Setelah selesai makan aku kembali masuk keruanganku. Sebelum masuk keruangan, aku sempat berpapasan dengan seorang wanita yang penampilannya nampak berbeda dengan para pegawai dikantor ini. Bahkan wajahnya nampak asing dimataku ya meskipun aku baru dua hari bekerja. Namun aku sudah dapat mengenali wajah-wajah para pegawai disini meski aku tak tahu siapa nama mereka.
Wanita itu masuk keruangan pak briyan dengan santai. Sudah dapat ku artikan bahwa wanita itu pasti wanita spesial dalam hidupnya. Entah itu kekasihnya, tunangannya, atau bahkan istrinya. Aku hanya menerka-nerka tanpa mau lebih pusing untuk memikirkan masalah pribadinya.
.
#diruangan briyan
"sayang" panggil helena dengan suara merdunya yang manja.
Helena kembali menutup pintu ruang kerja suaminya itu lalu menghampiri sang suami tercinta. Briyan pun langsung mengecup kening dan mencium kedua pipi helena.
briyan merasa senang saat mendapati sang istri yang rutin datang kekantornya hanya untuk membawakan makanan lalu mereka makan siang bersama.
"mas, tadi aku lihat ada pegawai baru ya dikantor ini" tanya helena ditengah-tengah makan siangnya.
"oh itu.. Iya dia pegawai baru yang menggantikan sita " jawah briyan santai.
"apa sita resign dari kantor ini?" tanya helena lebih antusias karena dia memang telah mengenal sita dengan baik selama sita menjadi sekretaris pribadi suaminya.
"tidak, sita hanya cuti melahirkan"
"oh jadi sita sudah mau melahirkan" ucap helena sendu.
"sita yang baru menikah setahun lalu saja sudah akan memiliki baby, lalu kita kapan bisa diberi kepercayaan seperti itu" terdengar suara helena sedikit meremang menahan sedih dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.
"sabar sayang. Tuhan pasti akan memberikan semua itu di waktu yang tepat" briyan tersenyum sembari mengelus rambut panjang helena.
"tapi mas, aku merasa bahwa aku belum bisa menjadi istri yang sempurna untukmu" helena meneteskan air mata yang sejak tadi tertahan dipelupuk matanya.
Briyan memeluk tubuh helena dan mencium puncak kepalanya. Helena satu-satu nya wanita yang paling briyan cinta setelah sang mama tiada.
"kamu istri paling sempurna dimataku sekalipun sampai tua kita tak pernah dipercaya untuk memiliki buah hati dalam rumah tangga kita"
begitulah kata penenang yang selalu briyan katakan pada sang istri yang selalu melow tiap kali membahas masalah anak yang belum juga mereka dapatkan di usia pernikahan yang menginjak delapan tahun.
"makasih ya mas, kamu tak pernah menuntut semua itu dan masih terus setia bersamaku" ucap helena mendongakan kepalanya menatap wajah sang suami yang selalu mampu menenangkan hati nya yang mudah sekali tersentuh.
"aku akan selalu setia padamu sayang" briyan kembali memeluk helena dengan erat. Tak lupa ia mendaratkan kecupan berkali-kali dipuncak kepalanya.
Sebenarnya briyanpun sangat menginginkan adanya seorang anak sebagai pelengkap rumah tangga mereka. Meskipun mereka telah memiliki segalanya, namun seperti masih ada yang kurang dalam hidupnya.
Namun ia pun tak mau terlalu menuntut dan membuat istri yang ia cintai menjadi tertekan. Karena baginya, kebahagiaan dan kesehatan sang istri merupakan point utama dalam hidupnya.
.
.
"kim suruh keruangan pak briyan" ucap salah seorang pegawai yang baru saja keluar dari ruangannya.
"oh iya" aku pun bergegas meninggalkan pekerjaan dan menuju keruangan dingin itu.
aku mengetuk pintu ruangan itu, dan berjalan masuk sambil celingukan kesana kemari untuk memastikan bahwa wanita yang tadi berpapasan denganku sudah pergi.
"mencari apa?" tanya pak briyan yang sepertinya tengah memperhatikanku.
"eh enggak pak" sahutku merasa seperti maling yang sedang tertangkap basah.
"duduk !" pinta pak briyan.
Akupun segera duduk dihadapannya sambil menautkan jemari tanganku merasa bahwa kali ini pak briyan seperti hendak menghakimiku Meski pak briyan masih nampak sibuk dengan laptopnya.
"apa ada yang salah ya sama pekerjaanku" jujur kali ini pikiranku berkelana kemana-mana dan isinya negatif semua.
"tapi sepertinya gak ada yang salah deh"
aku mencoba meyakinkan hatiku bahwa tidak ada kesalahan yang aku lakukan selain meminum air putih dimeja nya tanpa seizin dia.
aku kembali menerka-nerka apa yang akan pak briyan lakukan padaku. Karena dilihat-lihat dari wajahnya,sepertinya pak briyan akan menyampaikan sesuatu yang penting padaku.
Aku mencoba menetralisir detak jantungku yang tiap kali masuk kedalam ruangan ini seperti akan dieksekusi.
Aku mengedarkan pandanganku kesekitar ruangan yang baru beberapa kali aku masuki dan berhasil membuat jantungku akan copot dari tempatnya.
"kim, saya akan menyampaikan sesuatu...."
Jantungku berdegup sangat kencang apalagi saat pak briyan menggantung ucapannya.
Aku menatap pak briyan sembari menyiapkan mentalku agar tak pingsan jika nanti yang pak briyan sampaikan adalah hal buruk.
"jadi, lusa saya akan mengajakmu untuk pergi kejepang" ucap pak briyan sedikit tertahan untuk melanjutkan perkataannya yang menggantung tadi.
Mataku membulat sempurna mendengar penuturan bos besarku itu. Entah mimpi atau nyata, namun pergi ke negri sakura memang impianku sejak dulu.
"maksud bapak kita liburan?"
entah mengapa pertanyaan konyol itu lolos begitu saja terucap dari mulut.
"kita disana kerja, bukan liburan" sahut pak briyan seketika menyadarkanku bahwa kami hanyalah bos dan pegawai. Mana mungkin bos memberi liburan gratis secara cuma-cuma pada pegawai nya.
Tapi terserahlah, mau disana kerja atau apa. Bagiku, setidaknya aku akan dapat tau negeri sakura itu seperti apa.
Setelah keluar dari ruangan es itu, aku tak henti-hentinya menebarkan senyum dihari-hariku. Aku tak lupa memberitau kabar gembira ini pada nathan meskipun nanthan menanggapi berita itu dengan biasa saja. Bahkan dilihat dari raut wajahnya, sepertinya nathan tak terlalu suka melihatku pergi bekerja ke jepang.
Tapi aku tak memperdulikan apapun tanggapan nathan akan hal itu , karena nathan bukan siapa-siapaku.
Mendengar berita ini, hatiku seperti kuburan baru yang bertaburan bunga. Sudah dapat ku bayangkan bagaimana nanti aku bermain salju disana. "Apa akan sedingin jika aku masuk keruangan pak briyan?" batinku yang riang tak terkira.
Bahkan setibanya dirumah aku langsung mengemas pakaian yang hendak aku bawa meski aku masih akan pergi kejepang lusa. Namun aku tak mau ada satupun pakaian terbaikku yang tertinggal, jadi aku sudah mengemas semua nya menjadi satu koper besar. Padahal Aku tak tau berapa lama aku dan pak briyan akan berada disana.
.
#kediaman briyan.
"sayang" panggil briyan pada helena yang tak kunjung ia temukan keberadaannya.
"iya sayang" sahut helena yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan balutan kimono handuk ditubuhnya.
"kamu sudah pulang?" tanya helena meraih tas kerja juga melepas jas yang melekat ditubuh briyan.
Briyan mencium kedua pipi helena dengan kepala yang tertahan menyandar pada bahu sang istri. Briyan menghirup dalam-dalam aroma wangi yang terpancar dari tubuh helena yang baru selesai mandi.
Helena tersenyum melihat tingkah suaminya yang sering begini disaat ia lelah...
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments