part 05. berangkat

helena membiarkan suaminya menenangkan diri dengan menenggelamkan kepala dengan manja ditengkuk leher jenjangnya.

Setelah ia rasa briyan kini sudah dapat lebih tenang, helena mengajak briyan duduk disofa yang tak jauh dari mereka berdiri dan mulai menanyakan apa yang terjadi, hingga membuat briyan seperti ini?

"kamu kenapa mas? Apa ada masalah lagi dikantor?" tanya helena lembut

briyan menggeleng tanpa mengucapkan sepatah kata untuk menjawab pertanyaan helena.

"lalu?" helena menautkan kedua alisnya semakin bertanya-tanya.

"aku akan pergi kejepang untuk urusan pekerjaan sayang" terdengar nafas berat yang dihembuskan oleh briyan karena sesungguhnya ia pun merasa berat untuk meninggalkan istri nya sendiri di negara ini.

helena tersenyum, meskipun hatinya merasa sesak saat dean menyampaikan alasannya tiba-tiba menjadi manja seperti tadi.

"gak apa-apa dong. Itukan tuntutan pekerjaan" helena mencoba menjawab setiap perkataan briyan dengan setenang mungkin.

"iya sayang. Tapi aku gak mungkin membiarkan mu sendiri disini" ujar briyan menatap helena penuh kesedihan.

"sudahlah mas, bukankah sudah biasa kamu meninggalkanku pergi keluar kota untuk bekerja. Lantas, apa beda nya? hanya saja kali ini kamu meninggalkanku keluar negri"

tanggapan helena benar-benar membuat briyan yakin bahwa ia tak pernah salah memilih helena untuk menjadi pendamping hidupnya.

"tapi kali ini, aku akan lebih lama berada disana. Karena proyek ini adalah proyek besar bagi perusahaan kita sayang"

"no problem mas! Bukankah itu bagus" helena tersenyum menanggapi perkataan suaminya.

Briyanpun memeluk tubuh istrinya membiarkan tubuh itu masuk kedalam dekapannya .

"kamu sama siapa ke jepang nya mas?" tanya helena semasa ia berada dalam pelukan briyan.

"kimberly. Sekretaris baru pengganti sita"

Kali ini briyan perlu menghela nafas panjang dan berat untuk menjawab pertanyaan helena.

seketika hati helena seperti terhujam oleh sebilah pisau yang menancapkan ujungnya tepat di ulu hati. Entah mengapa helena merasa sakit hati dan cemburu saat briyan akan pergi dengan sekretaris baru itu. Padahal ia tak pernah merasakan hal seperti ini saat mengetahui briyan akan pergi dengan sita dalam urusan kerja meski kemana saja.

Apa karena kimberly memiliki paras cantik yang terbilang sempurna hingga membuat rasa cemburu dan takut itu singgah di hati helena?

buliran bening pun menetes dipipi mulus helena. Mata yang sejak tadi mengembun ternyata tak mampu menahan desakan air mata.

"sayang kamu gak apa-apa?" tanya briyan merasa bersalah seraya menangkupkan kedua tangannya pada wajah helena setelah ia menyadari ada air yang menetes dari kedua mata helena.

"sayang, kalau kamu gak setuju. Aku bisa membatalkan semua proyek ini"

briyan masih menangkupkan kedua tangannya sambil menatap lekat manik mata sang istri tercinta.

"enggak mas, kamu gak perlu membatalkan proyek besar ini. Aku baik-baik saja mas. Aku hanya sedih karena aku pasti akan sangat merindukanmu selama kamu disana"

helena memeluk tubuh sang suami sangat erat dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang briyan agar briyan tak lagi melihat kesedihan dikedua matanya.

"kamu yakin?" tanya briyan memastikan

helena mengangguk tanda bahwa ia yakin dan mengizinkan briyan untuk pergi ke negri sakura berdua bersama sekretaris pribadinya.

Dean mengecup puncak kepala sang istri cukup lama. Sebenarnya ia ingin mengajak helena ikut bersama nya namun helena pasti menolak ajakannya dengan alasan ia ingin menjaga mama nya yang sudah renta. Meskipun saat ini mama helena tinggal di rumah yang berbeda dengannya, namun helena memang sering mengunjungi sang mama yang sering sakit-sakitan.

.

.

waktu untuk pergi kejepang pun telah tiba. Aku semakin melebarkan senyumku di pagi ini. Pak briyan bilang kita akan bertemu dikantor sebelum menuju ke bandara.

aku pun pergi kekantor menaiki taksi karena koper bawaanku yang besar tak memungkinkan aku untuk menaiki ojek menuju kantor tempatku bekerja.

tak kusangka nathan sudah menantiku didepan kantor untuk mengiringi keberangkatanku ke negri sakura.

kulihat pak briyan seolah menatap aneh kearah ku saat aku turun dari taksi bersama koper besar yang aku tarik.

Aah terserahlah. Aku tak pernah ambil hati akan sikap dinginnya yang kadang terkesan sadis.

aku langsung menuju ke arah nathan berdiri. Entah sejak kapan ia menanti kedatanganku namun aku senang melihat rasa perhatiannya itu.

"than aku berangkat dulu ya" pamitku

"hati-hati ya kim. Jangan lupa kalau sudah sampai sana selalu kabarin aku. Ini nomor ku" nathan menyodorkan selembar kertas bertuliskan nomor handphone nya.

aku tersenyum lalu memberikan kedua jempolku kearahnya. "jangan nangis !!" ledekku yang membuat nathan seketika menjadi tertawa.

pak briyan seolah mengkode ku untuk masuk kedalam mobil agar dapat segera menuju ke bandara.

Akupun masuk kedalam mobil itu dan duduk dikursi belakang kemudi tepatnya disebelah pak briyan berada. Aku menghela nafas panjang melihat ke arah nathan yang tersenyum ke arahku dengan senyum yang dipaksakan. Aku melambaikan tangan lalu nathanpun membalas lambaian itu.

Hingga akhirnya mobil yang kami tumpangi melesat pergi meninggalkan pelataran kantor yang kini sudah tak terlihat lagi.

aku menyandarkan kepalaku pada dinding kursi dalam mobil mewah milik big bos disebelah ku ini. Namun di dalam mobil ini, suasana nya sangat hening bahkan jika kami melakukan perjalanan dimalam hari mungkin akan sangat horor untuk duduk didalam mobil ini.

Diperjalanan Aku teringat bahwa tadi nathan memberikan selembar kertas berisi nomor handphone nya yang belum sempat ku simpan di handphone. Sebelum kertas itu hilang, aku segera mengeluarkan kertas itu dan menyimpan nomor nathan.

"Uhh nathan jadul banget sih. Masih nulis nomor handphone nya dalam kertas beginian!" gumamku sambil mengetikan angka nomor handphone nathan kedalam kontak handphoneku.

"ehem"

entah mengapa pak briyan berdehem saat melihat aku sibuk sendiri dengan kertas itu. Atau mungkin ia mendengar gumamanku tadi?

"kenapa pak? Bapak butuh minum?" tanyaku sekedar berbasa basi agar aku mendapatkan citra baik dipandangannya.

"tidak" jawabnya sesingkat mungkin. Namun setidaknya itu lebih baik daripada hanya sekedar menggelengkan kepala.

.

Tanpa ku sadari mobil yang kami tumpangi telah tiba dibandara. Aku dan pak briyan pun segera turun dan menuju ke pesawat yang memang sudah siap keberangkatannya. Tak lupa ku ucapkan terimakasih pada supir yang membantuku membawa koper besar milikku.

Tak kusangka, pak briyan memilih tempat duduk yang bersebelahan dengan tempat duduk ku. aku pun senang karena pak briyan tak melepaskan ku seorang diri berada dipesawat ini .

Entah mengapa, selama didalam pesawat aku seolah terhipnotis dengan suasana. Mataku terasa begitu berat hingga akhirnya aku tak dapat menahan rasa kantuknya dan terlelap. Tanpa aku sadari bahwa kini kepalaku telah bersandar dibahu lelaki yang duduk tepat di sampingku.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!