My Boss BASTARD
Bugh!
“Agrhhhhhhhhhhh....” teriak lelaki botak berperut buncit. Ketika wanita yang ingin ia jamah tubuhnya menendang perutnya kasar.
Melihat tubuh tua bangkai terjerembap ke lantai. Kiko langsung bangkit dari kasur. Merapikan pakaiannya yang masih ia kenakan. Menyambar pistol milik si botak. Yang tergeletak di meja. Berlari mendekati pintu.
.
Tawa seseorang memekakkan telinga. Kiko menoleh. Dilihatnya tua bangkai itu, berpegangan pada dipan kasur untuk membantunya berdiri.
'Sial ternyata pintu dikunci dari luar' batinnya ketika sadar jika pintu tidak bisa di buka. Setelah ia memutar kunci.
Ia diam sejenak berpikir. Matanya menatap tajam ke arah si botak.
“Jangan bergerak! Atau ku pecahkan kepalamu....” Wanita itu menarik pelatuk pistol dengan moncong revolver mengarah ke kepala si botak.
Jarak tujuh langkah, si botak mangkat tangannya pasrah. Memaki.
Kiko berjalan mengendap-endap ke arah laci yang ada di samping ranjang. Dengan moncong senjata yang masih mengarah ke kepala si botak.
Ketika ia berhasil mengambil teko. Ia kembali berjalan mundur ke arah pintu. Dengan tatapan tajam, bersiap menarik pelatuk. Ketika si botak berani melangkahkan kakinya.
“Diam!” ancamnya dengan tangan kiri yang berhasil menuangkan isi teko tepat di depan pintu.
Wanita itu tersenyum sinis, ibu tirinya telah salah. Karena berani menjualnya untuk melunasi hutang yang alamarhum ayahnya tinggalkan.
Kiko segera merapatkan tubuhnya di samping pintu. Menarik nafas dalam-dalam. Tersenyum sinis sebelum akhirnya.
Dor! Peluru yang keluar dari pistol mengenai mata kaki tua bangkai.
“Agrhhhh!” teriaknya terjatuh di kasur.
Mendengar suara tembakan dari kamar bosnya. Tiga bodyguard yang berdiri di depan. Segera membuka kunci, mendobraknya kasar.
Brak!. Ketiganya terpeleset, air yang menggenang di bibir pintu.
“Agrh sialan!” maki bodyguard berambut putih yang ditindih oleh rekan lainnya.
Kiko yang berdiri di samping pintu. Ia langsung melakahi punggung bodyguard. Berlari keluar.
Sebelum si botak berteriak, memberikan perintah. “CEPAT KEJAR....”
Tiga bodyguard itu langsung bangkit. Berlarian menengok ke kanan kiri. Dilihatnya Kiko berlari ke kanan.
“KEJAR...” Salah satu bodyguard. Memberikan perintah.
Suara langkah kaki mengisi koridor hotel. Kiko menoleh, nafasnya memburu. Mendapati tiga bodyguard berlari cepat kearahnya.
Bruk. Tak sengaja tubuhnya menatap cleaning service. Yang membawa alat pel membuat pistol yang ada di tangannya terlepas.
“Maaf-maaf!” Kiko menangkupkan kedua tangannya. Tidak sempat mengambil pistol. Ia segera berlari cepat belok ke kiri. Membuat tiga bodyguard itu tidak terlihat lagi.
“Tolong ...tolong saya,” ujarnya sembari mendorong satu persatu pintu kamar hotel. Berharap ada pintu yang tidak dikunci.
“Sial kenapa enggak ada pintu yang terbuka,” umpatnya kesal.
Dari kejauhan ia melihat seorang pria baru masuk ke dalam kamar 105.
Dengan nafas tersengal-sengal, Ia mempercepat larinya. Sebelum bodyguard itu muncul di belakangnya.
BRAKKKK....
Kiko mendorong pintu kasar. Membuat tubuhnya masuk sempoyongan karena pintu belum sempat dikunci.
Pria yang tadi melempar jas keranjang. Menoleh, ketika pintu kamarnya dibuka kasar. Matanya membulat mendapati wanita berbaju seksi dengan rambut acak-acakan sedang mengunci pintu.
“KELUAR SIAPA YANG MEMBERIMU IZIN MASUK KAMAR SAYA!” teriaknya menghampiri Kiko. Pria itu menarik pergelangan tangan Kiko kasar. Membuat tubuh Dan berbalik, kearahnya.
Di luar kamar hotel, tiga bodyguard si botak. Berdiri di depan pintu kamar nomor 105.
“Damn ...kemana wanita itu....” maki salah satu bodyguard yang bisa didengar Kiko.
“Lancang sekali Anda berani memasuki kamar saya. Sekarang cepat KELUAR....” bentak pria itu mencekal tangan Kiko. Sembari memutar kunci.
“P-pak! Saya mohon tolong sa-saya,” mohon Kiko memelankan suara, menangkupkan telapak tangannya berharap.
Pria berwajah datar kelelahan itu. Melepaskan cengkeraman tangannya. Ketika kepalanya berdenyut.
“Keluar cepat keluar....” Dengan suara serak pria itu, memijat pelipisnya.
Melihat daun pintu terbuka sedikit. Kiko buru-buru menendang pintu.
Brak pintu tertutup rapat.
Dua bodyguard yang masih di depan pintu menoleh.
Bersamaan dengan itu satu bodyguard. Berlari tergopoh-gopoh dengan nafas terengah-engah.
“Setelah gua lihat dari CCTV, wanita itu masuk ke kamar 105 atau 104 gitu.” Infonya dengan dada naik turun. Mengusap peluh di dahi.
Dua bodyguard langsung menatap nomor pintu. Yang ada di depannya.
“Jadi yang benar yang mana?” tanya bodyguard berambut putih.
“105. Coba saja....”
Kiko menggigit kuku-nya, berpikir. Dengan posisi kaki yang masih mengganjal pintu. Cemas.
“Saya mohon Pak, tolongin saya. Bapak tega lihat saya nelangsa,” katanya memasang wajah melas.
“Saya tidak peduli dengan masalah kamu dan orang yang ada di luar. Mereka mencarimu’kan?” cetus pria itu menyingkirkan kaki Kiko. Segera memutar kunci yang tadi sempat dikunci Kiko kembali.
Melihat hal itu Kiko langsung bersimpuh di kaki pria itu.
“Pak saya dijual ibu tiri saya, saya enggak mau Pak jadi kupu-kupu malam...” Memeluk kaki pria itu penuh harap.
“J-jadi saya mohon P-pak. Tolong saya, kali ini saja Pak!" ujarnya mengiba penuh harap.
Pria itu menghembuskan nafas kasar. Ingin angkat bicara, namun sebelum itu. Teriakan mengglegar dari luar. Membuatnya menatap pintu datar.
“BUKAK SAYA TAHU KAMU DIDALAM!”
Kiko bangkit dari bersimpuhnya. Menarik lengan pria yang ada di depannya kasar. Menuju kasur, dan segera mematikan lampu. Seketika suasana menjadi temaram.
“Apa yang kau lakukan?” tanya pria itu heran.
Kiko tidak menjawab ia justru membaringkan tubuhnya dikasur.
““Kita pura-pura tidur Pak!” ajaknya menggeser tubuhnya sedikit, agar pria yang masih mematung itu bisa merebahkan tubuh di sampingnya.
Mau tidak mau pria itu mengikuti perintah, wanita yang tidak ia ketahui namanya.
Cepat Kiko menarik selimut untuk menutup tubuh mereka. Ketika pria berwajah datar itu tidur dengan posisi miring menatapnya dalam.
Kiko menelan ludahnya kasar. Ketika tiba-tiba saja pria itu menediihi tubuhnya.
“P-pak mau ngapain?” pekiknya tersekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Heri Wibowo
Oke lanjut Thor
2022-12-28
0