Episode 5: Sekali Tak Begitu Terasa

Niat untuk memecah keheningan itu ternyata tak kunjung dia lakukan sampai akhirnya mobil sudah berada 500 meter tak jauh dari tujuan mereka.

"Pulang nanti aku jemput ya?" Ujar Rafiq setelah mereka tiba di parkiran kampus serta Samira telah turun dari mobilnya.

"Iya" jawab Samira singkat dan tak sedikit pun menoleh atau melihat lawan bicaranya.

"Oh iya, ini nomor ponselku. Hubungi saja jika kau sudah selesai kuliahnya" lanjut Rafiq memberikan kartu namanya pada Samira.

"Baik" lagi dan lagi, dari mulut wanita cantik yang diantarkannya tadi hanya terucap satu kata. Padahal dirinya menginginkan setidaknya satu kalimat yang memberikan signal harapan baginya terucap disana.

Niat hati ingin menanyakan apakah Samira telah berpawang atau belum, akhirnya dikubur untuk sementara waktu samapai waktu yang tepat untuk menanyakan hal itu tiba. Melihat respon Samira yang dingin, Rafiq tidak terlalu banyak berharap. Tetapi setidaknya dia telah berusaha. Mungkin usaha yang ditunjukannya belum terasa sampai ke hati wanita itu, dan dia akan mencobanya dilain kesempatan. Mungkin kesempatan yang dapat dirinya coba untuk lakukan sebentar lagi, jika setelah pulang kuliah nanti wanita itu mau dirinya yang menjemput.

Tak ingin cepat berlalu dari sana, sampai benar benar Samira bersama dengan teman temannya atau setidaknya telah hilang dari pandangannya, barulah Rafiq akan berlalu.

Tak lama, dari kejauhan, terlihat dua wanita sedang menuju ke arahnya. Rafiq yang sedang melihat ke arah mereka itu segera mengerti bahwa mereka adalah teman dari wanita yang saat ini dikhawatirkannya. Khawatir tidak hanya karena dirinya dimintai ibu wanita itu untuk menjaganya, tetapi entah rasa apa yang muncul secara tiba tiba yang saat ini ada dalam pikirannya yang menyuruh dirinya untuk menjadi pelindung wanita yang sedang di tatapnya itu.

Putri dan Ghea sedang berjalan menuju ke arah Samira. Kedua wanita itu adalah teman baik samira, teman se jurusan dengannya. Pertemanan mereka dimulai sejak mereka masuk di Universitas Bunga Bangsa. Dan pertemuan mereka itu pun terjadi begitu saja. Hal itu karena mereka memilih jurusan yang sama, dan sampai sekarang pertemanan mereka semakin erat. Masalah apapun itu yang di alamai salah satu dari mereka, mereka harus menyelesaikan secara bersama.

"Mir yang tadi itu siapa?" Tanya putri segera setelah tepat berada di samping Samira dengan mata masih menyelidik kedalam mobil grey yang ditumpangi sahabatnya itu. Bukan merek mobil yang saat ini diamatinya. Tapi lebih ke rasa penasaran yang begitu mencuat, yang memintanya untuk segera tahu seperti apa tampang pria yang mengendarai mobil itu.

"Biasa... anak temannya Bapak" merasa tak butuh untuk menyembunyikannya, dan tanpa diberitahu mereka juga akan tahu dengan sendirinya, Samira menjawab pertanyaan sahabatnya itu dengan santai walaupun nada suaranya sedikit terdengar ada beban disana.

"Dijodohkan lagi?" ucap Ghea yang sepertinya hal itu sudah biasa terjadi. Ketika melihat Samira di antar jemput dengan pria yang berbeda setiap tahunnya. Dan di akhir semester mereka, samira diantar oleh pria yang berbeda lagi. Itu artinya Rafiq adalah orang yang ke empat yang dijodohkan dengan Samira.

"Iya... "

"Katakan saja padaku jika kau tak mau. Aku rela, sangat rela dijodohkan dengannya" jawab Putri yang sampai dengan saat ini masih sendiri. Walau dia tak melihat tampang pria tadi, baginya asalkan ada yang mau, itu sudah cukup. Dia pernah bilang ke teman temannya ingin rasanya dirinya meraaakan bagaimana rasa dicintai oleh seseorang.

"Silahkan.... kalau aku, mungkin belum. Mungkin dilain kesempatan"

"Sudah berapa kali kau dijodohkan?... sudah sebanyak itulah kau membuang kesempatanmu. Sungguh sayang sekali kesempatan itu Mir. Aku yang segera ingin nenikah, tak satupun yang sudi ingin dijodokan denganku" lanjut Putri.

"Ya... begitulah. Yang ingin... kadang harus ekstra berusaha dari pada yang belum atau yang tidak. Jika kamu ada diposisi kami Mir. Mungkin barulah kau akan mengerti bagaimana susahnya mencari jodoh ha ha ha" sambung Ghea

"Beda lah, jangan sama kan kita dengan Samira yang cantik. Jauh... kita sangat beda jauh .... ha ha ha" sambung Putri lagi.

