"Sa mamak minta kamu jangan dulu berfikir untuk menikah ya nak adik adik mu masih butuh biaya sekolah."
" Kalau kamu menikah siapa lah yang akan membantu mamak dan ayah menyekolahkan adik adik mu nanti."
" Pasti kamu akan sibuk memikirkan keluarga sendiri terlebih lagi kalau kamu sudah punya anak."
Perkataan mamak terasa bagaikan sembilu yang menyayat hatiku secara tidak langsung seolah ingin berkata aku harus mengubur dalam dalam impian untuk menikah sebelum adik adik ku tamat sekolah.
Sampai kapan terus begini ya Allah ratap ku dalam hati .
Padahal aku dan mas Jaka sudah mempunyai rencana untuk mulai nabung bersama untuk biaya pernikahan kami nanti nya.
Diusia ku yang sudah menginjak 25 aku masih harus mengubur dalam dalam impian untuk menikah.
Meskipun kehidupan di sini tidak seperti kehidupan di desa tapi sebagai perempuan aku punya keiinginan untuk menikah di usia yang tidak terlalu tua.
Di desa dengan usia ku yang sudah menginjak 25 tentunya sudah mendapat julukan perawan tua jika belum menikah karena patokan di desa itu perempuan seharusnya sudah menikah di usia 20 an.
Selain mas Jaka ada juga kak Widya yang selalu mensupport aku kak Widya tetangga depan rumah yang sangat baik dia selalu membesar kan hati ku tidak perlu aku bercerita dia tahu keadaan dan posisi ku.
Darinya aku mendapat uang tambahan dari mengantarnya pergi kepasar atau pun mengantar jemput anak nya ke sekolah.
" Ya Allah Sa aku aja dulu waktu se usia kamu masih bersenang senang , kamu hebat sabar ya."
Kak Widya bukan bermaksud mengecilkan hati ku tapi lebih ke arah kagum pada ku karena di usia ku yang masih 25 aku memikul tanggung jawab yang berat.
" Itulah kak, kalau tidak kuat iman sudah gila aku karena keadaan ini."
" Husssst gak boleh ngomong seperti itu Allah tahu kamu kuat makanya allah menempatkan ku dalam posisi yang seperti ini."
Usia kak Widya seumuran dengan kak Yuni tapi kak Widya lebih dewasa dan bijak cara berfikirnya.
Hari ini kak Yuni datang kerumah dengan luka lebam di bawah mata kirinya.
Dia datang dengan membawa serta anak anaknyamelihat keadaan kak Yuni mamak menangis ayah hanya mengelus dada tapi dari wajahnya ada rasa marah yang amat sangat .
Tapi tidak bisa berbuat apa apa karena kak Yuni pun keras kepala sudah lama kami meminta kak yuni untuk berpisah dengan suaminya tapi kak Yuni menolak dengan alasan Inayah dan Fauzan masih membutuhkan kasih sayang ayahnya.
" Yun apa yang kamu pertahan kan dan kamu harapkan dari Andi itu nak?." Ujar mamak dan ayah beberapa waktu yang silam.
" Yuni mengerti ayah, mamak tapi bagaimana dengan Inayah dan Fauzan kalau Yuni berpisah?."
Aku yang mendengar ucapan kak yuni jadi meradang.
" kak kakak itu egois tidak punya perasaan kakak tahu tidak perasaan ayah dan amak?."
" Setiap berkunjung hanya datang membawa air mata, lagian apa sich yang buat kakak berat ninggalin lelaki tidak berguna itu?." tanya ku.
Kak Yuni hanya diam melihat ku marah.
" Tidak masalah aku tangggung makan kakak dan keponakan ku asal sudah berpisah dengan lelaki tidak berguna itu!." lanjut ku sewot.
Sangat keterlaluan memang abang ipar ku itu memberi nafkah pas pasan bahkan cenderung kurang tapi dia juga melarang kakak ku bekerja dia terlalu pencemburu.
Dulu kak Yuni bekerja di sebuah
butik tapi baru satu bukan bekerja akhirnya mengundurkan diri, karena merasa tidak enak dengan pemilik butik karena bang Andi melabrak adik pemilik butik hanya karena mengantar kak Yuni pulang.
Bukan tanpa alasan adik lelaki pemilik butik mengantar kak Yuni pulang karena sudah larut bang andi tidak kunjung menjemput kak Yuni kala itu.
" Jadi itu kenapa pipi kakak lebam?."
" Semalam bang Andi pulang dalam keadaan mabuk dan minta jatah tapi kakak menolak jadinya dia melampiaskan kemarahannya dengan memukul kakak."
Kadang aku tidak habis fikir kenapa kak Yuni begitu bodoh usia nya sama dengan kak Widya tetangga depan rumah ku itu kenapa dia bisa dewasa seperti kak Widya?.
Dulu amak dan ayah tidak menyangka akan punya anak sebanyak ini makanya terlalu memanjakan kak Yuni dan bang Nasrul hal itulah yang membuat kak Yuni dan bang Nasrul menjadi seperti sekarang ini .
Ayah dan amak salah mendidik mereka ,ayah hanya diam tidak mengucap sepatah katapun tapi aku tahu apa yang berkecamuk dalam benaknya.
Kak Yuni yang dia bangga banggakan malah menjadi beban di usia senjanya .
Masih jelas dalam ingatan ku bagaimana ayah dan amak membeda bedakan aku dan kak Yuni, kak Yuni memang beda sendiri di keluarga kami dia tumbuh menjadi gadis yang cantik.
Sedangkan aku mewarisi wajah amak yang mirip dengan Bangladesh.
Karena hal inilah aku sering dikira keturunan India padahal ayah dan amak Asli minang.
Masih jelas dalam ingatan ku ayah dan anak menitipkan ku pada tante ku di luar pulau karena kerepotan mengurus adik adik ku yang masih kecil kala itu.
" Nak ,anak ikut tante ya, nanti amak sama ayah akan sering sering jenguk anak kesini."
Sejak itulah aku diasuh oleh keluarga tante ku yang ekonominya sedikit lebih baik dari keluarga ku hingga tamat SMA.
Tante dan oom ku lah yang membiayai sekolah sejak umur 6 tahun hingga tamat SMA selama itu pula aku tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua kandung .
Setamatnya aku dari bangku SMA oom dan tante ku meminta ku pulang pada orang tua ku.
" Sa pulang lah kerumah orang tuamu tugas oom dan tante sampai disini."
" Ingat ya nak, mereka bukan membuang mu tapi keadaan lah yang memaksa mereka menitipkan mu pada kami" ucap oom dan tante saat meminta ku pulang pada amak dan ayah.
"Berbaktilah pada mereka nak."
Sebenarnya aku enggan untuk meninggalkan mereka tapi oom dan tante ku memaksa akhirnya aku menuruti perintah mereka.
" Oom , tante terimakasih atas segalanya semoga Allah
membalas perbuatan baik oom dan tante." ujar ku sambil berderai air mata.
" Sudahlah nak kalau bukan keluarga siapa yang akan membantu."
Saat itu aku baru tamat SMA hingga kini aku masih mengingat dengan baik kata kata oom dan tante yang telah berjasa membesarkan ku.
Sedih rasanya mengingat perjalan hidup ku yang penuh liku liku sekecil itu aku harus terpisah dari ke dua orang tua ku dan hidup dengan oom dan tante ku.
Meskipun aku di perlakukan dengan baik tapi tetaplah beda rasanya dengan orang tua kandung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments