ID Moan_Ganteng

"Istrikuuuuu..." Panggil Moan, saat ia baru saja sampai di rumah.

Terlihat Butet dengan daster favoritnya, muncul dari ruang keluarga dan berjalan ke arah Moan yang sedang membuka semua aksesoris club motornya.

"Telambat kau bang." Protes Butet.

"Macet kali dek. Cemana lagi, kan jalan gak bisa kita prediksi." Terang Moan.

"Iya lah." Sahut Butet.

Setelah selesai melucuti semua aksesorisnya, Moan pun berjalan menghampiri Butet. Lalu ia mengecup kening Butet yang terlihat terus menatap dirinya.

"Katanya minta sosis kau dek," Ucap Moan dengan ekspresi wajah yang nakal.

"Mandi lah abang dulu, bauk kali." Protes Butet.

"Eh, mana ada bauk." Moan pun mengendus-endus tubuhnya.

"Hidungmu itu kan agak laen memang bang. Mandi lah, bauk kali pon!"

"Ck, mau kek gituan aja harus mandi dulu awak. Padahal siap kek gitu awak mandi lagi. Ujong-ujong nya awak masok angin!" Protes Moan.

"Jadi mau apa enggak kau bang?" Butet melipat kedua tangannya di dada dan menatap Moan dengan tatapan sadisnya.

"Eh, mau lah. Ini mau mandi," Ucap Moan, sambil tersenyum canggung.

"Cepatlah! ku tunggu di kamar."

"Iya. Eh, si Moana mana dia?"

"Udah tidor dia. Nunggu abang pulang tadi, tapi kau gak pulang-pulang. Tah hapanya ikot-ikot club itu." Butet mulai mengomel, sambil membereskan barang-barang Moan yang ia taruh di atas sofa ruang tamu. Sedangkan Moan lebih memilih menghindar dan berjalan ke arah kamarnya.

"Gak bisa rupanya kau keluar aja bang, dari club itu?" Tanya Butet.

Hening...

"Bang?" Panggil Butet.

Hening...

"Bah! di tinggalnya aku!" Butet terlihat kesal dan kembali membereskan barang-barang Moan. Seperti helm, tas, sarung tangan, kaos kaki, masker, dan lain sebagainya.

Dreeettt..! Dreeettt..! Dreeet..!

Tiba-tiba saja ponsel Moan yang berada dalam tasnya berbunyi. Awalnya Butet tidak mengacuhkannya, hingga dering ponsel tersebut mati dengan sendirinya. Tetapi, saat Butet hendak beranjak dari ruang tamu, ponsel itu pun berdering lagi. Entah mengapa, Butet jadi teringat tentang pembahasan teman-temannya pada siang tadi. Tentang suami yang suka bermain gila di luar sana.

"Eh, kok nelepon teros. Siapa rupanya?" Batin Butet. Lalu ia mengeluarkan ponsel Moan dari dalam tas dan mencoba membuka ponsel tersebut. Butet mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamarnya. Ia lebih memilih untuk duduk di sofa ruang tamu, sambil mencari tahu siapa yang sedang menghubungi suaminya.

Cinta Riska memanggil.....

"Eh, siapa Cinta Riska?" Batin Butet.

Di dorong rasa penasaran, Butet pun langsung menerima panggilan yang berasal dari panggilan sebuah aplikasi.

"Halo, mas... Kok gak ada kabarnya? Aku sudah di jalan. Jadi ketemu tidak sih? Jangan PHP! Saya sudah membatalkan satu tamu loh! Gara-gara mas janji mau long time sampe pagi!"

Sorrrrrr...!

Berdesirlah darah Butet, saat mendengar ucapan wanita yang berada di ujung sana.

"Halo mas! Jangan mempermainkan saya ya! Sudah rugi waktu, rugi ongkos! Sebenarnya mas lagi di mana? Jadi tidak bertemu di karoke? Kok diam saja sih mas!" Protes perempuan itu.

"Eh, kau siapa!" Sahut Butet.

Sejenak perempuan itu terdiam. Sepertinya perempuan itu shock, karena yang menerima panggilan tersebut, bukanlah lelaki yang mau memakai jasanya. Melainkan suara seorang wanita.

"Halo! Kau siapa suamiku!" Bentak Butet.

"Tanya saja sama suaminya mbak! Jangan marah-marah sama saya. Suami mbak tuh yang janji mau long time sampai pagi, ternyata cuma PHP! Pasti gara-gara mbaknya yang nyuruh suaminya pulang kan? Punya suami biarkan saja senang-senang! Jangan di suruh pulang cepat-cepat! Matiin rezeki orang lain namanya!" Perempuan itu pun mengomel kepada Butet.

"Eh! Maksud kau apa!" Belum selesai Butet berbicara, panggilan itu pun berakhir.

Butet sudah mulai naik pitam. Dengan tangan bergetar, ia pun mulai memeriksa isi dari ponsel Moan.

Men_Creet

Duarrrrrr...! Hati Butet pun terasa kacau, layaknya meletus balon hijau.

"Men_Creet?" Gumam Butet.

Dengan cepat, ia langsung membuka aplikasi tersebut dan mengecek isi dari aplikasi itu.

ID. Moan_Ganteng.

"Oh, inang, ajab kali nama Id kau ya bang!" Butet menggeram.

Lalu Butet mengecek kolom pesan, di sanalah ia menemukan banyak pesan di ID perempuan yang berbeda. Salah satunya adalah perempuan yang baru saja menghubungi Moan.

Dengan kelihaian seorang istri yang melebihi seorang hacker, Butet langsung membaca pesan dengan perempuan yang tadi menghubungi Moan.

Jadi berapa pas nya dek?

Long time, 6 ratus aja kalau sama abang. -Balas perempuan itu.

*Mahal itu dek.

Enggak lah bang, biasanya malah 8 ratus. Ini kan karena abang mau ajak saya senang-senang, karoke kan*? - Balas perempuan itu.

*Ya udahlah, jadi ke karoke kan? Abang mau berangkat ini. Jangan sampek nanti keburu di panggil pulang sama istri abang.

Siap bang, aku juga langsung OTW*. -Balas perempuan itu.

Duarrrr..!

Hati Butet terasa semakin kacau. Lalu ia pun membaca pesan yang lainnya. Terlihat negosiasi panjang di pesan-pesan yang lainnya dengan perempuan-perempuan yang berbeda.

"Ya... Tuhannnn...! Moaaaaaaannnnn!" Butet tak tahan lagi. Ia pun merasa ingin meledak, layaknya seorang Dr. Bruce Banner yang akan berubah menjadi sosok Hulk, tokoh di salah satu Film yang terkenal.

"Butetttt... istri cantikku... Abang sudah siap..." Panggil Moan dari arah kamar mereka.

Butet tidak menghiraukan panggilan Moan. Ia masih duduk di atas sofa dengan wajah yang memerah.

"Sayangku... yuhuuuu..." Panggil Moan lagi.

Merasa tidak ada jawaban, Moan pun beranjak keluar dari kamar dan bergegas mencari Butet. Hingga sampailah Moan di ruang tamu. Ia melihat Butet yang masih duduk di atas sofa. Tanpa rasa bersalah, Moan yang tubuhnya hanya di lilit selembar handuk pun menggoda istrinya tersebut.

"Sudah siap abang, loh..." Goda Moan seraya membuka handuknya dan memamerkan si Jhony, sambil berjoget-joget di depan Butet.

Butet menatap Moan dengan mata yang memerah dengan tangan yang masih menggenggam erat ponsel milik Moan.

Moan seketika terdiam, ia merasa ada yang aneh dengan istrinya itu.

"Kau kenapa dek?" Tanya Moan, seraya kembali melilitkan handuk di pinggangnya.

"Dek?" Panggil Moan lagi. Namun Butet masih diam dengan nafas yang menderu.

"Jangan bercanda lah dek. Kau kenapa? Kesurupan kau? Takot pulak abang jadinya. Lemas si Jonny nengok kau kek gitu." Protes Moan.

"Jadi cemana? Jhony bisa tegak rupanya kalau sama cewek-cewek di aplikasi Men_Creet?" Serang Butet.

"Hah?" Moan tampak tak percaya dengan apa yang baru saja Butet ucapkan kepadanya.

"Maksudnya?" Tanya Moan.

"Gak usah kau pura-pura ya Moan! Kata kau cinta berat sama aku! Nyatanya maen kau di luar sana ya! Jadi betol apa kata kawan-kawan aku ya! Laki-laki ini gadak yang bisa di percaya! Maen rupanya kau ya di aplikasi Men_creet!"

"Maksudnya apa dek? Abang gak ngerti," Ucap Moan, seraya berjalan menghampiri Butet.

"Gak ngerti kau bilang? Si Cinta ini siapa! Dia baru aja telepon, katanya janjian sama kau! Ngeri kau di luar rupanya ya Moan!" Ucap Butet seraya melemparkan ponsel Moan, hingga mengenai dada Moan. Dengan cepat, Moan menangkap ponselnya yang nyaris saja terjatuh ke lantai.

"Dek, apanya?" Rupanya Moan masih belum menyadari bila aplikasi yang di install oleh Choky, belum di hapus oleh temannya itu.

"Kau liat sendiri Moan! Kita cerai pokoknya! Kelakuan kau kek iblis ku tengok!" Maki Butet.

"Eh dek! Kenapa ini... aduhhhhh...!" Moan menggerutu, seraya mengecek ponselnya. Sedangkan Butet bergegas meninggalkan ruang tamu dan berjalan cepat ke arah kamarnya.

"Jangan-jangan di cek sama si Butet Hp aku. Apa aplikasi si Choky belom di hapusnya?" Batin Moan.

Dan ternyata.....

Duarrrr...!

Jantung Moan terasa mau copot, kala melihat aplikasi Men_creet masih terpasang di ponselnya.

"Mak...., kiamat aku bah!" Gumamnya.

Terpopuler

Comments

im3ld4

im3ld4

kiamat aku bah "DUARRRR!" 🤣🤣🤣🤣

2023-04-30

4

Oppo Black

Oppo Black

kiamat la kau Mi'an🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-02-24

4

ama luph endhe

ama luph endhe

perang dunia meledak🤯🤯

2023-01-18

4

lihat semua
Episodes
1 Moana
2 Moan dan Arinauli = Moana
3 Curhat
4 Aplikasi
5 ID Moan_Ganteng
6 Meninggalkan Rumah
7 Menginap Di Hotel
8 Salah Sangka Lagi
9 Kembali ke Rumah Kost
10 Welcome to Kost Putri
11 Jumpa kita dek..
12 Rapat pokokmen!
13 Kok Bisa?
14 Permintaan Terakhir
15 Janjian
16 Curahan hati
17 Curhat Moan
18 Tanda tanya
19 Kedatangan Moan
20 Aku mau cere!
21 Doa Moan
22 Pulang
23 Membuntuti Dewa
24 Pertanyaan
25 Kenyataan
26 Maafkan aku Sri...
27 Welcome to kost putra
28 Mantap kali ide mu..
29 Pertanyaan Moana
30 Menghargai
31 Awal bertemu
32 Kagum
33 Maafkan aku Tuhan... Maafkan aku Sri
34 Hati Hati yang tersakiti
35 Sampek mati pun ku kejar kau!
36 Surprise
37 Gara-gara Gaun
38 Melihat Dewa
39 Janjian dengan Sri
40 Aku harus apa Tet?
41 Kau tenang aja
42 Ayo kita selidiki!
43 Cemburu
44 Senyum senyum sendiri
45 Eksekusi Rencana
46 Kehilangan
47 Kenak kau!
48 Dari hati ke hati
49 Ribut lagi
50 Apa kabar dengan masalahmu?
51 Memata matai
52 Nasi dan kuah
53 Lelaki lain
54 Calon informan
55 Merenungi kebodohan
56 Sepakat
57 Drama
58 Benci, namun tidak mau kehilangan
59 Ular tangga
60 Cerita dari informan
61 Cinta dan Kasih
62 Ada apa sih?
63 Mufakat
64 Nasihat Sri untuk Butet
65 Mencoba lebih dewasa
66 Permintaan untuk mendampingi
67 Doa Dewa
68 Vila Keluarga
69 Ancaman Dewa
70 Ajakan Dewa
71 Maafkan aku.. Maafkan aku..
72 Luluhnya Singa betina!
73 I love you, Sri..!
74 Kurang kau?
75 Uda!
76 Janji Batra
77 Pasangan terhebat
78 Pagi yang cerah
79 Emosi Siti
80 Pertanyaan Moana
81 Media Sosial
82 High Value Woman
83 3 vs 1
84 Satu kosong
85 Aku mencintaimu
86 Ayo kita pergi
87 Tidak bisa..!
88 Dilema
89 Paksa aku!
90 Malaikat tak bersayap
91 Yang akan di kenang
92 Mau di tolak rugi, gak di tolak berdosa
93 Ajakan Moan
94 Keributan
95 Babak kedua
96 Janji seorang laki-laki
97 Malam terakhir di Labuan Bajo
98 Kesan tadi malam dan pagi ini
99 Halomoan Pangaribuannnnnn..!!
100 Kenyataan tak seindah angan
101 Puncak kekesalan Moan
102 Aku butuh pelukan
103 Besar besaran gengsi
104 Gelisah
105 Antara Sri dan Kimberly
106 Ultimatum dari Dewa
107 Orang-orang yang membalut lukanya sendiri
108 AADB (Ada Apa Dengan Butet)
109 Trauma masa lalu
110 Wanita-wanita kuat
111 Pertanyaan
112 Boneka
113 Grazia dan Ronald
114 Kita adalah IBU untuk orang tua kita
115 Rencana hari ini
116 Andaikan, kalau
117 Sri, si paling..
118 Pokoknya harus..!
119 Bundo mau tinggal dengan kau
120 Kecuali BATRA
121 Guling
122 Apa aku salah lagi?
123 Di dinding kamar pembantu
124 Hari pertama sekolah
125 Girls.....!
126 Reuni ketan susu
127 Dua!
128 Risau Sri, Risau Butet
129 sudah gak lama lagi
130 Kau duluan!
131 Cabot kita!
132 Cerita Moana
133 Doa dan harapan
134 Moana si penyebar isu
135 Ke Jakarta
136 Saksi mata
137 Aku adalah warior!
138 Dalam keputusasaan, dalam sedikit harapan
139 Kedatangan Batra
140 Dua ruangan ICU
141 Kedamaian
142 Pertengkaran
143 Iya, kita pasiennya!
144 Ikan gosong
145 Onde mande!
146 Cerita naon?
147 Amarah Cempaka
148 Kesaksian
149 Hari H
150 Kenangan terindah
151 Hasil test DNA
152 Aku yang salah
153 Di jemput paksa
154 Yang keempat
155 Bersitegang
156 Hari kebebasan
157 Astaga!
158 Aduh!
159 Terciduk
160 Ajakan Pertemuan
161 Perpisahan
162 Kita adalah pejuang untuk diri kita sendiri
163 Operasi
164 Dukungan untuk Sri dan Dewa
165 Ada yang pergi, ada juga yang datang
166 Welcome baby boy
167 Tamu tak di undang
168 Sebenarnya apa isi surat dari Grazia?
169 Isi surat Grazia
170 POV Grazia
171 Gelisah
172 Hari Raya
173 Keikhlasan
174 Yakin?
175 Pesan dari Dewa
176 Kehilangan untuk memulai cerita baru
177 Selamat datang adik Kimberly..!
178 Epilog
179 Kata penulis
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Moana
2
Moan dan Arinauli = Moana
3
Curhat
4
Aplikasi
5
ID Moan_Ganteng
6
Meninggalkan Rumah
7
Menginap Di Hotel
8
Salah Sangka Lagi
9
Kembali ke Rumah Kost
10
Welcome to Kost Putri
11
Jumpa kita dek..
12
Rapat pokokmen!
13
Kok Bisa?
14
Permintaan Terakhir
15
Janjian
16
Curahan hati
17
Curhat Moan
18
Tanda tanya
19
Kedatangan Moan
20
Aku mau cere!
21
Doa Moan
22
Pulang
23
Membuntuti Dewa
24
Pertanyaan
25
Kenyataan
26
Maafkan aku Sri...
27
Welcome to kost putra
28
Mantap kali ide mu..
29
Pertanyaan Moana
30
Menghargai
31
Awal bertemu
32
Kagum
33
Maafkan aku Tuhan... Maafkan aku Sri
34
Hati Hati yang tersakiti
35
Sampek mati pun ku kejar kau!
36
Surprise
37
Gara-gara Gaun
38
Melihat Dewa
39
Janjian dengan Sri
40
Aku harus apa Tet?
41
Kau tenang aja
42
Ayo kita selidiki!
43
Cemburu
44
Senyum senyum sendiri
45
Eksekusi Rencana
46
Kehilangan
47
Kenak kau!
48
Dari hati ke hati
49
Ribut lagi
50
Apa kabar dengan masalahmu?
51
Memata matai
52
Nasi dan kuah
53
Lelaki lain
54
Calon informan
55
Merenungi kebodohan
56
Sepakat
57
Drama
58
Benci, namun tidak mau kehilangan
59
Ular tangga
60
Cerita dari informan
61
Cinta dan Kasih
62
Ada apa sih?
63
Mufakat
64
Nasihat Sri untuk Butet
65
Mencoba lebih dewasa
66
Permintaan untuk mendampingi
67
Doa Dewa
68
Vila Keluarga
69
Ancaman Dewa
70
Ajakan Dewa
71
Maafkan aku.. Maafkan aku..
72
Luluhnya Singa betina!
73
I love you, Sri..!
74
Kurang kau?
75
Uda!
76
Janji Batra
77
Pasangan terhebat
78
Pagi yang cerah
79
Emosi Siti
80
Pertanyaan Moana
81
Media Sosial
82
High Value Woman
83
3 vs 1
84
Satu kosong
85
Aku mencintaimu
86
Ayo kita pergi
87
Tidak bisa..!
88
Dilema
89
Paksa aku!
90
Malaikat tak bersayap
91
Yang akan di kenang
92
Mau di tolak rugi, gak di tolak berdosa
93
Ajakan Moan
94
Keributan
95
Babak kedua
96
Janji seorang laki-laki
97
Malam terakhir di Labuan Bajo
98
Kesan tadi malam dan pagi ini
99
Halomoan Pangaribuannnnnn..!!
100
Kenyataan tak seindah angan
101
Puncak kekesalan Moan
102
Aku butuh pelukan
103
Besar besaran gengsi
104
Gelisah
105
Antara Sri dan Kimberly
106
Ultimatum dari Dewa
107
Orang-orang yang membalut lukanya sendiri
108
AADB (Ada Apa Dengan Butet)
109
Trauma masa lalu
110
Wanita-wanita kuat
111
Pertanyaan
112
Boneka
113
Grazia dan Ronald
114
Kita adalah IBU untuk orang tua kita
115
Rencana hari ini
116
Andaikan, kalau
117
Sri, si paling..
118
Pokoknya harus..!
119
Bundo mau tinggal dengan kau
120
Kecuali BATRA
121
Guling
122
Apa aku salah lagi?
123
Di dinding kamar pembantu
124
Hari pertama sekolah
125
Girls.....!
126
Reuni ketan susu
127
Dua!
128
Risau Sri, Risau Butet
129
sudah gak lama lagi
130
Kau duluan!
131
Cabot kita!
132
Cerita Moana
133
Doa dan harapan
134
Moana si penyebar isu
135
Ke Jakarta
136
Saksi mata
137
Aku adalah warior!
138
Dalam keputusasaan, dalam sedikit harapan
139
Kedatangan Batra
140
Dua ruangan ICU
141
Kedamaian
142
Pertengkaran
143
Iya, kita pasiennya!
144
Ikan gosong
145
Onde mande!
146
Cerita naon?
147
Amarah Cempaka
148
Kesaksian
149
Hari H
150
Kenangan terindah
151
Hasil test DNA
152
Aku yang salah
153
Di jemput paksa
154
Yang keempat
155
Bersitegang
156
Hari kebebasan
157
Astaga!
158
Aduh!
159
Terciduk
160
Ajakan Pertemuan
161
Perpisahan
162
Kita adalah pejuang untuk diri kita sendiri
163
Operasi
164
Dukungan untuk Sri dan Dewa
165
Ada yang pergi, ada juga yang datang
166
Welcome baby boy
167
Tamu tak di undang
168
Sebenarnya apa isi surat dari Grazia?
169
Isi surat Grazia
170
POV Grazia
171
Gelisah
172
Hari Raya
173
Keikhlasan
174
Yakin?
175
Pesan dari Dewa
176
Kehilangan untuk memulai cerita baru
177
Selamat datang adik Kimberly..!
178
Epilog
179
Kata penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!