4

Risky pun masuk ke dalam ruangan piket guru, meninggal kan Risa yang hanya menunggu di luar. Sebenar nya lebih baik Risa tidak ikut kesini, kehadiran nya juga seperti tidak di anggap oleh Risky.

"Udah dapat tugas nya?" tanya Risa ketika Risky telah keluar dari ruang piket dengan membawa sebuah buku paket.

"Udah" jawab Risky dengan dingin kemudian berlalu begitu saja melewati nya. Risa pun hanya terdiam kemudian melangkah berjalan pelan mengikuti nya di belakang.

"Memang bukan seperti yang dulu dia mengenal nya dulu dia selalu bersikap manis tidak se dingin sekarang" batin Risa.

Sebenarnya jauh di dalam hati terdalam Risa sangatlah ingin hubungan nya dengan Risky baik-baik saja. Tak masalah bagi nya jika mereka putus, tapi setidak nya bisa menjadi teman seperti pertama kali bertemu itu mungkin jauh lebih baik. Mereka tak perlu saling bermusuhan seperti sekarang, yang bahkan untuk saling menegur saja rasa nya canggung sekali.

Tapi apalah daya, itu hanyalah sebuah keinginan kecil yang tak mungkin bisa tercapai.

Orang yang sekarang berjalan tepat di depan nya ini berbeda, dia sudah jauh berubah. Dia juga sudah tidak semanis dulu lagi yang setiap pergi kemana saja selalu menggenggam tangan erat tangan Risa seakan-akan tidak akan pernah ingin melepas kan. Tapi nyata nya..

Itu hanyalah kenangan.

Genggaman erat itu hanya lah sebuah kepalsuan.

"Sayang" ucap seseorang yang langsung memeluk Risky di tempat umum seperti ini meski pun semua murid masih berada di dalam ruangan kelas dan mungkin saja hanya aku yang melihat adegan mereka itu.

"Kamu mau kemana?" ucap Risky ber ucap dengan lembut dan menyambut pelukan perempuan itu.

"Aku mau ke kantin, aku belum sarapan dari tadi, temenin aku yuk" ucap perempuan itu dengan manja. Dari situ aku sudah bisa menebak pasti dia pacar baru Risky lagi dan pacar baru nya ini adalah mantan Risky sebelum dia menjalin hubungan dengan Risa.

Dan bagi Risa, perempuan itu lah alasan kenapa Risky saat itu tiba-tiba berubah sikap nya pada Risa dan pada akhir nya memutuskan untuk putus dengan nya.

Dari awal Risky mendekati nya Risa sudah merasa sadar, saat itu Risky begitu kacau akan perasaan nya. Risa sadar dia hanya dia jadi kan sebagai pelampiasan. Tapi karena sikap lembut dan perhatian yang begitu berlebihan yang di buat oleh Risky untuk nya menyebabkan Risa tak dapat mengontrol lagi perasaan nya hingga akhir nya menjadi begitu sulit untuk melupakan Risky saat Risky benar-benar telah melepaskan dan hanya mempermainkan nya.

"kok belum sarapan sih? sudah siang loh, ya udah aku temenin, yuk kita ke kantin" ajak Risky menggenggam tangan perempuan itu, persis seperti dia menggenggam tangan Risa seperti dulu. Risky melakukan itu seakan tidak perduli dengan rasa yang Risa rasa kan saat itu ketika melihat Risky menggenggam dan bersikap sangat lembut pada nya.

"Ni kasihkan tugas nya ke teman-teman ya" ucap Risky memberikan buku paket nya pada Risa dan kemudian berlalu melewati Risa yang sedari tadi hanya berdiri di belakang nya.

Risa yang tidak begitu siap ketika menerima buku paket itu pun tak sengaja menjatuhkan buku nya. Dengan cepat Risa kembali mengambil buku paket yang terjatuh itu namun dengan tatapan mata yang terus menatap pada Risky dan juga pacar nya. Tangan Risa menggenggam begitu erat buku paket itu dengan terus saja menatap tangan Risky yang kini sudah menggenggam tangan perempuan lain.

Masih ada begitu banyak rasa tidak rela.

Masih ada begitu banyak rasa tidak terima

Masih terasa begitu menyakitkan.

Kenapa? kenapa dengan sangat gampang mempermain kan perasaan ku yang lemah seperti ini?

Aku sudah menyukai nya.

Aku sudah sangat sangat sayang dengan nya.

Tapi dia malah meninggalkan ku, dan aku selama ini hanya lah di jadi kan sebagai permainan nya. Kenapa sejahat itu.

"Risa, jangan nangis gini" ucap Risa menunduk dan menghapus air mata nya daj dengan cepat segera berjalan menuju kelas nya.

"Tugas nya ini yah, kerjain aja di buku paket halaman lima delapan" ucap Risa ketika sampai di kelas dan menjelas kan tugas yang berada di dalam buku paket nya. Untung saja hanya mengerjakan soal dan itu sudah di beri tanda, jadi Risa sudah paham tanpa harus bertanya lagi pada Risky.

"Risky mana?" tanya Ika ketika Risa telah duduk di meja nya.

"ke kantin kali sama cewek nya" jawab Risa menahan rasa sakit di dalam hati nya ketika menyebutkan itu. Namun tetap saja memasang wajah berpura-pura seakan dia baik-baik saja.

"Oh yaudah kita kerjain sama-sama yuk soal-soalnya" ajak Ika tersenyum pada Risa.

Ika pastilah sudah paham sekali bagaimana sakit nya perasaan Risa ketika tahu kalau Risky mendekati nya saat ini belum hanya karena di jadikan sebagai pelampiasan.

Jika mengingat tentang itu

Hati Risa masih terasa begitu sakit.

Tidak habis pikir kenapa harus begini dan kenapa harus Risa yang dia jadi kan permainan?.

Risa terus memikirkan itu hingga ia sudah tak kuat lagi menahan nya, rasa nya masih sama tak ada yang berubah bahkan sudah dua bulan lama nya. Seperti saat-saat pertama kali kehilangan dia seperti pertama kali nya dia memutuskan hubungan ini. Masih sama perih nya..

Risa menghentikan gerakan pulpen nya dan dengan cepat menghapus air mata yang sempat menetes di buku nya.

Hingga tak lama kemudian Risky pun kembali ke dalam kelas, matanya menatap ke arah Risa yang hanya diam saja seakan tidak perduli dengan keberadaan nya.

"Tugasnya udah di kasih kah?" tanya Risky pada teman yang meja nya bersebelahan dengan ku.

"Udah tadi di kasih tau Risa" jawab nya

"Oh baguslah" jawab Risky santai kemudian duduk kembali ke meja nya.

"Kemana kamu tadi?" tanya Ridho

"Makan lah di kantin, nemenin cewek ku" jawab Risky dengan mengambil buku nya dan mulai mengerjakan tugas.

"Sama Risti?" tanya Ridho lagi

"Iyalah, sama siapa lagi?" jawab Risky dengan santai.

"Terus itu cewek yang kemarin di kantin gimana?" tanya Ridho

"Udah ku putusin, ribet banget dia. Lagian sekarang aku kan sudah ada Risti yang jauh lebih pengertian, gak ribet, gak cemburuan. Gak kekanak-kanakan dan yang pasti mengerti apa yang ku mau" ucap Risky yang se akan apa yang dia sebut kan seperti sedang menyindir Risa.

Dari depan Risa hanya diam mendengar ucapan nya itu dan melanjutkan tulisan nya, berpura-pura tidak perduli dan tidak mendengar.

Hati nya semakin terasa begitu sedih dan terasa sangat perih ketika dia mendengar bagaimana Risky membandingkan Risa dengan pacar nya sekarang yang dulu nya adalah mantan nya.

"Jangan terlalu di pikir kan Sa, kamu akan baik-baik saja.. Jangan di pikir kan" batin Risa menguatkan diri nya dan berusaha menahan agar air mata nya tak tumpah. Sejenak Risa mendapati Ika memperhatikan nya dengan tatapan seperti khawatir. Risa pun tersenyum pada Ika seakan memberi tahu kan kalau dia baik-baik saja sekarang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!