Aisyah berlalu untuk ke mushola kecil yang ada di lingkungan mansion, dia akan mengerjakan kewajibannya karena sudah selesai pekerjaanya.
Dia pergi ke mushola dan meninggalkan Bibi Ambar yang sedang menata makanan.
Hingga tak lama kemudian datanglah Rama yang berjalan bersama dengan Akmal sang Asisten.
"Tuan, makanan sudah siap"
"Hmmmm"
Rama hanya berdehem saja dan langsung menuju ke arah ruang makan bersama dengan Akmal.
Sedangkan Bibi Ambar menyajikan beberapa makanan dan minuman untuk kedua nya.
Kening Rama berkerut tapi tidak menghentikan kunyahannya, bahkan dia sampai dua kali menambah makannya siang ini.
Setelah selesai, Rama memanggil Bibi Ambar.
"Siapa yang memasak sop iga dan rendang sapi?"
Rama menatap Bibi Ambar dengan penuh tanda tanya dan menelisik.
"Maaf Tuan muda, nona muda yang masak"
Bibi Ambar menunduk takut karena sang Tuan muda tidak menjawab apapun ucapan dirinya.
"Mulai besok, suruh dia membantu Bibi di dapur dan masakan setiap jam makan"
Hah.
Bibi Ambar menganggukan kepala dengan reflek, dia cukup terkejut dengan ucapan sang majikan.
Rama berlalu ke ruang kerja nya bersama dengan Akmal, dia akan menyelesaikan masalah yang cukup tertutup bersama Asistennya itu.
*
Aisyah kembali ke mansion setelah di rasa Rama sudah kembali ke perusahaan, dia menghampiri Karin yang sedang makan siang bersama dengan yang lain.
"Nona"
Pelayan yang lain langsung menyapa nya dengan sopan.
"Tidak usah formal begitu, biasa saja seperti teman karena aku juga sama seperti kalian posisi nya"
Karin memberi kode agar mengiyakan saja ucapan Aisyah, tanpa banyak bertanya ataupun protes.
Aisyah ikut makan bersama mereka, dan mereka mulai mengakrabkan diri dengan Aisyah yang ternyata sangat humble.
Setelah selesai dengan jam makan siang, mereka kembali ke pekerjaan masing-masing.
Begitupun dengan Aisyah, dia akan kembali ke lantai atas dan akan mengerjakan untuk membersihkan kamar yang memang belum di bersihkan.
Ceklek.
Aisyah langsung menuju ke ruang ganti dengan membawa alat tempur nya, setelah dirasa cukup dia pun pergi ke kamar mandi dan segala penjuru kamar tanpa melupakan balkon yang memang selalu harus bersih.
Huh.
"Kau baru membersihkan kamar ini?"
Ehh.
"Tu tuan muda"
Aisyah begitu kaget saat sadar bahwa Rama ada di kamar nya dan entah sejak kapan.
"Ya ini aku dan kenapa kau baru membereskan kamar ini? Seharusnya kau bereskan yang pertama adalah kamar ini dan bukan yang lain"
"Ingat, kau disini hanyalah pelayan dan bukan ratu! Memang status mu Istri tapi itu tidak berlaku untukku"
Deg.
'Pelayan'
Aisyah meremas pakaian yang dia pakai dengan dada yang bergemuruh sakit, kata pelayan itu sangat menekan dada nya dengan cukup sakit.
"Maaf Tuan, saya tidak akan mengulangi nya lagi"
Hanya kata maaflah yang mampu Aisyah ucapkan, bahkan dengan pandangan tertunduk dan merasakan ketakutan.
"Dan mulai besok bantu kepala pelayan masak dan setiap kali saya makan kamu harus ada disana"
Rama kembali memerintah dengan tegas, bahkan wajah nya terlihat sangat datar dan mengerikan.
"Baik Tuan muda"
Huh.
Aisyah membuang nafas kasar saat melihat Rama yang keluar dari kamar.
Dia memilih duduk di balkon kamar karena semua pekerjaan sudah selesai dan hanya tinggal masak untuk makan malam saja.
"Ayah, Bunda, Aish rindu"
"Apa kesalahan Aish, kenapa Paman dan Bibi dengan teganya menikahkan Aish tanpa persetujuan Aish. Apa selama ini Aish kurang dalam menghidupi mereka dan membantu membereskan rumah itu"
"Aish takut Bun, Aish bukan wanita kuat yang terlihat. Aish juga sama dengan yang lain, rasanya Aish ingin sekali menyerah dan menangis sekuat tenaga"
Hiks.
Hiks.
Aisyah kembali menangis dengan diam, dia menatap langit yang sangat cerah dengan air mata yang terus menetes membasahi pipi mulus nya.
"Aku harus kuat dan sabar"
Aisyah bergumam dengan tangan yang menghapus air mata nya yang terus menetes.
Namun, air mata nya terus menetes bahkan tanpa Aisyah bisa cegah.
"Hah pelayan, ya aku hanyalah pelayan dengan status Istri"
*
Sejak tadi Aisyah terus bergumam dan tanpa dia tau ada Rama yang sejak tadi menguping nya dari dalam kamar.
"Aisyah, siapkan pakaian saya untuk 3 hari dalam koper"
Eh.
"Ba baik Tuan muda"
Aisyah langsung terperanjat dan pergi dari balkon kamar, bahkan tangan nya masih menyeka air mata yang masih keluar dari mata indah itu.
Rama hanya memperhatikannya dan melihat Aisyah yang sejak tadi kesana kemari menyiapkan pakaian untuk dirinya.
Hingga semua nya selesai dan Aisyah menyimpannya di pojok kamar.
"Bawa ke bawah dan masukan ke dalam bagasi mobil"
Lagi dan lagi Aisyah mendapatkan perintah dengan nada penuh bentakan yang lantang.
"Baik Tuan muda"
Hanya patuh dan pasrah yang saat ini Aisyah lakukan.
Sabar?
Sudah sejak masuk ke dalam Rumah sang Paman dia lakukan, dia tak bisa melawan apapun karena memang tak bisa dan tak mampu.
Padahal, banyak sekali yang ingin Aisyah lakukan dengan keinginan dan cita-cita nya.
"Nona, biar saya bantu"
Akmal menghampiri Aisyah yang baru berada di tengah tangga, namun tentu saja Aisyah menolaknya dengan lembut.
"Tidak usah Asisten Akmal, anda cukup bukakan bagasi mobil saja"
Tolak Aisyah dengan senyuman di wajah nya, padahal Akmal tau bahwa Aisyah sangat kepayahan dalam membawa koper besar itu.
Huh.
Aisyah membuang nafas saat koper itu sudah berhasil dia turunkan dan bawa ke depan mansion, disana mobil sudah menunggu nya.
"Jangan pernah keluar mansion ataupun tidur di atas ranjang milikku. Kamu tidur di sofa dan jangan banyak tingkah"
Aisyah mengangguk patuh dengan semua perintah dari Rama, melawan? Tentu saja itu tidak akan mungkin dan bisa di lakukan oleh Aisyah.
Kemudian Aisyah pergi masuk setelah di rasa sang Suami sudah pergi bersama dengan Akmal untuk melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.
🐼
Sedangkan di Rumah yang minimalis, Paman Aisyah sedang berpesta bersama dengan Anak dan Istri nya.
"Bagaimana Ayah bisa mendapatkan uang sebanyak ini?"
"Iya Mas, apalagi hutang kita sudah di bayar lunas dengan mengorbankan Aisyah"
Hahaha.
Paman Aisyah langsung saja tertawa dengan terbahak.
"Tentu saja aku mendapatkan uang dari sepupu bodoh itu! Dia bahkan sudah masuk penjara karena ketahuan mengambil dokumen itu dan korupsi"
Sontak saja mereka langsung tertawa, mereka memang sangat licik dan juga serakah.
"Tuan muda Rama itu ternyata cukup bodoh, dia bisa saja kita tipu dengan mengatakan bahwa Aisyah adalah Putri dari orang yang sudah membunuh Ayah nya. Padahal, Ayah Aisyah lah yang menolong Ayah Tuan muda"
"Hanya satu orang yang tau kebenaran ini, itu adalah Istri nya Ayah Tuan muda. Dan aku masih mencari keberadaannya karena dia adalah otak di balik terungkapnya semua ini"
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nurr Amirr🥰💞
Ya berpestalah sepuasmu... Tiba saatnya kamu dn keluargamu juga akan merasakan azabnya seperti mana yg Aisyah rasakan😤😤😤😤
2023-06-28
0
Sepriyanti Adelina
ohhh jadi biang keroknya Paman Aisyah sendiri😠😠
2022-12-25
1