"Aku selalu merindukan kotaku." ucap Kiara
Marsha menoleh, menatap Kiara yang berdiri sambil memegang erat pagar balkon kamarnya . Matanya terpejam , ia menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya . Ia menikmati saat-saat ketika ia bisa kembali menghirup oksigen di kota kelahirannya ini . Karena entah bagaimana cara mendeskripsikan nya , oksigen di sini lebih terasa hidup dari pada oksigen di Inggris . Lebih berbeda dan lebih hangat.
" Tidak terjadi Apapun kan di sana? Kau tidak disakiti lagi kan?" tanya Marsha hati-hati .
Kiara tersenyum lalu menggelengkan kepalanya . "Tidak ,aku merasa senang di sana , tidak ada lagi yang mendiskriminasi ku hanya karena aku anak seorang CEO , tidak ada lagi yang mendeskriminasi wajahku , tinggi tubuh , aku senang itu . tapi entah kenapa aku tetap saja merindukan kota ini .
" Jika ada seseorang yang menyakitimu lagi , katakan pada kami . Kami akan membantumu ." ujar Marsha lagi
Tiba-tiba ,sebuah tangan merangkul pundak kiri Kiara dan pundak kanan Marsha. Lalu orang pemilik tangan tersebut muncul di tengah-tengah mereka.
"Tentu saja .... Kami akan menjagamu , Jangan khawatir , aku tahu kau merasa khawatir setelah berada di sini ."ujar Daren.
Kiara tersenyum senang, "Iya, sekarang aku memiliki kalian."
" Tentu saja !" kali ini tangan Daren melepaskan rangkulannya dari pundak Kiara ."kita ini tim yang hebat bukan ?"
" Hei lepaskan tanganmu ! Apa yang kau lakukan? Kau mencari-cari kesempatan ya " teriak Marsha sembari melepaskan lengan dari bandanya
Kiara yang sekali lagi melihat pertengkaran mereka hanya bisa tertawa. Marsha dan Darren, mereka mengingatkannya pada kartu Tom and Jerry . Tak bisa dipisahkan dan selalu bertengkar setiap kesempatan . Semakin lama Kiara memperhatikan mereka, semakin dalam pula ia menyadari perasaan rindu yang merasuk ke dalam jiwanya .
Karena tak kunjung mereda , ialah mengalihkan pandangannya dari pasangan Marsha dan Daren. Dan kembali menatap keluar balkon rumahnya. Saat itulah ya baru menyadari ada sebuah mobil berhenti di sebelah rumahnya . Tak lama, sebuah mobil pengangkut muatan pun berhenti di sebelah rumahnya . Sepertinya seseorang baru saja pindah ke sana .
"Oh,ada yang baru pindah ?" tanya Kiara lebih tepatnya berseru sehingga mengalikan pertengkaran Marsha dan juga daren dan membuat mereka ikut melihat ke bawah.
"Ah... Benar, apa kamu mau ke bawah? Menyapa tetangga barumu itu?"tanya Marsha
Kiara tertegun sesaat, ia merasa ada sesuatu yang di lupakannya, tapi apa?
"Kia!.."
"Apa? Mm.. Iya tentu saja, ayo!"ajak Kiara kepada mereka berdua.
____
Kiara menuruni anak tangga berletter S tersebut dengan penuh semangat.
"Ku harap orang nya menyenangkan"ucapnya.
"Mungkin kah ia pria tampan?"sahut Marsha
"Hais.. Aku bingung, kenapa para gadis sangat tertarik dengan orang baru"dengus Daren kesal.
"Ibu!"panggil Kiara saat ia sudah berada di lanti bawah,
Ia hendak mengatakan ada seseorang yang baru pindah di sebelah rumah mereka, dan ia ingin ibunya menyapa mereka juga, bukan hanya dirinya. namun tak ada jawaban dari manapun , sehingga Kiara memutuskan untuk membuka pintu depan dan mendahului ibunya menyapa tetangga barunya itu . Namun ketika ia membuka pintu , ibunya tampak banyak berbicara akrab dengan wanita paruh baya yang baru saja pindah ke sebelah rumah mereka , Kiara mendesah ternyata ya keduluan .
" Ibu!"Panggil Kiara sekali lagi. Ibunya berbalik, beliau tersenyum lalu mengisyaratkan Kiara untuk mendekat , diikuti oleh Marsha dan Daren .
