"Midah...! kamu apa-apaan masuk ke dalam kandang, kamu nggak boleh seperti itu, bahaya....!" teriak Surya Jaya yang merasa kaget ketika melihat istrinya sedang berada di kandang babi sambil mengusap-ngusap punggung hewan peliharaannya, Surya Jaya masih menganggap Bahwa babi itu adalah babi liar, babi yang belum terpelajar.
"Jangan khawatir Kang Surya, karena Midah sudah bisa menaklukkan babi ini dan sudah tahu kemauannya seperti apa. bahkan sifat-sifatnya Midah sudah paham babi ini memang benar-benar sangat cerdas, sangat cepat mengerti dengan apa yang kita sampaikan," jawab Hamidah yang terlihat mengulum senyum, merasa bahagia. Karena dia sudah bisa menaklukkan sang babi, sehingga babi itu terlihat sangat jinak, membuat Surya Jaya merasa heran karena yang banyak pengalaman tentang Merawat babi adalah dirinya. tapi yang pertama mengenal babi itu adalah sang istri, Surya Jaya belum tahu bahwa babi yang sekarang hanya bentuknya saja seekor babi, tapi nyatanya babi itu adalah manusia yang bernama Ranti, makanya hewan itu akan sangat mudah dipahami Kalau babi itu sangat pintar dan cerdas.
"Hamidah Kamu jangan terlalu berbangga diri, hewan buas itu, tetap hewan! tidak memiliki otak yang sempurna seperti manusia. Ya sudah, ayo keluar dulu, soalnya sebentar lagi akang mulai melatih itu babi!" ujar Surya Jaya yang terlihat lembut.
"Iya..! Hamidah juga sebenarnya mau keluar, soalnya sudah kesal dari tadi bermain sama babi," Timpal Hamidah yang kemudian keluar dari kandang, tidak lupa dia menutup pintu lalu menguncinya dengan kencang.
Sedangkan Ranti hatinya sangat hancur, karena Surya Jaya beberapa kali menyebutnya sebagai hewan buas, menandakan kalau Surya Jaya belum mengerti tentang keadaan dirinya yang sebagai seorang manusia. tapi Walau begitu Ranti tidak bisa berbuat apa-apa, karena memang begitulah kenyataan yang sedang dialami, soalnya Surya Jaya tidak bisa melihat hati sang babi itu, dia hanya bisa melihat bentuk tubuhnya yang sudah jelas tertangkap oleh mata, bahwa Ranti adalah babi hutan.
Setelah Hamidah keluar, Surya Jaya pun masuk ke dalam kandang, kemudian dia menjatuhkan tubuhnya, menurunkan anak kecil yang sedang merangkak, Mungkin dia Ingin Lebih menjiwai ketika hendak melatih hewan peliharaannya.
Dengan perlahan sang pawang babi pun, merangkak mendekat ke arah Ranti, kemudian matanya menatap ke arah mata babi, membuat hati Ranti menjadi tidak enak di Tatap seperti itu, hingga dia pun menundukkan pandangan.
"Hai babi...! kamu harus nurut sama saya, kalau kamu nurut maka saya akan menyayangimu setulus hati. Bagaimana kamu mau nurut apa tidak?" tanya Surya Jaya seperti sedang berbicara dengan manusia.
Ranti ditanya seperti itu, Dia terlihat mengangguk-anggukan kepala, menandakan dia akan menurut dengan apa yang hendak diperintahkan oleh majikan, karena untuk saat ini dia tidak punya pilihan, hanya mengikuti kemauan keluarga Surya Jaya.
"Hadah....!" desis Surya Jaya yang terlihat kaget karena babinya sangat mengerti dengan apa yang dibicarakan, buktinya saja babi itu manggut-manggut seperti menjawab pertanyaannya.
"Benar kan, Kang. babi kita sangat istimewa?" tanya Hamidah yang melihat kelakuan Surya Jaya dari luar kandang.
"Bener Dah! bener Akang sekarang semakin percaya, bahwa babi yang kita miliki adalah babi yang sangat istimewa," jawab Surya Jaya yang terlihat sumringah.
"Iya makanya tadi midah masuk ke dalam, karena Midah yakin bahwa babi kita memang berbeda dengan babi yang lain," jelas Hamidah.
Surya Jaya pun kembali terfokus menatap ke arah sang babi yang terdiam, kemudian dia berbicara lagi. "Mulai hari ini kamu akan saya ajarkan beberapa keahlian, agar kamu pandai dan nantinya bisa di pertontonkan ke khalayak ramai, Bagaimana kamu sudah siap?" tanya Surya Jaya yang masih menatap ke arah babi.
Ranti pun mengangguk membuat Surya Jaya terlihat kembali mengulum senyum. "Bagus..! bagus! kalau kamu mau mengikuti semua yang saya perintahkan, sekarang kita berlatih jangan di sini, kita akan berlatih di gelanggang," ujar Surya Jaya sambil bangkit berdiri, kemudian dia meminta Hamidah untuk memberikan tali.
Setelah tali yang diminta berada di tangannya, Surya Jaya kembali menatap ke arah babi. "Maaf Babi, bukan saya tidak percaya sama kamu. tapi saya masih ada keragu-raguan kalau kamu Melarikan diri. untuk itu maaf saya akan mengikat tubuhmu," ujar Surya Jaya meminta izin, kemudian dia mulai mengikatkan tali yang dipegangnya, melalui ketiak babi. kemudian dilingkarkan ke leher seperti mengikat seekor domba, yang berbeda ikatan itu hanya ditambahkan ke area ketiak.
Setelah selesai mengikat hewan peliharaannya ,Surya Jaya pun keluar dari kandang sambil memegangi tali yang dilonggarkan. "ayo keluar...!" seru Surya Jaya.
Dengan perlahan Ranti dalam wujud babi hutannya dia mulai melangkahkan kaki menuju pintu keluar, hatinya Dilema antara kabur atau tetap mengikuti Surya Jaya. kalau kabur dia takut diburu hingga mengakibatkan sesuatu yang buruk terjadi menimpanya, karena sudah jelas keluarga Surya Jaya tidak ada niat sedikitpun untuk menyakiti dirinya. buktinya saja tali yang mengikatnya tidak ditarik, seperti menarik seekor hewan. akhirnya Ranti memutuskan, dia akan mengikuti semua perintah Surya Jaya, sambil mencari cara, mencari waktu yang tepat untuk melarikan diri.
Sang babi ngepet itu keluar dari kandang, kemudian dia mengikuti Surya Jaya yang berjalan menuju ke arah lembah, di mana ada gelanggang adu babi bekas pertunjukan Dulu, ketika Surya Jaya masih aktif dalam kesenian itu.
Sesampainya di gelanggang adu babi, Ranti pun diajak masuk ke dalam pagaran yang sama ketika ada di Kampung selakaso. namun bedanya sekarang tidak ada orang yang menonton, hanya Ranti, Surya Jaya ditambah istrinya.
Setelah masuk ke dalam pagaran, Surya Jaya pun mulai melepaskan tali yang mengikat tubuh Ranti, kemudian pawang babi itu berjongkok di hadapan babi hutan, yang sangat besar dengan taring yang sangat tajam, di telinganya ada anting emas yang mengikat.
"Nyai...! sebelum memulai latihan, saya akan memberikan nama terlebih dahulu," ujar Surya Jaya mulai berbicara kembali.
"Iya benar kang, kasih nama yang bagus, jangan sampai kita menyebutnya babi, babi terus, kasihan....!" Timpal Hamidah yang memperhatikan.
"Iya Ini kan mau Akang kasih nama," jawab Surya Jaya sambil memecingkan mata ke arah istrinya namun itu tidak lama dia kembali menatap ke arah sang babi.
"Nyai...! Bagaimana kalau saya kasih nama kamu dengan nama Gogi?" tanya Surya Jaya sambil menatap ke arah babi.
Ranti mendapat pertanyaan seperti itu, dia hanya terdiam karena sebenarnya dia tidak mau dikasih nama yang lain selain nama Ranti, tapi dia sadar sekarang dia bukan manusia seutuhnya, melainkan seekor babi.
"Namanya bagus Kang! Gogi Bagaimana kamu mau dikasih nama Gogi?" tanya Hamidah menguatkan perkataan suaminya.
Grook....! grrrik!
Suara babi itu menirukan panggilan untuk namanya, membuat kedua orang itu mengulum senyum merasa bahagia, ketika melihat respon hewan peliharaannya.
"Iya kasih nama Gogi saja Kang...! kayaknya dia sangat senang," tanggap Hamidah setelah melihat hewan peliharaannya yang menirukan nama panggilan.
"Iya bener...! Gogi, Gogi, Gogi!" Panggil Surya Jaya membuat babi itu manggut manggut, seolah mengerti bahwa nama Gogi adalah nama dirinya.
"Sekarang dengarkan kamu Gogi! sekarang saya akan melatih kamu untuk memberi hormat sama penonton," ujar Surya Jaya sambil kembali telungkup menirukan bayi yang sedang merangkak, lalu dia mengangguk-nganggukan kepala memberikan contoh kepada hewan peliharaannya, ketika memberi hormat kepada penonton.
Ranti yang melihat kejadian seperti itu, dia pun mulai mengikuti apa yang dilakukan oleh majikannya, dia mulai mengangguk-anggukan kepala menirukan apa yang Surya Jaya lakukan.
"Hahaha...! Cerdas, cerdas, cerdas banget kamu Gogi!" Puji Surya Jaya yang terlihat sumringah, setelah melihat hewan peliharaannya memang sangat pintar.
Setelah selesai memberi hormat, Surya Jaya pun mulai mengambil kursi kemudian disimpan di dekat sang babi, lalu dia pun menyuruh Ranti untuk duduk. awalnya Ranti sangat kesusahan, namun Surya Jaya dia dengan telaten membantu dan dengan sabar memberikan pelajaran agar babi itu bisa duduk di kursi.
Habis duduk di kursi, Surya Jaya pun menyuruh babi itu untuk mengambil kasur, Sebenarnya bukan kasur sungguhan, karena kasur itu lebih mirip kasur lantai. dengan cepat Ranti pun menuju ke arah kasur yang disimpan di pojok gelanggang, kemudian menarik kasur Itu menggunakan mulut dibawa ke hadapan Surya Jaya."
"Hahaha, kamu pintar Gogi! kamu sangat pintar! sekarang ambil bantalnya!" seru Surya Jaya
Babi itu pun mengangguk, kemudian dia berlari Kembali menuju ke pojok gelanggang, lalu dia menggigit bantal kemudian dibawa ke arah Surya Jaya.
"Taruh di atas kasur! kemudian kamu tidur!"
Ranti dalam bentuk babi hutannya, dia pun mengikuti arahan Surya Jaya, dia menyimpan bantal di kasur yang sudah dihamparkan, kemudian babi itu tiduran, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh sang majikan.
Dua makhluk yang berbeda jenis pun terus berlatih mengasah kemampuan dan naluri manusia yang dimiliki oleh Ranti, karena semenjak berubah menjadi babi ngepet, secara tidak langsung perasaan Ranti mulai sedikit berubah, dia sudah merasakan hal-hal yang sama seperti seekor babi hutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments