Mengikuti Perintah

Agus hanya berpikir untuk mengembangkan diri, ia memiliki niat untuk berkembang dan menghindari hal-hal yang menyusahkan. Sihir yang dimilikinya tidak cukup kuat untuk membuat luka ringan pada lawan, yang ia fokuskan hanyalah kekuatan fisik untuk latihan pedang. Pengalaman banyak orang menambah pengetahuan dan mencoba belajar berburu monster serta menjaga seperti yang lain meskipun ada perselisihan dengan istrinya karena konflik. Orang tidak lagi memandang rendah dirinya karena dia berusaha keras. Tina meyakinkan Lulu bahwa semua akan baik-baik saja selama Agus tidak berlebihan hingga bertindak terlalu jauh.

"Dia bilang dia tidak akan terlalu bergantung lagi, dia tidak ingin dipandang rendah."

"Aku tahu, dia benar-benar mendorong semuanya."

Suaminya yang keras kepala membuat Lulu semakin khawatir, apalagi ketika ada laporan bahwa ada hal-hal yang tidak ingin dia dengar padahal Agus memiliki niat yang sangat baik untuk membangun desa yang lebih baik dan kuat. Membangun tembok yang lebih kuat dengan alat bantu dan perekat yang tidak kalah dengan semen, Lulu bangga namun cukup melelahkan untuk keseharian suaminya. Ada laporan yang ditulis tentang monster yang semakin aktif setiap hari, kecemasan semakin parah hingga sebuah surat datang dari ras Peri Kegelapan di area lain, mereka memang diserang oleh monster meskipun dampaknya tidak terlalu parah.

"Ulah mereka sendiri jauh dari kita," gumam Lulu.

40 tahun yang lalu terjadi perselisihan dan hingga terbagi menjadi dua wilayah, Lulu hanya bisa mengabulkannya karena tidak ingin semakin banyak orang yang mau memberontak terhadap kepemimpinannya. Mereka meminta bantuan dan ada beberapa orang yang ingin kembali, Lulu menarik nafas dalam-dalam. Wanita dengan senyum pahit itu meminta nasihat dan diberi saran yang paling masuk akal. Agus yang sejak tadi hanya mendengarkan ia mulai buka suara untuk membantu peri yang lain. Tina tersenyum ramah dan menjelaskan itu akan sulit karena penduduk pasti tidak ingin membantu orang yang sudah menentang Lulu Aite.

Agus berhenti bicara saat beberapa perkataan yang ia lontarkan tidak disetujui. Lulu melihat dengan cermat maksud baik suaminya. Peri Kegelapan tidak semuanya punya jalan pikiran jernih ada yang egois ingin membentuk kelompok sendiri karena ketidakpuasan. Musim hujan datang membawa kerepotan, banyak yang harus dibenahi untuk melawan kekurangan dari rumah-rumah penduduk desa. Bangunan rumah yang terlupakan, Agus melupakan satu hal yang harus ia benahi juga untuk menjadi rumah yang lebih layak huni. Banyak tidak Lulu ketahui tentang suami yang banyak rencana untuk desa mereka, Desa Airin semakin berkembang dalam titik tertentu karena tidak ada bahan yang lebih bagus seperti yang ada di bumi.

"Kalau saja aku bisa buat bahan yang lebih bagus," kata Agus.

"Bukannya yang kamu sebut batu bata merah sudah sangat bagus, dari pada tanah yang dikeraskan?" tanya Lulu pada Agus.

"Memang, tampilan juga jadi lebih baik..."

"Semua yang kamu lakukan sudah yang lebih dari cukup, kamu sudah banyak merubah desa kita."

"Aku ingin lebih mengembangkan tapi pengetahuan yang kumiliki kurang."

Malam yang tidak seperti biasanya terasa begitu tidak nyaman, Lulu melihat ke luar jendela kamar. Hujan deras dan suara petir yang bergantian semakin membuat hatinya tidak senang.

"Tidak biasanya cuaca sampai seperti ini," gumam Lulu.

Suara yang keras terdengar di telinga, malam yang gelap dan hujan yang tidak kunjung berhenti menimbulkan suasana mencekam. Suara lonceng tanda adanya serang monster menimbulkan kepanikan semua orang bersiaga untuk melakukan pencegahan. Kelompok yang diutus untuk melihat keadaan hanya kembali satu orang dengan keadaan yang begitu menyedihkan, serangan monster besar-besaran datang.

"Para raksasa datang!" Tina dengan panik berteriak ketika melaporkan kepada Lulu.

"Apa-apaan mereka itu!" Lulu tidak menyangka kalau para monster hijau yang begitu besar datang dengan jumlah yang cukup banyak, untuk pertama kalinya hal tersebut terjadi sepanjang hidupnya.

"Mereka ada banyak!" Agus yang terkejut langsung menarik Lulu pergi untuk ikut dengannya.

"Yang Mulia, kita tidak mungkin bisa mengalahkan mereka."

Semua kacau balau namun tetap berusaha untuk mempertahankan desa, Agus yang sudah merasa terpojok mengambil inisiatif untuk membawa Lulu pergi atas perintah dari Tina. Semua yang ada di desa melawan monster dengan gagahnya meskipun mereka sadar akan kekalahan dengan jumlah yang tidak masuk akal. Agus yang hanya bisa gemetar ia merasakan takut dengan adanya monster raksasa yang baru pertama kalinya ia lihat, ia hanya pernah membaca buku tentang mereka yang diyakini selalu hidup jauh dari menyendiri.

"Kita harus pergi, semuanya sudah sangat menyuruh kita untuk kabur!"

"Aku akan membantu mereka!"

"Yang Mulia sebaiknya Anda pergi, saya dan suami saya akan mengecoh mereka." Tina meyakinkan.

Lulu sadar kalau dia tidak bisa membunuh banyak monster yang menyerang desa, ia ingin ikut bertarung dengan yang lain untuk mengurangi dampak yang terjadi tetapi saat ia menoleh ke arah Agus, ia jadi bingung akan keputusan yang harus ia ambil. Lulu meminta Agus untuk pergi, ia akan mencarinya ketika pertempuran sudah selesai.

"Aku akan mencari nanti, ini peta yang jadi petunjuk jalan aman sudah aku tandai."

"Bagaimana kamu bisa mencariku kalau kita terpisah jauh."

"Simbol ini bukan hanya tanda pernikahan saja, aku bisa mencari kamu dengan ini juga."

Agus pergi dengan dia orang pria yang sudah sangat ahli, mereka akan mencari tempat sembunyi yang aman. Suara ledakan yang keras mengguncangkan situasi lebih buruk dari sebelumnya, Lulu berteriak agar Agus segera pergi. Pertama-tama mereka lari dari jalur bawah tanah sampai seratus meter, Agus keluar dari dekat pohon besar. Dia orang pria yang mengawalnya begitu tegang dengan semua yang terjadi mereka berharap kalau Lulu dan Tina bisa mengatasi semua. Pria bernama Clovis dan Amo saling berbicara mereka mengabaikan Agus karena cemas.

"Pasti ada yang memberikan mereka Komando," kata Clovis.

"Aku yakin pasti para iblis, hanya mereka yang bisa melakukannya," kata Amo.

Mereka berdua berhenti bicara sampai pembicaraan mengarah ke arah tentang kepunahan, mereka kesal dengan amarah yang membludak. Mereka akan menunggu selama dua hari, mereka akan melihat desa setalah dua hari jika Lulu tidak datang untuk menemui mereka, Clovis punya rencana untuk mengintai dari jauh sementara Amo diminta untuk tetap bersama Agus.

"Yang Mulia meminta kita untuk bersamanya!"

"Kau sudah cukup untuk menjaganya, aku hanya melihat dari jauh dan kembali untuk memberikan kabar."

"Kalau kau bersikeras aku tidak menghalangi hanya saja kau harus berhati-hati."

"Aku mengerti, aku pergi dulu dan jaga Yang Mulia."

Clovis pergi meninggalkan mereka berdua, Amo meminta Agus untuk tetap tenang dan tetap berpikir positif karena hal semacam ini pernah terjadi juga 300 tahun yang lalu, mereka bisa mengatasinya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like👍 buat agus dan lulu..

2023-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!