemudian menoleh seraya tersenyum pada istrinya. Dengan lembut dia mengecup kening Sherly. "Mama, dia memintaku untuk mengantarkannya berbelanja. Dia bilang bahan makanan di kulkas sudah semakin menipis. Jadi dia meminta tolong padaku," jawab Eric.
"Tidak biasanya Mama meminta tolong pada orang lain,"
"Tapi aku kan bukan orang lain," Eric menyela ucapan Sherly. "Aku adalah menantu kesayangannya, Jadi wajar dong jika mama meminta tolong padaku. Ya sudah aku pergi dulu, Mama pasti sudah menungguku."
Sherly menatap kepergian suaminya dengan gamang. Entah kenapa dia semakin merasa jika ada yang tidak beres antara Ibu dan suaminya.
Seorang menantu memang sudah seharusnya bersikap baik kepada mertuanya. Tetapi sikap Eric pada ibunya Sherly rasa benar-benar tidak pantas. Lagi pula di rumah ini masih banyak orang lain, bukankah lebih pantas jika ibunya mengajak Maria untuk pergi berbelanja. Lalu kenapa harus Eric?!
"Sepertinya ibu dan suamimu sangat dekat," seseorang berbicara di belakang Sherly. Contoh Gadis itu menoleh dan mendapati Ken berjalan menghampirinya.
"Paman," seru Sherly lalu menarik sudut bibirnya. Sherly mengangguk. "Ya, mereka berdua memang dekat. Dan orang yang memperkenalkan aku pada hari pertama kali adalah mama. Mama bilang dia adalah putra dari sahabatnya,"
"Hm, begitukah? Wajar saja mereka sangat dekat, tapi aku rasa kedekatan mereka sangat berlebihan," ucap Ken menimpali. "Sebaiknya jangan terlalu lama di luar, cuaca hari ini sedang tidak bersahabat. Sebaiknya kau segera masuk," ucap Ken dan pergi begitu saja.
Sherly tidak beranjak satu inchi pun dari tempatnya berdiri saat ini. Entah apa yang sebenarnya dia pikirkan, begitu banyak hal yang mengganggu pikirannya.
"Tapi aku rasa kedekatan mereka sangat berlebihan,"
Ucapan Ken tiba-tiba terngiang di kepalanya. Entah kenapa yang pria itu katakan begitu mengganggu pikirannya. Semoga saja yang dia pikirkan tidaklah benar dan hanya prasangkanya saja.
"Ada apa denganku, kenapa aku bisa berpikir yang tidak-tidak tentang mereka." Sherly menepis pikiran buruknya tentang ibu dan suaminya. Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri jika tidak ada yang salah pada kedekatan mereka berdua, meskipun sebenarnya di dalam dadanya bergejolak hebat.
-
-
Des*han demi Des*han keluar dari bibir merah wanita itu ketika pria itu mencumbunya dengan keras. Tubuh mereka menyatu sempurna tanpa sehelai benang pun yang menjadi batasannya.
Si wanita meremas rambut pria yang tengah mendominasinya itu dengan kuat, Dia benar-benar memberikan kenikmatan yang lama tak pernah lagi dia rasakan. Rasanya wanita itu seperti diterbangkan ke atas awan ketika lelaki di atasnya menusukkan sosis beruratnya semakin dalam dengan tempo yang cepat.
"Aaahhhhh..."
Des*han keluar dari bibir wanita itu untuk kesekian kalinya. Meskipun usianya masih sangat muda, tetapi lelaki ini begitu pandai dan tahu bagaimana cara untuk memuaskannya.
"Apa kau menikmatinya?" Tanya si pria sambil tersenyum miring.
"Ya, aku sangat menikmatinya, Eric. Kau benar-benar sangat luar biasa. Dan jangan berhenti sebelum membuatku puas!! Aku ingin kau melakukannya lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi, karena ini benar-benar nikmat!!"
Lelaki itu, Eric. Tersenyum lebar. "Tentu saja, aku juga harus memuaskanku, Mama!!"
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
omegat jgn smp Eric nyentuh Sherly amit" bekasan mamanya
2023-01-02
2
Ana Ana
mudah2an Sherly tahu smuanya sebelum menyerahkan mahkotanya pada eric
2023-01-01
0
Iya Bohang
kisahnya viral 😂😂😂 sampe gak tahan di bully se-Indonesia
2022-12-31
1