Tidak berapa lama kue itu sudah keluar dari pemanggangan. Terlihat cantik hingga membuat Tasya takjub dengan ciptaannya sendiri.
"Syah, terkadang orang yang tertawa itu belum tentu bahagia. Itu hanyalah penutup supaya tidak terlihat bagi orang lain." Suara Sonia memecahkan senyuman yang tercetak di bibir Tasya menjadi bungkam seketika.
"Jangan sok tahu, aku tidak seperti itu." Tasya berkilah jika memang dirinya sedang baik-baik saja.
"Aku sudah tau apa yang sedang terjadi. Jadi, jangan bohongi aku dengan suara tawamu," kata Sonia dengan menyenggol lengan Tasya.
Ck ...Ck.
Tasya berdecih karena memang benar apa yang dikatakan oleh Sonia itu. Dirinya hanya ingin menutupi kesedihannya saja dengan tertawa dan melakukan hal gila, namun semua itu tidak menutup kemungkinan jika dirinya akan berakhir demikian.
Aldo kekasihnya pergi untuk bekerja dalam waktu yang cukup lama, meski tidak akan memakan tahun demi tahun. Satu tahun tidak menutup kemungkinan jika kekasihnya akan mendua.
Orang tua Aldo tidak setuju dengan Tasya sedangkan Aldo tidak tahu akan hal itu, saat dirinya pulang kekasihnya menjanjikan jika nanti Tasya akan di pertemukan dengan orang tuanya. Dan itu bisa di pastikan membuat ibu Aldo semakin bertambah murka.
"Syah," Sonia melihat jika sedari tadi Tasya hanya diam meski sudah diajak bicara namun lagi-lagi, dirinya tidak merespon.
"Ah iya, kenapa Son?"
Sonia bukannya menjawab malah mendengus kesal karena namanya, di panggil seenaknya saja oleh Tasya.
"Bisa tidak kamu memanggil dengan bagus," dengus Sonia.
"Itu kan sudah bagus, kenapa kamu protes!" sungut Tasya.
"Iya tapi panggilan kamu sangat tidak enak di dengar. Masa iya San, Son, San, Son. Udak kek samson saja," gerutu Sonia tidak terima dengan panggilan itu.
"Terus mau kamu di panggil seperti apa," ucap tasya dengan melirik ke arahnya.
"Nia kan bisa," ujar Sonia menyuruh Tasya untuk memanggil dengan nama tersebut.
"Iya."
"Nah gitu dong." Sonia pun kembali tersenyum.
"Maksudnya kalau tidak khilaf." Setelah berkata Tasya meninggalkan Sonia yang terlihat begitu sangat kesal oleh kelakuan Tasya, yang semaunya untuk memanggil namanya.
Waktu bergulir dengan sangat cepat. Kini, siang sudah berubah menjadi sore. Lelah dengan pekerjaan membuat Tasya duduk dengan kaki yang berselanjar. Toko yang yang memperkerjakan bahunya tidak sekalipun terlihat ramai. Hingga dirinya sedikit kualahan untuk menerima permintaan dari arah pelanggan.
"Capek Syah." Salah satu temannya yang melihat Tasya kelelahan menegurnya.
"Sedikit Mbak," timpal tasya.
"toko semakin hari semakin rame, harusnya ada penambahan karyawan." Mendengar kalimat tersebut, membuat Tasya bangkit dan membenarkan letak duduknya.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh temannya ada benarnya juga. Tasya yang merangkap sebagai tukang kue sekaligus penjualnya. Harus bisa memutar waktu agar pelanggan bisa puas dengan pelayanan yang disediakan di toko tersebut.
Semua anak sudah mendapat bagian masing-masing. Namun, di sini yang lebih berat adalah tugas Tasya.
Namun, ia tak sekalipun iri akan pekerjaannya. Berarti bos nya mempercayakan semuanya pada Tasya dan itu harus ia lakukan dengan sebaik mungkin.
"Harusnya begitu, tapi aku tidak akan protes karena itu akan berujung sia-sia." Jawaban Tasya mendapat kebenaran dan itu sudah keputusan mutlak yang dibuat oleh bos nya. Yang tidak akan memperkerjakan tidak lebih dari lima orang.
"Rasanya aku ingin sekali keluar. Sayangnya tidak ada pekerjaan yang ringan selain di sini," ucap temannya yang membeberkan soal pekerjaan lainnya.
"Itulah mengapa aku masih bertahan." Tasya menjawab sembari berdiri dan berjalan ke arah pantry untuk mengambil minum.
Sebetulnya bukan hanya itu. Dirinya berusaha untuk menghindar agar tidak terlalu jauh dalam berbicara. Karena menurutnya hati orang tidak ada yang tahu. Mungkin saat ini dirinya sedang mengatai bos nya. Bisa jadi besok dirinya yang akan dibuat oleh bahan gibahan.
Tasya membereskan peralatan kue untuk di pakai besok lagi karena ia juga harus bersiap-siap untuk pulang. Karena hari semakin bertambah sore dan waktunya untuk bersih-bersih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Noh bne banget
Tertawa tetapi hati menangis
2023-01-27
1
Mei Shin Manalu
Aku mampir lagi Kak .. Semangat nulisnya
2023-01-22
0
Rini Antika
yups bener bgt,
2023-01-20
1