"Lo gila ya! main masuk aja kamar gue? " Gio marah saat Gea tiba-tiba masuk kamar Gio yang tidak dikunci.
Sedangkan yang punya kamar mau tidur,dan hanya menggunakan bokser aja.
Otomatis Gio menutup bagian intinya dengan selimut.
Gea mah santai aja padahal.
"Kerjakan PR gue dong, gue pusing nih. Besok pagi harus dikumpulin, gue takutnya nggak sempet nyontoh temen gue. " Gea memohon sambil menyodorkan bukunya.
Selimut yang tadinya Gio pakai kini ia selimut kan ke tubuh Gea. Karena Gea hanya memakai tengtop dan hotpan saja. Itu membuat dirinya dimata seksi, padahal emang kalau dirumah Gea suka pakai kaya gitu.
"Pakai baju dulu goblok! " Gio mendorong Gea keluar.
"Apaan sih dia, gue pakai baju. Bukan kah dia yang telanjang, ah dasar" gerutu Gea saat pintu ditutup.
Selimut Gio masih ada pada Gea. Lalu ia membungkus tubuhnya dengan benar, dan masuk lagi.
Kini Gio sudah pakai kaos, tapi belum sempat pakai celana. Baru mau melakukannya.
"Heh, begok! " bentak Gio.
"Udah deh, gue udah pernah lihat punya lo juga. Nggak usah ditutupin, ribet amat." Gea menyerahkan bukunya. " Nih, buku gue. Sebagai imbalan besok gue buatin makan siang spesial"
Gio tidak menerima bukunya.
Namun, Gea bersikeras dia meletakan buku itu diatas meja dan meletakkan selimut di atas tempat tidur.
"Lo juga udah pernah lihat punya gue" Gea malah menggoda Gio dengan menyodorkan tubuhnya yang bagian dadanya menyembul.
Gio menelan ludahnya.
Setelah kepergian Gea, Gio mengatur nafasnya dan detak jantungnya yang tidak karuan.
Gio sudah tidak bisa dalam situasi seperti ini. Dimana dia ketika melihat tubuh Gea yang seksi membuat adrenalin nya meningkat. Tidak seperti dulu lagi,yang bahkan mereka pernah mandi bareng dan ganti baju bersama. Ya itu kan pas mereka masih kecil.
Gio terpaksa mengerjakan PR Gea, padahal PR nya pelajaran akuntasi. Tapi Gio dengan mudah mengerjakannya tidak sampai sepuluh menit sudah selesai.
***
Pagi harinya.
Sesuai janji Gea membuatkan makan siang spesial buat Gio. Sebenarnya sudah sering kalau mama tidak sempet masak Gea lah yang bertugas masak.
Gea pandai memasak, bahkan masakan Gea lebih enak dari pada mama.
Seperti pagi ini Gea yang masak, karena dia bangun lebih pagi.
Gio meletakkan buku PR Gea di meja makan begitu saja tanpa bilang apapun.
"Buku siapa ini Gio? " papa yang hendak mau duduk melihat ada buku tergeletak.
Gio hanya memberi isyarat menunjuk dengan dagunya pada Gea yang sedang menyiapkan sarapan.
"Terus kenapa kamu yang bawa? " tanya papa lagi.
"Biasalah pa" jawab Gio santai sambil makan.
Gea yang merasa ada yang tidak beres, lalu melihat ada bukunya ditangan papa.
"Hah, itu punya Gea pa" Gea mencoba mengambilnya.
"Kamu suruh Gio buat ngerjain PR kamu? " papa tanya
"Iya, ya habisnya Gea pusing"
Papa geleng-geleng kepala.
Mama yang baru muncul langsung nimbrung setelah tahu situasinya.
"Gakpapa sih menurut mama, mas Gio harus bantu adiknya. Habis ini kan ujian kelulusan jadi kalian harus belajar bersama. Gio harus ngajarin adiknya" mama sambil menyiapkan makanan buat papa.
"Gio nggak ada waktu buat ngajarin dia. Biarin dia belajar sendiri." Gio bicara seperti itu tanpa melihat Gea padahal ada didepan matanya.
"Siapa juga yang mau belajar sama lo! " Gea agak tersinggung.
"Benar kata mama, Gio harus ngajarin adik kamu biar Gea juga bisa lulus dengan nilai yang baik" papa setuju dengan mama.
Gio menarik nafas, "Percuma ngajarin anak yang nggak punya otak"
Gea yang merasa terhina melototi Gio.
"Hus, Gio mulut nya" mama tidak terima.
"Maaf, Gio berangkat" Gio sudah selesai makan dan pergi. Tak lupa membawa bekalnya yang sudah siap didekatnya.
"Lihat kan tingkah Gio, seharusnya aku yang dipanggil kakak bukan dia." gerutu Gea.
Ya memang mama dan papa menyuruh Gea memanggil Gio 'mas/kakak' walau mereka kembar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments