"Jadi aku harus bagaimana? Aku ini adalah calon bapaknya jadi pantas mengajarnya. Dan perhatian kamu hanya untuknya apa kamu kira aku ini patung yang harus selalu mengikuti kemauan Junior? Camelia.... Kita harus memikirkan diri sendiri juga. Rasanya aku sudah cukup sabar terhadap anakmu itu."
"Jay.. kamu tahu dia adalah satu-satunya milikku yang paling berharga. Aku bersedia kehilangan apapun demi Junior. Jadi kuharap jangan sekali-kali kamu menyakiti anakku lagi." ujar Camelia tanpa toleransi.
"Lia jangan sentimen! Kelak kita akan mempunyai selusin anak seperti Junior. Waktu itu Junior tidak ada arti apa-apa lagi buat kamu. Lebih baik kamu titip dia di Bandung biar kita bisa menikmati dan saling memahami diri kita masing-masing."
"Tidak mungkin. Junior itu anak baik! Kau tak paham mengenai anak-anak maka kau membencinya. Kamu bukan bapaknya jadi janganlah menghukumnya hanya untuk kepuasan kamu! Dia masih kecil tapi berusaha menjaga perasaan aku."
"Kalau begitu kembalikan saja dia kepada ayahnya! Sudah beres kan? Persoalan antara dia dan aku selesai. Kita bisa menikmati hari-hari dengan tenang tanpa diganggu oleh anak kecil."
"Maaf Jay... Kamu terlalu mementingkan diri sendiri. Selamat malam." Camelia menutup ponsel tanpa menunggu jawaban dari Wijaya.
Percakapan singkat ini membuat Camelia makin resah. Mimpi apa dia bertemu dengan lelaki egois model Wijaya. Wijaya mencerminkan orang intelek nyaris sempurna tetapi pikirannya kotor. Camelia nyaris terkecoh oleh sikap manis terhadapnya padahal tujuan Camelia hanyalah menginginkan kebahagiaan Junior. Siapa kira Junior justru memendam rasa sedih tak terhingga. Camelia merasa sangat bersalah kepada Junior telah mengundang kesedihan anak itu.
Pagi-pagi Jason datang ke sekolah Junior untuk mengintip anak itu sebelum masuk kelas. sekarang ini Jason selalu rindu kepada Junior. Seluruh pikiran Jason terpusat kepada Junior yang dia anggap sebagai anak kandungnya.
Betapa kagetnya Jason melihat seorang pria menarik tangan Junior sambil menuding nuding wajah anak itu. Wajah Junior memancarkan rasa takut tak terhingga namun tidak menangis. Jason cepat-cepat menghampiri Junior mencari tahu apa yang terjadi. Mengapa pria itu marah-marah kepada Junior.
"Hai bung... mengapa demikian emosi?" tegur Jason sambil menarik Junior ke dalam pelukannya.
Orang itu memandangi Jason dengan marah. Matanya memerah karena menahan emosi. Sungguh sikap yang sangat buruk terhadap seorang anak kecil. Bagaimana mungkin seorang lelaki dewasa membully seorang anak kecil. Kalaupun Junior bukan anak Jason dia tetap akan membela Junior.
"Siapa kamu berani mencampuri urusan aku?" lelaki itu menantang Jason membusungkan dada siap diajak duel.
"Saya bukan siapa-siapa yang hanya pandai menggertak anak kecil. Apa kamu masih bisa disebut seorang manusia?"
"Kamu tidak tahu apa-apa mengenai anak ini. Anak ini kurang ajar telah melapor yang bukan-bukan kepada ibunya jadi wajar aku memberinya pelajaran agar kelak bisa menjaga mulut." laki itu menghentak Junior dari pelukan Jason.
Jason tidak tinggal diam langsung menarik Junior kembali ke pelukannya tanpa memberi kesempatan kepada pria itu menyakiti Junior lagi. Jason tidak terima perlakuan lelaki itu kepada Junior langsung mencekal tangan lelaki itu. Jason sudah tidak tahan untuk memukuli lelaki itu.
"Jangan sekali-kali kamu menyakiti anak ini! Aku siap melindungi dia daripada manusia licik model kamu."
Wijaya alias Jay merasa tangannya kesemutan dalam cekalan Jason yang berbadan besar. Jason mendorong Wijaya menjauhi Junior dengan pandangan mengancam. Wajah Wijaya memerah dikalahkan oleh Jason dalam satu gerakan saja.
"Apa urusan kamu bung? Terserah mau aku apakan anak setan ini!" ujar Jay dengan gusar. Jay mengelus tangannya yang sakit akibat cekalan kuat dari Jason.
"Apa kamu bilang? kamu sebut dia anak setan? Dia bukan anak setan bung tetapi manusia suci. Hati-hati kalau bicara! Kuingatkan kamu agar jauhi Junior dan jangan mencarinya lagi. Kalau kamu mengganggu dia lagi maka akan kupatahkan leher kamu. Pergi dari sini sebelum kuhantam mulutmu yang tidak pernah diajar itu." ancam Jason habis kesabaran terhadap manusia busuk model Jay.
Jason memang tidak mengenal siapa lelaki itu tetapi yang berhubungan dengan Junior Jason tidak akan tinggal diam.
"Jangan pikir kamu sudah menang bung! Tunggu saja pembalasanku nanti. Dan kamu anak setan hati-hati saja! Akan kubuat kamu hidup sengsara." ancam Wijaya sebelum meninggalkan halaman sekolah.
Jason sangat menyesali keamanan di sekolah ini tidak memberi perlindungan kepada murid diancam oleh orang luar.
Jason menarik Junior ke dalam pelukannya sambil mengusap rambut anak itu dengan lembut. Ingin rasanya Jason memberi perlindungan kepada Junior setiap hari. Dalam hati Jason makin sedih memikirkan hari-hari yang telah dilalui oleh Junior penuh linangan air mata. Kalau memang benar Junior itu anaknya maka termasuk orang yang ikut menyakiti Junior. Sebagai seorang bapak Jason tidak melaksanakan tugas memberi keamanan kepada anak sendiri.
"Kau tak apa nak? Siapa orang itu?"
"Om Jay teman mami!"
Jason angguk-angguk paham. Orang ini mungkin saja pacar Camelia yang tak suka ada Junior. Kehadiran Junior dianggap sebagai benalu oleh laki itu.
"Junior tidak usah belajar saja! Om akan minta ijin pada gurumu biar Junior bisa tenang. Ikut Om saja!"
"Tidak om..nanti mami marah dan pukul Junior lagi."
"Tak usah takut! Om yang akan bertanggung jawab. Om yang akan hadapi mamimu kalau dia marah." Jason bertekad menghadapi apapun demi Junior.
Jason menepuk bahu Junior menenangkan hati anak itu lantas membimbingnya menuju ke kantor guru untuk minta izin libur 1 hari. Entah apa yang dibicarakan oleh Jason dengan Sang guru karena Junior berdiri agak menjauh. Yang terlihat oleh Junior hanyalah ibu guru itu mangut-manggut setuju.
Akhirnya Jason berhasil membawa Junior keluar dari sekolah. Jason menggandeng Junior masuk ke dalam mobil yang selalu dikagumi oleh anak itu. Yakni mobil berwarna hitam dengan cat kinclong.
Semula Junior masih ragu-ragu untuk naik ke dalam mobil mewah itu. Jason menepuk bahu Junior berkali-kali menenangkan anak itu agar jangan takut.
"Om baik deh!"
"Junior mau diantar pulang atau mau main ke rumah Om?"
Junior masih berpikir keras memilih pilihan yang diberikan oleh Jason. Kalau dia pulang sekarang Camelia pasti akan bertanya apa yang telah terjadi. Junior tidak ingin membuat maminya sedih karena Wijaya.
"Junior ke rumah om saja! Apa di rumah om ada anak om?"
Jason tersenyum mendengar pertanyaan Junior. Di dalam rumahnya tidak ada siapa-siapa selain kedua orang tuanya dan para pembantu. Tidak ada anak kecil seperti yang dibayangkan oleh Junior.
"Baiklah tapi sebentar saja ya karena takut nanti mami kamu menjemput di sekolah. Yok kita berangkat!"
Jason dengan senang hati membawa Junior ke rumahnya.
"Terimakasih om!" seru Junior kegirangan.
Jason ikut senang melihat Junior senang. Jason ingin memberi segalanya kepada Junior agar anak itu bahagia sebagai menebus rasa bersalah kepada Camelia. Camelia pasti tidak akan memaafkan Jason karena telah meruntuhkan impian mahligai indah perempuan itu. Wanita mana yang senang ditinggal suami tanpa sebab yang jelas.
Jason berhasil membawa Junior masuk ke dalam rumahnya. Junior memandang takjub pada rumah Jason yang mirip istana besar. halaman yang sangat luas dipenuhi oleh berbagai jenis tumbuhan bahkan di sudut taman ada kolam ikan mas.
"Wah hebat banget om!" seru Junior kegirangan melihat tempat seindah ini.
Jason mengusap kepala Junior pelan, "Ini punya kamu kelak!"
"Om mau berikan semua ini kepada Junior?"
"Tentu saja kalau Junior sudah besar kelak. Oh iya kalau nanti jumpa dengan ibu Om panggil Oma dan kasih salam ya!"
"Siap om!"
"Hmmm anak baik! Ayok kita masuk!" Jason menggandeng Junior dengan hati senang. Anak ini seperti menemukan apa yang dirindukannya selama ini. Bertahun-tahun Junior cuma ditemani oleh wanita bernama Camelia. Tak ada kegiatan berarti untuk seorang anak lelaki. Kini Jason datang menawarkan kehangatan yang diharapkan oleh Junior.
Begitu keduanya masuk bersua dengan ibu Jason yang melongo melihat Jason membawa seorang anak kecil ke rumah. lebih lucu lagi Junior langsung menyalami Ibu Jason dan membeli hormat dengan sopan.
"Oma...saya Jason Junior!"
Ibu Jason yang masih kaget memandangi Junior dalam-dalam lantas memandangi wajah Jason seperti melihat kembaran dalam usia yang berbeda. Keduanya sangat mirip Mbak pinang dibelah dua.
"Jason???" Ibu Jason menuntut penjelasan Jason.
Jason malas menjelaskan apapun di depan Junior. Jason kenal ibunya yang mempunyai mulut seperti rem bolong. Takutnya akan menakuti Junior yang baru saja datang.
"Ibu tidak menawari Junior susu coklat yang manis?" Jason sengaja mengalihkan pembicaraan agar ibunya tahu Jason tidak ingin membahas masalah ini di depan anak kecil itu.
Ibu Jason memahami apa yang diinginkan oleh Jason lantas mengarah kembali kepada anak kecil yang dianggap jelmaan Jason.
"Boleh...boleh...ayo sayang! Namanya Junior ya! Aduh tampannya! Ayok ikut Oma ke dapur!" Ibu Jason menggandeng Junior ke belakang untuk beri minuman kesukaan semua anak kecil. Keduanya menghilang di balik koridor ke dapur.
Jason merasa dadanya lapang melihat Junior cepat mengambil hati ibunya. Semula Jason takut ibunya akan marah melihat dirinya membawa anak kecil pulang ke rumah.
Ibu Jason memberi Junior susu yang diinginkannya dan memberinya biskuit agar anak itu lalai dengan makanan cemilan. Setelah itu Ibu Jason menarik Jason ke ruang tamu untuk mencari tahu apa yang terjadi. Wanita tua itu sepertinya tidak sabar untuk mengorek keterangan dari Jason. Sifat tak sabar wanita tua ini nampak menutup-letup membuat Jason tak berdaya.
"Anak siapa?"
"Anak teman Bu! Kenapa? Saya kebetulan lewat sekolahnya dan pas pula sekolah libur secara mendadak. Ya aku bawa dia daripada dia menunggu jemputan sampai siang." Jason berbohong dengan lancar.
"Jason kau pikir Ibu ini anak kecil yang bisa kamu bohongi? Ibu menemukan bayangan dirimu di dalam anak itu. Katakan dengan sejujurnya anak siapa ini?"
"Ibu pikir apa sih? Itu betulan anak teman aku. Aku harap Jangan membuat anak itu ketakutan!"
"Jangan berbohong Jason! Ibu ini sudah tua tapi belum pikun. Katakan dan anak ini anak siapa?"
"Bu...ini betul anak teman! Kalau Ibu tak suka biarlah ku ajak pulang!"
"Jangan! Ibu suka padanya. Cuma Ibu tidak percaya Junior itu anak teman kamu. Dia pasti ada hubungan dengan kamu."
"Ibu omong apa? Jangan aneh-aneh Bu! Dari mana aku bisa memunculkan seorang anak kecil secara mendadak."
Ibu Jason mencekal tangan Jason dengan keras menandakan dia takkan mengalah sebelum Jason mengakui kebenaran tentang Junior. Jason dibuat tak berdaya oleh ibunya yang selalu berbuat sesuka hati.
"Baiklah! Junior anak Camelia." akhirnya Jason mengakui siapa adanya Junior.
Ibu tersentak kaget setelah mengetahui siapa adanya Junior.
"Anak Camelia? Anak kamu?"
"Entahlah Bu! Aku juga tak tahu karena belum sempat bicara dengan Camelia. Kami baru saja berjumpa jadi belum sempat bicara. Kumohon Ibu jangan menakuti anak itu karena dia tidak tahu apa-apa tentang masa lalu kami!"
Mata ibu Jason bersinar setelah tahu Junior anak siapa. Besar kemungkinan Junior itu adalah anaknya Jason yang tertinggal di dalam perut Camelia setelah bercerai. Kalau Junior anak Jason berarti dia telah memiliki seorang cucu yang sangat tampan.
"Menakuti Junior? Ibu akan membuatnya betah di sini supaya dia tidak pernah pergi dari rumah ini lagi." seru Ibu Jason riang gembira seperti dapat durian runtuh.
Ibu Jason menepuk pipi anaknya dengan senang. Jason hanya bisa menggeleng melihat kelakuan ibunya yang selalu bertindak tanpa pikir dua kali. Gara-gara ibunya dia telah terpisah dengan Camelia selama 6 tahun.
Ibu Jason kembali ke dapur untuk menemui Junior yang dapat dirasakan adalah cucunya. Naluri keibuan Ibu Jason mampu menembus dinding terdalam manapun. Ibu Jason tak dapat bohongi diri sendiri kalau merasa ada kontak batin dengan Junior.
Ibu Jason tak henti menatap anak kecil yang sibuk dengan aneka cemilan terhidang khusus untuk dirinya. Ibu Jason seperti menemukan mutiara termahal di seluruh dunia. Mutiara yang bakal menerangi kekelaman di dalam keluarga Jason.
Jason sendiri terharu melihat kerinduan ibunya terhadap kehadiran seorang cucu. Apa mungkin Junior bisa hadir seutuhnya di keluarga Jason untuk mewarisi kemegahan keluarga Jason. Kini semuanya tergantung kepada Camelia.
"Junior makan siang di rumah Oma ya?" bujuk Ibu Jason ingin menahan Junior lebih lama.
"Nanti mami cari Junior. Junior harus pulang sebelum dicari di sekolah. Kapan-kapan Junior akan datang lagi ke sini." sahut Junior dengan sopannya.
Ibu Jason memandang kecewa kepada Junior tapi perempuan tua ini tak mampu menahan langkah Junior untuk pulang mengingat kedisiplinan Jason tak boleh dirusak. Mereka tetap harus mengajar yang terbaik untuk Junior.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
SR.Yuni
lelaki model gini mau jadi ayah sambung anakmu??... Lebih baik menjanda Camelia drpd anakmu tersiksa....
2023-01-01
1