"Saaa saaa." aku terkejut mendengar teriakan mamak yang terdengar panik pagi itu aku bergegas menuju kamar ke dua orang tua ku.
" Kenapa mak?." Tanya ku sesampainya di kamar orang tua ku ,mamak terlihat menangis aku terlihat kaus yang ayah kenaikan berlumur darah segar.
" Ya Allah ayah kenapa mak?." Pekik ku melihat keadaan ayah.
" Mamak tidak tahu nak, tadi ayah batuk batuk tiba tiba keluar darah." jelas mamak.
Aku segera menyuruh mamak mengganti kaus ayah dan berencana hendak membawanya kerumah sakit.
" Mamak ganti kaus ayah dan juga ganti baju mamak kita bawa kerumah sakit."
Ku telfon mas Jaka untuk mengabarkan bahwa ayah tiba tiba muntah darah.
" Ya Allah dek ya udah sebentar lagi mas kesana" sahut mas Jaka di telfon setelah memberi tahu mas jaka aku keluar rumah dan berlari menuju rumah kak Widya.
TOK ..TOK.. TOK!
aku mengetuk pintu rumah kak Widya seperti kesetanan karena hari libur pintu dan jendela rumah kak Widya masih tertutup rapat.
Aku hendak meminta pertolongan pada kak Widya sekiranya suaminya bisa mengantarkan kami kerumah sakit dengan mobil mereka.
" Siapa?." Seru kak Widya dari dalam rumah.
" Lisa kak , tolong aku kak ." ujar ku setengah menangis saking paniknya melihat keadaan ayah.
Kak Widya membuka pintu terkejut melihat ku yang menangis panik.
" Kenapa sa? Ayok sini masuk dulu." ujarnya mengajak ku duduk di ruang tamunya.
Segera ku ceritakan kondisi ayah dan maksud kedatangan ku untuk meminta pertolongan mengantar kami membawa ayah kerumah sakit.
Setelah mendengar cerita ku kak Widya mengelus punggung ku mukanya terlihat prihatin dengan keadaan kami.
" Ya udah sebentar ya aku bangunkan suami ku dulu."
Tidak lama kak Widya dan ko Jimmy menjumpaiku di ruang tamu
" Kenapa dek ayah mu." ujar ko Jimmy suami kak Widya aku menceritakan kejadiannya.
" Oh sebentar ya Koko mandi dulu." ucap ko Jimmy suami kak Widya.
Aku pamit pulang untuk berganti baju dan menjelaskan pada adik adik ku meminta mereka tetap di rumah.
" Lin .. bangun lin" aku mengguncang tubuh Alin yang masih tertidur lelap alin membuka matanya dan menggeliat kemudian duduk di tepi tempat tidur.
" Ada apa kak?." tanyanya sambil menguap
" Jaga adik adik mu bersihkan rumah dan dan masak kakak dan mamak mau bawa ayah kerumah sakit."
" Ayah kenapa kak?."
Aku menjelaskan bahwa ayah tiba tiba muntah darah .
" Ya Allah ayaaaah" Alin segera keluar kamar dan masuk kedalam kamar orang tua kami.
" Assalamualaikum, terdengar suara kak Widya dari arah pintu.
" Waalaikum Salam, masuk dek. " ujar mamak mempersilahkan kak Widya dan ko Jimmy masuk kedalam.
" Sudah siap? Ayok kita berangkat sekarang." ajak mereka.
ko Jimmy dan mas Jaka membantu ayah berjalan keluar rumah menuju mobil yang sudah terpakir di depan rumah kami.
Kak Widya membuka kan pintu mobilnya .
mas Jaka duduk di depan di samping ko Jimmy suami kak Widya.
" Kami berangkat dulu ya kak" ujar ku pada kak Widya.
" Iya sa, semoga ayah mu tidak kenapa kenapa."
" Hati hati sayang nyetirnya " ujar kak Widya pada suaminya.
Setibanya dirumah sakit aku segera menuju loket pendaftaran untung ayah sudah kudaftarkan bpjs jadi aku tidak begitu pusing dengan soal biaya nanti.
Paling hanya membeli obat yang sekiranya tidak ada dirumah sakit.
Setelah di periksa ayah di haruskan opname .
Ada flek di paru paru ayah karena kebiasan ayah yang merokok seperti kereta api itu.
Karena di haruskan opname mamak menunggui ayah di rumah sakit. aku mas Jaka dan ko Jimmy kembali kerumah .
Ko Jimmy menghampiri mamak yang duduk di samping ranjang ayah
" Bu ini sedikit untuk membeli sarapan " ujar ko Jimmy menyelipkan amplop ketangan mamak.
" ya Allah apa ini dek , sudah diantar kesini masih juga di kasih amplop. " ujar mamak merasa tidak enak sekakigus terharu atas kebaikan suami kak Widya itu.
" Tidak apa apa bu sebagai tetangga harus tolong menolong." sahut ko Jimmy sambil mengusap bahu mamak
"Terima kasih banyak ya dek, tolong sampaikan sama dek Widya juga. "
Ko Jimmy tersenyum dan mengangguk kemudian kami meninggalkan mamak.
Setelah sampai di depan rumah aku dan mas jaka segera turun dan mengucapkan terima kasih pada kok Jimmy.
" Terimakasih ya ko, semoga allah membalas segala kebaikan koko dan kak Widya."
" aamiin terima kasih dek" sahut ko Jimmy sambil tersenyum.
Kami segera masuk kedalam rumah rumah sudah dalam keadaan rapi dan bersih Dita sedang menjemur baju sedangkan Alin tampak sedang memasak di dapur.
.
Aku masuk kekamar orang tuaku dan membuka lemari untuk mengambil baju ayah dan mamak yang akan kami bawa kerumah sakit nanti.
" Makan dulu mas, "aku mengajak mas Jaka untuk sarapan karena Alin sudah siap memasak karena kami akan kembali kerumah sakit lagi.
Ku memasukan makanan yang alin masak hari ini. untuk mamak kedalam rantang dan meminta mas Jaka untuk ketoko grosir membeli beberapa cemilan dan buah untuk mamak dan ayah di rumah sakit nanti.
" Lin kabari kak Yuni dan bang Johan kalau ayah masuk rumah sakit malas kakak mengabari mereka"
" Ya kak."
" Dita bantu kak Alin, kakak sibuk nanti mau kerumah sakit lagi.
" Kamu Arif jangan nakal nakal ayah dan mamak tidak di rumah."
" Ya kak" sahut adik bungsuku sambil nonton tivi.
" Yuk mas" ajak ku pada mas Jaka setelah ku kemas semua barang barang barang yang akan ku bawa kerumah sakit.
" Gak ada yang lupa kan dek?" Ucap Mas jmJaka menyakin kan ku dengan barang barang yang akan kami bawa kerumah sakit.
Aku mengangguk sambil membawa barang barang katas motor.
Saat aku dan mas Jaka siap melaju dari kejauhan kak yuni memanggil manggil.
" Saa saa tunggu" dia turun dari motor ,suaminya mengantarkannya begitu kak Yuni dan. keponakan ku turun dari motor bang Andi segera berlalu meninggalkan kami tanpa berbasa basi dulu.
Mungkin dia masih sakit hati dengan kata kata ku yang cukup pedas tempo hari.
Siapa pun akan marah jika anggota keluarga di sakiti demikian juga dengan ku. Aku tidak terima kakak perempuan ku di perlakukan dengan tidak baik olehnya.
" Heh kamu ya bang! Kalau memang gak mau lagi sama kakak ku ceraikan! ."
" Dia masih punya keluarga jangan seenak jidat abang perlakukan kakak ku!."
" Ayah dan mamaknya yang membesar kan dia pun tidak pernah memukulnya" maki ku pada bang Andi saat melihat kak yuni lebam membiru akibat perbuatannya.
Mungkin baginya seharusnya aku tidak mengatakan kata kata seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments