Waktu berlalu dengan begitu cepat.
Tidak serasa sekarang sudah waktu nya untuk pulang.
"Ikut pulang bareng gak?" tawar Ika pada Risa yang mood nya hari ini terlihat begitu buruk.
"Engga deh, entar aku pesen gober aja" Tolak Risa sembari memasuk kan satu persatu buku-buku yang berserakan di meja ke dalam tas nya.
"Oh iya udah, aku duluan ya" ucap Ika berlalu pergi seperti sedang buru-buru. Satu persatu orang-orang di kelas telah pulang. Mungkin karena mood Risa yang begitu buruk hari ini, jadi dia tidak begitu bersemangat untuk melakukan sesuatu dengan cepat.
"Iya hati-hati" ucap Risa dengan singkat. Ika pun juga sudah pergi dan sudah pasti tidak mendengar apa yang di ucap kan Rida pada nya.
Risa pun telah selesai memasuk kan buku-buku nya dan ketika dia telah berdiri dari kursi nya dan berniat ingin meninggalkan kelas tak sengaja dia bertabrakan dengan Risky yang juga ingin pulang. Dan tanpa di sadari oleh Risa Risky juga sedari tadi baru selesai mengemas barang-barang nya dan ternyata hanya tertinggal mereka berdua lagi di kelas ini.
"Kamu apaan sih nutupin jalan" ucap Risky berbicara tepat di belakang Risa.
"Apa sih gak jelas! kamu yang ngehalangin aku jalan juga" jawab Risa dengan kesal, padahal bisa di lihat dengan jelas Risa yang menutupi jalan.
"Kamu tu ih! ngeselin banget yah jadi cewek! kenapa sih!" ucap Risky dengan tangan nya kini menarik Risa hingga berbalik ke belakang dan membuat nya tersandar di meja nya. Risa merasa sangat lelah, dia tak ingin berdebat dan juga melawan. Dia pun jadi nya hanya membiarkan saja Risky mengunci dan membuat wajah nya begitu dekat dengan nya.
"Salah apa lagi sih! gak capek apa nyalahin aku mulu!" ucap Risa memaling kan wajah nya ketika menyadari wajah mereka begitu dekat.
"Risky!!" ucap seseorang di depan pintu yang membuat Risa dan Risky bersamaan melihat ke arah nya.
"Risti" ucap Risky kaget dan langsung melepaskan tangan nya yang tadi seperti ingin memeluk Risa dan juga segera menjaga jarak nya dengan Risa.
"Risti! kamu salah paham" teriak Risky ketika melihat Risti telah pergi dengan berlari.
"Gara-gara kamu kan!" ucap Risky yang kini berlari mengejar Risti dan meninggalkan Risa sendirian di kelas ini.
"Nyebelin banget sih! kenapa juga dulu aku bisa jadian sama dia, heran banget kenapa aku bisa sayang jadi sayang banget sama cowok ngeselin kaya gitu!" ucap Risa menahan kesal dan rasa sakit di dalam hatinya, namun hari ini dia begitu merasa lelah. Padahal dia tidak begitu banyak melakukan aktifitas, mungkin karena tugas atau karena kejadian hari ini yang begitu banyak menguras dan menahan air mata agar tidak sembarangan jatuh.
"Cowok brengsek! aku nyesel pernah nerima kamu dan ngebiarin kamu masuk gitu aja di hati aku!" ucap Risa berkali-kali hingga dia pun sampai di parkiran sekolah. Saking terlalu kesal nya pada Risky dan kondisi Risa yang begitu merasa lelah dia sampai lupa untuk memesan gober dan baru saja teringat ketika sampai di parkiran dan pas sekali ketika ingin memesan ponsel nya pun mati.
"Ya elah, lengkap banget sih kesel nya! udah capek juga! ada aja yang bikin kesel" gerutu Risa ingin sekali membanting ponsel nya namun tidak jadi.
Mata nya kini tertuju pada Risky dan Risti di parkiran yang lain. Mereka terlihat seperti sedang bertengkar, mungkin karena masalah tadi.
"Kenapa dulu aku nerima dia ya?" ucap Risa menghela nafas. Rasanya lucu sekali, di jadikan pelampiasan seperti ini.
Di sisi yang lain Risky dan Risti bertengkar.
"Kamu ngapain sih dekat-dekat gitu sama dia?" ucap Risti kesal.
"Aku tuh kesel sama dia!" jawab Risky.
"Kesel emang harus sampe mau meluk kaya gitu!" ucap Risti.
"Udahlah, aku sayang sama kamu jangan ngambek kaya gini dong" elak Risky yang tetap saja tak membuat Risti tersenyum.
"Tadi jalan bareng sama dia, terus sekarang mau meluk dia. Kamu mulai suka ya sama dia?" tanya Risti curiga.
"Aku cuekin dia sepanjang jalan tadi. Aku gak suka sama dia, aku suka nya sama kamu" jelas Risky.
"Terserahlah! aku capek berantem! aku mau pulang sendiri" Ucap Risti berlalu pergi meninggalkan Risky yang tak berhasil membujuk nya.
"Ristii" Risky menarik tangan dan ingin menahan nya. Risti berjalan dengan terlalu cepat hingga akhir nya mereka berdua bertengkar tepat di hadapan Risa.
"Apa lagi sih! aku mau pulang sendiri! gak usah ikutin aku" ucap Risti dengan tegas kemudian berlalu melewati Risa yang hanya berdiri dengan diam menyaksikan pertengkaran mereka.
Risa semakin diam ketika menyaksikan bagaimana Risky begitu mempertahan kan perempuan itu yang bahkan dulu ketika bersama Risa, malahan seingat nya Risa lah yang sangat sering menahan nya untuk tidak pergi meninggalkan Risa dan tak marah lagi pada nya.
"Oke, ya udah" jawab Risky kecewa karena Risti telah masuk ke dalam mobil yang semula ingin di masuki oleh Risa, namun karena Risa ingin melihat pertengkaran mereka, dia jadi menunda untuk masuk.
"Apa kamu lihat-lihat! seneng?" ucap Risky menatap Risa yang hanya terdiam.
"Dramatis banget sih" ucap Risa menahan tawa. Tawa yang sebenar nya jauh di dalam hati nya tersimpan luka yang begitu sangat menyakiti nya.
"Gak usah ketawa!" bentak Risky yang membuat Risa terdiam.
"Ya gak perlu juga nge bentak" ucap Risa dengan suara pelan, namun sebenar nya dia ingin sekali menangis. Rasa nya lelah seharian harus berhadapan dengan Risky yang begitu membuat nya kesal begini.
Risky pun berjalan mendekat ke arah nya.
"Kamu kenapa belum pulang?" tanya nya dengan dingin namun dengan nada yang jauh berbeda dengan sebelum nya.
"Ponsel ku mati" jawab Risa mengalihkan pandangan nya, sebenar nya di dalam hati Risa juga sangat ingin merasa sangat membenci lelaki yang ada di depan nya saat ini. Tetapi selalu saja tidak bisa, dia tidak bisa membalas rasa sakit nya hati nya malah selalu saja ingin berdamai. Padahal sudah jelas, banyak sekali luka yang di gores kan Risky untuk nya.
"Kebiasaan" ucap Risky yang membuat Risa yang begitu lelah memberanikan diri menatap wajah nya.
"Bisa antar aku pulang gak?" ucap Risa dengan memasang ekspresi seperti memelas karena saking merasa lelah nya. "Oh salah! maaf aku salah ngomong" ucap Risa memalingkan wajah dan tubuh nya membelakangi Risky ketika menyadari apa yang baru saja dia kata kan.
Kenapa bisa lupa kalau ternyata sudah putus.
Kenapa jadi gini sih?
Dia pasti akan semakin senang melihat ku yang seperti ini.
Aku merasa begitu lelah, tapi bukan berarti aku bisa memelas seperti tadi pada Risky.
Risa terus saja bergumam seperti itu, rasa nya dia ingin berlari dengan kuat atau langsung menggunakan jurus menghilang saja jika itu bisa membuat nya tidak bertemu dan berhadapan lagi dengan Risky.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Pau
Lah kok gak ada sambungannya lagi😥
2019-10-31
0