Bab 4 Hampir saja

Ku memacu motor lumayan kencang, hati dongkol tidak karuan, mood seketika buruk. Ingin rasanya cepat sampai rumah, rebahan di kasur empuk ruang kamarku. Mendinginkan hati yang sekarang panasnya mungkin melebihi panas matahari. Semua ini gara-gara pria menyebalkan itu. Kenapa bisa anak semanis dan selembut chessy memiliki papa yang sifatnya bertolak belakang banget dengannya. Apa mungkin chessy nurunin sifat ibunya. Aku berharap jangan sampai ketemu lagi dengan manusia datar seperti Melvin di lain hari. Cukup hari ini yang terakhir ketemu dengannya.

"Awaaas dek...!!!" terdengar teriakan seseorang yang amat nyaring,bikin jantungan bagi siapa saja yang mendengar. Seketika aku tersadar dari lamunan, terlihat seorang anak kecil menyeberang jalan, nyelonong begitu saja. Refleks aku langsung tekan rem motorku,karena takut menabrak anak itu, aku banting setir ke kiri, dan braak ... motor yang ku kendarai menabrak pembatas jalan, untung saja benturan tidak terlalu keras karena dari jauh aku sudah sempat tekan rem motorku, hanya bagian depan motor yang retak karena benturan tadi.

Jantung dag dig dug ... berpacu dengan ritme yang amat cepat, nafas ngos-ngosan, keringet bercucuran membasahi wajah, shock itulah yang sedang ku alami.

"Astaghfirullah ... Astaghfirullah...." berkali-kali ku istighfar untuk sedikit menenangkan hati yang kalut dan kaget.

Beberapa orang sekitar lantas berlari mendekat, dan si ibu yang teriak tadi nampak sudah menggendong anak yang barusan hampir saja ketabrak motorku.

"Mbak ... mbak nggak apa-apa kan?" tanya bapak berbaju hitam.

"Iya pak, saya Alhamdulillah nggak apa-apa, hanya motor saya saja yang rusak bagian depannya," jawabku sembari turun dari motor.

Ibu yang tadi menggendong anaknya berjalan menghampiri.

"Mbak, saya minta maaf karena anak saya Mbak jadi celaka gini. Saya tadi teledor karena ninggalin anak saya sendiri di teras rumah untuk ambil minum sebentar, pas saya keluar tau-tau anak saya dah dijalan, refleks karena kaget, saya teriak kencang. Hampir jantung mau copot lihat anak saya nyelonong ke seberang jalan. Dan untungnya Mbak juga bisa menghindar, sehingga tidak sampai menabrak anak saya tadi. Tapi Mbak sendiri malah celaka karena itu, sekali lagi saya minta maaf ya Mbak, nanti saya akan ganti rugi sama Mbak atas semua kejadian yang menimpa Mbak. Dan saya juga ucapkan terima kasih berkat Mbak bisa menghindar,anak saya selamat," tutur si ibu panjang lebar.

"Sudah nggak apa-apa Mbak, namanya juga musibah nggak ada yang bisa menebak. Lagipula saya baik-baik saja. Untuk urusan kerusakan motor,biar nanti tinggal saya benerin di bengkel, mbak nggak perlu tanggung jawab karena mbak nggak salah. Justru saya yang salah karena naik motornya agak ngebut ditambah sempat melamun pula tadi," ungkap atina

"Ya sudah Mbak, kalau gitu, duduk di warung sebelah dulu yuk, tak pesenin minum dulu buat Mbaknya, biar lebih enakan hatinya," ajak si ibu.

"Ouh nggak usah repot-repot Mbak, saya langsung pamit pulang duluan saja, sudah ditungguin sama ibu saya dirumah. Makasih untuk tawarannya," tolak Atina secara halus.

"Jangan nolak Mbak, aku jadi merasa nggak enak sama mbaknya kalau seperti ini."

"Nggak perlu merasa gitu Mbak,

saya beneran nggak apa-apa, mau langsung pamit pulang saja, takut ibu saya khawatir nanti."

"Ya sudah kalau gitu, hati-hati dijalan ya Mbak, maaf sekali lagi," ujar si ibu.

"Bapak dan Ibu semua, terima kasih sudah mau menolong saya. Saya pamit pulang duluan, Assalamualaikum," Ucap Atina perlahan mulai melajukan motornya secara perlahan.

Semua orang menjawab salam atina serempak, setelah itu mereka membubarkan diri.

"Hampir saja tadi aku nabrak anak kecil. Untung bisa menghindar, coba kalau nggak, tamatlah riwayat ku, bakalan panjang nanti urusannya," Batin atina merasa sedikit lega.

Selang 25 menit atina sampai depan rumah. Mendengar suara motor anaknya, Bu Yeni bergegas keluar.

"Ya ampun Tin, itu kenapa motor kamu rusak gitu bagian depannya?" tanya Bu Yeni terkejut mendapati motor anaknya retak.

"Jelasinnya nanti saja ya Bu, Atina capek banget nih, pengen rebahan bentar di kamar."

Lantas atina berlalu masuk ke dalam rumah. Sementara Bu Yeni memeriksa lebih detail motor Atina, baru juga jongkok, dari dalam terdengar Bapak Atina memanggil.

"Buk ... itu kamu lagi merebus apa, kok ya ditinggal gitu aja ,gimana sih!" seru Pak Roni melangkah menuju teras. Sesampainya di teras, Pak Roni juga kaget melihat motor anaknya yg ringsek bagian depan.

"Loh, ini kenapa dengan motornya Bu, kok sampe rusak gini, Atinanya mana?"

"Ibu juga nggak tau Pak, tadi pas tak tanyain belum dijawab, tuh anaknya lagi dikamar, katanya mau rebahan dulu karena capek."

"Ouh ya sudah, biarin Tina istirahat dulu, baru nanti kita tanyakan lagi. Itu kamu lagi masak apa di dapur, buruan di terusin dulu," titah Pak Roni.

Bu Yeni berlalu ke dalam meneruskan memasak yang sempet tertunda tadi.

Sementara itu, Atina langsung merebahkan dirinya ke atas ranjang, ia merasa sangat lelah hari ini,tl terlihat dari wajahnya yang tampak kusut. Tak lama matanya nampak mulai terpejam. Mungkin karena saking lelahnya tanpa sadar ia terlelap.

"Atina kok nggak keluar-keluar kamar ya Bu, coba kamu cek ke dalam, takutnya tu anak kenapa-kenapa," pinta Pak Roni kepada istrinya.

"Paling juga ketiduran mungkin Pak, tadi Ibu perhatikan juga wajahnya kelihatan lelah banget gitu. Udah, biarin aja Tina tidur dulu Pak," jawab Bu yeni sambil mencuci perkakas bekas masak tadi.

"Tapi nggak ada salahnya Bu di cek dulu ke kamarnya", sahut Pak Roni meminta Bu Yeni mengecek Atina di dalam kamarnya.

"iya-iya ... Ibu cek sekarang."

Selang beberapa detik.

"Ibu bilang juga apa Pak, Atina lagi tidur," lapor Bu Yeni setelah dari kamar Atina.

"Ouh ya syukurlah kalau tidur. Bapak jadi lega."

"Bapak sih nggak percaya."

"Bukannya nggak percaya Bu, Bapak cuma khawatir saja, apalagi pas lihat motor yang Atina pakai, rusak gitu, seperti habis nabrak sesuatu."

"Nanti kalau Tina sudah bangun Bapak bisa tanyakan langsung, biar nggak penasaran Pak."

"Iya, nanti pasti Bapak tanyakan ke Atina. Ya sudah, Bapak mau ke belakang dulu lanjutin bersih-bersih kolam ikan, tadi belum selesai. Nanti tolong, Ibu siapkan makanan buat Bapak. Setelah selesai bersih-bersih, Bapak mau langsung makan. Perut sudah keroncongan dari tadi."

"Ya, nanti Ibu siapkan Pak."

Pak Roni berlalu ke belakang melanjutkan sisa pekerjaan yang sempet tertunda. Sementara itu, Bu Yeni tengah menyiapkan makan siang. Menata satu persatu lauk pauk ke atas meja makan. Sayur sop, Sambal Terasi, Tempe dan Ikan goreng, ditambah 1 toples kerupuk yang tak pernah terlewatkan. Semua keluarga Atina memang pecinta kerupuk, apapun makannya pasti kerupuk jadi pendampingnya.

Episodes
1 Bab 1 Megantar Ibu Ke Pasar
2 Bab 2 Ternyata....
3 Bab 3 Bertemu Untuk Kedua Kali
4 Bab 4 Hampir saja
5 Bab 5 Berpapasan dengan melvin
6 Bab 6 Pulang Bareng(POV Chessy)
7 Bab 7 Ke Rumah Sakit(Pov Melvin)
8 Bab 8 Pulang Ke Rumah
9 Bab 9 Guru Yang Tampan
10 Bab 10 Cemburu Tanpa Sadar
11 Bab 11 Terluka
12 Bab 12 Perasaan Apakah Ini?
13 Bab 13 Ada Apa Denganmu?
14 Bab 14 Makan Malam
15 Bab 15 Berantakan
16 Bab 16 Panggilan Telepon Dari Nomor Asing
17 Bab 17 Mencari Tahu
18 Bab 18 Siapa Wanita Itu?
19 Bab 19 Mantan Istri Melvin
20 Bab 20 Mengungkapkan Perasaan
21 Bab 21 Alana Ke Rumah Melvin
22 Bab 22 Cuma Mimpi?
23 Bab 23 Rencana Pembalasan(POV Sandra)
24 Bab 24 Kedatangan Dua Tamu
25 Bab 25 Info Dari Aditya
26 Bab 26 Karangan Bunga Yang Mengejutkan
27 Bab 27 Putra Minta Maaf
28 Bab 28 Putra Mendatangi Rumah Sandra
29 Bab 29 Khilaf
30 Bab 30 Jalan berdua
31 Bab 31 Kejutan Untuk Atina
32 Bab 32 Telepon Dari Alana
33 Bab 33 Ke Kantor Melvin
34 Bab 34 Menemaninya
35 Bab 35 Resmi Jadian
36 Bab 36 Ada Apa Dengan Putra??
37 Bab 37 Alana Datang Ke Sekolah Chessy
38 Bab 38 Temani Aku
39 Bab 39 Mencoba Menghubungi
40 Bab 40 Saling Tatap
41 Bab 41 Sandra Hamil??
42 Bab 42 Meminta Pertanggungjawaban
43 Bab 43 Langkah Selanjutnya
44 Bab 44 Rencana Jalan-Jalan
45 Bab 45 Lampu Hijau Dari Bu Yeni
46 Bab 46 Desakan Alana
47 Bab 47 Tak Terduga
48 Bab 48 Kendala
49 Bab 49 Ada Rasa Sakit Di Hati
50 Bab 50 Telepon Dari Putra
51 Bab 51 Bertemu Keluarga Sandra
52 Bab 52 Cemburu
53 Bab 53 Jodohku Mana?
54 Bab 54 Akad Nikah
55 Bab 55 Pemandangan Menyakitkan
56 Bab 55 Izinkan Aku Menjelaskan Semuanya
57 Bab 57 Tak Sesuai Rencana Awal
58 Bab 58 Versi Alana
59 Bab 59 Berusaha Menerima Keadaan
60 Bab 60 Memaafkan
61 Bab 61 Tak Biasa
62 Bab 62 Penolakan Melvin
63 Bab 63 Tak Dapat Dukungan
64 Bab 64 Galau Berat
65 Bab 65 Dia Lagi??
66 Bab 66 Kacau
67 Bab 67 Sok Peduli
68 Bab 68 Kehidupan Putra
69 Bab 69 Meminta Izin
70 Bab 70 Rencana Menikah
71 Bab 71 Wanita Pertama Yang Membuat Putra Jatuh Cinta
72 Bab 72 Berandai-andai
73 Bab 73 Salah Sebut Nama
74 Bab 74 Tak Pernah Di anggap
75 Bab 75 Di Lamar
76 Bab 76 Alana Meradang
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79 Berada Di Tempat Asing
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90 Terlalu Sakit
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Megantar Ibu Ke Pasar
2
Bab 2 Ternyata....
3
Bab 3 Bertemu Untuk Kedua Kali
4
Bab 4 Hampir saja
5
Bab 5 Berpapasan dengan melvin
6
Bab 6 Pulang Bareng(POV Chessy)
7
Bab 7 Ke Rumah Sakit(Pov Melvin)
8
Bab 8 Pulang Ke Rumah
9
Bab 9 Guru Yang Tampan
10
Bab 10 Cemburu Tanpa Sadar
11
Bab 11 Terluka
12
Bab 12 Perasaan Apakah Ini?
13
Bab 13 Ada Apa Denganmu?
14
Bab 14 Makan Malam
15
Bab 15 Berantakan
16
Bab 16 Panggilan Telepon Dari Nomor Asing
17
Bab 17 Mencari Tahu
18
Bab 18 Siapa Wanita Itu?
19
Bab 19 Mantan Istri Melvin
20
Bab 20 Mengungkapkan Perasaan
21
Bab 21 Alana Ke Rumah Melvin
22
Bab 22 Cuma Mimpi?
23
Bab 23 Rencana Pembalasan(POV Sandra)
24
Bab 24 Kedatangan Dua Tamu
25
Bab 25 Info Dari Aditya
26
Bab 26 Karangan Bunga Yang Mengejutkan
27
Bab 27 Putra Minta Maaf
28
Bab 28 Putra Mendatangi Rumah Sandra
29
Bab 29 Khilaf
30
Bab 30 Jalan berdua
31
Bab 31 Kejutan Untuk Atina
32
Bab 32 Telepon Dari Alana
33
Bab 33 Ke Kantor Melvin
34
Bab 34 Menemaninya
35
Bab 35 Resmi Jadian
36
Bab 36 Ada Apa Dengan Putra??
37
Bab 37 Alana Datang Ke Sekolah Chessy
38
Bab 38 Temani Aku
39
Bab 39 Mencoba Menghubungi
40
Bab 40 Saling Tatap
41
Bab 41 Sandra Hamil??
42
Bab 42 Meminta Pertanggungjawaban
43
Bab 43 Langkah Selanjutnya
44
Bab 44 Rencana Jalan-Jalan
45
Bab 45 Lampu Hijau Dari Bu Yeni
46
Bab 46 Desakan Alana
47
Bab 47 Tak Terduga
48
Bab 48 Kendala
49
Bab 49 Ada Rasa Sakit Di Hati
50
Bab 50 Telepon Dari Putra
51
Bab 51 Bertemu Keluarga Sandra
52
Bab 52 Cemburu
53
Bab 53 Jodohku Mana?
54
Bab 54 Akad Nikah
55
Bab 55 Pemandangan Menyakitkan
56
Bab 55 Izinkan Aku Menjelaskan Semuanya
57
Bab 57 Tak Sesuai Rencana Awal
58
Bab 58 Versi Alana
59
Bab 59 Berusaha Menerima Keadaan
60
Bab 60 Memaafkan
61
Bab 61 Tak Biasa
62
Bab 62 Penolakan Melvin
63
Bab 63 Tak Dapat Dukungan
64
Bab 64 Galau Berat
65
Bab 65 Dia Lagi??
66
Bab 66 Kacau
67
Bab 67 Sok Peduli
68
Bab 68 Kehidupan Putra
69
Bab 69 Meminta Izin
70
Bab 70 Rencana Menikah
71
Bab 71 Wanita Pertama Yang Membuat Putra Jatuh Cinta
72
Bab 72 Berandai-andai
73
Bab 73 Salah Sebut Nama
74
Bab 74 Tak Pernah Di anggap
75
Bab 75 Di Lamar
76
Bab 76 Alana Meradang
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79 Berada Di Tempat Asing
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90 Terlalu Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!