"Gak jelas banget sih itu cowok! bukan nya seharus nya aku yang marah kan" ucap Risa dengan heran setelah mengunci kelas dia pun kemudian berjalan sedikit pelan agar tidak di kira mengikuti Risky.
Andai saja gerbang sekolah tidak hanya satu. Pasti Risa akan memilih jalan lain dari pada harus berjalan satu arah yang sama dengan Risky.
***********
"Pagi" ucap Risky tersenyum sumringah ketika masuk ke dalam kelas.
"Dia lagi" ucap Risa bergumam di dalam hati nya. Perasaan yang awal nya masih baik-baik saja, ketika Risky telah masuk ke dalam kelas nya mendadak berubah menjadi buruk.
"Apa liat-liat" ucap Risky ketika melewati Risa dan menyadari sedari tadi Risa memperhatikan nya.
"Siapa yang liatin kamu, gr banget sih" ucap Risa memaling kan wajah nya.
"Eh lampir apa kamu bilang barusan! coba ulangin lagi!" ucap Risky meletak kan tangan nya di meja Risa, badan nya sedikit membungkuk dan condong pada Risa hingga membuat Risa merasa ada yang aneh yang dia rasa kan. Tapi dia tetap berpura-pura tenang, namun meskipun begitu perasaan gugup tetap saja begitu menganggu nya.
"Kamu tuh cowok tukang gr! sok kegantengan! sok segala nya! puas kan sekarang!" ucap Risa mendorong Risky dengan pelan. Entah lah dia masih merasa tidak tega jika harus mendorong Risky dengan kuat.
"Kamu ngomong apa sih, udah dong gak usah marah-marah!" ucap Risky sembari tertawa kecil dan membelai lembut rambut Risa kemudian berlalu pergi menuju meja nya yang terletak di belakang meja Risa.
"Ihhh" kesal Risa memukul tangan nya ke mejanya sendiri. Rasanya sangat kesal sekali di perlakukan Risky seperti ini. Sebanar nya Ia jauh lebih kesal dengan perasaan nya sendiri yabg malah merasa begitu senang ketika Risky membelai lembut seperti itu di kepala nya.
"Udah biarin, sabarin aja" ucap Ika sembari tersenyum dan membuat Risa malah melampiaskan kekesalan nya pada Ika.
"Dia duluan yang mulai! dia ngeselin banget sa, ih kesel banget aku!!" ucap Risa mengepal tangan nya, menahan rasa kesal yang semakin memuncak di hati nya. Ingin sekali rasanya tangan nya ini memukul Risky dan mencincang sampai hancur tubuh nya hingga lenyap di muka bumi ini.
"Apa kamu bilang barusan?" ucap Risky yang semula duduk kemudian berdiri dan menghampiri Risa. Rupanya dia mendengar apa yang di kata kan Risa tadi.
"Engga" jawab Risa dingin, tidak menatap apalagi melihat ke arah Risky sekali pun.
"Kamu itu emang ngeselin banget yah jadi cewek! males tau gak aku lihat muka kamu ada di kelas ini!" ucap Risky yang tanpa dia sadari ucapan nya begitu membuat Risa terasa seperti sedang di tusuk oleh pedang yang begitu tajam Terasa begitu sakit ketika orang yang dulu nya sangat berarti dan selalu ingin berada di dekat kita kini malah mengatakan tak ingin melihat kita ada di hadapan nya lagi. Ucapan Risky benar-benar membuat Risa hampir saja menangis.
Risa hanya bisa diam dengan masih mengepal erat kedua tangan nya. Dia ingin sekali melawan dan membalas ucapan Risky tapi rasa nya jika sekali lagi dia berucap mungkin air mata nya malah akan jatuh nanti nya.
Risa sangat Ingin sekali menghancurkan Risky dalam pikiran dan perasaan nya, menghilangkan nya jauh-jauh dari kehidupan nya. Tapi itu mana mungkin bisa dia lakukan..
Sekarang saja hanya bisa diam, mendengar apa yang baru saja Risky katakan..
Sudah yang ke sekian kali nya dia selalu mengatakan hal yang menyakit kan seperti itu hingga membuat Risa kembali terus-terusan merasa terluka.
"Sudah ah, ayok duduk bentar lagi guru mapel masuk" ucap Ridho menarik Risky segera duduk kembali di kursi nya, Ridho merupakan teman sebangku Risky dan tempat duduk nya tepat di belakang Ika.
Risky pun kembali duduk di meja nya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Setelah jam istirahat pertama tadi sudah hampir setengah jam tapi sedari tadi tidak ada tanda-tanda guru mapel selanjut nya akan masuk ke dalam kelas.
Sedang kan di peraturan sekolah jika guru mapel tidak masuk seharus nya ketua kelas yang mengambil atau meminta tugas di meja piket guru.
"Ika, gimana nih mana dia gak mau ngambil tugas lagi?" ucap ku yang sedari tadi merasa gusar karena Risky tak ada bergerak sedikit pun, padahal dia lah ketua kelasn ya dan Risa sebagai wakil di kelas ini tentu saja pasti akan ikut di marahi wali kelas jika tidak mengingat kan Risky.
"Tegur sana" ucap Ika
"Aku malas ngomong sama dia, kamu yang tegur gih" tolak Risa.
"Iya deh" jawab Ika berbalik badan kemudian berbicara pada Risky "Ky, gak ke meja piket kah ambil tugas?"
"Kalian mau ada tugas?" Risky bertanya balik
"Yaa dari pada kita entar di marahin wali kelas" jawab teman yang lain.
"Iya ambil gih sana ky" sahut yang lain dan kemudian semua nya pun setuju.
"Tapi aku gak mau sendiri kesana, satu orang temanin aku ngambil tugas ke meja piket" ucap Risky yang membuat Risa bergumam di dalam hatinya "manja banget sih".
"Sama Risa sana" ucap Ridho yang membuat Risa langsung ikut menoleh ke arah belakang dan melotot tajam pada Ridho.
"Iya sama Risa aja sana kita gak ada yang berani ke meja piket, lagian kan biasa nya memang kalian yang ngambil tugas" ucap teman yang lain dan membuat Risa mengingat akan sesuatu dulu ketika jam kosong seperti ini, dia selalu menemani Risky untuk mengambil tugas bersama nya.
Risky hanya diam dan berlalu melewati meja Risa yang juga masih saja diam.
"Burusan sana sa" ucap Ika menyuruh Risa mengikuti Risky.
Risa yang masih bingung tak tahu harus berbuat apa akhir nya pasrah dan perlahan melangkah mengikuti Risky di belakang.
Sepanjang jalan menuju ruang piket tidak ada percakapan apa pun di antara mereka berdua. Sangat berbeda dengan saat dua bulan yang lalu. Ketika hubungan mereka masih baik-baik saja dan Risky tidak seperti sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Oki Indriani
keren banget cerita nya
2020-06-29
0