Episode 4

"Hah? Cuma gara-gara itu?" Anto seketika melongo. Ia tak habis pikir dengan tingkah Lulu.

"Iya. Eh tapi beneran pernah ditolak Lulu terus nangis-nangis gak sih?" Tanya Sukma yang penasaran dengan omongan Lulu siang tadi.

"Ya enggak lah. Pas dulu dia masih karyawan baru emang pada heboh. Emang cantik sih tapi sombong." Jelas Anto.

"Berarti kalo gak sombong mau dong?" Tanya Sukma lagi dengan ekspresi kesal. " Dasar cowok dimana aja sama. Liat yang bening aja langsung nyantol." Sambung Sukma yang semakin kesal dengan bibir manyunnya.

Anto pun seketika bersorak dalam hatinya. Perlakuan Sukma yang berubah drastis tadi siang membuatnya benar-benar galau. Bahkan sampai berpikir apakah perkataan Lulu itu benar. Namun melihat pacarnya menampakkan ciri-ciri cemburu, ia pun merasa lega. Padahal Sukma hanya kesal dengan tingkah Lulu yang berlebihan. Selain suka berbohong kalau semua lelaki jatuh cinta padanya, Lulu juga suka mengadu domba antar sesama karyawan. Apalagi kalau ada yang pacaran, maka semakin gencar ia akan mengganggunya hanya sekedar untuk pengakuan bahwa tidak ada lelaki yang bisa menolaknya.

"Enggak yang, aku gak suka yang terlalu mulus. Perawatan nya mahal. Aku sukanya kamu, apa adanya aja cantik apalagi kalo aku rawat." Ucap Anto sambil menaik turunkan alisnya.

"Dih gombal. Awas loh Lulu chat ngajak jalan ntar gak bisa nolak."

"Udah kali yang.. kan tadi aku bilang dia ngajak jalan hari Minggu. Nih kamu baca aja." Anto memberikan ponsel nya pada Sukma.

...Lulu : "Anto gue serius loh, gue kasian sama lo dibohongin mulu sama pacar. Dia tuh suka tebar pesona tau. Apalagi kalo ada yang naksir gue, langsung sok cari perhatian gitu. ya?ya? Hari Minggu ini gue free. Temenin gue ke mall yuk?...

"Loh bukannya kebalik ya? Perasaan dia yang gatel. Apalagi kalo ada tamu ngasih gue duit, langsung kebakaran jenggot dia. Gak mau kalah saing.Oiya ini gak dibales? Apa udah dibales tapi udah kamu hapus?" Omel Sukma setelah membaca pesan itu dan langsung mengembalikan ponsel tersebut.

Anto senyum-senyum, ia semakin yakin jika pacarnya kini sedang cemburu. Anto senang karena berarti Sukma masih mencintainya dan tak ingin kehilangannya. Walaupun dari tadi siang sikap Sukma terkesan dingin dan cuek tapi nyatanya kini Sukma sedang cemburu.

" Malah senyum-senyum gak jelas. Kesambet ntar." Tegur Sukma yang melihat gelagat aneh Anto.

"Aku setia yang. Kan aku udah bilang mau ajak kamu nikah tahun depan."

"Hah? Nikah? Lo aja kali, jangan ajak gue. Udah ah sana pulang... Entar kemalaman nyampe rumah."

"Kiss yang?"

"Nih kiss." Sukma mengepalkan tangannya siap meninju Anto.

"Ampuun yang... " Seketika Anto ngacir meninggalkan Sukma dengan kepalan tangannya.

*

*

*

Pagi yang cerah, pekerjaan yang lancar. Semua sempurna di pagi ini. Sukma kini tengah duduk bersantai karena pekerjaannya sudah selesai. Ia hanya tinggal menunggu jika ada pengunjung fitness yang datang. Namun waktu bersantai nya di gagalkan oleh seseorang yang tidak ingin ia temui lagi. Hendi, mantan Sukma setelah putus dari Anto. Saat Sukma tengah cemburu dengan Anto karena hasutan Lulu, Hendi pun semakin gencar mendekati Sukma hingga setelah putus ia langsung menerima Hendi sebagai pacarnya tanpa tahu maksud sebenarnya mengajaknya berpacaran.

"Neng, apa kabar? Makin cantik aja neng." Sapa Hendi dengan lembutnya dan senyuman maut yang begitu manis.

Sukma yang melihat Hendi merasa jengah, ia memutar bola matanya dan menghembuskan nafas dengan kasar. " Aduh gue lupa kalo masih ada playboy cap tikus ini." Gerutunya dalam hati.

Ia seketika membuka file2 laporan di komputer kerjanya supaya terlihat sedang sibuk bekerja di hadapan Hendi.

"Neng kok diem aja? Belum sarapan ya? Apa lagi sibuk? Sibuk apa sih neng sampai cuekin aa gitu?" Sambung Hendi yang tak mendapatkan sambutan dari Sukma.

"Ada perlu apa ya masuk keruangan ini?" Tanya Sukma ketus tanpa melihat lawan bicaranya dengan masih mengklik file yang pura-pura akan dikerjakannya.

"Pengen liat kamu lah neng. Aa kangen." Ucap Hendi yang kini tengah berada dihadapan Sukma.

"Anda sekarang lagi jam kerja?" Tanya Sukma lagi masih dengan nada ketus.

"Iya neng. Duh kok panggilnya gitu neng? Aa dong neng. Formal amat pake anda-anda segala. Biasanya juga Aa." Hendi masih berusaha bersikap manis dan berucap lembut.

"Kalau lagi jam kerja silahkan lanjutkan pekerjaan anda. Saya juga sedang sibuk bekerja. Tolong jadilah karyawan yang produktif! Jangan jadi beban perusahaan." Ucapan Sukma kali ini membuat Hendi terkisap.

"Dih galak amat sih neng. Nanti cantiknya luntur loh." Timpal Hendi.

Sukma tak menanggapi, ia masih mengutak-atik komputernya supaya terlihat sibuk di mata Hendi. Hendi yang tak mendapat sambutan baik dari Sukma memilih berlalu, ia kembali ke area kerjanya dengan hati kesal. " Sok cakep bener nih cewek. Kalo bukan karena taruhan juga gue ogah." Umpatnya dalam hati.

Setelah kepergian Hendi, Sukma bernafas lega. Kini beban pikirannya bertambah. Belum ia mengurusi Lulu yang menyebalkan sekarang ditambah playboy Hendi yang harus dia tumbangkan.

"Aduh, gini amat hidup gue? Kenapa dulu gue betah ya kerja disini? Tapi memang gajinya lumayan sih, kerjanya gak capek, terus sering dikasih duit sama tamu hotel. Cuma karyawannya aja emang pada rada-rada gak waras." Gerutu Sukma. Ia menutup file laporan yang tadi seolah dikerjakannya di depan Hendi. Ia menyandarkan punggungnya di kursi kerja. Pikirannya menerawang. Di kehidupan keduanya ini ia tak ingin ada penyesalan lagi. Selain dari segi percintaan dengan para mantan, ia juga ingin kehidupannya beberapa tahun mendatang berubah lebih baik. Setelah mengalami time traveler, ia ingin lebih mempersiapkan masa depannya. Apalagi misalnya nanti ia menikah dan kembali memiliki anak, ia ingin kehidupannya lebih terjamin. Ia ingin membahagikan dan mencukupi semua kebutuhan anaknya. Penyesalan akan Rania lah yang membuatnya berpikir begitu. Sukma merasa tak bisa menjadi ibu yang baik, tak dapat memberikan gizi yang cukup dan tak dapat melindungi anak kesayangannya itu.

"Nak, mama janji akan berusaha keras menabung dan cari kerja yang lebih baik. Jadi nanti saat kamu lahir di dunia ini, mama bisa mencukupi kebutuhan mu." Ucap Sukma lirih sambil mengelus perut ratanya.

Tak lama, seorang tamu langganan menginap di hotel itu masuk ke ruang fitness.

"Hai Sukma apa kabar?" Sapa nya pada Sukma sambil mengulurkan tangannya.

"Baik pak. Bapak apa kabar?" Balas Sukma lalu menyalami tamu tersebut.

"Baik. Nih ada oleh-oleh buat kamu." Ucap tamu itu dan memberikan sebuah paper bag yang cukup besar.

"Wah terimakasih pak." Ucap Sukma menerima paper bag itu dengan wajah berbinar.

"Gak usah bilang yang lain, nanti pada iri. Soalnya saya cuma bawa oleh-oleh satu. Rejeki siapa yang bertugas saat ini. Ya sudah, saya naik ke kamar dulu ya Sukma. Semangat kerja nya." Ucap tamu itu setelah melihat Sukma mengangguk. Kemudian berlalu menuju kamarnya menggunakan lift.

Sukma yang penasaran lalu membuka paper bag itu. "Wah isinya camilan, tas sama kotak? Kotak apa ini? Cantik banget kotaknya." Ucapnya dengan senyum bahagia. Ia mulai membuka kotak oleh-oleh tersebut. Ia sedikit kecewa karena isinya sepasang sepatu berwarna putih. Bukan meragukan kualitas ataupun harganya melainkan warna dari sepatunya yang menurutnya cepat kotor saat dipakai.

" 38, pas banget ya ukurannya. Eh apa ini? Kotak lagi?" Sukma menemukan sebuah kotak lagi di dalam kotak sepatu yang ternyata isinya adalah jam tangan. Ketika ia akan mencoba sepatu tersebut, ia menemukan kotak kecil di masing-masing lubang sepatu itu. "Wah ini mah kayak berburu harta Karun. Kenapa harus dipisah-pisah sih kotanya?" Saat membuka dua kotak kecil itu ia pun melongo. Sebuah cincin manis di salah satu kotak dan sebuah kalung berliontin bulan di kotak satunya. Keduanya dipastikan terbuat dari emas kualitas bagus karena dalam kotak tersebut disertakan kwitansi berlogo toko emas tempat perhiasan tersebut dibeli dan juga deskripsi dari masing-masing barang.

Sukma yang tak percaya kemudian mengecek program komputer yang berisikan data-data tamu menginap. Itu digunakan oleh admin fitness untuk mengecek kebenaran data saat tamu hotel akan menggunakan fasilitas fitness. Setelah mengetahui tamu tersebut menginap di kamar berapa, Sukma kemudian menelpon ke kamar tersebut.

Tuut... Tuuut.....

"Halo.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!