''Jangan menuduhku Zahra. Aku melakukan semua itu karena kamu selalu menolaknya Zahra! Setiap kali aku pulang, wajah kamu pasti sangat masam dan tidak menyukaiku! tetapi berbeda dengan Rian. Setiap kali ia datang kesini, dia selalu kamu suguhkan dengan senyum manismu! Aku kecewa karena itu, makanya aku memilih mencari tempat dimana aku di terima tidak seperti dirimu, setiap kali melihat ku pastilah selalu berwajah datar dan dingin!''
Zahra tertawa sarkas. ''Kamu cemburu Bang AzLan? Cemburu pada tingkah ku yang lebih senang kepada Riandra dibandingkan dengan dirimu begitu??'' Zahra tertawa lagi. ''Kamu itu paham tidak yang namanya mengidam bang Azlan??''
Deg!
Seakan terkejut. ''Waktu itu aku sedang hamil anakmu! Azriel! Putra kita! Ah bukan! Putra Riandra!''
Deg!
''Kau cemburu padanya karena tingkah ku itu?? Hahaha... lucu kamu bang Azlan! Aku itu sedang hamil waktu itu. Nggak tau aja kalau aku lebih menyukai wangi tubuh Riandra dibandingkan dengan dirimu! Seolah putraku ini tau mana yang tulus menyayangi nya dan mana yang tidak tulus menyayangi nya!''
Deg!
''Kamu memang ayah yang telah menghadirkannya ke dunia ini. Tapi Riandra lah yang menyambut dan mengadzani nya saat ia baru lahir dua setengah tahun yang lalu!''
Deg!
Azlan membeku.
''Kamu tidak tau apapun tentang nya bang Azlan! Kamu tidak tau apapun! Yang kamu tau saat ia mendapatkan pengakuan dari Riandra yang mengatakan bahwa kalau Azriel putranya, kamu tidak terima! Ingat bang Azlan! Kemana kamu ketika putramu lahir kedunia?? Adakah kamu menemaniku?? Adakah kamu mengurusku?? Adakah kamu berpikir kalau aku membutuhkan mu sebagai ayah nya waktu itu?! Tidak kan??''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
Azlan tersentak. Wajah itu mendadak pias.
''Kamu lebih mementingkan orang lain yang bukan siapa-siapa kamu! Kamu meninggalkan ku dirumah seorang diri! Dan kamu sibuk dengan mainan baru mu itu! Oke, aku terima. Aku maklum dengan alasan yang kamu berikan. Tapi ini? Alasan mu cemburu?? Cemburu karena apa? Adakah aku mengikat kak Rian dirumah ini sama sepertimu yang selalu di ikat oleh wanita yang memiliki suami itu dirumahnya??''
Ddduuaaarrr...
Lagi dan lagi Azlan tersentak. ''Kenapa kamu diam?! Jawablah! Tadi katanya kamu marah padaku yang lebih menyukai kak Rian dibandingkan dengan dirimu??''
Azlan masih diam. Kedua orang tuanya pun juga sama. Kedua paruh baya itu terdiam membisu disana. Mereka tidak bergerak sedikit pun dari tempat nya. Mereka berdua masih setia mendengarkan segala ucapan Zahra yang selama ini berbanding terbalik seperti yang Azlan ceritakan.
''Bagaimana aku tidak menyukai Kak Rian, bang Azlan! Kak Rian memenuhi segala sesuatu yang aku inginkan! Aku ingin rujak cingur, ia sediakan! Aku ingin roti bakar disaat tengah malam, ia belikan walau dengan mata yang masih mengantuk! Ingin makan rujak buatan mu tapi kamu tidak ada. Kamu sibuk dengan dirimu sendiri yang entah kemana setiap malamnya! Kak Rian lah yang selama ini memenuhi keinginan ku! Pantas bila kamu disebut ayahnya? Sedang ada Kak Rian yang selalu ada bersama ku??''
Deg!
''Bahkan bayi dalam kandungan ku lebih tau mana yang menyayanginya dengan tulus dan mana yang tidak! Memang benar kamu membuatnya Bang AzLan! Tapi bukan kamu yang di inginkan oleh putraku! Putraku lebih menginginkan Kak Rian yang sedari dalam kandungan karena ia tau, bahwa ada sosok orang lain yang lebih menyayangi setulus hati dibandingkan dengan dengan ayah kandungnya sendiri!''
Deg!
Deg!
''Aku tidak bersalah bang Azlan dalam hal ini. Aku membutuhkan sosok pria yang bisa memenuhi segala keinginan ku disaat aku hamil. Begitupun hari-hari ku. Kemana kamu saat aku membutuhkanmu? Kemana kamu saat aku sangat ingin kamu manjakan?? Kemana kamu saat aku sedang butuh sosok ayah dari janinku yang saat itu akan pergi ke dokter untuk periksa??''
''Kamu selalu memberi alasan padaku setiap kali aku ingin periksa ke Dokter. Memang dulu aku menolak mu karena itu keinginan dari janinku yang saat itu sedang mengidam. Tapi setelahnya? Adakah kamu menemaniku setiap kali aku akan periksa ke dokter bang Azlan?? Adakah kamu menemaniku saat aku datang kerumah orang tua ku saat kita di undang makan malam saat itu?? Tidak kan?? Kamu lebih menyibukkan diri dengan gundik mu itu! Kamu sibuk mengurusnya yang bukan siapa-siapa kamu! Padahal dirinya memiliki suami orang kaya! Tapi entah apa yang wanita itu inginkan hingga ia memilihmu menjadi pelarian nya!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..
Serasa di hantam petir kepala Azlan. Ia tersentak berulang kali karena ucapan mantan istrinya ini. Sekilas, bayangan dimana ia menemani wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya itu untuk menemani nya ke dokter. Padahal saat itu, Zahra juga sedang ingin ke dokter.
Azlan pergi dengan tergesa tanpa menjelaskan yang sebenarnya pada Zahra. Zahra menunggu hingga tiga jam lamanya. Tapi yang di tunggu tak kunjung datang dan pulang untuk menemani nya.
Hingga Riandra datang dan membawa Zahra untuk memeriksanya. Yang Azlan tidak tau, bahwa Zahra melihat kehadiran nya di poli kandungan sedang mengantri bersama wanita itu. Istri keduanya saat ini.
Tubuh Zahra berguncang. Ia memegang erat tubuh sang bayi cantik yang baru saja ia lahirkan empat puluh hari yang lalu.
''Bahkan kau sudah memiliki keturunan dengan nya. Apa salahku padamu bang Azlan? Sampai tega kau menduakan aku seperti ini?? Adakah aku menyakiti hatimu selama ini?? Kamu cemburu?? Oke, tidak masalah jikalau kamu cemburu. Malahan aku senang jika suamiku cemburu padaku. Itu artinya Kamu sangat menyayangi diriku. Tapi apa yang aku lihat di poli kandungan itu sudah membuktikan! Kamu tidak menyayangiku! Kamu tidak mencintai ku!Kamu lebih mencintai gundik mu itu! Dan kamu pun sudah berbuat dosa bersama nya selama ini!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..
Azlan terkesiap. ''Darimana kamu tau?'' tanya Azlan masih dengan raut wajah terkejut.
Zahra Terkekeh tetapi air mata itu terus berjatuhan di pipinya. Jika bukan sedang menunggu Nina dan suaminya, maka ia pun tidak bersedia lagi untuk berdiri di hadapan mantan suami sialan nya itu.
''Aku tau segalanya Bang Azlan! Kau pengkhianat! Kau penipu! Kedokmu saja mengatakan cemburu! Agar kamu bisa bebas bersama dengan gundikmu itu! Ingat bang Azlan, apa yang kamu tabur, itu Yang akan kamu tuai! Bisa jadi sekarang aku yang merasakan nya. Dan tidak menutup kemungkinan kalau kamu yang akan mengalaminya nanti! Kamu cemburu tak beralasan padaku!''
''Alasan mu saja cemburu! Padahal itu semua hanya kedok untuk menutupi hubungan mu dengan nya. Hahh. Tapi tak apa. Selamat untukmu bang Azlan! Terimakasih karena kamu sudah membawaku ke dalam hidupmu! Karena aku menikah dengan mu, aku lebih tau dan bisa memilah mana yang terbaik untukku dan untuk kedua anakku! Ibu.. Bapak.. maafkan menantu durhaka mu ini yang tidak menoleh sedikit pun padamu! Kalau aku menoleh, sama saja aku membuka lagi luka yang ada di hatiku. Cukup sudah selama ini. Tidak lagi!''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
penghuni terakhir
good job Zahra ... jika beruntung suatu hari nanti kamu dan kedua anakmu bisa melihat karma apa yg akan d tuai oleh sang raja petualang cinta Azlan Dharmawan
2022-12-30
2