"I-Ibu siapa? tadi Saya tuh gandeng ibu saya, eh lah kok ... he-he," ucap Atina sambil cengengesan menahan malu, wajahnya memerah saking malu luar biasa. Ia tidak menyangka telah salah gandeng orang. Ibu paruh baya dihadapannya hanya senyum sembari geleng-geleng kepala.
"Pye thoo Nduk ... Nduk. Nek arep gandeng kui delokk'en sek tho sopo seng mok gandeng, lah kui mau main tarik-tarik tok, mlakune yo nusu-nusu, iki lho sikilku pegel kabeh koyo ngene dadine(gimana sih Nak ... Nak. Kalau mau gandeng tuh lihat dulu siapa yang di gandeng, nah tadi main tarik saja, jalannya juga terburu-buru, ini loh jadinya kakiku pegal semua)," seru si ibu sambil nunjuk ke arah kakinya. Meskipun begitu, tak nampak raut wajah kesal si ibu, yang ada justru beliau malah senyum terus, mungkin merasa lucu dengan kejadian yang barusan di alami.
Terlihat Atina merasa tidak enak sekaligus malu sendiri, dari tadi cuma bisa garuk-garuk kepala merasa bingung mau berbuat apa.
"Bu, maaf ya Bu tadi saya benar-benar nggak tahu kalau yang saya tarik itu bukan ibu saya, beneran ... Saya nggak sadar tadi kalau saya salah orang Bu, sekali lagi saya minta maaf, duh malu banget saya bu," ucap Atina mengatupkan kedua telapak tangannya didepan si ibu. Rasa malu masih mendominasi terlihat dari wajahnya yang tampak semakin memerah.
"Iyo Nduk ora opo-opo, ora usah njaluk maaf ngono, wong ra sengojo nopo kan? wes nyante wae(iya Nak tidak apa-apa, tidak usah minta maaf segala, namanya juga enggak di sengaja kan)?" sahut si ibu ramah
"Tin ... Atina, oalah ... dari tadi Ibu cariin kok ternyata di sini, kenapa ibu ditinggal sih Tin, Ibu tuh bingung tau nggak nyariin Kamu tiba-tiba ngilang gitu saja!" teriak Bu Yeni dengan tergesa menghampiri Atina.
Ibu Yeni belum tahu apa yang baru saja menimpa putrinya itu. Sementara itu, Atina masih diam karena kaget tiba-tiba Ibunya muncul dengan suara yang keras.
"Hey ... ni anak ditanya kok malah diem saja!" seru Bu Yeni tangannya refleks menimpuk bahu Atina.
"Aduh Bu ... sakit tau, kenceng banget mukulnya. Iya Bu, maaf tadi ada insiden memalukan," sahut Atina meringis tangannya mengusap bahu bekas ditimpuk Ibunya.
"Memangnya kamu kenapa Tin, insiden memalukan apa maksudnya, ayo coba bilang sama Ibu," tanya Bu Yeni penasaran, ekor matanya mengarah ke arah wanita paruh baya yang sedari tadi berdiri di samping Atina.
"Oh ya, Ibu ini siapa, kok dari tadi berdiri deket anak saya, Ibu kenal dengan anak saya?" tanya Ibu atina sambil menatap heran ke arah wanita paruh baya itu.
"Bu, biar Atina yang jelasin!" seru Atina.
"Ya sudah, cepetan jelasin,vbikin orang tua khawatir saja dari tadi," sela Bu Yeni.
"Jadi gini, tadi tuh Atina 'kan buru-buru mau keluar dari pasar karena pengap banget di dalam desak-desakan, karena Atina pikir yang di belakang itu Ibu, yaudah, langsung Tina tarik aja keluar, sampai di luar pas Atina nengok kaget dong, kok bukan ibu sih, tapi malah ibu ini yang tina tarik, jad...."
"Whahahaha ... Haha...."
Belum sempet Atina melanjutkan ceritanya, Bu Yeni tertawa terbahak-bahak mendengar cerita anaknya.
"Ih, Ibu apaan sih, malah ngetawain anak sendiri, kebangetan deh?" sahut atina cemberut, mulutnya mengerucut beberapa senti.
"Hahahaha ... maaf, maaf Tin, habisnya lucu banget tau nggak kamu tuh, malu-maluin saja kelakuan kamu ini. Oh ya Bu, maafin anak saya yang ceroboh ini ya Bu, emang ni anak kadang tingkahnya suka diluar nalar, he-he."
"Iya Bu ora opo-opo ... malah asik punya anak yang unik macam anak Ibu ini he-he," balas si Ibu tampak sumringah meledek Atina.
Sementara Atina hanya bengong nggak jelas saking malunya.
"Oh ya, kalo boleh tahu nama Ibu siapa, kita kenalan dulu. saya Yeni dan ini anak saya namanya Atina." Bu yeni mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
"Nama saya Rumana, panggil saja Bu Rum. Salam kenal juga Bu Yeni."
Setelah perkenalan itu, Bu Yeni mengajak bu rum untuk makan soto di warung deket pasar, awalnya Bu Rum menolak. Tapi karena Bu Yeni terus memaksa dengan alasan sebagai ungkapan maaf karena kesalahan anaknya, akhirnya Bu Rum mau menerima ajakan Bu Yeni. Ketiganya berjalan bersama menuju penjual soto yang lumayan terkenal karena cita rasa yang khas yang tidak dimiliki warung soto lain. Tak butuh waktu lama, mereka selesai juga.Karena sudah semakin siang, Bu Yeni hendak pamit duluan.
"Bu Rum, sudah semakin siang, saya pamit pulang duluan ya. Nanti Bu Rum pulangnya biar dianter Atina saja. Saya tadi juga sudah pesan ojek via aplikasi. Jadi, nanti biar Atina antar Ibu saja dulu," ujar Bu Yeni.
"Aduuh ... Bu Yeni, nggak usah repot-repot nanti biar saya telepon anak buat jemput. Biasanya juga saya dijemput bu pulang dari Pasar,"
"Ah, nggak repot kok Bu, ya 'kan Tin?" sela Bu Yeni meminta jawaban dari Atina
"Iya gak apa-apa Bu Rum, nanti biar Atina anter sampai rumah," jawab atina meyakinkan Bu Rum. Bu rum tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menerima tawaran dari Bu Yeni dan Atina. Ojek yang Bu Yeni pesan sudah datang, Ia bergegas pamit pada Bu Rum dan Atina. Setelah kepergian Bu Yeni, Atina berlalu sembari kedua tangannya menenteng belanjaan Bu Rum menuju tempat parkiran motor.
"Bu Rum, ngak apa-apa 'kan kalau saya nganternya pakai motor?"
"Iya nggak masalah Tin, yang penting sampai tujuan dengan selamat."
"Baiklah, sekarang Ibu naik, pegangan yang kuat ya biar ngak jatuh, nanti Ibu tunjukkin saja arah rumah Ibu," pinta Atina.
"Iya beres Tin, alon-alon wae yo Tin, ora usah ngebut," pesan Bu Rum.
"Baik Bu."
Gegas Atina mulai menyalakan motornya, mengikuti arah yang ditunjukkan Bu Rum. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, motor yang dinaiki Atina sampai didepan sebuah rumah yang lumayan besar.Atina dan Bu Rum gegas turun dari motor.
"Ini bener rumah Bu Rum?" tanya Atina memastikan.
Yang ditanya hanya mengangukkan kepala.
"Ayok masuk dulu Tin," jak Bu Rum.
"Emm ... nggak usah Bu, makasih. Saya langsung pamit pulang saja Bu, nggak apa-apa," tolak Atina.
"Udah, masuk dulu saja, mampir dulu sambil minum di dalam, jangan langsung pulang, ayok masuk. Ora ilok nolak rezeki(gak baik nolak rezeki)," ajak Bu Rum menarik tangan Atina masuk kedalam.
Mau nggak mau Atina mengikuti langkah si tuan rumah.
Sesampainya di ruang tamu, Atina nampak takjub dengan interior rumah Bu Rum yang sangat indah dan mewah. Ia tidak menyangka kalau ternyata Bu Rum adalah orang kaya. Karena penampilan Bu Rum terlalu sederhana. Bahkan, orang yang melihat saja pasti akan berpikiran seperti yang Atina pikirkan saat ini. Tiba-tiba, dari dalam terdengar teriakan anak kecil.
"Nenek ... !" seru seorang anak perempuan dari dalam berlari menghampiri Bu Rum dan Atina.
"Chessy ....!" ucap Atina spontan begitu melihat anak perempuan tadi.
Seketika si anak menoleh,
"Loh, Bu Guru, kok ada disini? Kok bisa bareng sama Nenek Chessy sih Bu?" tanya chessy seketika kaget melihat gurunya ada disitu.
"Chessy kenal sama Mbak Atina?" tanya nenek penasaran.
"Jelas kenal dong Nek, ini tuh Bu Guru Chessy di sekolah nek," jelas sang cucu.
Belum sempat Bu Rum berbicara lagi, dari luar terdengar suara deru mobil memasuki pekarangan rumah. Tak lama, terdengar derap kaki melangkah dengan disertai suara salam.
"Assalam'alaikum...." ucap seseorang dari luar.
Atina yang berdiri membelakangi pintu masuk sontak memutar badannya untuk melihat siapa yang datang.Ketika ia sudah menghadap ke pintu, Atina kaget.
Deg....
"*Alamaak, mimpi apa aku harus ketemu sama ni pria kutub, ternyata B*u Rum ibunya ni orang, tau gitu tadi aku langsung pamit pulang saja." Batin Atina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sunarti
ya klo tau kan ternyata kamu gak tau jadinya ketemu kan
2023-04-16
0
Sunarti
mimpi di patuk ular kali si Atina
2023-04-15
0
Helsi
baru mampir thor sepertinya seru ceritanya 🤗🤗🤗
2023-02-09
2