Setelah melakukan perundingan yang tidak mudah untuk di putuskan akhirnya mau tidak mau Yumna mau memenuhi permintaan Bibi dan Ibunya untuk kencan dengan PNS itu.
Di sebuah restauran.
Yumna sibuk memanggang daging sementara pria PNS didepan sibuk memainkan ponselnya dan hanya makan saja. Ia menyuruh agar pria itu berhenti karena sudah tahu sedang melapor pada temannya sekarang kalau akan menuliskan, "Aku bertemu dengan seorang wanita yang tidak berguna."
“Aku tidak bilang kalau kamu wanita yang tidak berguna. Aku belum pernah bertemu seorang wanita yang mau kencan dengan ku.” kata si pria PNS.
“Aku melihatmu sebelumnya di kedai kopi dan aku tahu bahwa kamu tidak menyukaiku. Aku juga merasakan hal yang sama. Namun, ini cara yang sopan makan bersama dan mengucapkan selamat tinggal setelah itu. Hal ini lebih baik daripada duduk di sebuah restoran dengan kamu menatap ponsel melulu. Setidaknya ada yang bisa dilakukan olehmu dengan memasak dan membalik daging. Suasana canggung ini setidaknya sedikit berkurang.” jelas Yumna.
“Kamu pasti sudah melakukan kencan buta banyak sekali.” komentar si pria kembali memakan daging panggangan nya.
Yumna mengaku hanya pernah beberapa kali, lalu melihat si pria terlihat tak peduli memilih membungkus daging dengan selada dan makannya sendiri. Yumna pun menegur si pria yang tidak menanyakan beberapa pertanyaan padanya. Si pria nampak binggung pertanyaan seperti apa. Yumna heran apakah si pria tak ingin mengetahui tentang dirinya.
Pria itu mengatakan tidak begitu ingin tahu, Yumna pikir dirinya tak sebosan itu dan mengatakan akan memesan daging yang mahal jika membuatnya marah. Pria itu seakan tak peduli malah sibuk menatap ponselnya, akhirnya Yumna memesan daging paling mahal. Bibi penjaga memberitahu daging sapinya sudah habis.
Yumna terlihat kesal karena menurutnya walaupun ia bukan pilihan wanita yang tepat tapi tak sopan membiarkan begitu saja karena setidaknya memberikan waktu 2 jam saja. Si pria meminta maaf karena ada janji yang lebih penting.
“Ya, begitu juga aku, tapi aku cukup sopan sampai aku harus membuat janji dengan temanku setelah kencan buta ini! Masih ada 40 menit lagi!” ucap Yumna, pria itu pun membungkuk meminta maaf untuk pamit pergi. Yumna menariknya dan merasa tiba-tiba menjadi kesal.
“Mari kita saling bertemu selama seminggu. Aku tahu, aku tidak terlihat begitu cantik saat ini. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam satu minggu.” kata Yumna dengan mata melotot.
Bibi Yumna berbicara di telp merasa Yumna sudah gila dan Pikirannya sudah tidak beres, tak habis pikir bisa bicara seperti itu pada pria yang baru ditemuinya yang membuatnya sangat malu. Ibu Yumna bertanya apa yang dikatakan anaknya.
“Dia bilang akan membuat pria itu jatuh cinta padanya dalam seminggu! Bagaimana bisa dia bilang seperti itu kecuali dia sudah gila? Oh, aku malu sekali!” ucap Bibi Yumna, Ibu Yumna mengumpat dasar gila, Bibi Yumna mengatakan jalang gila.
“Dasar! Pecundang apa yang pergi dan memberitahu segalanya pada Ibunya? Dia bisa saja bilang Yumna bukan tipenya. Aku tidak percaya dia berusia 35 tahun!” ucap Ibu Yumna, bibi tak percaya kakaknya bisa mengatakan itu.
“Aku mengerti manusia seperti apa dia. Dia anak mama khas yang selalu mengadu pada Ibunya! Lupakan dia!” pinta ibu Yumna membela anaknya lalu menutup telpnya.
************
Yumna dan Aira duduk didepan minimarket dengan sedikit mabuk. Yumna mengajak temanya untuk taruhan apa yang akan dilakukan temanya jika minum dalam satu kali tegukan. Aira yakin temanya itu pasti tak akan bisa, Yumna menantang kalau ia bisa melakukanya. Aira pun akan memberikan 500.000 kalau memang Yumna bisa melakukanya, keduanya menaruh beberapa lembar uang ratusan.
Pertama-tama Yumna membuka botol lalu langsung mengambil dengan mulutnya dan meminumnya, beberapa detik kemudian Yumna langsung memuncratkan semua minuman karena tak bisa minum satu kali teguk. Aira menjerit terkena muncrat air. Yumna mengeluh padahal sebelumnya bisa memasukkan semuanya dalam mulutnya sekaligus.
Yumna mengambil tissue merasa pasti akan ada orang yang mengejeknya yang dilakukan temannya yang sudah berumur 32 tahun. Yumna merasa sedang tak bisa mengontrol pernapasannya, karena sebelumnya berhasil melakukanya. Akhirnya Yumna penasaran mencoba minum kembali, tapi yang terjadi tubuhnya malah terjungkal dari kursi. Aira kembali menjerit kaget dan beberapa orang yang melihatnya hanya melihat saja. Yumna mulai menjerit kesakitan.
Kenzie mencari keyword dengan melihat beberapa artikel yang ditemukan dilayar komputernya lalu ia berdiri sendirian didepan gedung. Brian baru datang menyapa Kenzie yang tiba-tiba mengajaknya untuk minum lalu bertanya apa yang ingin diminumnya. Tiba-tiba Kenzie melihat sesuatu yang terjadi didepanya.
Brian melihat wajah Kenzie hanya diam saja, berpikir ingin minum - minum bersama. Kenzie melihat ke arah atas gedung lalu menyuruh Brian agar memindahkan parkiran mobilnya ke tempat lain. Brian pikir tak masalah karena tidak akan dapat kartu tilang jam segini. Kenzie berteriak mendorong Brian agar temanya itu memarkir mobilnya di tempat lain, Brian heran temannya menyuruh memindahkan parkirannya.
"Aku hanya punya firasat buruk, jadi tolong parkirkan saja di tempat lain.” kata Kenzie.
“Kenzie, apa aku harus dapat kartu?” keluh Brian akhirnya berjalan pergi.
Kenzie menariknya temanya agar tak pergi karena menurutnya lebih berbahaya. Brian makin bingung karena sebelumnya menyuruh memindahkan mobilnya dan sekarang tidak memindahkan mobilnya. Beberapa detik kemudian, papan nama di atas gedung jatuh dan langsung menimpa mobil Brian. Alarm mobil pun berbunyi, Brian melonggo melihat mobilnya yang rusak.
Mobil Brian pun diderek dan melapor pada polisi yang datang kalau papan nama jatuh dengan tiba-tiba. Kenzie hanya terdiam diujung jalan, Brian mendekati temanya, merasa sebelumnya Kenzie sudah melihat papan itu jatuh. Kenzie hanya diam saja.
...****************...
Kenzie mandi dan kembali melihat bayangan seorang wanita yang mengibaskan rambutnya, ketika membalikan badanya terlihat hidung wanita itu berdarah, seperti mimisan mengaku hanya melihatnya saja. Selesai mandi, Kenzie meminum air minum kembali melihat wanita yang berjalan ditengah jalan dengan mobil yang lalu lalang, lalu menatapnya seperti dan mengatakan sesuatu. Ia mulai gelisah memikirkan apa yang terjadi dengan dirinya sekarang.
Kenzie pergi ke dokter menceritakan hanya melihat saja, dan sebelumnya berpikir itu hanyalah ilusi tapi yang dirasakannya berbeda dan terlihat sangat nyatal. Karena bisa melihat hal-hal yang akan terjadi lalu kemudian apa yang dilihatanya terjadi begitu saja, si dokter seperti tak profesional malah mengambar wajah di dalam berkasnya.
“Sekarang aku terus dapat penglihatan akan wanita ini.” cerita Kenzie.
"Apakah wanita itu adalah wanita yang akan kau nikahi?” tanya dokter.
“Bukan aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.” cerita Kenzie.
...****************...
Lalu Kenzie berjalan di sebuah trotoar dengan banyak orang yang lalu lalang.
“Aku belum pernah bertemu dengannya selama hidupku. Tapi dia tampaknya seperti seseorang yang pernah kukenal.”
Kenzie berhenti melangkah melihat ke arah depan ada wanita yang dikenalnya, Yumna mantan kekasihnya yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan Yumna dengan tangan di gips berjalan dari arah berlawannya.
“Aku melihat potongan-potongan wajahnya sepanjang hari. Aku berfirasat kalau dia dan aku akan bertemu entah bagaimana. Jalan kami mungkin masti terbentang panjang.”
Keduanya berpapasan, Kenzie sempat menatapnya tapi Yumna hanya berlalu begitu saja karena tak mengenalinya. Baru beberapa langkah Yumna berhenti lalu membalikan badanya, keduanya sama-sama menatap. Yumna seperti tetap tak mengenalnya lalu kembali berjalan, tapi Kenzie terus saja menatapnya.
Ibu Yumna baru pulang dari pasar, Yumna melihat ibunya akan pulang langsung memanggilnya, tapi ibunya memilih terus berjalan dan mengacuhkanya. Yumna mengejar ibunya melihat membeli tulang iga sapi untuk menu makan mereka.
Penjual buah menyapa keduanya yang baru lewat, melihat tangan Yumna yang digips. Yumna menceritakan terjatuh saat sedang minum. Langka Ibu Yumna terhenti mendengarnya, Bibi penjual buah sempat melonggo tapi setelah itu langsung tertawa bersama.
"Orang jadi dewasa dan merasakan sakit kan?” komentar Bibi penjual buah.
“Aku menyukai itu, bahkan tidak tahu dimana aku terjatuh.” kata Yumna lalu mengejar Ibunya yang sudah berjalan dengan langkah cepat.
Yumna masuk rumah langsung mengambil apel dilemari es lalu masuk kamar sambil mengatakan sangat lapar. Ibu Yumna dengan tatapan kosong berkata mungkin akan membunuh anaknya hari ini. Tuan Abraham membuka pintu kamar Yumna memintanya untuk keluar. Yumna binggung tiba-tiba Ayahnya menyuruhnya keluar. Tuan Abraham meminta sekarang juga tapi Istrinya sudah datang.
“Apa aku sudah memberitahumu jangan pergi kemana pun? Apa aku sudah memberitahumu jangan sampai kamu dilihat oleh tetanggamu?” teriak Ibu Yumna sudah membawakan kaki sapi ukuran besar. Yumna berlari menghindarinya, keluar dari kamarnya.
"Yumna jatuh saat sedang minum? Dasar bodoh! Apakah kamu tahu yang orang katakan saat kamu sedang berjalan di sekitar lingkungan ini? Orang-orang bilang kamu itu gila. Kamu keluar sekarang!” teriak Ibu Yumna sudah siap memukul anaknya dengan kaki sapi.
Yumna berlari keluar dari rumah, kaki sapi melayang akhirnya mengenai figura lalu menjatuhkan origami bintang yang ada dalam gelas kaca dan akhirnya pecah berantakan. Yumna sudah ada didepan rumah, hanya mengunakan sandal dan tak bisa mengunakan jasnya dengan benar karena satu tanganya di gips.
Kenzo membuka sebuah kotak ada sepatu, buku dan yang lainnya lalu memasukan semua ke dalam tong besar lalu menyalakan korek tapi koreknya malah tak mau menyala. Dengan penuh amarah mencoba agar menyala korek lalu membakar semua barangnya.
Diatasnya ada sebuah kartu, “Sekarang marilah kita ingat ini sebagai kenangan indah kita. Jika kita saling bertemu di jalan ada baiknya kita tersenyum dan saling menyapa. Ah, kuharap kau mengembalikan hadiah yang kuberikan padamu.”
Kenzo ke sebuah kedai kopi dengan membawa kotak besar lalu menumpahkan semua diatas meja, berisi abu sisa bakar mengatakan sudah membawa barang-barangnya, dan mempersilahkan kalau memang mau mendaur ulangnya karena menurutnya itu mengucapkan perpisahan.
“Kamu ingat saja kita sebagai kenangan yang indah. Bagaimana kamu bisa bicara tentang semua omong kosong itu? Dasar kamu menyebalkan sekali. Aku seperti orang tolol yang kamu mainkan, apa kamu mengerti?"
Kamu bilang, "Jika kita saling bertemu, tersenyumlah?" Dasar ******.” ucap Kenzo dengan mata melotot.
Mantanya terlihat hanya tersenyum, Kenzo makin melotot menyuruh agar tak tersenyum sambil menjerit histeris dan menendang kursi, beberapa pasangan yang lain ikut tersenyum. Kenzo semakin histeris menyuruh semua tak tersenyum padanya.
Seorang pelayan minimarket dengan rambut ombrenya, bernama Nana menyusun barang-barang dalam rak. Kenzo masih sangat marah memakan kimbap semuanya, Nana melihatnya berpikir Kenzo sehabis bertengkar dengan seseorang.
“Hari ini aku putus dengan pacarku. Aku harus memikirkan siapa yang harus kudekati sekarang.” ucap Kenzo.
“Siapa yang lebih baik? Aku bukan salah satu dari kandidatmu kan?” ucap Nana dengan bergaya genit.
Kenzo melihat dari bawah kaki Nana yang jenjang mengetukan sepatunya kelantai dengan rok mini. Nana pun mengodanya dengan memberikan kecupan jauh serta kedipan mata. Kenzo terdiam melihatnya seperti terpana, memuji kalau Nana itu keren.
*****************
Yumna melihat di dahinya ada bekas memar, Melisa memakai jasnya sambil berjalan mengatakan akan keluar ke cabang untuk melakukan pemeriksaan dadakan. Semua terlihat panik, Yumna terlihat melamun tak mendengarnya, Manager memanggilnya memberitahu pemeriksaan dadakan. Yumna langsung bangun dan sibuk dengan ponselnya.
“Jangan menghubungi mereka. Apa Kamu tidak dengar kalau itu pemeriksaan dadakan?” teriak Melisa sinis, Yumna pun hanya bisa mengedumel sendirian.
Di restoran.
Semua pelayan berkumpul menyambut Melisa yang datang, Manager restoran mengeluh Yumna tidak menghubunginya karena tak tahu mereka cara menyenangkan hatinya. Yumna hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Ini 10 menit sebelum restauran dibuka. Kenapa ada benda ini disini?” ucap Melisa melihat standing banner.
“Ketika terlihat bagus maka makanan itu baik untuk dimakan. Apa kamu tidak akan menempatkan makanannya sesuai warnanya?” kata Melisa melihat jejeran makanan.
“Siapa bilang untuk membuatnya sebanyak ini? Buat yang segar dan jangan terlalu banyak. Bukankah aku sudah memberitahumu supaya makanannya harus siap terus?” komentar Melisa marah sambil melempar selada ke arah pegawai.
Di bagian pasta.
Ada bercak saus yang berceceran, Melisa menarik salah satu pegawai yang bertanggung jawab dengan slayernya untuk mengusap bekas sausnya dan harus memeriksanya setiap lima menit. Pegawai itu hanya bisa maaf.
Melisa pindah ke bagian Pangsitnya, baru mengigit sedikit langsung melepehkanya, berkomentar isi pangsit yang dingin dan langsung menyuapi ke mulut Manager sampai penuh, mengatakan kalau Suhu di dalam dan luar ruangan berbeda. Yumna hanya bisa melonggo, Melisa juga menyuapi yang pria yang lainya sampai mulutnya penuh pangsit.
“Cabang nomor satu kita adalah barometer nama dagang kita. Tapi kenapa banyak keluhan di restoran ini?” ucap Melisa mengangkat berkas sambil membaca komentarnya.
"Stafnya terlalu baik bagi kami untuk mencerna makanan, mereka bertanya apakah kami membutuhkan yang lain dan bagaimana makanannya, mereka terlalu banyak bertanya.” Semua pegawai dan Yumna mengikuti Melisa yang berjalan dengan cepat. Manager Restoran mengaku sudah mengikuti buku panduan. Melisa mengatakan kalau semua pelanggan meminta hal yang sama keesokan harinya.
"Aku kebetulan pergi kesana tiga hari berturut-turut dan ditanyai pertanyaan yang sama selama tiga hari. Itu membuatku tidak nyaman sekali." kata Melisa membaca komentar sambil pundak Manager dengan berkas.
“Apa Kamu tidak ingat pelanggan yang datang kesini tiga hari berturut-turut? Tapi kamu mengulang pertanyaan itu seperti robot. Apa itu namanya keramahan?” omel Melisa kembali membaca komentar lainnya.
"Jadi aku harus menunggu di belakangnya?"
“Sudah kubilang jangan menghalangi jalan pelanggan. Ketika ada banyak pelanggan, apa yang harus kamu lakukan? Bawakan aku buku panduannya. Cepat!” pinta Melisa yang membuat semua pegawai berlari berhampuran untuk mengambil buku panduan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments