BAB 002 Kapan Akan Hamil

Zumi hendak berbicara tapi Rido buru-buru menjawab pertanyaan Ny Helena.

"Baik kok, Ma. Semuanya baik, " sahut Rido.

"Baik? Maksud kamu? Zumi akan segera hamil? Dia akan segera memberikan kamu anak dan cucu buat mama?" terang Ny Helena menebak.

"Iy___"

Belum sempat Rido meneruskan kata-katanya, kini Zumi yang berganti memotong pembicaraan Rido dengan Ny Helena.

"Jadi gini, Ma. Aku dan mas Rido tadi memang ke dokter untuk konsultasi dan kata dokter___"

Rido tidak sanggup mendengar pengakuan Zumi kepada Ny Helena, Rido tau benar apa yang akan terjadi selanjutnya jika Zumi mengaku seperti yang sudah-sudah pada Ny Helena. Tentu saja Rido harus menuruti kemauan Ny Helena untuk segera meninggalkan Zumi lalu menikah lagi.

Dddrrrzzz...

Dddrrrzzz...

(Getaran hebat dari ponsel milik Ny Helena yang tergeletak di atas meja telah membuat ketiganya melirik ke arah ponsel tersebut).

Tangan Ny Helena diangkatnya, memberikan isyarat agar Zumi diam sebentar.

"Mr. James," gumam Ny Helena membaca kontak nama pemanggil telepon tersebut.

"Bentar, mama angkat telepon dulu. Lain waktu kita bicarakan ini," kata Ny Helena, Ny Helena pun pergi meninggalkan Rido dan Zumi menuju serambi rumah.

Huft...

Rido menghela nafas lega.

'Syukurlah, aku harus segera bicarakan hal ini empat mata sama mama nanti agar memberikan kelonggaran waktu kepada Zumi agar bisa hamil. Aku juga akan mengatakan niatanku untuk mengadopsi anak, semoga mama mau mengerti,' batin Rido.

Dilihatnya, Zumi sedang membetulkan posisi duduknya. Terlihat wajahnya amat letih, mungkin beban pikiran membuatnya jadi seperti sekarang ini.

"Sayang, sebaiknya kita ke kamar sekarang," ajak Rido.

"Kita tunggu mama saja di sini, Mas. Tadi kan kita belum selesai bicara dan menurut perhitunganku mama sepertinya hanya sebentar saja kok perginya," tolak Zumi.

Hahaha...

Rido tertawa kecil.

"Mama bakalan lama, mama sibuk dengan bisnisnya dan mama pasti juga belum ada waktu untuk bicara sama kita jadi mendingan kita ke kamar saja ya, sebentar lagi udah masuk waktu makan siang. Kita harus bersiap-siap," jelas Rido.

"Tapi, Mas. Mama tadi___"

Akh!

Zumi teriak kecil saat Rido tau-tau sudah menggendong Zumi tanpa aba-aba.

"Mas, turunin aku. Aku berat lho," ujar Zumi, wajahnya merah jambu seperti sedang menahan malu.

Rido menggeleng cepat.

"Gak, aku gak mau turunin kamu. Kita ke kamar sekarang," kata Rido dan langsung berjalan ke arah kamarnya.

Dua pelayanan yang sejak tadi berdiri dan memperhatikan tingkah laku Rido dan Zumi, diam-diam mereka ikutan terbawa suasana. Mereka menyenggol lengan satu sama lain.

Rido tahu jika Zumi bersikap seperti tadi itu karena ada dua pelayanan rumahnya. Biasanya Zumi selalu manja pada Rido.

Tanpa Rido dan Zumi sadari, ada yang jatuh dari saku celana Rido. Alifah, pelayan itu mengambilnya dan hendak memberikan kertas tersebut tetapi urung karena sudah ketinggalan jauh.

"Kertas apa itu?" tanya Siti dengan kepo.

"Aku juga tidak tahu, tapi pasti penting. Mendingan nanti kita titipkan saja pada Ny Helena," sahut Alifah yang sekilas membaca sampul berwarna putih bertuliskan dari lembaga rumah sakit.

"Iya sebaiknya begitu." Siti menyetujuinya.

***

"Nah, kita telah sampai, Ratu," ujar Rido dengan ceria.

Zumi menatap kedua bola mata Rido dengan berbinar-binar.

"Kenapa? Aku ganteng ya? Apa kau baru sadar kalau suamimu ini memang ganteng?" goda Rido.

Senyum Zumi mengembang.

"Iya, Mas. Aku beruntung memiliki suami sepertimu. Kamu baik, ganteng pula," puji Zumi pada akhirnya.

Rido loncat ke atas ranjang dan berguling di atasnya bersama Zumi.

Kini mereka berhadapan.

"Aku yang beruntung, Sayang. Kamu adalah wanita yang tangguh. Aku mencintaimu lebih dari apapun," kata Rido dengan sungguh-sungguh.

Keduanya terdiam.

Refleks tangan Rido meraba perut milik Zumi. Mata Zumi pun mengikuti keberadaan tangan Rido.

"Sayang, kita bisa kok memiliki anak nantinya. Jadi aku mohon ya. Kamu tidak usah bicara apa-apa sama mama, kita berdua yang jalani hidup ini. Bukan kita dan mama," pinta Rido.

Zumi menaruh tangannya di atas tangan Rido.

"Iya, Mas," jawab Zumi singkat. Zumi mengalihkan pandangannya ke arah tembok. Entah apa yang Zumi pikirkan, Rido pun tidak mengerti tapi yang jelas Rido tidak ingin Zumi berbicara tentang keterangan dokter tadi, apalagi membicarakan tentang keinginannya yang menyuruh Rido menikah lagi pada Ny Helena.

'Zumi, aku sudah berjanji pada diriku sendiri... kau adalah wanita yang ingin selalu aku jaga sampai nanti, sampai akhir hayatku. Mana mungkin aku bisa menerima wanita lain seperti keinginanmu. Apa semua itu karena cintamu yang telah berubah?' batin Rido.

Satu jam kemudian saat Rido keluar dari dalam kamar mandi dengan rambutnya yang basah sehabis mandi, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

"Biar aku saja, Mas," kata Zumi cepat. Zumi sudah selesai menyisir rambutnya, make up tipsnya pun sudah sempurna.

Rido mengambil baju yang telah Zumi siapkan di atas ranjang, sambil sesekali mengawasi Zumi yang sepertinya sedang mengobrol dengan seseorang dengan amat pelan.

Tidak terlihat siapa orang yang ada di balik pintu kamarnya itu. Tidak kurang dari satu menit, Zumi kembali menutup pintu kamar dan berjalan menghampiri Rido.

"Mas, sudah di tunggu untuk makan siang." Zumi kembali menata letak rambutnya yang sebenarnya sudah rapi.

"Iya, aku pake baju dulu."

Tanpa sungkan Rido mengenakan pakaian atas bawah di depan istrinya, Zumi.

"Yuk," ajak Rido setelah meletakkan sisirnya. Zumi mengangguk dan berjalan berjajar dengan Rido.

Seperti biasanya, di meja makan sudah ada Kakak perempuannya yang bernama Shofie beserta anak kembarnya dan juga adik perempuannya bernama Chaca bersama seorang anaknya.

Suami kakak perempuan dan suami adik perempuan Rido sedang di utus oleh Ny Helena mengurus kantor cabang di luar pulau sejak beberapa hari yang lalu.

Ny Helena memperhatikan kedatangan Rido dan Zumi dari kejauhan.

"Bunda, Anin mau ayam," pinta Anin anak Chaca.

"Iya. Mana piringmu? Biar bunda ambilkan," sambut Chaca.

"Selamat siang, Ma. Dan semuanya. Hey, Tony. Kau sudah pulang sekolah rupanya," sapa Rido.

Tony, keponakannya Rido itu hanya tersenyum tipis pada omnya. Rido melihat saudara kembar Tony sudah menyantap makanannya terlebih dahulu.

Keduanya mirip, hanya saja tubuh mereka berdua sedikit berbeda. Yang satu kurus dan yang satu lebih berisi.

"Hey, Tiyo. Kau sudah mengambil makananku," tegur Tony.

"Hah, aku kira ini boleh di makan siapa saja," sahut Tiyo polos yang tetap melahap makanan Tony.

"Udah, gak usah rebutan. Biar bibi buatkan lagi ya," ujar Shofie. Shofie pun memberikan tugas pada pelayan untuk membuatkan satu lagi untuk Tony.

Rido tersenyum sendiri melihat tingkah laku kedua keponakannya itu, mereka selalu saja tidak akur. Sangat beda dengan anak Chaca yaitu Anin. Anin pendiam, mungkin karena anak cewek jadi tidak suka banyak tingkah seperti anak cowok.

Dulu Rido pernah memimpikan memiliki anak perempuan, harapan Rido anak perempuannya itu bisa seperti Zumi kelak.

Tapi untuk sementara ini, Rido harus ekstra bersabar sampai Zumi benar-benar mendapatkan tiket H.

"Rido, tau gak kamu," kata Shofie membuka percakapan di tengah kesibukan mereka menyiapkan makanan dalam piring mereka.

"Tau apa, Kak?" tanya Rido penasaran. Rido dan Zumi menyimak Shofie dengan bersungguh-sungguh, jangan-jangan ada hal yang belum keduanya ketahui di rumah mereka.

"Sebentar lagi kamu bakalan punya keponakan lagi," ucapnya datar.

"Hah? Yang bener, Kak? Maksudnya kak Shofie hamil lagi? Itu artinya Tony dan Tiyo bakalan punya adik ya," sambut Rido pada Shofie dan beralih pada Tony dan Tiyo.

"Bukan, Kak. Aku yang hamil, aku sudah telat 5 minggu," sahut Chacha cepat.

"Wah, kamu yang hamil? Bagus dong, Dek. Kamu harus jaga kandunganmu benar-benar sampai masa persalinan nanti." Rido senangnya bukan main, Rido dan Zumi saling menampakkan barisan giginya yang rapi.

"Selamat ya, Dek," ucap Zumi memberikan selamat pada Chacha.

"Jadi kapan Zumi akan hamil?"

Suara Ny Helena seketika membuat suasana menjadi hening.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!