"Tidak lah. Cantik itu relative, tergantung siapa yang memandangnya" ucap Samira yang saat mendengar hal yang diucapkan teman temannya merasa bahwa dirinya tidaklah bersyukur. Terlahir dari orang tua yang cukup mapan dan diberi penuh kasih sayang yang tak terbagi.

"Baiklah...., eh pacarmu, bagaimana kabarnya?... dia sudah tau kamu dijodohkan kan?" Ucap putri yang membenarkan kalimat yang terucap dari Samira.

"Kabarnya baik, dia sudah tau kok"

"Cepat menikalah dengan kekasimu. Agar drama perjodohan itu akan segera usai" pinta putri menggoda.

"Aku belum ingin menikah. Aku masih ingin fokus kuliahku dan karirku dulu. Oh iya nanti setelah kelas selesai kita ngumpul di kafe dekat kampus ya?"

"Ok" jawab Putri dan Ghea bersamaan.

***

Di ruang kelas, terlihat sang dosen sedang serius menjelaskan materi ajarnya hari ini, Samira nampak tak fokus dengan materi yang dijelaskannya. Dia hanya sedang memikirkan percakapan bersama teman temannya tadi.

Dia tak berniat membuang kesempatan ini. Hanya saja bagaimana dengan kesempatan dirinya untuk menggapai karrirnya. Kenapa kesempatan itu datang diwaktu yang bersamaan.

"Arrrgggghhh..." geram Samira yang sedikit mengacak acak rambutnya. Tanpa sadar suaranya di dengar oleh dosennya yang sedang serius menjelaskan materinya.

"Iya Samira, Silahkan pertanyaanya" Pak Hadi, dosen agribisnis yang sedang menjelaskan materinya mengira Samira akan bertanya.

"Oh tidak Pak, pulpen saya jatuh"

"Oh baik, kalau begitu kita lanjutkan"

Hampir satu jam berada dalam kelas, materi sang dosen akhirnya selesai. Dan sesuai dengan janji Samira dan teman temannya tadi untuk berkumpul di tempat yang biasa. Tempat yang dijadikan markas sebelum mereka pulang ke rumah masing masing. Tapi kali ini Putri tak dapat ikut bergabung dengan mereka karena satu dan lain hal begitu alasan yang dijelaskan lewat pesan singkat kepada teman temannya.

"Jangan terlalu memaksakan kehendak. Mungkin bapak dan ibu mu punya tujuan lain. Tujuan yang lebih baik tentunya. Kamu harus sadar, kamu itu anak tunggal. Tak ada orang lain yang mereka bisa harapkan selain dirimu" nasehat Ghea.

"Aku bukan menasehati dirimu. Aku juga belum pernah merasakan berada di posisi yang sama seperti yang sekarang kau jalanai. Aku hanya ingin berbagi pandanganku saja. Hanya itu" lanjut Ghea.

"Iya, tidak apa apa. Dan aku sangat paham itu, tapi coba Ghe pikirkan bagaimana perasaan ku. Aku Harus menikah dengan pria yang tidak aku cintai. Jika aku boleh jujur Ghe, tak ada sedikitpun terbesit rasa tertarik padanya"

"Belajarlah untuk tertarik padanya Mir. Mungkin hanya sekali tidak begitu terasa, butuh dua atau tiga kali baru bisa merasakan rasa yang sebenarnya"

"Bagaimana nanti kuliahku?... aku tak ingin karirku hancur jika harus memutuskan berhenti kuliah. Ini terkait masa depan ku Ghe"

"Jika nanti orang tuaku tak ada di dunia ini Ghe, kemana aku harus bergantung?" Lanjut Samira.

"Suamimu, untuk itulah orang tuamu memikirkan hal itu"

"Aku tak mau menggantungkan semua kebutuhanku pada pasanganku"

"Itu bagus, tapi cukup kah kamu hanya memikirkan masa depan duniawi mu saja ?.. kau tau pasti dirimu Mir, kita semua tak kekal. Lantas untuk apa kau hanya mengejar duniawi saja ?"

"Aku harus bagaimana?..."

"Jika aku jadi kamu Mir, akan kulepas semua ego untuk mempertahankan masa depan duniaku dan memilih menikah yang menurut orang tuaku pantas bersanding denganku. Pantas menjadi imamku. Aku hanya berharap, Mudah mudahan jika hal terburuk pun yang akan terjadi nanti atas pilihan itu, penyesalan tidak akan seberat jika aku memilih pasangan dengan semauku. Disana aku telah membahagiakan orang tuaku dengan cara menuruti keinginan mereka"

"Pikirkanlah, selagi kesempatan itu ada. Tak semua orang dapat memiliki kesempatan yang sama seperti dirimu. Pilihan yang menurut kamu sudah terbaik belum tentu yang terbaik" lanjut Ghea lagi.

***

Bantu dukung karya ini dengan cara Like, Comment, dan tambahkan di rak buku Anda. Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!