“Memangnya kelihatan seperti itu yah?"
“Malah sangat jelas. Sejak kapan kau tertarik dengan laki-laki, makanya aku heran saat melihat diponsel mu ada gambar laki-laki” Kata Laras dengan senyuman yang dapat ku artikan itu
Aku sedikit malu untuk mengakui bahwa aku penasaran dengan dosen muda itu
"Apa kau tau sesuatu tentang dia? " Rasa penasaranku makin besar tiap kali mengingat dosen muda itu
"Yang ku tau dia itu Doktor muda dan kalau tidak salah kak Tara pernah mengambil program Mata Kuliahnya tentang Manajemen Bisnis dan nilainya kak Tara di buat anjlok oleh dia tapi dosen muda itu tidak bisa disalahkan juga, menurutku malah itu sebenarnya salah kak Tara sendiri.”
Aku menatap Laras tanpa meresponnya karena tidak mengerti sama sekali arah pembicaraannya, tapi Laras mengerti ekspresi wajahku yang seperti mengatakan "kenapa?"
“Kau kan tau kak Tara orangnya bagaimana, sudah malas masuk kelas, keseringan titip absen dan tidak pernah mengumpulkan tugasnya.” Jelas Laras terkekeh dan yang ku sambut dengan senyuman karena membayangkan wajah kak Tara yang pastinya cuek saja dengan nilai E
“Kau tidak usah menertawakan kak Tara karena mungkin saja kau juga akan bernasib sama dengannya" Kataku meledek temanku satu ini, karena sifat kami yang sama-sama malas mengenai perkuliahan
“huffttt" Laras hanya menghela nafasnya dengan kasar membenarkan perkataanku
Aku terdiam lagi, tapi kali ini yang ku pikirkan bukan masalah dengan Kak Aisyah tadi tapi yang ku pikir bagaimana caranya aku bisa masuk di kelasnya Doktor muda itu, sebesar itu rasa penasaranku pada Dosen muda yang tampan itu
“Sebentar lagi Ujian semester, nilaiku harus bagus untuk bisa mendapatkan sks yang cukup agar masuk ke kelasnya. Aku sudah terancam tidak bisa mengambil full sks di semester ini karena aku sengaja ingin membuat nilaiku anjlok biar bisa terus bersama temanku yang lain, tapi kalau aku tidak memperbaiki nilaiku, artinya aku tidak bisa mendaftar dikelas Doktor Muda itu. Kesempatan satu-satunya buat mengejar nilaiku yang tertinggal kemarin hanya di ujian akhir saja, aku harus belajar dengan giat untuk ujian akhir nanti. Ya sudahlah setelah kelas ini aku akan ke perpustakaan untuk meminjam buku dan berusaha mempelajarinya." batinku dengan segala macam pikiran yang bercabang cabang.
***
Setelah kelas selesai aku menyuruh Laras untuk kembali ke kos duluan dengan alasan masih ada urusan penting yang harus aku kerjakan.
Aku bergegas menuju ke perpustakaan setelah mencatat beberapa list mata kuliah yang kemarin dengan sengaja tidak ku ikuti kelasnya. Sesampainya di perpustakaan aku langsung menuju ke rak buku yang ku butuhkan dan mengambil beberapa buku di sana. Sekitar empat buah buku sudah ada di tanganku saat ini.
Setelah lama berjalan mataku tertuju pada rak buku manajemen bisnis di depanku, aku penasaran kenapa orang-orang ingin belajar bisnis dan kebetulan aku akan mengambil mata kuliah itu juga jadi ku putuskan untuk meminjam buku itu juga.
Sayang sekali tangan dan kaki ku kurang tinggi untuk bisa menggapai buku yang ada di rak atas, aku juga merasa risih dengan pandangan senior di sampingku yang terus menatapku berjinjit sehingga bajuku terangkat Karena kependekan
Saat itu seorang menawarkan bantuan di belakangku
“Maaf, boleh saya bantu?” Mataku dan matanya bertemu namun ia langsung membuang pandangannya kearah lain
"Pak Rafqi" batinku
“Terima kasih, saya butuh buku di rak atas itu” Dia langsung mengambil buku tersebut tanpa kesusahan Karena Badannya yang lumayan tinggi
“Ini bukunya, lain kali pakaiannya yang agak panjang jadi orang-orang juga bisa menjaga pandangannya” Perkataannya sangat lembut walau sebenarnya dia sedang menegurku
“Iya, terima Kasih banyak Pak" jawabku dengan gugup sembari mengambil buku yang diambilkannya untukku dari tangannya.
“Panggil saja Kak Rafqi atau Dayyan, semuanya sama saja” Bicaranya yang lembut sangat membuatku terpikat
Dia berjalan pergi setelah memberitauku namanya yang sudah kuketahui. Rafqi Dayyan, nama yang bagus dan dia bersinar seperti namanya, qku semakin penasaran dan penuh ambisi untuk mengambil Mata Kuliah yang di ajarkannya
Mataku tidak berpaling sedikitpun memandang punggungnya yang berlalu pergi dari sana, ada perasaan senang dihatiku karena menerima perlakuan baiknya dan kata-katanya yang lembut memberitahuku tentang kekuranganku tanpa menjatuhkanku
"Rafqi Dayyan, tunggu aku dikelasmu" gumamku dengan senyum yang mengembang diwajahku.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
semangat aurin
2022-01-10
2
Siti Syahara Binggun
ayo auryn semangat buat pak rafqy..ish nama yg keren sayang aku ga bs.punya ank lagi jd bs ambl nama ini buatku..wlwkwk
2020-12-18
1
maura shi
baru baca kali ini dosen yg memahasiswa biasanya d lain cerita dosen muda cakep sok cool d depan mahasiswanya
2020-12-06
2