Memey Melahirkan

Usia kandungan Memey sudah hampir 9 bulan dan perkiraan dokter Memey akan melahirkan anak pertamanya 15 hari lagi. Memey disarankan untuk banyak berjalan agar mempermudah proses kelahiran.

Pagi ini Memey ingin jalan kaki ke pasar, hitung hitung olahraga. Sebenarnya Ummi Hanifa khawatir kalau Memey pergi sendirian, namun Memey meyakinkan kalau dirinya akan baik baik saja sehingga Ummi membiarkan Memey pergi ke pasar.

Di pasar, Memey melihat seorang ibu hendak menyeberang, namun dari arah berlawanan, mobil pick up melaju dengan kencang, sepertinya pengemudi mobil tersebut tidak sadar ada seorang wanita yang menyeberang. Memey yang tahu itu langsung saja berlari mendorong ibu tersebut,

Brugh....

Mereka jatuh bersama di trotoar. Dengan posisi Memey jatuh kesamping. Sementara wanita itu jatuh terlentang. Wanita tersebut langsung mencoba untuk bangun, namun sepertinya kakinya terkilir, jadi susah untuk digerakkan. Wanita itu melihat ke samping untuk memastikan siapa yang menolongnya. Alangkah terkejutnya dia melihat seorang wanita hamil, meringis sambil memegangi perutnya.

"Kamu gak apa apa, Dek? tanya wanita itu.

"Ibu, tolong saya, sepertinya saya akan melahirkan, perut saya sakit bu" racau Memey sambil menahan sakit.

"Tunggu sebentar ya sayang, Ibu akan panggil sopir Ibu," ucap wanita itu sambil mengeluarkan hp dari tas nya.

"Tejo, kamu cepat kesini tolong saya, sekalian bawa mobil kamu, saya ada di depan pasar XY" perintah Wanita itu.

Tak lama Tejo pun datang, alangkah kagetnya dia melihat Nyonya Besarnya jatuh bersama dengan wanita hamil.

"Nyonya, anda tidak apa apa" tanya Tejo.

"Gak apa, hanya sedikit terkilir, tapi wanita itu sepertinya dia mau melahirkan, cepet kamu gendong dia ke mobil, lalu bantu saya berdiri" titah Nyonya Besar.

Tejo pun menggendong Memey, kemudian membantu Nyonya Besar untuk berjalan ke mobil. Mobil pun melesat menuju rumah sakit terdekat. Memey yang kesakitan pun terus mendesis. Nyonya Besar pun panik, "Tejo cepetan, nanti wanita brojol disini" perintah Nyonya Besar.

"Ini, sudah cepet Nyonya, bentar lagi sampe" sahut Tejo.

Begitu sampai di rumah sakit, Nyonya Besar langsung berteriak memanggil suster dan dokter. Mereka langsung ketakutan begitu melihat orang yang paling berkuasa di rumah sakit ini berteriak. Ya yang jatuh bersama Memey tadi adalah pemilik rumah sakit ini. Namanya Nyonya Maria. Dokter langsung menangani Memey, beliau dibantu bidan melihat jalan lahir bayinya.

"Dok, pembukaan sudah lengkap" ucap bidan itu.

"Oke, Ibu dengar saya ya, sekarang tarik napas yang panjang, jika saya bilang dorong, Ibu dorong ya. Oke satu, dua, tiga dorong!" ucap dokter itu.

Memey pun mendorong sekuat tenaganya, tidak ada seorang pun disampingnya, jadi dia hanya bisa meremas sprei rumah sakit untuk melawan rasa sakitnya.

"Sekali lagi Bu, dorong!" seru Dokter tadi.

Memey kembali mengejan, hingga terasa pergerakan di area intimnya, setelah keluar bayinya, Memey pun lega. Namun kebahagiaan itu seketika berhenti, ketika bidan mengatakan, "Dok, bayinya tidak menangis."

Setelah membersihkan bayinya, dokter pun menepuk nepuk punggung, menekan dada dan menggosok perut bayi Memey supaya bisa bernafas. Namun sang bayi masih belum menangis, Dokter pun menghisap cairan dari mulut dan hidung bayi Memey menggunakan pipa kecil. Barulah bayi tersebut mengeluarkan suaranya. Memey menangis bahagia, mendengar putranya bisa menangis.

Nyonya Maria sedari tadi duduk di kursi roda, setelah mendapatkan perawatan kakinya yang terkilir, ia memutuskan untuk menunggu Memey sampai selesai melahirkan. Dia gelisah mengingat karena dirinyalah Memey harus melahirkan sebelum waktunya. Setelah dibersihkan oleh perawat, bayi Memey pun dibawa keluar. Nyonya Maria pun senang melihat bayi laki laki yang montok dibawa keluar oleh sang suster.

"Nyonya, ini bayinya siapa yang mengadzankan" tanya perawat itu.

Nyonya Maria pun bingung, hingga akhirnya Tejo menawarkan diri untuk mengadzani bayi laki laki itu. Setelah diadzani Tejo, Nyonya Maria meminta suster untuk memberikan bayi laki laki itu padanya, dia sangat ingin menggendongnya. Entah karena sangat ingin memiliki cucu atau apa, dia merasa dekat dengan bayi laki laki tampan itu. Dia mulai menelusuri wajah bayi itu. Dalam hati dia bertanya tanya, "Mengapa wajah bayi ini sangat mirip dengan putranya saat masih bayi."

Memey sudah selesai dibersihkan, perawat pun bertanya kembali, "Nyonya, Ibu ini dirawat di kamar apa."

"Taruh di VVIP, dia sudah bertaruh nyawa menyelamatkan saya, sampai harus melahirkan" perintah Nyonya Maria.

"Baik Nyonya" jawab perawat itu.

Setelah mengurus semuanya, Memey langsung ditempatkan di kamar VVIP. Memey masih belum sadar ketika dia dibawa kesana. Nyonya Maria pun ikut menunggui Memey sampai sadar. Dia lalu menelepon suaminya untuk mengabarkan kondisinya.

"Pa, Mama tadi hampir ditabrak mobil, untung saja ada wanita hamil yang menolong Mama, hingga dia harus melahirkan sebelum waktunya, kasihan dia Pa, mana gak ada keluarganya lagi," ucap Nyonya Maria sambil menangis.

Pak Burhan suaminya pun panik mendengar istrinya mengalami kecelakaan, "Sekarang Mama dimana? Mama gak apa kan? Mama di rumah sakit mana?" berondong Pak Burhan pada istrinya.

"Mama lagi di rumah sakit kita. Kaki Mama terkilir susah buat jalan, Mama ada dikamar VVIP" ucap Nyonya Maria.

Pak Burhan pun langsung meluncur ke rumah sakit miliknya. "Ma, gimana keadaan Mama," tanya Pak Burhan begitu masuk ke ruangan Memey.

"Mama gak apa Pa, cuma kaki Mama aja terkilir," ucapnya sambil menunjukkan kakinya yang diperban.

Pak Burhan pun mengelus kaki istrinya sambil berkata, "Gimana ceritanya Mama bisa sampai begini."

Nyonya Maria pun menceritakan kronologinya, mulai dari dirinya yang hendak menyeberang jalan, hingga ada mobil pick up yang melaju kencang ke arahnya, hingga akhirnya ia didorong oleh seorang wanita hamil.

"Terus, Mama gak tanya dimana suaminya, ayah atau ibunya, dan dimana rumahnya" tegur Pak Burhan.

"Gimana mau nanya, orang begitu jatuh dia sudah kesakitan minta tolong, Mama panik Pa! Di mobil juga, dia terus mendesis kesakitan, dan begitu sampai di rumah sakit, dia langsung melahirkan" oceh Bu Maria panjang lebar.

"Ya sudah, nanti kalau dia bangun kita tanya. Mama mau pulang? Nanti biar Papa suruh Bibi buat jagain dia" ucap Pak Burhan.

"Nggak Pa, Mama pengen disini nemenin dia, Mama berhutang nyawa sama dia Pa," lirih Nyonya Maria.

"Ya sudah tapi Mama istirahat di kasur saja ya, jangan di kursi roda" ucap Pak Burhan sambil mengangkat istrinya ke ranjang penunggu. Meski ranjang penunggu tapi ranjangnya besar cukup untuk 2 orang. Mungkin seperti ini ya gaes, rumah sakitnya sultan.

Akhirnya mereka berdua tidur di rumah sakit menunggui Memey. Tanpa mereka tahu bahwa sebenarnya mereka menunggui cucu mereka sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!