bag. 5 Mulai Pentas

Kira-kira pukul 11.00, karena matahari yang terasa sangat terik, akhirnya kedua makhluk berbeda jenis itu mereka memutuskan untuk beristirahat berlatih. mereka berteduh di salah satu Saung yang biasa dijadikan panggung gendang penca. Surya Jaya menyandarkan tubuhnya ke dinding pagar sambil mengipasi dadanya yang terbuka, sedangkan peliharaannya sedang merebahkan tubuh, terlihat napasnya sangat memburu karena latihan yang begitu keras.

Hamidah yang tadi pulang dia pun sudah datang kembali dengan membawa makanan dan minuman, kemudian ditaruh di samping suaminya, lalu wanita itu mengambil sebagian buat peliharaannya kemudian ditaruh di samping sang babi.

"Istirahat dulu Gogi! nanti kamu lanjut latihan lagi," seru Hamidah sambil mengusap lembut punggung Ranti.

Babi itu hanya melirik sebentar, kemudian bangkit lalu mendekati ember air, dia langsung meneguk beberapa tegukan, tenggorokannya yang terasa kering mulai kembali segar.

"Pinter kamu Gogi..!" Puji Surya Jaya yang terlihat bangga dengan hewan peliharaannya.

"Yah emang bener Pintar hewan peliharaan kita Kang!" Timpal Hamidah sambil duduk di samping Surya Jaya.

"Iya kalau melihat kepintarannya kita tidak akan Butuh Waktu berbulan bulan untuk melakukan pertunjukan. rasanya minggu depan kita sudah bisa mulai mengamen," ujar Surya Jaya.

"Benar Kang, kita akan memulai pertunjukan di daerah mana?" tanya Hamidah sambil melirik ke arah sang suami.

"Jangan jauh-jauh dulu! kita mengadakan pertunjukan di kampung kita saja dulu, nanti kalau sukses baru kita ke kampung-kampung tetangga."

Akhirnya sepasang suami istri pun terus mengobrol membahas rencana-rencana pementasan sirkus babi mereka, didengarkan oleh hewan peliharaannya yang sesekali mengunyah makanan yang diberikan oleh Hamidah.

Hari itu keluarga Surya Jaya disibukkan dengan terus melatih hewan peliharaannya, agar hewan itu bisa lebih paham dengan apa yang mereka perintahkan, sehingga keunikannya bisa dijadikan penghasilan.

Hari kedua, Ranti dalam bentuk Babi ngepetnya. dia terus dilatih dengan tingkatan yang lebih sulit, sekarang dia harus bisa memahami ketukan kentongan dan bisa menulis, minimal menulis namanya. Ranti yang sebenarnya manusia, dia tidak kesusahan untuk melakukan semua yang diperintahkan oleh Surya Jaya.

Hari ketiga, Ranti sudah semakin mahir, membuat Surya Jaya dan Hamidah merasa bangga dengan pencapaian hewan peliharaannya, karena Gogi memang sangat pintar.

Hari keempat, babi beranting itu mulai paham dengan semua yang diajarkan oleh Surya Jaya, mulai dari duduk di kursi, mengambil kasur, makan dan mencuci piring, bahkan babi itu sudah pintar menulis, meski hanya menggunakan mulut.

Selesai latihan di hari ke-4, Surya Jaya yang ditemani Hamidah mereka duduk di saung panggung yang sudah lama tidak terpakai, sambil mengistirahatkan tubuh setelah seharian bekerja.

"Kayaknya kita nggak harus nunggu seminggu untuk melakukan pertunjukan sirkus babi kita," ujar Surya Jaya membuka pembicaraan.

"Maksudnya kang?" tanya Hamidah yang sedang duduk di samping babi, tangannya terus mengelus punduk hewan peliharaannya.

"Melihat kecerdasan si Gogi, Akang yakin besok kita sudah bisa melakukan pertunjukan," jelas Surya Jaya.

"Kenapa bisa yakin?"

"Karena semua yang akang sudah ajarkan, si Gogi sudah sangat paham. kita mau menunggu apalagi, kalau semuanya sudah bisa dipertunjukkan."

Mendengar jawaban suaminya, Hamidah pun menatap ke arah babi yang sedang memejamkan mata, namun meski matanya terpejam, babi itu tidak tertidur dia mendengarkan pembicaraan majikan.

"Gogi, kamu harus siap! besok kita akan mulai mencari uang, kita akan memamerkan kepintaranmu kepada orang-orang." ujar Hamidah membuat mata babi itu melirik sebentar ke arah orang yang berbicara, kemudian mata itu tertutup kembali.

Keesokan harinya, kira-kira pukul 02.00 siang, Surya Jaya yang sudah memberikan pengumuman bahwa siang itu dia akan mengadakan pertunjukan sirkus babi, membuat orang-orang berbondong-bondong mendatangi gelanggang adu babi miliknya. karena para warga kampung cipelang merasa penasaran dengan kata sirkus, karena biasanya binatang sirkus adalah harimau atau macan, bukan seekor babi.

Gelanggang adu babi yang biasa di gunakan untuk mengadukan babi dan anjing, sekarang dialihfungsikan menjadi pertunjukan sirkus. orang-orang sudah memadati area pagaran, untuk menyaksikan seekor babi yang menurut keterangan sangat aneh.

Setelah semua penonton berkumpul dan masuk ke area gelanggang, Surya Jaya pun masuk ke dalam pagaran yang terlihat ada kandang babi, membuat mata para penonton tertuju ke arahnya.

Trong! trong! trong!

Kentungan yang ada di tangan Surya Jaya pun dipukul, untuk menghentikan riuh penonton yang sedang bertanya tanya tentang kebenaran babi yang dimiliki oleh Surya Jaya, hingga para penonton pun terdiam seketika.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pada kesempatan kali ini saya akan mengadakan pertunjukan adu babi, namun adu babi yang sekarang kita tidak akan mengadukannya dengan anjing, tapi akan mengadukannya dengan kepintaran kita. untuk itu selamat menonton dan selamat menyaksikan!" pembukaan Surya Jaya sambil manggut memberi hormat kepada para penonton, disambut tepuk tangan yang sangat meriah.

Pawang babi itu berjalan mendekat ke arah kandang babi, dengan perlahan dia mulai membuka pintunya membuat para penonton menahan nafas, ingin segera mengetahui babi aneh yang mereka dengar.

"Ayo Gogi, keluar...!" ajak Surya Jaya sama hewan peliharaannya.

Ranti yang jantungnya sejak dari tadi berdebar, karena terus mendapat sorakan yang begitu meriah, Padahal dia masih berada di dalam kandang, membuat hatinya terasa minder, terasa malu ketika dipertontonkan seperti itu.

"Ayo Gogi keluar..!" ajak Surya Jaya untuk kedua kalinya, Karena hewan peliharaannya seperti enggan mengikuti perintah.

Mendapat seruan yang kedua kalinya, membuat Ranti merasa Dilema, satu sisi dia malu kalau harus dipertontonkan seperti itu, karena sebenarnya Dia adalah manusia tapi kalau tidak nurut dia tidak mau mengecewakan orang yang sudah menyayanginya. hingga akhirnya dia pun mengeluarkan kepala dari kandang, disambut tepuk tangan yang begitu meriah, membuatnya kembali masuk ke dalam kandang.

"Nggak apa-apa Gogi! ayo kita hibur mereka...!' ujar Surya Jaya yang terlihat sabar padahal hatinya merasa takut kalau pertunjukannya akan gagal.

Dengan memejamkan mata dan membulatkan tekad, akhirnya Ranti dalam bentuk babi ngepet, dia pun loncat keluar dari dalam kandang, membuat tepuk tangan semakin meriah.

Babi beranting itu berlari ke arah selatan, kemudian Dia manggut memberi hormat, sesuai dengan apa yang sudah diajarkan oleh Surya Jaya. kemudian babi itu berlari ke arah utara, sama dia pun memberi hormat. selesai memberi hormat penonton yang berada di sebelah utara, dia pun berlari ke arah timur untuk memberi hormat kepada penonton yang ada di Tribun Timur.

"Babinya sangat cerdas! bisa memberi hormat sama kita, hahaha....!' ujar salah seorang penonton yang terlihat geli.

"Yah benar babinya menghormat sama kita. babinya benar-benar sangat aneh...!" Timpal penonton yang lain.

"Haduh seumur membawa kepala yang ini, aki baru pertama kali melihat babi yang sangat cerdas!" ujar seorang kakek-kakek yang terus menatap ke area gelanggang.

"Benar Ki! tapi ngomong-ngomong jari kelingking saya ke injak."

"Sama siapa?" Tanya kakek-kakek itu.

"Sama aki!"

"Oh maaf kalau begitu, pantesan saja kenapa dari tadi pijakan aki terasa ada yang mengganjal, hehehe...!" ujar kakek-kakek itu kemudian menggeserkan kakinya.

Suara sorak sorai semakin bergemuruh memenuhi gelanggang pertunjukan sirkus babi, para Penonton sangat Terkesima dengan apa yang mereka lihat, karena walaupun baru pembukaan mereka sudah sangat tertarik dengan kepintaran babi yang dimiliki oleh Surya Jaya. Apalagi ketika melihat Surya Jaya mengambil kursi, lalu disimpan di tengah-tengah lapangan, sorak-sorai pun semakin keras, ditambah suitan-suitan seperti memberi semangat kepada Ranti.

"Mau ngapain tuh?" teriak salah seorang penonton yang merasa penasaran.

"Kayaknya mau disuruh duduk di kursi!"

"Ah, Mana mungkin seekor babi bisa duduk di kursi," sanggah orang yang bertanya.

Namun sanggahan itu terbantahkan, setelah melihat babi itu mendudukkan tubuh di kursi, membuat tepuk tangan pun kembali terdengar begitu menggema, memenuhi setiap penjuru area gelanggang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!