Safira mengepalkan kedua tangan nya, namun kemudian ia meredam emosinya. Safira menarik nafas panjang, dan berjalan menghampiri kedua orang itu.
Namun sayang baru dua langkah ia melangkah, ponsel miliknya terus berbunyi. Safira mengurungkan niatnya untuk mendatangi kedua insan itu, dan berhenti memastikan, siapa gerangan yang menghubungi nya, yang ternyata adalah adiknya yang berada di kampung.
Safira segera mengangkat panggilan itu, bagai jatuh masih tertimpa tangga, itulah pepatah yang mewakili perasaan Safira saat ini. Melihat dua orang yang paling dekat dengan nya, mengkhianati, masih menerima kabar jika Bapaknya masuk ke rumah sakit, karena serangan jantung mendadak. Bapak begitu terkejut karena dirinya di phk oleh pihak perusahaan. Dan karena pesangon perusahaan belum cair, terpaksa adiknya hanya bisa meminta pada Safira, yang selama ini selalu menopang ekonomi keluarga mereka.
Safira meneteskan air mata, ia sudah tidak sanggup untuk berkata kata lagi. Kakinya seolah kram dan tidak sanggup untuk menopang tubuhnya lagi.
Safira kembali duduk di tempatnya semula, ia memikirkan nasibnya, dari mana ia mendapat uang. Untuk bayar kost saja ia belum ada, apalagi untuk di kirimkan ke kampung untuk biaya perawatan.
Safira menarik nafas panjang, dan mengeluarkan secara perlahan. Ia berpikir keras bagaimana mendapat uang yang banyak dalam waktu yang instant, karena Bapaknya harus butuh dana secepatnya untuk biaya penanganan medis.
" Jhonson Elborune" gumam Safira
Safira segera bangkit dan mengurungkan niatnya melabrak teman juga kekasihnya itu. Safira lebih memilih menyelamatkan nyawa Bapaknya terlebih dahulu.
Safira berlari mencari taxi, dengan sisa uang yang ia miliki, ia nyakin cukup untuk membayar taxi nanti.
Sesampai di gedung Jhonson Elborune, Safira ragu untuk melangkah. Ia menatap gedung yang menjulang tinggi itu, namun tak juga segera mengayunkan langkahnya untuk masuk. Tidak seperti semangat nya saat berlari lari untuk segera sampai di sana, Safira masih saja melamun. Dan ternyata semua yang di lakukan Safira saat ini, sudah terpantau oleh Ryder dari kaca gedung nya.
Setelah sekian lama berperang dengan batin nya, Safira kemudian mengesampingkan egonya, ia yang dulu sangat menjunjung harga diri, kini harus ia rendahkan serendah rendahnya. Ia menarik nafas terlebih dahulu, bersiap menerima setiap penghinaan dari Ryder nantinya.
Begitu memasuki gedung, Safira mendekati meja resepsionis. Walau di sana ia melihat sang asisten Ryder, namun Safira tak menggubris pandangan sang asisten yang tajam padanya.
" Maaf Mbak, bisa bertemu dengan Presdir Ryder? " tanya Safira pelan.
Belum sempat sang resepsionis menjawab, ternyata sudah di jawab oleh sang asisten.
" Langsung ke ruangan nya saja. Ryder tak punya banyak waktu untuk orang seperti mu. " jawab asisten sadis dan mengejek
Safira menatap ke arah pemilik suara, kemudian bergegas mengikuti perintah asisten itu.
Tok....... tok.... tok.
Safira mengetuk pintu pelan dan masih ragu ragu, ia membuka pintu sedikit melongok kan kepala nya masuk. Begitu ia melihat Ryder berdiri membelakanginya, Safira masuk tak lupa menutup pintu kembali.
" Apa kamu lupa dengan kataku dulu. " kata Ryder tanpa membalikan badan masih tetap membelakangi Safira, seolah memang sudah tahu akan kehadiran Safira ke tempatnya hari ini.
Tanpa banyak pertanyaan Safira menjatuhkan kedua lututnya ke lantai, karena memang saat ini sudah tidak punya tenaga lagi.
" Heh.... "
Ryder tersenyum meremehkan seraya berbalik badan. Ia menatap Safira yang tertunduk meneteskan airmata.
"Hapus airmatamu. Aku tak menyukai wanita yang mengeluarkan airmata. " kata Ryder
Safira menghapus air matanya dengan segera.
" Aku juga sangat membenci air mata. " gumam Safira yamg masih bisa di dengar oleh Ryder
" Aku sudah tidak tertarik dengan mu. Jadi lupakan saja tentang tawaranku. " kata Ryder sambil duduk
Safira menatap membelalak, ia sangat ketakutan tidak ada yang menolong biaya Bapaknya di rumah sakit. Jika untuk hidupnya di sini, ia masih bisa tidur di jalanan, seandainya di usir ibu kost, namun jika untuk kesehatan Bapaknya, ia akan sangat merasa sangat bersalah jika terjadi sesuatu.
" Tuan, aku mohon, jika Anda sudah tidak tertarik denganku, tolong beri aku pertolongan. Bapak ku sedang di rumah skit, ia butuh biaya pengobatan. Aku pasti akan membayarnya jika sudah punya uang. " kata Safira panik
" Apa peduliku dengan masalahmu. " kata Ryder.
" Tolong Tuan, aku akan membayarnya dengan seluruh tenagaku. Aku bisa menjadi cleaning servis sekalipun. Tapi tolong kali ini saja Tuan, tolong beri aku pinjaman uang. " kata Safira kembali meneteskan airmata.
Di kota ini, Safira tidak mempunyai banyak teman, ia nekad ke Jakarta juga karena tidak sanggup melihat keluarganya kesusahan. Hanya bermodalkan ijazah sma ia menyakinkan orang tuanya jika ia pasti berhasil dan bisa menjaga diri.
" Ryder, Savia datang ke sini. " kata asisten tanpa mengetuk pintu, ia melihat Safira berlutut ada sedikit rasa keheranan, namun entah kenapa hati sang asisten itu sangat senang melihat Safira berlutut.
Ryder mengibaskan tangan nya menyuruh Pria itu keluar. Dan dengan menurutnya Pria itu juga segera menutup pintu keluar kembali.
" Kemarilah. " kata Ryder dingin menatap Safira, walau hatinya bingung Safira bangun dan berjalan mendekati Ryder
" Jika kamu ingin aku membantumu, kamu harus menuruti semua keinginanku. " kata Ryder
Begitu mendengar gagang pintu di putar akan di buka, Ryder menarik tubuh Safira dalam pangkuannya, dan mencium bibir Safira dengan rakusnya.
" Ryder.... " teriak gadis yang baru datang, sambil menangis ia mendekati Ryder dan menarik Safira tak lupa ia menampar Safira.
" Perempuan murahan, apa kamu tidak tahu dia adalah tunanganku. " kata gadis itu sambil menangis sesenggukan.
" Hentikan Safi.! " kata Ryder berdiri dan menarik Safira dalam dekapan nya.
" Ryder, aku tahu aku salah, tapi tidak seperti ini kamu membalasnya. " kata Safia
" Sudahlah Sa, antara kita sudah tidak ada hubungan apapun. Aku berhak menjalin cinta dengan siapa pun. " kata Ryder
" Tidak !! Aku tahu kamu hanya mencintaiku. Kamu melakukan ini hanya pelampiasan, semata hanya ingin membalasku saja. " jawab Safia
" Membalas ?? Untuk apa aku membalasmu. Jika aku membalasmu, itu tandanya aku masih perduli denganmu. Aku melakukan ini, karena aku sudah menemukan penggantimu, Aku justru baru merasakan kebahagiaan setelah merasakan sakitnya terkhianati. " jawab Ryder dengan senyum kecut
" Terkhianati?? " batin Safira tak mengerti, walau ia tidak mengerti sama sekali inti permasalahan ini, yang ia serap adalah wanita itu adalah bekas tunangan nya yang dulu pernah jadi trending gosip sebelum dirinya di pecat dahulu. Tanpa belas kasih wanita inilah yang di seret satpam di usir keluar dari Perusahaan.
Safira bergidik ngeri, membayangkan dirinya melakukan kesalahan. Jika bekas tunangan nya saja bisa di seret keluar, apalagi dirinya yang bukan siapa siapa bagi Ryder, bisa di penggal hidup hidup nantinya.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Endang cute
terus dan ttp semangat kak...💪😍
2023-01-08
2