Bab 5 Berpapasan dengan melvin

Setelah seharian kemaren libur mengajar. Hari ini, Atina memulai aktivitas seperti biasa. Ia memutuskan untuk naik ojek online saja karena motor yang biasa dipakai harus masuk bengkel akibat insiden kecelakaan kemaren yang menimpanya. Sebenarnya Pak Roni, Bapak Atina sendiri sudah menawarkan untuk mengantar. Tapi, Atina menolak karena merasa tidak tega kepada Bapaknya kalau harus bolak balik antar jemput, belum lagi nanti beliau harus bekerja keliling ke tempat pelanggan yang membutuhkan jasanya memperbaiki elektronik yang rusak. Untuk itulah Atina lebih memilih naik ojek.

Jam menunjukkan pukul 06.30, ojek yang Atina pesan sudah datang, selesai sarapan, atina memang sudah bersiap diri sehingga begitu ojek pesanannya telah datang, ia bisa langsung meluncur ke tempat kerjanya.

Sampai di sekolah tempatnya mengajar, Atina turun dari motor, membuka helm yang di pakai.

"Nih Pak, helmnya. Terima kasih ya, Pak," ucap atina kepada bapak ojek.

"Ouh iya Mbak, sama-sama Mbak," jawab si tukang ojek. Setelah menerima helm, Bapak ojek langsung pergi. Baru beberapa langkah, tiba-tiba dari arah belakang datanglah mobil melaju mendekat ke arah Atina. Tanpa menghiraukan keadaan sekitar Atina terus melanjutkan langkahnya, hingga tak lama terdengar suara anak kecil yang memanggil namanya.

"Bu Tina... !" teriak seseorang.

Sontak Atina menghentikan langkahnya, seketika ia menoleh ke belakang mencari sumber suara barusam. Dari sebelah kiri mobil, muncul anak perempuan dengan mengenakan seragam sekolah berlari mendekat, Atina langsung tersenyum setelah tahu siapa yang tadi memanggil namanya.

"Chessy, kirain yang manggil Ibu siapa, eh, ternyata kamu anak manis," ucapnya seraya memeluk anak muridnya itu. Yang di peluk hanya tersenyum sumringah.

"Loh, motor Bu Tina mana, tadi naik apa Bu. Apa Ibu jalan kaki?" tanya Chessy penasaran setelah ia melepaskan pelukan Bu Tina.

"Ah, nggak kok, tadi Ibu naik ojek online. Motor Ibu lagi dibenerin di bengkel karena ada kerusakan Chess," jawab atina menjelaskan.

Tiba-tiba pintu mobil bagian kanan terbuka, terlihatlah Papa Chessy turun, netranya menatap ke arah depan dimana putrinya berdiri dengan seorang wanita yang sudah ia ketahui identitasnya.

"Ehem-ehem!" Papa Chessy berdehem.

Secara bersamaan chessy dan Atina menoleh.

Atina nampak terkejut, sementara itu Chessy baru ingat sesuatu.

"Ya ampun ... maaf Pa, tadi Chessy lupa pamitan dulu sama Papa, main nyelonong pergi gitu aja!" ucap chessy sembari menepuk keningnya, berjalan mendekati sang Papa sambil mengulurkan tangan untuk salim.

"Ya, nggak apa-apa, Papa paham kok kenapa kamu sampai lupa nggak pamitan dulu," ucap Papa chessy sembari matanya melirik ke arah atina yang sedari tadi berdiri tak jauh dari mereka.

"Maksudnya apa coba lirik-lirik kesini segala. Mau nyalahin aku gitu, gara-gara anaknya nyamperin kesini sehingga lupa pamitan. ish... gitu doang di perkarakan. Gini nih, yang bikin mood aku jelek jadinya kalau ketemu nih laki-laki model gini," batin atina.

Ting ... Tong, bel sekolah berbunyi.

"Chessy ayo buruan masuk, tuh bel masuk sudah bunyi." Bu atina mengajak chessy masuk. Chessy mengangguk.

"Oke bu...." Jawab chessy

"Pa, Chessy masuk kelas dulu ya Pa, dadah Papa." Chessy berlari masuk ke kelas tanpa menunggu Bu Tina yang ternyata belum beranjak dari tempat nya berdiri, ia nampak terdiam sesaat.

"Tadi nyuruh muridnya masuk kelas, tapi gurunya malah bengong aja disini, aneh!" celetuk Melvin.

Atina yang mendengar perkataan Melvin sontak menatap tajam ke arahnya. Yang ditatap pura-pura tidak tahu. Perlahan Atina berjalan mendekat.

"Yang aneh itu anda Pak Melvin yang terhormat. Chessy sudah masuk kelas, terus ngapain anda masih disini?" Sungut Atina merasa tak terima dikatain aneh.

"Ha-ha ... biasa aja kali, nggak perlu ngegas gitu ngomongnya!"

"Siapa yang ngegas, saya biasa-biasa saja kok ngomongnya. Sudah ah, ngomong sama anda hanya bikin emosi saja!" Atina bergegas masuk ke ruang guru meninggalkan melvin begitu saja.

"Wah-wah ... Guru nggak ada akhlak, main nyelonong pergi! nggak ada basa basinya. Dikira saya ini hantu kali ya, nggak nampak." Gumam Melvin menatap kepergian Atina.

Sampai diruang guru, Atina menghampiri kursi tempatnya bekerja, duduk dengan wajah yang nampak memerah karena lagi-lagi dibuatnya kesal dengan tingkah melvin. Menggerutu dan bergumam sendiri, tanpa ia sadari rekan kerja yang sesama guru nampak menatap dengan pandangan aneh ke arah atina. Atina tidak sadar bahwa dirinya sejak tadi jadi pusat perhatian sesama rekan guru yang lain. Hingga salah satu dari rekan atina bersuara.

"Bu Tina ... Bu, hello Bu Tina!" panggil rekan Guru Atina dengan suara yang agak keras, karena sedari tadi yang di panggil diam saja.

Atina terlonjak kaget,

"Eh ... I-iya bu Fit, tadi Bu Fitri manggil saya?" tanya atina dengan tergagap,

"Nggak, manggil tukang kebun tadi. Ya iyalah manggil situ thoo Bu, memangnya di ruangan ini ada lagi yang namanya Atina, selain kamu?!" sahut Bu Fitri nampak geram.

"He-he ... ya, nggak sih."

"Pagi-pagi muka cemberut, bergumam sendiri, dipanggil dari tadi nggak dengar. Kamu kenapa Tin. Salah makan tadi, atau jangan-jangan kamu kesambet ya, hiiii serem ha-ha," ledek Bu Fitri, membuat a Atina salah tingkah.

"Ah... Bu fitri bisa aja. Ya, nggaklah ada-ada aja.

Aku tuh lagi kesal sama seseorang, tiap ketemu sama tuh orang bikin mood jadi jelek."

"Memangnya siapa yang berani bikin kamu kesal Tin, masa sih ada orang yang berani macam-macam sama kamu. Kamu 'kan orangnya agak nyeremin kalau dah marah hehehe."

"Udah ah, nggak usah bahas tu orang lagi. Bikin kesal aja. Aku ke kelas dulu Bu Fit, snak-anak pasti dah nungguin Guru tercantik seantero sekolah ini haha." Atina ngeloyor pergi sembari melambaikan tangannya ke arah Bu Fitri, Bu Fitri hanya geleng-geleng kepala.

"Dasar Atina, kayak cuaca hari ini saja. Mudah banget berubahnya. Sebentar mendung, eeh nggak lama mataharinya nongol, dasar!" gumam Bu Fitri mengomentari tingkah Atina yang kadang absurd.

Atina melupakan sejenak kekesalannya karena melvin tadi, ia berusaha enjoy agar ketika mengajar tetap bisa rileks.

"Pagi anak-anak ... ayo semua duduk ditempatnya masing-masing. Yang rapi ya, seperti biasa," sapa Bu Atina menertibkan anak didiknya yang sedari tadi duduk tidak beraturan.

"Baik bu...." jawab anak-anak serempak.

Rasa kesal yang Atina alami tadi mulai menghilang ketika sudah berinteraksi dengan murid-muridnya. Baginya ketika sudah berhadapan dengan anak didiknya, ada kebahagiaan tersendiri yang ia rasakan.

Siang menjelang, anak-anak kelas 4 sudah waktunya pulang, terlihat beberapa orang tua murid yang datang menjemput, mereka sebagian duduk diluar gedung sekolahan. Bel berbunyi, anak-anak berhamburan keluar dari kelas. Ada yang langsung menghampiri orang tuanya, ada juga yg memilih jajan terlebih dahulu.

Hari ini melvin menyempatkan diri menjemput putrinya, ia baru saja memarkirkan mobilnya diseberang jalan, ia sengaja parkir agak jauh karena biar mudah untuk pergi tanpa harus kesusahan menerobos kerumunan orang.

Melihat papanya berjalan dari kejauhan, Chessy nampak tersenyum sumringah, ia sangat surprise sekali karena hari ini Papanya yang jemput sekolah. Biasanya, sang nenek yang selalu jemput. Chessy melambaikan tangannya ke papa. Melihat itu, Melvin bergegas menghampiri putrinya.

"Chessy senang banget hari ini Papa yang jemput, makasih ya Pa, udah mau jemput Chessy," ungkap Chessy merasa bahagia.

"Iya sayang, hari ini Papa sengaja ke sini buat jemput anak Papa yang cantik ini. Biar Chessy senang," tangannya membelai rambut Chessy.

"Ya sudah, yuk pulang sekarang sayang," ajak sang Papa.

"Tunggu Pa." Chessy mencekal lengan papanya, seketika papa chessy menoleh.

"Kenapa Sayang, apa ada yang tertinggal?" tanya papa mengernyitkan dahi.

"Pa, boleh nggak Chessy ngajak Bu Tina pulang bareng. Kasian, hari ini Bu Tina nggak bawa motor Pa. Katanya motor Bu Tina lagi di bengkel. Daripada nanti Bu Tina naik ojek, mending kita aja yang anterin Pa. Gimana Pa, boleh ya Pa. Bu Tina itu guru yang paling baik di kelas, nggak pernah sekalipun marah-marah, orangnya asik kalau mengajar, Chessy suka sama Bu Tina Pa."

Mendengar permintaan anaknya, Melvin diam sejenak, berfikir untuk menolak saja. Apalagi setelah kejadian tadi pagi, dimana ia sempat mengalami kejadian yang kurang mengenakkan tadi dengan Atina. ya, walaupun ia akui, dirinyalah yang memulai perdebatan itu. Tapi melihat anaknya meminta, ia tidak tega untuk menolak dan membuat kecewa. Mau tak mau, akhirnya melvin mengiyakan permintaan itu.

"Iya, boleh Sayang, tapi kita tunggu d mobil saja ya?" usul Melvin menatap anaknya.

"Iya Pa, yuk!"

Keduanya lantas berjalan menuju ke mobil. Mereka lalu masuk ke mobil untuk menunggu Atina. Selang beberapa menit, Bu Atina muncul.Ia berdiri didepan gerbang sekolah, sesekali matanya menatap ponsel yang di pegang. Tak lama chessy dan Papanya turun dari mobil.

"Bu Tinaaa...!! Teriak Chessy.

Seketika Atina mendongak mengarah ke sumber suara. Ua melihat Chessy dan Papanya di seberang jalan hendak menyeberang jalan. Melihat itu, Atina nampak diam sambil matanya terus menatap dua orang yang tengah berjalan menghampiri.

"Bu Tina mau pulang 'kan?" Chessy bertanya ketika ia sudah berada didepan gurunya itu.

"Iya Chessy, kamu kenapa belum pulang?"

"Chessy sengaja belum pulang karena nungguin Ibu dari tadi."

"Loh, kenapa? kok nungguin Ibu. Kamu ada perlu sama Ibu sampai bela-belain nungguin gini?"

"Nggak kok bu, Chessy cuma mau ajak Ibu pulang bareng. Ibu mau 'kan pulang bareng sama Chessy, kebetulan hari ini Papa yang jemput. Tadi Chessy juga udah bilang kok sama Papa kalau mau ngajakin Ibu pulang bareng, iya kan Pa?" jelas chessy sembari menatap papanya.

Melvin hanya menganggukkan kepala.

"Tapi rumah Chessy sama Ibu 'kan nggak searah Sayang, nanti malah Ibu ngerepotin?"

"Nggak apa-apa ko Bu. Papa mau kok nganterin Ibu dulu ke rumah. Iya 'kan Pa?"

Lagi-lagi melvin hanya menganggukkan kepala mendengar pertanyaan dari putrinya.

Bu atina melihat itu merasa tidak nyaman. Tapi mau menolak ajakan chessy juga tidak enak, nanti malah membuat chessy kecewa. Karena melihat Atina yang belum juga merespon ajakan chessy, Melvin lantas bersuara.

"Jangan menolak ajakan anak saya, jadi saya harap, Bu Atina mau menerima ajakan Cheesy, biar ia nggak kecewa. Gimana Bu Tina, saya juga nggak keberatan pulang bareng sama Bu Tina," seru Melvin ramah.

Atina sampai melongo mendengar ucapan melvin yang ramah tidak seperti biasanya.

"Tumben ramah ngomongnya, biasanya jutek kalau ngomong," batin Atina.

"Iya, Ibu mau kok," ucap Atina membuat Chessy berlompatan kegirangan.

"Yeaaa ... yuk Bu, kita ke mobil. Itu mobilnya ada disana," tunjuk Cheesy sembari mengapit lengan atina berjalan menuju mobil yang terparkir di seberang jalan.

Sementara itu melvin mengekor di belakang mereka.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Mulai nih pdkt nya 😊

2023-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Megantar Ibu Ke Pasar
2 Bab 2 Ternyata....
3 Bab 3 Bertemu Untuk Kedua Kali
4 Bab 4 Hampir saja
5 Bab 5 Berpapasan dengan melvin
6 Bab 6 Pulang Bareng(POV Chessy)
7 Bab 7 Ke Rumah Sakit(Pov Melvin)
8 Bab 8 Pulang Ke Rumah
9 Bab 9 Guru Yang Tampan
10 Bab 10 Cemburu Tanpa Sadar
11 Bab 11 Terluka
12 Bab 12 Perasaan Apakah Ini?
13 Bab 13 Ada Apa Denganmu?
14 Bab 14 Makan Malam
15 Bab 15 Berantakan
16 Bab 16 Panggilan Telepon Dari Nomor Asing
17 Bab 17 Mencari Tahu
18 Bab 18 Siapa Wanita Itu?
19 Bab 19 Mantan Istri Melvin
20 Bab 20 Mengungkapkan Perasaan
21 Bab 21 Alana Ke Rumah Melvin
22 Bab 22 Cuma Mimpi?
23 Bab 23 Rencana Pembalasan(POV Sandra)
24 Bab 24 Kedatangan Dua Tamu
25 Bab 25 Info Dari Aditya
26 Bab 26 Karangan Bunga Yang Mengejutkan
27 Bab 27 Putra Minta Maaf
28 Bab 28 Putra Mendatangi Rumah Sandra
29 Bab 29 Khilaf
30 Bab 30 Jalan berdua
31 Bab 31 Kejutan Untuk Atina
32 Bab 32 Telepon Dari Alana
33 Bab 33 Ke Kantor Melvin
34 Bab 34 Menemaninya
35 Bab 35 Resmi Jadian
36 Bab 36 Ada Apa Dengan Putra??
37 Bab 37 Alana Datang Ke Sekolah Chessy
38 Bab 38 Temani Aku
39 Bab 39 Mencoba Menghubungi
40 Bab 40 Saling Tatap
41 Bab 41 Sandra Hamil??
42 Bab 42 Meminta Pertanggungjawaban
43 Bab 43 Langkah Selanjutnya
44 Bab 44 Rencana Jalan-Jalan
45 Bab 45 Lampu Hijau Dari Bu Yeni
46 Bab 46 Desakan Alana
47 Bab 47 Tak Terduga
48 Bab 48 Kendala
49 Bab 49 Ada Rasa Sakit Di Hati
50 Bab 50 Telepon Dari Putra
51 Bab 51 Bertemu Keluarga Sandra
52 Bab 52 Cemburu
53 Bab 53 Jodohku Mana?
54 Bab 54 Akad Nikah
55 Bab 55 Pemandangan Menyakitkan
56 Bab 55 Izinkan Aku Menjelaskan Semuanya
57 Bab 57 Tak Sesuai Rencana Awal
58 Bab 58 Versi Alana
59 Bab 59 Berusaha Menerima Keadaan
60 Bab 60 Memaafkan
61 Bab 61 Tak Biasa
62 Bab 62 Penolakan Melvin
63 Bab 63 Tak Dapat Dukungan
64 Bab 64 Galau Berat
65 Bab 65 Dia Lagi??
66 Bab 66 Kacau
67 Bab 67 Sok Peduli
68 Bab 68 Kehidupan Putra
69 Bab 69 Meminta Izin
70 Bab 70 Rencana Menikah
71 Bab 71 Wanita Pertama Yang Membuat Putra Jatuh Cinta
72 Bab 72 Berandai-andai
73 Bab 73 Salah Sebut Nama
74 Bab 74 Tak Pernah Di anggap
75 Bab 75 Di Lamar
76 Bab 76 Alana Meradang
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79 Berada Di Tempat Asing
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90 Terlalu Sakit
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Megantar Ibu Ke Pasar
2
Bab 2 Ternyata....
3
Bab 3 Bertemu Untuk Kedua Kali
4
Bab 4 Hampir saja
5
Bab 5 Berpapasan dengan melvin
6
Bab 6 Pulang Bareng(POV Chessy)
7
Bab 7 Ke Rumah Sakit(Pov Melvin)
8
Bab 8 Pulang Ke Rumah
9
Bab 9 Guru Yang Tampan
10
Bab 10 Cemburu Tanpa Sadar
11
Bab 11 Terluka
12
Bab 12 Perasaan Apakah Ini?
13
Bab 13 Ada Apa Denganmu?
14
Bab 14 Makan Malam
15
Bab 15 Berantakan
16
Bab 16 Panggilan Telepon Dari Nomor Asing
17
Bab 17 Mencari Tahu
18
Bab 18 Siapa Wanita Itu?
19
Bab 19 Mantan Istri Melvin
20
Bab 20 Mengungkapkan Perasaan
21
Bab 21 Alana Ke Rumah Melvin
22
Bab 22 Cuma Mimpi?
23
Bab 23 Rencana Pembalasan(POV Sandra)
24
Bab 24 Kedatangan Dua Tamu
25
Bab 25 Info Dari Aditya
26
Bab 26 Karangan Bunga Yang Mengejutkan
27
Bab 27 Putra Minta Maaf
28
Bab 28 Putra Mendatangi Rumah Sandra
29
Bab 29 Khilaf
30
Bab 30 Jalan berdua
31
Bab 31 Kejutan Untuk Atina
32
Bab 32 Telepon Dari Alana
33
Bab 33 Ke Kantor Melvin
34
Bab 34 Menemaninya
35
Bab 35 Resmi Jadian
36
Bab 36 Ada Apa Dengan Putra??
37
Bab 37 Alana Datang Ke Sekolah Chessy
38
Bab 38 Temani Aku
39
Bab 39 Mencoba Menghubungi
40
Bab 40 Saling Tatap
41
Bab 41 Sandra Hamil??
42
Bab 42 Meminta Pertanggungjawaban
43
Bab 43 Langkah Selanjutnya
44
Bab 44 Rencana Jalan-Jalan
45
Bab 45 Lampu Hijau Dari Bu Yeni
46
Bab 46 Desakan Alana
47
Bab 47 Tak Terduga
48
Bab 48 Kendala
49
Bab 49 Ada Rasa Sakit Di Hati
50
Bab 50 Telepon Dari Putra
51
Bab 51 Bertemu Keluarga Sandra
52
Bab 52 Cemburu
53
Bab 53 Jodohku Mana?
54
Bab 54 Akad Nikah
55
Bab 55 Pemandangan Menyakitkan
56
Bab 55 Izinkan Aku Menjelaskan Semuanya
57
Bab 57 Tak Sesuai Rencana Awal
58
Bab 58 Versi Alana
59
Bab 59 Berusaha Menerima Keadaan
60
Bab 60 Memaafkan
61
Bab 61 Tak Biasa
62
Bab 62 Penolakan Melvin
63
Bab 63 Tak Dapat Dukungan
64
Bab 64 Galau Berat
65
Bab 65 Dia Lagi??
66
Bab 66 Kacau
67
Bab 67 Sok Peduli
68
Bab 68 Kehidupan Putra
69
Bab 69 Meminta Izin
70
Bab 70 Rencana Menikah
71
Bab 71 Wanita Pertama Yang Membuat Putra Jatuh Cinta
72
Bab 72 Berandai-andai
73
Bab 73 Salah Sebut Nama
74
Bab 74 Tak Pernah Di anggap
75
Bab 75 Di Lamar
76
Bab 76 Alana Meradang
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79 Berada Di Tempat Asing
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90 Terlalu Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!