"Ric, aku mau pergi ke mall untuk membeli beberapa barang. Bisakah kau mengantar dan menemaniku?"
Eric lantas menoleh setelah mendengar ajakan Sherly. Eric mendesah berat. "Sayang, sebenarnya aku ingin sekali mengantar dan menemanimu berbelanja. Tapi sayangnya aku sudah lebih dulu janji untuk mengantar Mama ke Busan. Dia bilang ada acara disana dan minta supaya aku yang mengantarkannya."
"Kenapa harus kamu?!" Sherly menyela ucapan Eric. "Bukankah masih ada sopir yang bisa mengantarkan dia, tidak harus kamu juga!! Lagi pula yang istrimu sebenarnya siapa, aku atau dia?! Kenapa ketika aku membutuhkanmu, kau selalu saja sibuk. Tetapi ketika dia yang memintanya, kau selalu siap!!"
Eric meraih tangan Sherly dan menggenggamnya."Sayang, bukan begitu. Kau dengarkan dulu penjelasanku. Mamamu adalah mamaku juga, dan sudah selayaknya sebagai seorang putra aku memenuhi permintaannya!!"
Sherly menyentak tangan Eric dan menatap suaminya itu dengan tajam. "Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua, hubungan seperti apa yang kalian miliki sebenarnya. Atau mungkin kalian hanya menjadikanku sebagai tumb*l dengan kedok pernikahan?!"
"Sherly, jaga bicaramu!!"
PLAKK...
Sherly menahan tangan Eric ketika hendak menamparnya dan menghempaskannya dengan kasar. "Jangan pernah mengangkat tanganmu padaku, apalagi untuk menyakiti fisikku. Karena aku tak akan segan-segan untuk untuk mematahkan lenganmu!!"
Hubungan yang seharusnya sedang harmonis harmonisnya, justru berjalan seperti siang dan malam. Sherly benar-benar tak mengerti, ia merasa jika semakin lama kedekatan mereka berdua semakin mencurigakan saja. Dan Sherly berharap semoga yang dia pikirkan tidaklah benar.
"Sherly, kau~"
Tanpa menghiraukan Eric, Sherly meninggalkan kamarnya begitu saja. Dia sudah terlalu malas untuk berdebat dengan suaminya tersebut. Lebih baik dia pergi keluar untuk mencari udara segar.
-
-
"Ken, kau kah itu?"
Ken mengangkat wajahnya mendengar seseorang memanggilnya. Alis Ken terangkat sebelah melihat siapa yang berjalan menghampirinya. "Oh, ayolah kawan. Jangan bilang jika kau melupakanku," ucap orang itu kecewa. "Ini aku, Ramon. Kim Ramon."
"Oh, kau rupanya. Pantas saja aku tidak mengenalimu. Dulu tubuhmu seperti sapu lidi dan sekarang mirip tong air,"
Ramon mempoutkan bibirnya mendengar ucapan Ken. "Dasar jahat. Kenapa lidahmu itu tidak pernah berubah. Tetap saja pedas dan menyebalkan!!"
"Hn,"
Kemudian Ramon duduk disebelah Ken."Ngomong-ngomong kapan kau tiba di Korea?" Tanya Ramon sambil mengambil minuman yang disodorkan oleh bartender padanya lalu menyeruputnya sedikit.
"Minggu lalu. Putri dari kakak iparku menikah, jadi aku datang untuk menghadirinya." Jawab Ken.
"Oya, aku baru ingat jika Kakakmu menikahi duda tiga anak. Dia putra dan seorang putri. Dan aku dengar jika putri dari kakak iparmu itu sangat cantik. Tapi sayang sekali dia sudah menikah, jika belum aku pasti memintamu untuk mencomblangkan kami berdua."
Ken tak memberikan tanggapan apapun dan hanya menatap datar pada teman lamanya itu. Lagi pula siapa yang mau mencomblangkannya dengan Sherly. Jika saja Gadis itu masih sendiri, Ken pun bersedia untuk mengencaninya.
Bohong jika Ken tak tertarik apalagi jatuh hati pada Sherly, kecantikan dan pesonanya begitu luar biasa. Dan pria mana yang tak akan terpesona ketika melihat paras cantiknya.
Ramon kemudian menyapukan pandangannya. Matanya memicing melihat seorang perempuan cantik yang wajahnya tidak begitu asing. "Tunggu dulu, Ken bukankah itu gadis yang aku lihat di laptopmu."
Sontak Ken pun menoleh mengikuti arah tunjuk Ramon. Mata Ken sedikit membelalak melihat orang yang dimaksud oleh temannya itu.
"Sherly, apa yang sedang dia lakukan disini?!"
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
moga kebusukan Eric segera terbongkar
2023-01-02
1
Ros Sita
hahaha sepertinya Ken punya rasa sama Sherly ..
2023-01-01
0
Ros Sita
cihh najis tralala lo eric😠
2023-01-01
0