“Hm!”Mei berusaha untuk melepaskan dirinya dari dekapan seseorang yang kini membawanya kelorong belakang sekolah.
“Siapa pria ini?”benak Mei, menebak dari semua yang didapatnya. Jika wanita, bagaimana bisa memiliki kekuatan besar untuk membungkamnya bahkan dengan cepat menyeretnya tanpa bantuan apa pun.
Mei terus berusaha untuk melepaskan dirinya, tapi sayang kekuatan dan tenaganya telah terkuras dengan cepat, yeah karena luka yang didapatnya masih belum sembuh, maka wajar ia menjadi lemah seperti ini.
Dengan mengikuti kemana ia dibawa, Mei hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Hingga mereka tiba disebuah ruangan yang asing untuk Mei sendiri.
Huh~
Hembusan nafas yang terdengar didekat Mei, membuatnya membalikkan tubuh dan melihat siapa yang dari tadi menariknya.
Melihat seseorang yang berdiri didepan. Mei langsung berbinar seketika, ia bahkan tersenyum dengan bibir merah ranum miliknya. siapa sangka ia bertemu dengan pembunuh waktu itu.
“Akhirnya aku menemukanmu...aku yakin kau akan membunuhku disini kan?”ucap Mei bahagia, ia berdiri tepat didekat Pria yang dianggap Mei sebagai Pembunuh.
Sebuah kerutan terdapat diraut sang Pria, ia menyentil jidat Mei dengan keras membuat Mei mengaduh kesakitan.
“Aduh!”
Mei mengusap jidatnya untuk membantu menghilangkan rasa sakit. Ia melihat sekelilingnya. kini ia berada disebuah halaman asing tapi ia tahu ini masih didekat sekolah.
“Hei!”panggil Pria dengan nada tenang, membuat Mei langsung mengalihkan pandangannya kepada Pria yang kini berdiri dengan memainkan pisau kecil ditangan.
“Kamu, Mei bukan?”tanya Pria itu,Mei mengangguk sebagai jawaban. Ia tak melihat wajah Pria didepannya, melainkan pisau yang dimainkan oleh jari-jari jejang milik Pria itu.
“Kamu ingin aku membunuhmu bukan?”tanya Pria itu lagi dan Mei mengangguk. Membuat Pria itu menghentikan Permainan pisau ditangannya. Ia mendekat kearah Mei lalu mundur untuk memindai.
Mei yang diperhatikan menjadi sedikit salah tingkah, tapi ia dengan cepat tersenyum dan membiarkan Pria itu memindai dirinya.
“Apa keuntunganku membunuh orang seperti mu ini?”Pria asing itu melangkah menjauh dan mengalihkan perhatiannya memandang langit yang terang.
Mei yang mendengar ucapan itu langsung membantahnya. “Kamu tidak akan melihatku lagi..dan aku tak akan mencarimu.”ucap Mei asal, apa yang ada ia pikirkan langsung terucap olehnya.
“Tak mencariku? Sejak kapan kau mencariku, huh kemarin saja aku tak melihatmu, sungguh kah ucapan mu itu,”Pria itu tertawa setelah berbicara. Membuat Mei memayunkan bibir karena merasa dihina. Melihat Mei memayunkan bibir,Pria itu memandang Mei dengan menatap aneh.
“Kamu sekolah disini?”tanya sang Pria. Mei menjawab dengan anggukkannya.
Pria itu kembali mendekat dan menundukkan sedikit kepalanya untuk melihat raut wajah Mei yang cemberut.
“Baik! Aku akan membunuhmu. Tetapi, kamu harus merahasiakan apa yang telah ku perbuat.”ucapnya santai. Mei yang mendengar sedikit mengerti. Tetapi,ada rasa penasaran dalam dirinya.
“Untuk apa aku merahasiakannya? Kan sudah ku bilang, bunuh aku maka rahasiamu akan tersimpan selamanya.” pendapat Mei dengan antusias, membuat Pria didepannya menjadi terdiam.
“Kamu benar, kalau aku membunuhmu kau akan diam selamanya. Tapi, aku ingin menikmati mainan yang ku dapatkan..bagaimana kalau, kamu menjadi pacarku,Mei?”ucap Pria itu lagi.
Mei sebenarnya tak terlalu berreaksi dengan perkataan awal dan tengah, tapi saat perkataan akhir terdengar ditelinganya, Membuat ia langsung memundurkan tubuhnya.
“Pacar?...”Tanyanya dan Pria didepan mengangguk. Mei langsung menyilangkan tangannya menunjukkan penolakkan.
“Aku tidak setuju! Nanti kau tak akan membunuhku. Aku tahu bahwa jika laki-laki telah jatuh cinta, maka ia tidak akan tega membunuh wanita yang dicintainya.”Mei mengangguk-mengangguk dengan ucapannya.
Pria asing yang mendengar ucapannya, seketika tertawa.“Apakah setiap orang pacaran harus saling mencintai? Hahaha aku tak seperti itu,aku membuat hubungan denganmu, agar kau sadar bahwa kau telah menjadi target untuk pembunuhanku.” Pria itu memainkan kembali pisaunya sambil menjelaskan apa yang ada ia pikirkan.
Mei mendengar ucapan Pria yang ada didepannya, seketika membinar. matanya seperti mendapatkan secercah cahaya yang luar biasa menyilaukan.
“Baiklah, aku setuju menjadi pacarmu. asal kau bersedia membunuhku.”ucap Mei dengan tangan yang terulur untuk memberikan salam persetujuan.
Pria asing itu tersenyum, “Bagus,aku setuju.” Setuju Pria itu dengan mengapai tangan Mei. Mereka berdua pun bersalaman, dan saling mendapat keuntungan masing-masing.
...°°°...
Mei saat ini tengah menyiapkan makan malam. Hatinya berbunga-bunga, Bukan karena cinta tapi karena telah menemukan tempat untuk bisa bunuh diri.
Mei tahu bahwa bunuh diri dengan dilakukan sendiri merupakan dosa besar, ia tak ingin itu. jadi ia memutuskan untuk meminta orang lain untuk membunuhnya.
Sejak kapan pikiran bunuh diri muncul darinya, tentu saja dari ia tersiksa disini. Hidup dengan ketenangan yang beralaskan kesiksaaan.
Memotong, mengupas. Mei membayangkan bagaimana nanti ia akan dibunuh oleh Pria asing itu. Huh tak sabar dirinya.
“Kakak Mei...Apakah semua telah siap?”tanya Mia yang baru saja masuk keruang dapur.Mei yang mendengar pertanyaan itu memalingkan tubuhnya, melihat kearah Mia berdiri.
“Iya..ini sisa supnya saja lagi, kau mau membawanya?”tanya Mei dengan nada bahagia.
“Aku tidak menyentuh peralatan piring atau apa itu Kakak, aku alergi dengan pekerjaan seperti pelayan ini. Jadi Maafkan aku, aku hanya ingin bertanya apa makanannya telah siap apa belum, karena sekarang aku akan pergi keluar bersama dengan pacarku.”ucap Mia dengan melengang pergi tanpa memperdulikan reaksi Mei yang mendengarnya.
Mei membinar mendengar kata Pacar. Yeah dia juga punya pacar yang akan membunuhnya. Ah~ inikah hal yang dirasakan oleh Mia. Apa Mia meminta untuk dibunuh juga oleh kekasihnya.
Memikirkannya membuat Mei semakin tidak sabar untuk dibunuh.
Plak
Tamparan bintang lima tertancap dipipi kanannya. Mei terkejut dengan hal itu, ia langsung menatap kearah siapa yang melayangkan tangan untuk menampar dirinya.
“KAMU INGIN MELAWAN!”suara yang tak asing lagi, ia adalah Ibu angkat Mei.
“Kamu ini kenapa? Bengong saat memasak. Cepatlah dan hidangkan semuanya. Setelah ini setrika pakaian adik-adikmu.”ucap Ibu Mei yang kemudian berlalu sama seperti putrinya.
Mei hanya bisa mengiyakan apa yang disuruh. Karena, hari ini ia lagi bahagia. lebih baik ia mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh sang Ibu.
Mei dengan cepat melakukan apa yang sudah diperintahkan oleh sang Ibu. Ia menghidangkan makan malam dimeja makan. Disana sudah ada sang Ayah, Ibu dan Adik Roy. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Saat hidangan itu tersaji, masing-masing dari mereka memakannya tanpa ada perbincangan, suasana dimeja makan tampak tenang seperti keluarga umumnya, ada kehangatan didalam sana.
Mei tentu tak ikut makan bersama. Karena, ia baru bisa makan setelah semua orang rumah makan. Jadi, saat ini yang ia lakukan adalah menyetrika pakaian yang tertumpuk didalam dua baki penuh.
...°°°...
Seorang pria baru saja mendapati mainan yang sangat unik untuknya. Ia mendapatkan seorang kekasih dan mengajaknya menari diatas pisau yang ada digenggamannya.
“Aku pikir ini akan bertahan lama. maafkan aku baby, mungkin kita hanya bisa bertahan selama 2 jam. Yeah kau memintaku berpacaran tadi sore...sekarang kau bisa tenang tanpa khawatir tentang perselingkuhan,”
Pria itu melepaskan hoodie hitam miliknya dan meninggalkan Kaos polos pada tubuhnya. Ia melangkah keluar gang dan melanjutkan sasarannya untuk mendapatkan mainan baru lagi.
“Sekarang main pacar-pacarannya diganti dengan permainan lain, yaitu petak umpet hehe.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments