Rido menelan ludahnya sendiri.
'Kenapa mama malah tanya seperti itu pada Zumi?'
Rido merasa makannya tidak berselera lagi, padahal Rido baru saja hendak menyendok makanannya. Perutnya belum kemasukan makanan sama sekali sejak tadi.
"Mama ini juga pengen punya cucu dari kalian berdua," lanjut Ny Helena.
Ny Helena memperhatikan Rido dan berhenti pada Zumi, amat lama. Namun, Zumi hanya diam. Ny Helena mengeluarkan secarik kertas dan meletakkannya di atas meja.
Betapa kagetnya Rido dan Zumi, ternyata kebohongan mereka terbongkar. Semua berlangsung begitu cepat.
Rido mencari keberadaan tangan Zumi, Rido menggenggam erat tangan Zumi di bawah meja. Zumi menikmati genggaman tangan Rido sebagai kekuatan untuk bersabar mendapatkan tatapan sang mertua yang bisa dibilang tidak seperti biasanya.
Sebenarnya Ny Helena pada dasarnya memiliki sifat yang baik, hal itu bisa Rido lihat bagaimana Ny Helena memperlakukan semua menantunya termasuk Zumi. Pada semua cucunya pun juga amat sangat baik.
Ny Helena bisa menjadi sosok orangtua, mertua, dan nenek yang baik di rumahnya yang mewah tersebut.
Tapi siapapun akan marah jika di bohongi, termasuk Ny Helena.
Entah apa yang dipikirkan oleh Ny Helena tentang Zumi saat ini. Rido berharap, Ny Helena tidak berbicara lebih jauh lagi.
Rido merasa ada rasa ketidaksukaan terpancar saat Ny Helena menatap Zumi.
Baru kali ini Rido melihatnya, sungguh baru kali ini.
"Ma, kita pasti akan memiliki anak kok. Sama seperti kak Shofie dan Chaca," sahut Rido.
Kembali hening.
Sofie dan Chaca tidak tahu menahu soal persoalan mereka. Mereka hanya diam dan menyimak, sesekali memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Ny Helena menghela nafas. Diraihnya minuman dihadapannya lalu di minuman tiga teguhkan.
"Rido, mama mau bicara denganmu setelah ini. Mama ke kamar dulu," ujar Ny Helena meletakkan gelasnya di atas meja kemudian berdiri dari kursinya.
"Lho, Mama gak jadi makan?" tanya Shofie.
Ny Helena tersenyum sangat tipis.
"Mama gampang, kalian teruskan makannya. Mama tinggal dulu ya," pamit Ny Helena.
"Rido, mama tunggu di kamar," lanjutnya sampai akhirnya pergi meninggalkan semua orang yang masih sibuk menyantap makanan.
Setelah kepergian Ny Helena tidak ada yang berkomentar apapun, mereka melanjutkan makannya kecuali Rido. Perasaan Rido tiba-tiba jadi tidak enak.
'Apa yang hendak mama bicarakan setelah tahu semua ini ya?' tanya Rido pada diri sendiri dalam hati.
"Mas? Mas kenapa tidak makan?" tanya Zumi pelan. Sesungguhnya Zumi juga tidak lagi berselera, bahkan dia begitu lemas karena kejadian tadi.
"Iy... iya, aku makan. Kamu juga makan yang banyak ya, biar gemuk," ujar Rido, Rido mencoba bersikap tenang dan bertingkah seperti biasanya agar tidak mengundang perhatian Zumi dan yang lainnya.
***
Tok... Tok...
Rido mengetuk pintu kamar Ny Helena dua kali. Setelah mendengar jawaban dari dalam kamar, Rido pun memegang handle pintu lalu mendorongnya.
Dilihatnya Ny Helena sedang berdiri di dekat jendela kamar, memandang keluar. Lepas.
"Ma," sapa Rido. Rido menutup pintu kamar kembali.
"Kamu beneran sudah selesai makan?" tanya Ny Helena dengan tetap masih memandang ke arah luar jendela, membelakangi Rido.
"Sudah, Ma. Ada apa, Ma? Apa yang mau Mama bicarakan?" Rido masih berdiri mematung di tempatnya.
Ny Helena membalikkan badannya, memandang Rido dengan penuh kasih.
"Rido, mama ada sesuatu yang mau mama tunjukkan sama kamu. Kamu kemarilah."
Ny Helena berjalan ke arah loker nakas, dari sana Ny Helena mengeluarkan sesuatu. Rido pun menghampirinya, keduanya duduk-duduk di tepi ranjang yang empuk milik Ny Helena.
"Coba lihat ini," pinta Ny Helena. Rido menerima beberapa lembar foto dari tangan Ny Helena.
'Ini kan Nita!' batin Rido.
'Iya ini gak salah lagi, ini Nita. Wanita sialan yang pernah buat aku sakit hati,' lanjut Rido dalam hati. Rahangnya mengeras tanpa diminta.
"Dia wanita baik-baik dan cantik pula, dia anak Mr. James. Namanya Natalia James tapi biasa di panggil Nita. Rencananya Mama akan pertemukan kalian berdua. Gimana menurut kamu, Rido?" tanya Ny Helena sambil tersenyum.
"Ap... apa, Ma? Mama mau mempertemukan kami berdua? Dalam rangka apa?" tanya Rido tidak mengerti.
"Mama ingin kalian berdua saling mengenal lebih jauh, terus terang Mama ingin kalian menikah nantinya. Meskipun Zumi akan bisa hamil kelak tetapi mama tidak yakin akan berhasil. Bukankah kalian tadi mau membohongi mama? Jangan sampai mama melakukan sesuatu pada istrimu itu!" Tatapan Ny Helena menajam, membuat udara di kamar sedikit panas.
Tentu saja Rido tidak mau jika sampai Ny Helena nekat menghukum Zumi atas kebohongan mereka berdua.
"Mama sudah pengen cepat buru-buru punya cucu jadi kalian harus segera bertemu karena hal ini menentukan masa depan kamu dan keluarga kita," Lanjut Ny Helena.
Rido menggeleng cepat.
"Tidak bisa, Ma. Aku sudah beristrikan Zumi, apa Mama lupa dengan hal itu?"
Ny Helena tersenyum kecut.
"Mama tidak akan pernah lupa jika Mama memiliki menantu yang tidak berguna seperti Zumi itu. Makanya mama mau kamu menikah dengan Nita, Nita sudah setuju dan kamu juga harus setuju. Ini semua demi kelangsungan hidup keluarga kita. Asal kamu tau, Rido... Nita merupakan wanita yang masih singel dan tidak ada cacat di mata mama," cerita Ny Helena panjang lebar.
Rido berdecak keras.
Rido tau bagaimana Nita sesungguhnya, dia adalah wanita yang suka seenaknya sendiri pada pria. Bahkan Rido pernah berkali-kali dibuat sakit hati karena cinta Rido dipermainkan oleh Nita.
Nita memang wanita modis, tubuhnya bak model. Kulitnya kuning langsat dengan rambut coklat dan memiliki manik mata coklat pula.
Karena Nita menarik, banyak pria mengejarnya. Rido sangka dia adalah satu-satunya pria yang Nita cintai tapi nyatanya Rido sering memergoki Nita kencan dengan pria lain dan berganti-ganti pula. Hingga akhirnya Rido harus pelan-pelan melupakan Nita yang sebenarnya sungguh sangat sulit Rido lakukan.
'Wanita macam itu yang mama sebut wanita baik-baik?' batin Rido kesal.
"Mama udah atur waktu untuk kalian bertemu nanti malam di cafe Lembayung jam 8," lanjut Ny Helena.
Rido berdiri.
"Enggak, Ma. Rido gak bisa temuin dia," sahut Rido cepat.
"Lho kenapa gak bisa? Apa alasannya? Ini bukan sebuah pilihan tapi ini keharusan, Rido!" tekan Ny Helena.
"Tapi, Ma. Rido udah punya istri dan kenapa mama bisa yakin sekali kalau dia wanita baik-baik. Lihat saja modelnya seperti itu, cuma Zumi satu-satunya wanita yang akan jadi menantu mama. Bukan Nita," jawab Rido, tangannya menaruh foto-foto Nita di atas ranjang.
Rido mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. Ny Helena terus memperhatikan Rido.
"Kamu meragukan penglihatan mama ya, Rido? Kalau kamu ragu sama mama, tidak mungkin saat ini kamu bersama Zumi. Mama tau mana wanita baik dan mana wanita tidak baik. Mama akui, Zumi adalah wanita baik-baik. Tapi baik aja gak cukup kalau gak bisa punya anak," kata Ny Helena panjang lebar.
"Ma! Zumi bukan gak bisa punya anak, tapi belum bisa punya anak! Mama harus camkan baik-baik itu!" Kini suara Rido sedikit meninggi akibat emosinya yang tidak dapat dikontrolnya.
Ny Helena seketika ikut berdiri.
Plak!
Rido tidak dapat berbuat apa-apa saat Rido mendapatkan tamparan keras dari Ny Helena. Di umur Rido yang sudah menginjak 30 tahun ini, ini kali pertamanya Ny Helena menampar pipi Rido. Walaupun tamparan tersebut seperti hanya mengelus pipinya, tapi yang sakit adalah hatinya.
"Kamu sudah mulai berani membantah dan membentak mama! Rupanya kamu lupa siapa yang ada di hadapanmu ini ya? Mama ini orang yang telah melahirkan kamu, mama ini yang sudah membesarkan kamu seorang diri. Apa kamu lupa dengan semua itu, Rido!" teriak Ny Helena.
Rido tidak berkutik mendapatkan omelan dari Ny Helena. Sialnya semua yang dikatakan oleh Ny Helena adalah benar.
Bahkan Rido mengidolakan Ny Helena karena ketangguhannya menjadi seorang wanita yang hebat. Tapi tak disangka sedikitpun sebelumnya, jika hari ini Rido harus terlibat cekcok yang tidak mengenakkan dengan Ny Helena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments