Perjuangan Aisyah

Perjuangan Aisyah

Bab 1 Pernikahan

'SAH'

Kata tersebut terus saja mendengung di telinga Aisyah, bagaimana dia menerima semua ini?

Apakah dia akan sanggup? Atau akan menyudahi nya di tengah jalan.

Ini bukan pernikahan impian Aisyah, dia bahkan tidak di beri kesempatan untuk menolak ataupun mengeluarkan pendapat sepatah katapun.

Setelah acara makan malam itu, esok pagi nya sang Paman memaksa Aisyah untuk menikah malam nanti dengan pria tersebut.

Tampan?

Mapan?

Kaya?

Ya, pria itu memiliki semuanya! Namun, Aisyah merasakan aura kekejaman dalam diri pria tersebut.

Apalagi saat menatap dirinya, bukan tatapan penuh nafsu! Tapi tatapan permusuhan dan dendam.

Dan, mau tak mau Aisyah menerima semuanya dengan mencoba ikhlas.

*

Pernikahan sederhana pun sudah selesai, Aisyah di bawa langsung oleh sang Suami ke mansion nya.

"Silahkan Nona"

Aisyah hanya menurut saja saat sang sopir membukakan pintu untuk nya.

Suami nya?

Dia sudah lebih dulu pergi dengan mobil yang berbeda.

'Kenapa semua jadi begini? Apa salahku Paman?'

Di sepanjang jalan, Aisyah terus saja menatap ke arah luar jendela dengan pandangan kosong dan sesekali air mata nya menetes.

Hingga 1 jam lebih dan akhirnya mobil tiba juga di halaman mansion yang sangat megah dan mewah.

Glek.

Aisyah menelan ludah kasar saat menatap bangunan di hadapannya, lalu dia mengikuti kemana arah sang kepala pelayan membawa nya.

"Berhenti"

Deg.

"Kau, tidur di gudang belakang dan jangan ada yang membantu nya sana sekali"

Deg.

Lagi dan lagi jantung Aisyah berdetak kencang, dia juga merasakan sakit di ulu hati nya dengan ucapan sang pria yang berstatus suami itu.

"Antarkan dia dan biarkan dia membereskannya"

Perintah nya pada sang kepala pelayan disana.

"Ba baik Tuan muda"

Kemudian Aisyah mengikuti kepala pelayan kembali, dia terus melangkah dan masuk ke lorong hingga tibalah di bangunan yang kotor dan kumuh.

"Nona, ini alat untuk membereskan dan membersihkannya, maafkan saya tidak bisa membantu"

"Tidak apa Bibi, pergilah sebelum Tuan muda memarahi mu"

Aisyah mencoba tersenyum dengan tulus, kemudian dia masuk dan menutup pintu nya.

Tes.

Tes.

'Ayah, Bunda, apa aku akan sanggup? Bolehkah aku menyusul kalian?'

Aisyah terisak dengan menatap poto kedua orangtua nya yang memang sengaja dia bawa dari Rumah Pamannya.

Setelah berganti pakaian, Aisyah mulai membersihkan gudang tersebut agar layak di pakai menjadi kamar.

Sunyi.

Itulah yang Aisyah rasakan, dia bekerja sendiri dengan peluh berkucuran dari dahi dan wajah nya.

Namun, tak ada kata mengeluh ataupun mengaduh dan Aisyah tetap melakukannya dengan tenang.

Hingga tepat tengah malam, dia sudah membereskan semuanya dan terlihat gudang itu sudah sangat cantik dan bersih.

Barang-barang didalam nya dia pindahkan ke gudang sebelahnya dan disana juga ada kasur kecil untuk Aisyah tidur.

Lelah.

Aisyah merebahkan tubuh lelah nya di atas kasur tipis tersebut, dia memejamkan mata nya dan tak lama kemudian dia terbang ke alam mimpi.

🐼

'Byur'

"Bangun kau pemalas, kerja dan jangan tidur saja kerjaan mu"

Uhuk Uhuk.

Aisyah batuk karena air yang di siramkannya sungguh sangat banyak.

Dia menatap pria di hadapnnya dengan tatapan teduh, tak ada benci ataupun kemarahan disana untuk pria yang semalam mengucapkan ijab qobul atas dirinya.

"Maaf Tuan muda"

"Bangun dan bantu para pelayan di Rumah ini, jangan jadi pemalas. Dasar wanita murahan"

Deg.

Aisyah seketika meremas baju kaos yang di gunakannya, dia tidak menyangka bahwa mulut pria tersebut sangat kejam.

Brak.

Pintu di tutup dengan kasar dan Aisyah segera mungkin bersiap untuk membantu bekerja.

Ceklek.

"Non, ayo cepat sebelum Tuan marah kembali"

Seorang pelayan masuk ke sana dan mengajak Aisyah bergegas untuk bekerja.

Hari ini, Asiyah akan membantu pelayan untuk membersihkan seluruh mansion tersebut.

Dan, Aisyah sama sekali tak keberatan ataupun mengeluh karena memang sudah terbiasa sejak di Rumah sang Paman.

Para pelayan menatap nya dengan penuh iba, mereka sangat menyayangkan aisyah yang cantik mau bersama dengan Tuan muda kejam itu.

*

Berbeda keadaan di perusahaan Alexandra, mereka tengah mengahadapi situasi tegang karena sang Boss besar pasti akan murka pada mereka.

Karena apa? Karena salah satu kepala divisi kabur dengan membawa dokumen penting perusahaan.

Tap.

Tap.

Brak.

"Bagaimana bisa kalian kecolongan seperti ini, hah"

"Jangan jadi pekerja yang memakan gaji buta kalian ini"

Glek.

Para petinggi perusahaan menelan ludah kasar saat lontaran kata yang begitu mematikan dari sang Boss besar.

"Cepat ubah isi dokumen tersebut dan kita segera ajukan ulang pada perusahaan terkait"

Brak.

Setelah mengucapkan hal itu, pria tersebut pergi dengan wajah merah padam dan tangan mengepal kuat.

"Akmal, cari bedebah itu sampai ke ujung Dunia sekalipun"

"Baik Tuan muda"

Asisten kepercayaannya hanya patuh dan langsung mengerjakan apa yang di perintahkan oleh sang Boss.

Dia menelpon orang kepercayaannya dan menanyakan kabar pencarian tersebut.

Sedangkan sang Boss, dia kembali bekerja dengan emosi yang sudah mulai stabil.

Dia akan menyelesaikan meeting online bersama dengan klien dari Luar Negeri terlebih dulu sebelum pulang.

Ya, dia memutuskan akan pulang karena mood nya sangat jelek serta emosi yang belum tuntas.

*

Hingga tepat jam makan siang, sang Tuan muda pulang dengan wajah sangar dan dinginnya.

Dia melangkah masuk ke dalam mansion dengan langkah lebar.

"Bi Ambar"

Teriaknya dengan begitu menggema.

"Iya Tuan muda"

"Panggil Aisyah"

Bibi Ambar langsung kembali ke belakang dan memanggil Aisyah yang sedang membantu di bagian laundry.

"Iya Tuan muda"

"Aahhhhkkk"

Aisyah memekik kaget dan juga merasakan sakit di pergelangab tangannya saat sang Suami menariknya dengan paksa.

"Tuan, maafkan saya. Apa salah saya"

Aisyah menangis dengan diam, dia ingin meronta tetapi tak ada keberanian karena takut akan kemarahan pada sang Suami.

"Diam kau"

Bentak nya dengan sangat menggelegar.

Aisyah di bawa ke belakang dan menuju ke kolam renang, entah kenapa Aisyah langsung ketakutan dan punya firasat buruk.

Sedangkan Bibi Ambar, dia merasa kasihan dengan nasib Aisyah.

"Bi, bagaimana ini"

Pelayan lain pun merasa takut dan kasihan pada Aisyah, mereka takut sang Tuan muda akan melakukan hal nekad.

Byur.

"Ampun Tuan"

"Ampuni saya"

Bibi Ambar dan pelayan itu langsung mengintip setelah mendengar teriakan Aisyah yang begitu menyayat.

"Ya Allah"

Bibi Ambar menutup mulut nya saat Tuan muda dengan tanpa perasaan menenggelamkan Aisyah dan mengangkatnya kembali dan terus saja seperti hal itu.

Aisyah pun merasakan sesak di dada nya, dia merasa tidak melakukan kesalahan tetapi dia malah di hukum seperti ini.

"Ini adalah hukuman untuk wanita tak tau diri seperti mu"

Hah

Pria tersebut melepaskan Aisyah setelah dirasa cukup dan emosi nya sudah berlalu.

Dia kemudian meninggalkan Aisyah yang sedang menangis tergugu di kolam renang

Hiks.

Hiks.

"Apa salahku, kenapa seperti nya Tuan muda sangat menaruh dendam padaku"

Aisyah keluar dari kolam dengan air mata yang terus menetes, bahkan tubuh nya juga bergetar hebat karena kedinginan.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Apriani Hasanah

Apriani Hasanah

ksian sma aisyah

2023-04-29

0

💞 Adhel 💞

💞 Adhel 💞

mantap, semangat kak.

jangan lupa intip juga novelku ya" My Princess"

2022-12-26

0

Sepriyanti Adelina

Sepriyanti Adelina

oke mari kita menyimak dan semoga ceritanya baguss😍

2022-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!