Sampai tiba-tiba dia tak sengaja menabrak seseorang.
Bugh!
"Haaah!" Alana hampir saja terjatuh, untung dia bisa menyeimbangkan tubuhnya.
"Kau!" bentak orang yang tak sengaja Alana tabrak.
Alana perlahan melihat siapa yang dia tabrak.
"Ma--maaf..."
"Apa kau tidak bisa melihat, hah? Lihat pakaianku jadi kotor terkena minuman!"
"Maaf, aku tidak sengaja."
"Maaf katamu? Sebesar apapun gajimu setiap bulan tidak akan pernah bisa mengganti pakaian mahalku!"
"Aku tau, tapi sungguh aku tidak sengaja."
"Kau harus diberi pelajaran karena telah merusak gaun mahalku."
'Astaga bagaimana ini? Aku harus segera pergi ke kamar itu sebelum Levin kembali dan menyadari kuncinya tidak ada padanya.'
"Kenapa kau diam?!"
"Aku benar-benar minta maaf, Aku harus pergi."
Dia mencekal lengan Alana. "Enak saja kau ingin pergi setelah merusak gaun mahalku!"
"Aku mohon biar, kan aku pergi!"
"Tidak! Sebelum aku menghukummu kau tidak boleh ke mana-mana."
"Tapi ngomong-ngomong mau ke mana kau? Sepertinya urusan itu begitu penting?"
"Ti--tidak, tidak, tidak ada!"
"Benarkah?" tanyanya menaikkan sebelah alisnya.
"Iya."
Dia mendekatkan wajahnya. "Atau jangan-jangan ...?"
"Almahira!" panggil Alesha.
"Apa?"
"Biarkan dia pergi! Kenapa kau mengganggunya?"
"Hellow, coba kau lihat gaunku! Gaunku rusak karenanya. Dan sekarang dia ingin pergi aku harus melepaskannya sebelum dia mendapat hukuman? Tidak! Aku akan memberi tahu kak Levin agar dia menghukumnya."
Jangan sampai Almahira memberitahu Levin. Bisa habis dirinya.
"Sudahlah, gaunmu banyak kau pakai saja yang lain! Dia juga tidak sengaja."
"Al---"
"Almahiraa ...."
"Baiklah-baiklah, dasar gadis kampung!"
"Al, maafkan sikap kakakku ya. Dia memang seperti itu." Alesha merasa tidak enak atas sikap sang kakak kepada Alana.
"Tidak apa-apa, aku yang salah karena menumpahkan minuman ke bajunya."
"Tidak apa-apa."
"Kalo begitu aku pergi dulu."
"Baiklah."
Alana segera berlari menuju kamar tersebut.
Setelah sampai Alana segera membuka pintunya. Pelan-pelan pintu tersebut terbuka.
Alana dengan buru-buru masuk ke dalam.
"Aku harus menemukan Devano."
Alana mulai mencari-cari sesuatu yang bisa membawanya menemukan Devano.
'Di kamar ini tidak ada apa-apa, ini sepertinya hanya kamar tidur biasa, lalu di mana kamar rahasia itu?'
Alana sudah mencari-cari kesetiap sudut ruangan di sana, tapi tak menemukan sesuatu yang bisa membawanya menemukan Devano.
Lalu di mana pintu rahasia itu sebenarnya?
'Apa mungkin pintu rahasia itu berada di tempat lain? Tapi di mana?'
Alana keluar dari kamar tersebut. Dia harus segera mengembalikan kuncinya sebelum Levin sadar bahwa kunci kamarnya hilang.
'Aku akan masukkan kembali kunci ini ke dalam saku celananya.'
Alana kembali mendekati Levin. Dia dengan perlahan memasukkan kunci yang dia ambil ke dalam saku Levin.
Setelahnya dia ingin pergi, tapi si4lnya sepatu hak tingginya malah tersandung karpet yang membuatnya terjatuh. Untung ada yang menangkapnya.
Siapa lagi jika bukan Levin.
Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan. Sampai Alana memutuskan tatapannya.
"Ma--maaf."
"Lain kali lebih berhati-hati! Jangan sampai kau merusak karpet mahalku," ujarnya dengan datar.
Alana hanya mengangguk mengerti. "Dia itu memang perusak, tadi saja dia merusak gaun mahalku!" sinis Almahira.
"Almahiraa."
"Alesha kenapa kau malah membela gadis kampung itu membuat aku kesal saja?"
"Aku tidak membelanya kak. Dia, kan sudah minta maaf dan dia juga tidak sengaja."
"Sudah! Dia sengaja atau tidak yang pasti aku tidak suka sesuatu yang merusak apapun milikku," ujar Levin.
Almahira tersenyum puas mendengar penuturaan sang Levin.
"I--iya."
"Jika setelah ini kau kembali merusak sesuatu. Maka kau akan mendapat hukuman." Setelah mengatakan itu Levin pun pergi.
"Kau dengar gadis kelas menengah?"
Alana kembali menganggukkan kepalanya, setelah itu Syaqila pun ikut pergi.
"Sekali lagi maafkan atas sikap kedua kakakku."
"Tidak masalah."
Alesha itu berbeda dari Almahira dan Levin, dia tidak seperti saudara sedarah kalo begini.
'Di mana kamar rahasia itu berada? Aku harus cari ke mana? Aku yakin pasti kamar rahasia itu ada di dalam rumah ini. Hanya saja tempatnya yang tidak aku ketahui.'
Ke mana Alana harus mencari kamar rahasia itu untuk menemukan Devano? Sebentar lagi fajar tiba. Waktunya semakin mepet.
Tuhan, tolonglah!
BERTEMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments