''Aku pergi. Jika Riandra datang kesini. Katakan yang sejujurnya! Dan ya, semua perabotan yang kita beli bersama ini akan ada yang mengambilnya besok pagi! Rumah ini akan kosong kembali seperti pertama kali kita menyewa nya! Kamu tidak berhak tinggal dirumah ini! Pulanglah kerumah istrimu. Dan selamat tinggal! Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu!''
Deg!
Deg!
''Zahra... tunggu Sayang-,''
''Jangap panggil aku dengan sebutan sayang! Dihari kamu menikahi wanita lain, di hari itu sebutan sayang untukku sudah tidak berguna lagi! Kamu rela menemaninya yang baru saja sah menjadi istri kedua mu. Sedang aku? Kau tinggalkan begitu saja! Jika bukan karena Kak Riandra, mungkin aku sudah tiada saat ini! Kejam kau bang Azlan!''
Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...
Azlan tersentak lagi Kala mendengar ucapan Zahra. ''Ra.. dengarkan dulu perkataan ku-,''
''Tidak ada yang harus di dengar lagi Azlan Dharmawan! Kamu bukanlah suamiku lagi. Talak sudah kamu jatuhkan padaku! Lihatlah disana, siapa saksi dari semua ini!'' tunjuk Zahra dengan tangan kirinya ke pintu dapur mereka tanpa menoleh sedikitpun. Azlan tersentak saat mendapati kedua orang tuanya kini sedang menatapnya.
Deg!
Deg!
Deg!
''Bapak.. Ibu..'' lirih Azlan begitu terkejut Kala melihat kedua orang tuanya berdiri mematung dan terpaku di tempat dengan raut wajah yang tidak terbaca.
Zahra Terkekeh sinis. ''Jangan kamu pikir kalau ucapan talakmu itu tidak sah Azlan Dharmawan! Semua itu sah! Walau tanpa saksi! Selama ini aku selalu sabar dengan kelakuan mu yang selalu menomor duakan aku ketimbang istri kamu itu! Aku rela. Aku ikhlas, karena aku pikir kamu setia seperti yang kamu katakan dulu padaku. Tapi sayangnya semua itu bulshit! Kamu pembohong Azlan! Kamu pembohong ulung! Kamu pembohong! Benar kata Papa. Sikap yang dulu kamu lakukan pada kekasihmu dulu, sekarang kamu lakukan padaku!''
''Aku bersyukur bisa lepas darimu! Jika tidak, aku pasti akan menangis selalu saat berada di dalam rumah yang pemimpinnya sudah berlayar dan menjadi nakhoda kapal lain bukan lagi di kapalku! Aku kecewa.. sangat kecewa. Kau tau Azlan? Saat rumah tangga itu di guncang dengan ujian, maka inilah yang terjadi. Kau tidak di uji dengan harta, tapi kau di uji dengan wanita. Wanita masa lalu mu yang kini hadir kembali di dalam hidupmu setelah kau melepaskannya untuk pria lain! Dan kini, kau menikahi wanita yang masih sah berstatuskan istri orang??''
Deg!
Deg!
''Ra... aku-,''
''Cukup Azlan! Cukup sudah selama ini aku melihat kelakuan mu! Kau selalu meninggalkan ku di saat aku membutuhkanmu! Kau mengatakan jika kau akan setia hanya pada satu wanita. Tapi tidak! Kau lelaki yang tidak setia Azlan!'' ucap Zahra dengan dada naik turun. Tangan itu bergetar saking sakitnya hati yang ia rasa.
Azriel menatap sang Mami dengan mata polosnya. ''Mami?? Kita mau kemana? Papi kan belum pulang dari luar negeri??''
Deg!
Azlan lagi dan lagi geram kala mendengar putra sulungnya menyebut orang lain sebagai Papinya. ''Kenapa kamu selalu mengajarkan putraku untuk memanggil Rian dengan sebutan Papi? Sedang aku kamu ajarkan dengan Papa?'' tanya Azlan pada Zahra yang saat ini sedang terkekeh sumbang mendengar ucapan Azlan.
''Kenapa?? Kau tidak terima?''
''Iyalah aku tidak terima! Azriel itu putraku! Bukan putranya! Bisa-bisa nya kalian membaut pengakuan kalau Azriel itu putra sulung Riandra? Apa sih yang ada di otak kamu Zahra?!'' tanya Azlan begitu marah pada Zahra.
Wajah itu kini seperti ingin melahap Zahra saja. ''Kenapa? Tidak suka? Apa urusannya dengan mu? Kenapa baru sekarang kau mengakui jika Azriel putramu? Kemana kau saat Azriel lahir dulu? Kemana kau selama Azriel tumbuh besar? Kemana kau selama Azriel lahir ke dunia ini tidak pernah terlihat batang hidungmu dirumah ku ini Azlan Dharmawan?!''
Deg!
''Zahra!!''
''Hahaha.. kenapa kamu marah Azlan? Saya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi?? Kau lupa Azlan Dharmawan?? Baik! Akan saya ingatkan! Ketika Azriel lahir ke dunia ini Riandra lah yang telah menolongnya! Tanpa nya mungkin ia tidak pernah bisa melihat dunia ini! Karena Riandra putraku bisa hidup kembali! Kau tau kenapa Azlan??''
Azlan diam.
''Semua itu karena kasih sayang yang tulus dari Riandra untuk putraku yang tidak pernah menganggap jika Azriel anak orang lain! Melainkan putranya sendiri!''
Azlan terkekeh sinis. ''Cih! Kapan dia membuatnya? Hingga dia berani-beraninya mengakui kalau putraku adalah putranya??'' Azlan masih terkekeh sinis.
''Riandra memang tidak membuatnya. Tapi kamulah yang telah menghadirkan nya ke dunia ini dengan terpaksa! Kalau seandainya waktu itu aku menolak, pastilah saat ini aku masih suci! Dan mengenai hubungan antara Azriel dan Riandra, tidak perlu ada ikatan darah untuk bisa menganggap nya menjadi seorang anak maupun seorang ayah. Semua itu bisa terjadi karena kasih sayang yang tulus untuk putraku. Tidak seperti dirimu! Mengaku ayah, tapi sibuk dengan hal sendiri! Kau pikir dia lahir ke dunia cukup dengan status jika dia putra kandungmu begitu?!''
Deg!
''Seorang anak itu lahir tidak hanya membutuhkan status dari kedua orangtuanya saja. Tapi juga kasih sayang. Semua itu putraku dapatkan dari Riandra. Sahabatmu yang selalu ada di saat putraku selalu membutuhkan dirimu! Sedangkan kau?'' Zahra terkekeh lagi, ''Kau selalu sibuk dengan mainan baru mu, hingga kau lupa ada dua orang yang selalu mengharapkan kepulangan mu setiap malamnya! Tapi kau tidak pernah pulang sekalipun!''
Deg!
Azlan betdecih tak suka pada ucapan Zahra. ''Jangan sok suci kamu Zahra-,''
''Aku memang tidak suci Azlan! Tapi aku tidak munafik seperti mu! Mengaku suci tapi di belakang ku kau berbohong! Munafik kau Azlan!'' potong Zahra membuat Azlan mengepalkan kedua tangannya. Ia menatap nyalang pada punggung Zahra yang saat ini membelakangi nya.
''Kamu tau bang Azlan? Saat kesetiaan seorang suami di uji di dalam rumah tangga nya?'' tanya Zahra dengan suara rendahnya tidak seperti tadi begitu tegas dan penuh penekanan di setiap kata-kata nya.
Zahra melemah. ''Seorang suami yang sedang di uji dengan seorang wanita, baik itu wanita sekarang ataupun wanita masa lalu, ia harus bisa menjaga marwahnya sebagai seorang suami. Godaan pertama yang di dapatkan itu memanglah sulit. Tetapi jika ia setia, pastilah tidak akan seperti itu. Berkhianat di belakang isterinya. Seperti kamu bang Azlan! Kalau kamu setia, kamu tidak akan tergoda dengan wanita lain! Baik itu wanita jaman sekarang maupun wanita di masa lalu!''
Deg!
''Kalau saja kamu setia, aku pasti tidak akan memilih pemuda lain seperti Riandra yang memang tulus menerima ku dan kedua anakku! Kamu salah menuduhnya bang Azlan! Kalau saja bukan karena nya, pastilah saat ini kami berdua sudah terluntang lantung bahkan kami mati karena mengharapkan mu yang tidak pernah pulang dan selalu sibuk dengan mainan baru mu itu!''
''Jangan menuduhku Zahra. Aku melakukan semua itu karena kamu selalu menolaknya Zahra! Setiap kali aku pulang, wajah kamu pasti sangat masam dan tidak menyukaiku! tetapi berbeda dengan Rian. Setiap kali ia datang kesini, dia selalu kamu suguhkan dengan senyum manismu! Aku kecewa karena itu, makanya aku memilih mencari tempat dimana aku di terima tidak seperti dirimu, setiap kali melihat ku pastilah selalu berwajah datar dan dingin!''
Zahra tertawa sarkas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
penghuni terakhir
ayo bang Rian pulanglah...Azriel membutuhkanmu
2022-12-30
2