Di komplek mewah tempat kediaman Keluarga Kusuma . Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain nyaris tanpa batas, hanya dibatasi oleh tembok pendek sehingga mereka bisa saling melihat halaman rumah masing-masing . kecuali ,
Jika ingin diubah agar menjadi lebih privasi, dan untungnya , rumah Kiara tidak menerapkan hal itu, begitu juga dengan rumah tetangganya . sehingga ia masih bisa melihat dengan jelas halaman rumah tetangganya yang kebanyakan diisi oleh pohon buah , beberapa dengan halaman rumah yang didominasi oleh tanaman bunga beraneka warna.
Ia juga memperhatikan beberapa orang yang sibuk memindahkan barang-barang ke halaman tersebut .
"Ini putriku Kiara , dan itu teman-temannya." jelas Ibu Kiara ketika Kiara sudah berada di belakangnya ,di samping sekat pendek antara rumahnya dan rumah tetangga barunya itu .
Kiara menyalami orang tersebut dan diikuti oleh kedua temannya .
" Aduh ... Nggak kerasa ya ternyata Kiara sudah dewasa . Aku masih ingat sekali saat-saat dia masih sering bermain dengan Vano . Rasanya seperti baru terjadi kemarin saja" kata wanita paruh baya yang berbicara dengan ibunya itu .
Kiara tertegun,"Maaf sebelumnya, apa Tante ibunya Vano ?" tanya Kiara
Wanita paruh baya itu menoleh , keningnya berkerut "Tentu saja , Apa kamu sudah lupa ? Aduh ada zaman sekarang benar-benar..."
" Naafkan dia , ingatannya memang lemah, lagi pula sudah lama sekali kita tidak melihat satu sama lain benar kan?" kata ibunya Kiara
" Itu berarti... Kalian sekeluarga kembali pindah ke sini ?"tanya Kiara , matanya berbinar penuh harap .
wanita paruh baya itu tersenyum ,memaklumi perkataan Kiara dan menjawab ," Iya kami sekeluarga baru kembali dari Amerika ." jawab wanita tersebut .
Kiara maju selangkah , kedua tangannya diletakkan di batas pagar antara rumahnya dan rumah tetangganya itu. jantungnya berdebar-debar,ia menelan ludah sebelum akhirnya berkata " Jadi Vano ada di sini sekarang?" Tanya Kiara
Wanita paruh baya itu tersenyum kemudian mengangguk" tentu saja ." jawabnya.Tiba-tiba saja, Kiara seakan tidak bisa bernafas
" kalau begitu saya permisi dulu ya , Saya harus kembali membantu di dalam rumah"ujar wanita itu sambil tersenyum.
" Oh silakan silakan" sahut Ibu Kiara , juga tersenyum.
Kiara tampak ingin menanyakan sesuatu lagi pada wanita paruh baya itu , namun wanita itu Terlanjur masuk ke dalam rumah . Marsha dan Darren segera mendekatinya dan menyerbunya dengan berbagai pertanyaan .
" Hei siapa itu Vano Vano yang kau tanyakan tadi itu?" tanya Daren protektif .
"Dia teman masa kecilmu itu , yang tadi kita lihat fotonya di album ?" tanya Marsha
"Kiara ayo kita masuk !" ajak ibu nya, bahkan Kiara belum sempat menjawab pertanyaan dari kedua temannya itu.
Kiara terdiam,matanya diam-diam terus menatap ke satu arah . Sosok seorang pria yang sibuk dengan kamera profesionalnya dan terus-menerus berdiri di luar pagar yang terbuka . Perawakannya yang tinggi, memudahkan Kiara melihat dengan jelas sosok pria itu . Tampaknya , pria itu sedang kesal pada kameranya .
" Kiara .." Panggil ibunya sekali lagi namun Kiara tetap tak bergeming .
Ia sibuk merasakan dentuman dentuman menyenangkan di dalam dadanya ketika menyadari siapa pria yang berada di luar pagar itu .
Pria itu akhirnya tanpa pasrah dan menguntungkan kameranya ke lehernya lalu masuk melalui pagar. Ia tak sengaja melihat kerumunan yang tengah menatapnya dan berasal dari rumah di sebelahnya . Tatapannya pun bertemu dengan tetapan Kiara , dan ia hanya menyunggingkan senyum sopan sebelum akhirnya berlalu tanpa kata-kata .
" Tunggu !" seru Kiara . seruan itu berhasil menggantikan pria itu tepat beberapa meter sebelum ia mencapai pintu . Pria itu berbalik ,pandangannya kembali bertemu dengan milik Kiara .
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Kazugata
bagus ceritanya
2024-08-25
0