Part 03

Gavi menatap Kiko yang ada di bawahnya. Bibir Kiko yang ranum, membangunkan gairahnya. Pria itu mendekatkan bibirnya ke bibir Kiko.

Melihat hal itu Kiko langsung memejamkan matanya. Seolah siap menerima ******* dari pria yang baru ia ketahui bernama 'Gavi'

Gavi tersenyum sinis.

“Kau boleh memunculkan diri. Jika saya sudah keluar,” bisiknya pelan.

Kerek.... pintu terbuka. Gavi segera berdiri. Menutupi tubuh Kiko dengan selimut. Merapikan jasnya. Matanya tertuju ke perempuan yang memakai blazer dengan tatanan rambut diikat tinggi. Melangkah masuk.

“Kau ngapain, lama banget?” tanya perempuan itu. Suasana kamar yang remang-remang. Membuatnya merogoh tas, mengambil ponsel. Menyalakan lampu senternya. Mengarah ke arah Gavi.

Gavi menggaruk tengkuknya, ia tampak berpikir, mencari jawaban yang tepat.

“Ketiduran.”

“Tidak masuk akal.” Terkekeh tak percaya. Kini senter ponselnya ia arahkan ke ranjang. Yang terlihat berantakan bak kapal pecah. Ia mengerutkan keningnya, mendapati gundukan tinggi melintang di tengah kasur.

Perempuan itu menatap Gavi tajam, curiga. Rasa penasarannya membuat ia melangkah lebih cepat. Tangannya terulur ingin menarik selimut.

Namun sejurus kemudian Gavi mencekal pergelangan tangannya, menyeretnya menjauhi ranjang.

“Apa yang kau sembunyikan? Wanita?” tebaknya dengan tatapan yang masih ke arah ranjang. Sekalipun Gavi terus menarik tangannya kasar.

“Katakan.”

“Tidak ada, jangan banyak bicara. Itu hanya guling,” sergah Gavi menutup pintu kasar.

Mendengar pintu tertutup. Kiko yang ada di bawah selimut. Langsung bangkit. Menyibak selimut kasar.

“Sial kenapa gua mikir lelaki itu akan mencium sih. Terus ngapain juga pakai nawari gua ... jadi istri ke tiganya. Atau simpanan, sialan ... memangnya gua cewek murahan apa? ” jeritnya menjambak rambutnya kasar. Tidak terima.

“Tapi siapa wanita yang baru saja masuk ke kamar ini. Apa dia istrinya? Tapi istri yang ke berapa?” Kiko menerawang jauh. Bergidik ngeri, ketika tiba-tiba sekelebat bayangan. Seandainya ia menerima tawaran Gavi untuk menjadi istri ketiga atau hanya simpanan semata.

“Mentang-mentang namaku Kiko, pakai mau dijadikan simpanan. Sorry enggak level....”

Kiko turun dari ranjang, berjalan menuju pintu. Berseloroh ria. Meniru iklan yang sering ia jumpai di televisi. “Maa ...minta kiko....”

“Tuhan semoga Engkau tak mempertemukanku dengan Gavi....”

\*\*\*

“Gav lu nyembunyin sesuatu kan? Ayo jawab,” todong Meggie berjalan tergesa-gesa, berusaha menyejajarkan langkahnya dengan langkah lebar milik Gavi.

Gavi tidak menyahut, pria itu semakin mempercepat langkahnya. Tatapannya tertuju pada ponsel. Tak mengindahkan tuduhan Meggie.

“Jangan-jangan lu tadi habis bercocok tanam ya Gav? Lu nyembunyin wanita di kamar kan? Apa dari BO?"

Tuduhan terakhir dari Meggie membuatnya mengumpat.

“Lu enggak usah meracau kemana-mana. Mau gua batalkan pernikahan lu?” ancam Gavi kepada asisten pribadinya.

“Eh ....ya jangan dong Gav! Enak aja, ini masalah pribadi di luar kerjaan. Lu enggak punya hak melakukan diskriminasi terhadap percintaan gua,” cecar Meggie masuk lift tak berisik. Kecuali dirinya dan Gavi.

“Tapi enggak apa-apa sih, kalau lu melakukan itu. Siap-siap saja kehilangan asisten yang multitalentd. Gua yakin ...lu enggak akan nemu yang kayak gua lagi. Mau melakukan apapun ...meski itu di luar kerjaan.”

“Bahkan saat waktu libur saja, masih lu usik. Meggie cepat ke rumah. Meggie lakukan ini. Meggie ...Meggie dan hanya Meggie ...saat dalam kondisi urgent. Sampai-sampai gua mau kissing sama calon suami. Gatot ... gara-gara lu telepon. Punya bos model lu itu musibah.”

Gavi terkekeh geli mendengar ocehan yang berisi keluh kesah asistennya. Yang telah bekerja lama dengannya.

“Tapi sebanding dengan gaji yang kita sepakati’kan?” balas Gavi berdasar dipojok lift. Memasukkan ponselnya ke saku celana.

“Enggak sebanding dengan kerjaan gua. Sebelum menikah apa gua harus risent? Enggak ke bayang mau honeymoon dapat telepon dari lu.” Melipat tangannya ke dada dengan bibir tak henti-hentinya mencibir atasannya. Namun disaat itu pula tak sengaja matanya menemukan sesuatu tanda di kemeja bosnya. Cepat ia menyibak jas Gavi. Memastikan Apa yang dilihat benar?

“Gavi....” suaranya tercekat, menatap bosnya.

“Ini lipstik siapa?” Tunjuknya menekan dada Gavi.

Gavi langsung menundukkan kepalanya. Matanya membulat sempurna, mendapati tanda merah di kemejanya.

Kini ingatannya kembali, ketika dadanya membentur bibir Kiko. Karena teriakan Meggie.

“Hem bau parfum cewek lagi,” beo Meggie mengendus kemeja Gavi.

Wajah Gavi tampak gugup. “Hayo ... apa yang kau lakukan? Satu jam loh ...gua nunggu lu. Di tempat pertemuan. Eh bosnya malah enggak datang. Benar dugaan gua ...lu BO diam-diam kan?”

“Ngawur,” sergah Gavi tidak terima.

Meggie melengos. Mencibit.

“Enggak kebayang si kalau sampai Kenny, melihat noda lipstik di kemeja kerjamu. Bisa-bisa pulang lu langsung di interogasi atau malah di banting.” Meggie geleng-geleng ngeri.

Membayangkan reaksi Kenny. Ketika mencium aroma parfum wanita serta lipstik yang menempel di kemeja Gavi.

Apa benda di rumah akan beterbangan?

“Gua laporin kenakalan lu ke Kenny, bilangnya ke Banten ada pertemuan! Eh enggak tahunya pindah haluan,” ancam Meggie segera keluar dari lift. Ketika lift tidak. Cepat ia mencari nomor telepon seseorang di ponselnya.

“Meg ...hey dengerin dulu,” seru Gavi dari belakang, berlari kecil mengejar asistennya.

“Jangan coba-coba laporin hal ini ke Kenny. Sumpah gua enggak, melakukan apapun. Seperti yang lu tuduhkan.” Menarik bahu Meggie agar berhenti. Namun perempuan itu mengibaskan tangannya. Berlari menjauh, keluar hotel.

“Demi Tuhan, Megg gua enggak bercocok tanam.” teriak Gavi berlari mengejar Meggie. Bersimpangan dengan beberapa orang .

“Bucin kebanyakan tingkah,” cetus Meggie.

Gavi menjambak rambutnya kasar. Ketika Meggie yang berjalan mendahului. Meletakkan ponselnya ke daun telinga.

“Lu akan nyesel Megg, bilang kejadian ini ke Kenny. Bukan hanya gua yang dapat masalah. Lu juga akan di interogasi mati-matian. Karena lu ...yang bersama gua malam ini. Lu akan dijadikan saksi Megg, bisa saja status lu naik jadi tersangka.”

Peringatan telak dari belakang. Membuat Meggie mematikan telepon, ketika nada sambung terhubung.

“Keluarga beringas, kenapa gua harus terjebak menjadi bawahan lu Gav....”

Terpopuler

Comments

Heri Wibowo

Heri Wibowo

Oke lanjut

2022-12-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!