Pingsan Pertama Arini

Setelah mendapatkan sepatu baru, Arini mencobanya untuk berlari di sekitar rumah secara diam-diam.

" Loh Bu, Dimana Arini? Sehabis pulang dari Dokter kok Dia nggak ada?" Tanya Hans mencari Arini di dalam rumah.

Sang Ibu yang baru berganti pakaian pun baru menyadari.

" Tadi sehabis pulang, Dia ijin mau tidur karena kecapek'an katanya!" Tutur Bu Sara keluar dari kamar.

Hans merasa sangat khawatir karena mengetahui bahwa Arini mempunyai penyakit di dalam tubuh'nya.

Bu Sara melihat ke arah jam di dinding ruang tamu.

" Pukul 12.30 wib, Kemana Dia di keadaan panas begini?" Ujar Bu Sara khawatir.

Hans dan Bu Sara pun keluar rumah, Siapa tahu tetangga ada yang melihat Arini.

Pulanglah Pak Romi dan Rino yang mendorong gerobak jualan.

" Assalamu'alaikum...!" Sapa keduanya memasuki rumah.

" Wa'alaikum salam.." Balas Hans dan Bu Sara yang berdiri di depan pintu.

" Ada apa sih Hans, Kelihatan bingung gitu?" Tanya Rino memarkirkan grobak di samping rumah.

" Iya, Ayah juga heran kenapa kelihatan panik banget ada apa?" Imbuh Sang Ayah membawa tas jinjing berisi dagangan.

Hans dan Bu Sara saling pandang untuk menguatkan diri memberitahu Rino dan Pak Romi.

" Jadi tadi kami sudah chek ke Dokter, Intinya ada diagnosa bahwa Arini ada penyakit di bagian Ginjal'nya. Jadi Dia tidak boleh terlalu capek, Dan Dokter menyarankan untuk segera di periksakan di rumah sakit sebelum parah agar cepat teratasi!" Terang Hans.

Rino yang mendengar itu pun terasa lemah tidak kuat berdiri, Hingga badannya di sandarkan di dinding samping rumah.

Begitu pula Pak Romi bak di sambar petir di siang bolong, Tas jualan pun terjatuh kemudian ia seperti di dorong mundur langkahnya hingga tertahan oleh pagar teras depan rumahnya. Bu Sara langsung menguatkan Pak Romi, Sedang Hans memeluk Rino.

" Jadi maksudmu Adik, Kita?" Ujara Rino terbata tidak sanggup melanjutkan kalimat.

Pak Romi menatap dalam Bu Sara sambil menahan air mata.

" Hans, Terus di mana Arin sekarang?" Tanya Rino.

" Ini juga Kami sedang mencari, Tadi sepulang dari Dokter katanya ijin tidur namun pas Aku lihat kamarnya kosong!" tetang Hans masih memapah Rino.

Sontak Rino berlari ke kamar Arini, Ia melihat kotak sepatu baru Arini terbuka dan isinya tidak ada.

" Hans, Cepat Kita cari Arin!" Triak Rino bergegas keluar rumah terburu-buru.

" Aku tahu, Pasti Dia disana." Ujar Hans, Lantas berlari secepat mungkin untuk menemukan Arini

Rino mengikuti dari belakang dengan berlari.

Mereka melihat Arini sedang berlari mengitari tanah lapang sendirian tidak jauh dari rumah mereka.

" Berhenti, Arin!" Triak Hans.

Arini pun menoleh kearah kedua Kakak'nya, Ia malah melemparkan senyum pada keduanya seolah menunjukkan bakat berlarinya.

" Berhenti!" Triak Hans,Kembali di pinggir lapangan.

Arini pun mengikuti perintah Kakak'nya, Kemudian Ia menghampiri Kakaknya.

" Kakak tadi lihat'kan, Arin berlarinya kencang karena sepatu baru dari Kakak." Ujar Arin dengan wajah polosnya.

" Arin, Jangan lari-lari lagi!" Bentak Kak Hans khawatir.

Arini pun takut dengan Hans hingga Ia terdiam, Dengan mata berkaca-kaca karena baru kali ini Kak Hans membentaknya.

Kemudian Rino menarik Hans menjauhi Arini yang mematung.

" Aku tahu Kita khawatir. Tapi caramu nggak harus gitu!" Rino menasehati Hans.

Kemudian Rino meninggalkan Hans untuk mengajak Arini pulang.

" Arin, Pulang sama Kak Rino ya. Maaf'in Kak Hans kan Dia lagi sakit, Jadi sering marah-marah." Ujar Rino membujuk Arini.

Arini langsung berlari ke arah Hans, Lalu memeluk Hans yang masih mematung karena memikirkan Arini adik kesayangan'nya.

" Kak Hans, Obatnya dari Dokter tadi di makan ya! Nanti Arin suapin makan'nya!" Kata Arini sambil memeluk Hans.

Rino pun matanya berkaca-kaca melihat hal itu.

" Iya-Iya, Adik'ku!" Balas Hans sambil menitihkan air mata.

" Arin pasti capek, Biar Kak Rino gendong ya!" Kata Rino menghampiri Arini.

" Nggak, Arin pengen jalan gandengan saja. Arin mau nyoba sepatu baru seharian." kata Arini melihat Hans dan Rino.

Hans dan Rino pun menggandeng tangan Arini menuju rumahnya.

Sampailah mereka di depan teras rumah, Arini masih tersenyum layaknya anak yang terpenuhi keinginannya.

" Arin capek, Kak!" Kata Arini melangkah memasuki pintu rumah kemudian terjatuh tersungkur.

" Arin.....!" Triak Hans dan Rino, Segera membopong di tidurkan di kamarnya.

Hans terus memegang tangan Arini, Sementara Rino mencari Ibu dan Ayah yang sedang berkeliling mencari Arini.

Rino menemukan kedua orang tuanya yang berada di jalan batas kampung di pinggir rell kereta tempat biasa teman-teman Arini dan Arini bermain.

" Ayah, Ibuk....!" Triak Rino berlari menghampiri keduanya.

Setelah tiba di hadapan keduanya.

" Arin....Arin.....Arin pingsan di rumah!" Kata Rino dengan nafas terengah-engah.

Ayah, Ibu, dan Rino pun berlari menuju rumah.Langsung Masuk ke kamar Arini yang di tungguin Hans.

" Nak, Bangun...bangun...Cepet kalian bawa Adik kalian ke klinik!" Triak Bu Sara di iringi tangis karena khawatir pada Arini anak perempuan satu-satunya.

Hans langsung membopong Arini kemudian berlari sekencang-kencangnya menuju klinik yang tadi Mereka datangi.

Di pinggir jalan raya, Hans langsung meminta satu angkot yang sedang ngetem untuk mengantarnya ke klinik.

Pak Romi, Bu Sara, Dan Rino berlari menyusul keduanya namun tidak terkejar. Kemudian mereka menghadang angkot untuk ke klinik.

Sesampainya di klinik, Bapak Dokter sudah mau pergi namun Hans menghentikannya.

" Pak Dokter...Tolong bantu Adik saya!" Triak Hans buru-buru turun dari angkot membopong Arini yang pingsan, Hans pun menangis sambil berlari karena memikirkan kondisi Adiknya.

Dokter itu pun membantu menangani Arini, Beliau langsung membawa Arini keruang tindakan medis untuk memeriksanya.

" Bagaimana keadaanya, Dok?" Tanya Hans di samping Arini.

" Diagnosa Saya benar, Adik anda punya penyakit di Ginjalnya dan harus segera di tangani serius!" Ujar Sang Dokter.

" Ginjal? Maksudnya?" Tanya Hans kembali.

" Kemungkinan ini ada endapan di Ginjal Adik anda jadi silahkan segera di bawa ke rumah sakit yang lebih lengkap sebelum membahayakan dirinya!" Jelas Sang Dokter.

" Nanti saya kasih surat rujuk'kannya!" Imbuh Dokter.

Hans terus menangis menggenggam tangan Adiknya.

" Andai Kakak bisa ganti'in, Pasti Kakak ganti'in kamu Rin. Kamu Adik perempuan Kakak yang sangat Kakak sayangi, Kamu tidak sendirian Kita berjuang bersama ya melawan penyakitmu!" Kata Hans di sambil mencium pipi Arini dengan bercucuran air mata.

Tibalah Bu Sara dan yang lain, Mereka bertanya pada perawat. Kemudian menuju ruang yang di tunjuk'kan.

Rino melihat Hans menangis dengan sesegukan di samping Arini, Ia pun sontak buru-buru masuk ruangan.

" Hans!" Ujar Rino.

Hans melihat Rino kemudian memeluknya dengan erat.

" Adik Kita, Adik kita berjuang melawan penyakit...Aku tidak sanggup membayangkan kedepannya akan bagaimana!" Tangis Hans di pelukan Rino.

Rino pun paham dari kecil Hans sangatlah menyayangi Arini dibanding dengannya, Ia paham apa yang di rasakan Hans.

" Adik Kita kuat, Dia pasti bertahan!" Kata Rino memberi motivasi ke Hans.

Bu Sara dan Pak Romi pun berpelukan saling menangis melihat putrinya mendapat ujian yang sangat berat.

Episodes
1 Prolog
2 Sepatu Lari untuk Arini
3 Kepastian
4 Pingsan Pertama Arini
5 Rasa Sayang Hans dan Rino
6 Ketegaran Rino
7 Kepulangan Arini
8 Pengertian Untuk Arini
9 PILIHAN HANS
10 Suara Hati Arini
11 Menyadarkan Hans Arti Sayang
12 Rino Akan Pergi.
13 KEBERSAMAAN TERAKHIR RINO
14 Pamit Rino
15 KEKECEWAAN ARINI
16 Rasa Sakit Arini
17 Tawa Untuk Arini
18 Kepastian Untuk Kak Disa
19 Menentukan Sikap Terhadap Arini.
20 Awal Arini Memupuskan Mimpinya.
21 Bunga Belum Layu
22 Cinta di Sekeliling Arini
23 Mengenal Keluarga Arini
24 Arini & Diary
25 Menghapus Beban Arini Kecil
26 Pertukaran Hans dan Rino.
27 Bimbingan Untuk Arini.
28 Nostalgia Bu Keisya
29 Panik
30 Cinta Untuk Arini
31 Senyuman Arini Kecil
32 Lamaran Resmi Kak Disa
33 Nasehat Ibu Keisya.
34 Teman Sejati Arini
35 Kepedulian Hera dan Kawan-kawan
36 Duka Sebelum Perlombaan
37 Duka Mendalam
38 Chapter Lanjutan
39 Seminggu Setelah Ayah Pergi
40 Usaha Arin Menepati Janji Pada Sang Ayah.
41 Antusiasme Arini dan Kawan-kawan
42 Barang Milik Sang Ayah
43 Kelucuan Rino
44 Perjuangan Arini Kecil
45 Menepati Janji
46 Untuk Sahabatku Arini
47 Kecemasan
48 Kepedulian
49 Draft Lanjutan.
50 Lanjutan....
51 Rencana Pengganti Arini
52 Bertahan
53 Piala dari Arini.
54 Perjuangan Cinta Hans.
55 Lanjutan...
56 Uwak Nana.
57 Gantleman
58 Lanjutan...
59 Restu Ibu
60 Tekad Arini
61 Terbentuknya Hera Squad.
62 Rencana Piknik
63 Lanjutan...
64 BELANJA
65 Berangkat PIKNIK
66 Lamaran Resmi
67 Keseriusan Rino
68 KASIH SEORANG IBU
69 Lanjutan
70 PULIH
71 Pesan Istimewa
72 Pertemuan Dua keluarga
73 Hilangnya Disa
74 KEIKHLASAN
75 Menagih Komitmen
76 Mempercepat Pernikahan
77 Pernikahan
78 Bayangan Dari Masa Lalu
79 Rencana Study Tour Arini
80 Study Tour.
81 Kembalinya Orang Tua Disa
82 MASA LALU Dira & Erin
83 PERSIAPAN KENAIKAN KELAS
84 Hari Kelulusan
85 Kehidupan Baru.
86 KELUARGA AYAH
87 SEKOLAH UNTUK ARINI
88 MENELAN KEKECEWAAN
89 MOTIVASI TERTINGGI
90 Menghapus Sifat Manja Arini
91 Track Record Dona
92 KEGIGIHAN ARINI
93 Rencana Kost Arini
94 KOST'AN ISTIMEWA.
95 IJIN KOST ARINI
96 Kedatangan Kakak Arini
97 Keresahan Keluarga
98 Kakek WAWED Dan Nenek ENIL
99 Kesepakatan Kakak Arini
100 Kaki Untuk Dona
101 Arti Saudara
102 Makan Besar
103 Adek Kesayangan
104 Pertemuan dengan Siska.
105 Perpisahan Dengan Kakak
106 Membuat Oleh-Oleh, Secara Spontan
107 Kesedihan Dona
108 Baliknya Dira dan Erin
109 Sekolah Pertama Arini
110 Mulai Sekolah
111 Terjalinnya Awal Pertemanan
112 TAMAT
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
Sepatu Lari untuk Arini
3
Kepastian
4
Pingsan Pertama Arini
5
Rasa Sayang Hans dan Rino
6
Ketegaran Rino
7
Kepulangan Arini
8
Pengertian Untuk Arini
9
PILIHAN HANS
10
Suara Hati Arini
11
Menyadarkan Hans Arti Sayang
12
Rino Akan Pergi.
13
KEBERSAMAAN TERAKHIR RINO
14
Pamit Rino
15
KEKECEWAAN ARINI
16
Rasa Sakit Arini
17
Tawa Untuk Arini
18
Kepastian Untuk Kak Disa
19
Menentukan Sikap Terhadap Arini.
20
Awal Arini Memupuskan Mimpinya.
21
Bunga Belum Layu
22
Cinta di Sekeliling Arini
23
Mengenal Keluarga Arini
24
Arini & Diary
25
Menghapus Beban Arini Kecil
26
Pertukaran Hans dan Rino.
27
Bimbingan Untuk Arini.
28
Nostalgia Bu Keisya
29
Panik
30
Cinta Untuk Arini
31
Senyuman Arini Kecil
32
Lamaran Resmi Kak Disa
33
Nasehat Ibu Keisya.
34
Teman Sejati Arini
35
Kepedulian Hera dan Kawan-kawan
36
Duka Sebelum Perlombaan
37
Duka Mendalam
38
Chapter Lanjutan
39
Seminggu Setelah Ayah Pergi
40
Usaha Arin Menepati Janji Pada Sang Ayah.
41
Antusiasme Arini dan Kawan-kawan
42
Barang Milik Sang Ayah
43
Kelucuan Rino
44
Perjuangan Arini Kecil
45
Menepati Janji
46
Untuk Sahabatku Arini
47
Kecemasan
48
Kepedulian
49
Draft Lanjutan.
50
Lanjutan....
51
Rencana Pengganti Arini
52
Bertahan
53
Piala dari Arini.
54
Perjuangan Cinta Hans.
55
Lanjutan...
56
Uwak Nana.
57
Gantleman
58
Lanjutan...
59
Restu Ibu
60
Tekad Arini
61
Terbentuknya Hera Squad.
62
Rencana Piknik
63
Lanjutan...
64
BELANJA
65
Berangkat PIKNIK
66
Lamaran Resmi
67
Keseriusan Rino
68
KASIH SEORANG IBU
69
Lanjutan
70
PULIH
71
Pesan Istimewa
72
Pertemuan Dua keluarga
73
Hilangnya Disa
74
KEIKHLASAN
75
Menagih Komitmen
76
Mempercepat Pernikahan
77
Pernikahan
78
Bayangan Dari Masa Lalu
79
Rencana Study Tour Arini
80
Study Tour.
81
Kembalinya Orang Tua Disa
82
MASA LALU Dira & Erin
83
PERSIAPAN KENAIKAN KELAS
84
Hari Kelulusan
85
Kehidupan Baru.
86
KELUARGA AYAH
87
SEKOLAH UNTUK ARINI
88
MENELAN KEKECEWAAN
89
MOTIVASI TERTINGGI
90
Menghapus Sifat Manja Arini
91
Track Record Dona
92
KEGIGIHAN ARINI
93
Rencana Kost Arini
94
KOST'AN ISTIMEWA.
95
IJIN KOST ARINI
96
Kedatangan Kakak Arini
97
Keresahan Keluarga
98
Kakek WAWED Dan Nenek ENIL
99
Kesepakatan Kakak Arini
100
Kaki Untuk Dona
101
Arti Saudara
102
Makan Besar
103
Adek Kesayangan
104
Pertemuan dengan Siska.
105
Perpisahan Dengan Kakak
106
Membuat Oleh-Oleh, Secara Spontan
107
Kesedihan Dona
108
Baliknya Dira dan Erin
109
Sekolah Pertama Arini
110
Mulai Sekolah
111
Terjalinnya Awal Pertemanan
112
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!