Dengan kaki yang masih lemas, badan gemetar dan dada yang sesak, Sukma berusaha secepatnya pergi ke toilet. Bukan toilet umum hotel, namun ia memilih toilet terdekat, dimana bercampur dengan ruang ganti para tamu yang akan fitness. Disitu pula ada loker khusus tamu fitness.
Sukma mengunci bilik toilet. Ia kemudian menurunkan penutup closet dan mendudukinya. Ia bersandar lalu menutup matanya, mulai mengatur nafas dan mencoba rileks. Perlahan rasa sesak itu berkurang, kakinya yang semula lemas kini mulai bertenaga kembali. Ia mengambil tisu toilet dan menyeka sisa keringatnya yang tadi bercucuran.
"Aku kenapa setakut itu sama Doni? Ini kan masa lalu, kami belum menikah dan juga pasti belum punya anak. Tapi kalo liat dia..." Sukma pun langsung teringat betapa kejamnya Doni saat itu. Seketika ia bergidik ngeri. "Hii.. serem ah. Sebaiknya aku menghindarinya." Ucap Sukma kemudian.
Setelah 20 menit berada di toilet, Sukma pun keluar, berjalan perlahan sampai dibelakang meja admin fitness. ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari keberadaan Doni. Lalu pandangannya terfokus ke seberang kaca pada area concierge. Saat dirasa aman, ia melangkah kembali ke meja kerjanya. Disitu ada Lulu yang sedang menambal lipstik di bibirnya.
"Lu, sorry ya tadi pas lu dateng gue langsung ngacir. Biasa, panggilan alam. Udah nahan lama gue." Sukma memberi alasan terkait dirinya yang tadi ke toilet.
"Hmmm.. " jawab Lulu yang masih sibuk dengan cerminnya. Ia kini mulai menyisir rambut panjangnya untuk kemudian di sanggul. Karena memang peraturan kerja nya bagi perempuan yang berambut panjang wajib di sanggul rapih.
Sukma yang mendengar jawaban Lulu hanya bisa diam lalu duduk kembali di kursi kerjanya. Sukma kemudian melanjutkan pekerjaannya, membuat laporan harian lalu kembali mengecek form registrasi kunjungan tamu fitness hari ini. Ia juga menghitung pendapatan dan memisahkan dengan uang kembalian lalu memberikan uang stok kembalian tersebut pada Lulu untuk dihitung kembali sehingga tidak ada kesalahpahaman apabila terjadi kekurangan dalam uang kembalian.
"Nih lima ratus ribu ya." Ucap Sukma sambil menyerahkan uang kembalian pada Lulu.
Lulu menerimanya, lalu menghitungnya. Setelah selesai menghitung, Lulu manggut-manggut "pas." Ucap Lulu sambil menyeruput jus mangga yang terletak di meja kerja mereka.
Sukma yang melihatnya lalu teringat akan jus pemberian dari Anto yang kini masih berstatus pacarnya.
"Lu liat jus gue gak?" Tanya Sukma sambil mengecek ke berbagai sudut ruang kerjanya.
"Ya gak tau lah." Jawab Lulu datar.
"Itu yang lu minum dari mana?" Tanya Sukma lagi
" Di meja."
"Ya berarti punya gue. Kenapa maen minum aja sih bukannya nanya dulu." Sukma mendengus kesal dengan sikap partner kerjanya itu.
"Gue kira dapet katering." Balas Lulu yang tak merasa bersalah.
"Yaelah Lu, sejak kapan katering dapet jus?"
"Yaelah cuman jus doang ma. Gue ganti sih paling juga berapa." Elak Lulu kemudian menyeruput sisa jus di cup itu sampai tandas.
"Itu dari Anto tau."
"Ukhukk..uhukk.." Lulu yang mendengar itu seketika tersedak. Ia memukul-mukul pangkal tenggorokan nya guna melegakan tenggorokan nya. "Sorry ma gue gak tau. Ntar gue minta Anto beliin lu yang baru deh." Sambung Lulu.
"What?" Sukma yang mendengar perkataan Lulu pun tak habis pikir. "Ini yang pacarnya siapa sih?"
"Biasa aja kali.. Lo kan tau kalo semua karyawan di hotel ini pernah naksir gue. Gue nya aja yang gak mau, gak level. Ya termasuk Anto lah, pernah bilang suka sama gue. Sampe nangis-nangis tuh gue tolak." Jawab Lulu dengan angkuhnya.
Bukan tanpa alasan Lulu bicara seperti itu. Karena Lulu memang sosok gadis yang cantik, kulit mulus bagai porselen, rambut panjang lurus yang hitam, badan seksi walau tingginya standar negeri kita. Banyak orang yang bilang mirip artis Julia Est**. Membuat Lulu menjadi primadona baik oleh karyawan maupun tamu-tamu hotel. Tak jarang ia mendapat hadiah atau sekedar uang saku dari tamu yang naksir dengannya. Namun sifatnya yang congkak dan pelit itu membuat karyawan wanita tak suka dengannya. Belum lagi dengan barang yang dikenakannya yang berlebihan bagi karyawan hotel pada umumnya membuat para staff hrd geleng-geleng kepala.
Dulu Sukma segan dengan seniornya itu. Namun setelah melalui masa depan dan kini kembali ke masa lalu, Sukma tahu dengan jelas siapa Lulu sebenarnya. " Iya sih yang sugar baby nya koh Beny. Mana level sama cowok gaji receh." Batin Sukma.
"Gimana kabar koh Beny, Lulu? Masih sering check-in di hotel sebelah? Tanya Sukma.
Lulu pun seketika kaget sampai lukisan alis yang ia ukir dengan hati-hati pun memanjang sampai bagian pelipisnya.
"Ma..maksud lo?"
"Ya gitu deh" jawab Sukma sambil mengedipkan sebelah matanya. "Eh ini kerjaan gue udah beres ya, gue siap-siap pulang dulu."
"Maksud lo apa tadi? Lo mau ngancem gue?"
"Kalo menurut lo gitu ya terserah. Kalo lo gak usik gue, ya gue juga." Kemudian Sukma mengambil tas nya dan berlalu meninggalkan Lulu. Tak lupa ia melambaikan tangannya, lalu menyambar kotak katering yang belum sempat ia makan. "Makanya jangan maen samber rejeki orang." Batin Sukma sambil berjalan menuruni anak tangga menuju finger print.
"Kurang ajar lo ya. Liat aja nanti, gue tinggal gak usik lo aja kan. Tapi kalo Anto boleh doong.." umpat Lulu lalu kembali melanjutkan berdandan. "Astaga Sukma! Alis gue jadi berantakan kan."
Sukma menaiki angkot yang akan membawanya ke kontrakan tempat tinggalnya10 tahun yang akan datang untuk sekedar memastikan. Wajah yang kembali muda nan mulus, badan yang kembali langsing, tempat kerja, tanggal hari itu serta barang-barang miliknya 10 tahun yang lalu seharusnya sudah cukup membuat Sukma yakin akan kenyataan bahwa ia memang kembali ke masa lalu. Namun pikirannya yang masih dibayangi wajah Rania membuat Sukma ingin lebih memastikannya.
Setelah 25 menit berkendara, Sukma turun dari angkot dan mulai berjalan menuju kontrakan. Sekitar 10 menit ia pun sampai. Suasana kontrakan agak berbeda dari ingatannya. Masih batu bata dan terdapat tanah kosong di sebelahnya. Sukma kembali mengingat kontrakan mana tempat ia tinggal, karena 10 tahun kedepan area itu adalah kawasan kontrakan padat. Ada sekitar 40 pintu. Namun sekarang hanya ada 5 pintu saja.
"Harusnya kan disini. Tapi ini masih jadi kebon. Berarti beneran aku balik ke jaman dulu? Terus anakku gimana?" Ucap Sukma. Matanya mulai berkaca-kaca saat mengingat kembali Rania.
"Rania...maafin mama yang gak bisa jaga kamu." Sambung Sukma menangis sesenggukan sambil mengelus perut rata nya.
Setelah puas menangis, Sukma pun berniat akan pulang namun ia lupa dimana ia tinggal sekarang. Karena dulu ia sering pindah kosan setiap kali putus dengan mantan-mantan pacarnya. Ia pun mengeluarkan ponsel nya, lalu mendial satu nomor.
"Sebenernya males banget ketemu ni orang, tapi daripada aku bingung. Dia pasti tau lah aku sekarang tinggal dimana."
Selang setengah jam, Anto sampai dimana Sukma berada dengan mengendarai motor bebeknya.
"Sayang ngapain disini? Abis maen kerumah temen?" Tanya Anto.
"Gak papa, nyasar. Tolong anter pulang ya." Jawab Sukma asal. Tak ada niatan ia menjelaskan apa yang dialaminya hari ini pada sang kekasih. Lagi pula seingat Sukma mereka hanya berpacaran 4 bulan, lalu Sukma akan pacaran dengan karyawan hotel bagian restoran.
"Ya udah yuk aku antar. Nih pake dulu helmnya." Anto memberikan helmnya pada Sukma. Anto hanya membawa 1 helm karena kosan yang Sukma tinggali sekarang berada dibelakang gedung hotel tempat mereka bekerja. Jalan yang dilalui pun dengan masuk gang sempit muat 2 motor saja.
"Kamu tahu kan aku sekarang tinggal dimana?" Tanya Sukma memastikan.
"Tahu lah sayang, kan kemaren juga aku anter kamu. Masa udah lupa." Jawab Anto lalu menarik perlahan tangan Sukma yang telah naik motor agar berpegangan pada pinggang nya. Sukma sebenarnya enggan, tapi mau bagaimana lagi ia yang butuh diantar.
Selama perjalanan, tidak ada obrolan antara keduanya. Sukma yang masih tenggelam dalam kesedihannya dan Anto yang sedang memikirkan sesuatu.
Setelah cukup lama berkendara, mereka tiba di kos khusus putri yang ternyata letaknya tidak jauh dari hotel tempat mereka bekerja.
"Oh ternyata aku masih tinggal disini." Batin Sukma kemudian ia berlalu masuk ke kosan tersebut. Anto lalu mengikuti langkah Sukma. Sukma yang merasa Anto mengikutinya pun menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Anto. " Mau ngapain?"
"Masuk." Jawan Anto.
"Emang biasanya boleh masuk?" Tanya Sukma lagi
"Enggak." Jawab Anto lagi sambil menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa mau masuk?"
"Mau ambil helm sayang. Tuh masih nyangkut di kepalamu" jelas Anto menunjuk helm di kepala Sukma.
"Astaga, bukannya ingetin dari tadi." Sukma lalu melepas helm dan memberikannya ke Anto "nih, makasih ya."
Anto menerimanya lalu berucap " sama-sama yang. Oiya kamu ada masalah apa sama Lulu? Kok tadi tiba-tiba dia nyariin aku terus ngajak jalan hari minggu."
Sukma terdiam, ia bermonolog " wah wah, si cewek gatel udah mulai beraksi tuh. Tapi biarin lah toh aku yang sekarang gak suka sama Anto. Oiya seingat ku, aku putus sama dia dan mantan-mantan yang lain juga karena Lulu. Emang gatel tuh anak. Awas aja nanti gue kerjain. Sekarang kan gue udah tau kartu as nya."
"Yang? Kok malah bengong?" tanya Anto kemudian.
"Kalo mau ya udah sana jalan. Anak hotel mah siapa yang bisa nolak kalo diajak jalan sama dia?" jawab Sukma tanpa beban.
"Aku."
"Hah? Tapi tau darimana aku ada masalah sama dia? tanya Sukma lagi.
"Dia tadi bilang...
Flash back Anto
Lulu menyeting Handy Talkie ke chanel khusus teknisi. Ia memanggil Anto untuk datang ke area fitness. Tak lama, Anto datang dan menanyakan perihal keperluan Lulu.
" Ada masalah apa Lu?" Tanya Anto
"Oh gak ada kok. Gue cuma mau kasih tau kalo cewek lo itu gak bener. Tadi aja gue liat dia sama Doni deket bener kayak mau..." Lulu sengaja menggantung ucapannya.
Anto yang mendengarnya pun terdiam, walaupun belum lama pacaran, ia tahu betul kalau Sukma tipe wanita baik-baik.
" Lo gak percaya sama gue? Gini aja deh, dari pada lo sama Sukma yang biasa-biasa aja mendingan lu jalan sama gue. Mumpung gue lagi baik nih." Goda Lulu pada Anto.
"Kalo gak ada masalah kerjaan, gue pergi ya." Anto pun berlalu meninggalkan Lulu tanpa respon apapun.
Flashback off
"Oh paling dia kesel gara-gara jus dari kamu." Jawab Sukma
" Emang kenapa yang? Dia mau jus nya? Apa gimana?"
"Dia tiba-tiba aja minum jusnya pas aku ke toilet. Aku tegur malah ngambek. Bilang kamu pernah ditolak dia." Jelas Sukma.
"Hah? Cuma gara-gara itu?" Anto seketika melongo. Ia tak habis pikir dengan Lulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments