Tepat pada tengah malam, tubuh Aisyah sangat menggigil. Dia terus meracau karena demam nya yang terlalu tinggi, hingga Karina yang tidur di sampingnya pun terbangun.
"Aish, ya allah dia demam"
Karin langsung saja berlalu ke dapur untuk mengambil air dan akan mengompres kening Aisyah.
Dia berlalu dengan cepat dan meninggalkan aisyah yang masih terlelap dengan demam yang mendera tubuh nya.
Setelah kepergian Karin, seorang datang dengan wajah datar nya dan juga sorot mata tajam.
Dia menatap Aisyah yang ternyata sudah di kompres terlebih dulu oleh Karin, bahkan dalam tidurnya terlihat sekali dia gelisah dan mengigil.
'Apa dia sakit'
Pria itu menepis pemikirannya dan berlalu dari sana, dia masuk ke dalam area mansion dan langsung menuju ke lantai atas dimana kamarnya terletak.
Klik.
Pintu kembali tertutup dan pria tersebut merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
"Kenapa saat menatap wajah serta mata nya aku merasakan tak tega, aku bahkan tidak ada amarah menggebu setelah melihat dia"
"Apa anak buahku salah informasi"
Rama Alexandra, pria tampan dengan sejuta pesona. Pemilik Alexandra Corp setelah kematian Ayah nya 3 tahun lalu.
Banyak wanita yang mengejar ataupun sekedar menggodanya, namun dia tidak pernah tertarik dan mengabaikannya.
Wajah tampan itu dia hiasi dengan tatapan dingin dan datar, dia berubah setelah mengetahui bahwa sang Ayah meninggal karena di bunuh.
Rama terus saja mencari informasi dan juga dalang siapa yang sudah dengan tega membunuh sang Ayah.
Hingga dia menemukan fakta bahwa keluarga Maheswari juga turut serta akan kejadian itu.
Aisyah Maheswari, dia adalah wanita yang di yakini Rama adalah Putri dari orang yang bersekutu dengan dalang tersebut.
Hingga membuat Rama menikahi nya hanya untuk balas dendam saja.
Tapi, satu hal yang belum Rama ketahui. Siapa keluarga Maheswari yang terlibat itu?
*
Malam semakin larut, dan lamunan Rama pun terbuyarkan saat ada panggilan di ponsel pintar nya.
'Akmal'
Tanpa menunggu lagi, Rama langsung menerima panggilan tersebut dan mendengarkan apa yang di bicarakan oleh sang Asisten.
Cukup lama mereka berbincang dan Rama menyudahi nya setelah dirasa cukup.
"Hanya Bunda lah satu-satu nya kunci yang tau siapa dalang itu"
...***************...
Matahari menampakan dirinya dengan sangat indah di sertai cahaya yang cukup menghangatkan tubuh semua orang.
Para pelayan sudah sejak tadi melakukan pekerjaannya, begitupun dengan Bibi Ambar yang sudah berkutat dengan peralatan masak di dapur.
Tap.
Tap.
"Aisyahhh"
Rama memanggil sang Istri dengan suara lantang dan sangat menggema.
Karin yang kebetulan ada di dekat ny pun langsung menghampiri sang Tuan muda.
"Maaf Tuan muda, Nona Aisyah sakit dan dia akan mengerjakan pekerjaannya nanti setelah jam makan siang"
Karin berucap dengan sangat gugup dan takut, dia lalu pergi setelah mendapatkan kode dari sang Tuan.
Rama langsung masuk ke ruang makan, dia akan sarapan dan akan pergi ke perusahaan yang sedang ada masalah.
*
Rama pergi setelah Akmal menjemputnya, dia membuka berkas yang berisi data si pelaku pengambilan dokumen penting.
"Dia adalah sepupu dari Wandi, Ayah Nona Aisyah"
Ck.
Rama berdecak , dia melemparkan berkas itu dan mengambil ponsel nya.
"Cari tau kembali tentang Aisyah Maheswari"
Tut.
Rama menatap lurus ke depan, dia merasa ada kesalahan disini tanpa dia ketahui dan rasakan.
Hingga beberapa saat mobil yang di lajukan Akmal pun tiba di halaman perusahaan.
Rama dan Akmal datang sangat pagi dengan sengaja, mereka akan menemui pelaku tersebut yang kemungkinan akan datang untuk mengikuti laporan bulanan.
"Siapkan semuanya dengan matang, dan juga jangan lupa untuk fokus agar tak ada kesalahan lagi"
Rama mewanti-wanti Akmal agar tetap fokus dalam rapat laporan bulanan nanti, karena dia tidak mau kecolongan lagi.
Tepat jam 10 pagi, semua kepala divisi memasuki ruangan rapat dengan perasaan biasa saja dan tenang.
Karena apa? Karena memang mereka tak melakukan kesalahan apapun pada Boss ataupun perusahaan.
Semua nya sudah berkumpul begitupun dengan target yang akan Rama tangkap.
Rama dan Akmal pun masuk ke dalam, mereka akan melakukan rapat seperti biasanya lebih dulu sebelum penangkapan.
Satu persatu kepala divisi melaporkan semuanya, dan semuanya baik-baik saja serta berjalan normal.
Hingga akhirnya tibalah kepala divisi pemasaran, dia dengan lugas dan santai melaporkannya tanpa ada rasa takut maupun bersalah di wajah nya.
"Rapat selesai, namun jangan ada yang keluar ruangan dulu"
Glek.
Deg.
Mereka menelan ludah kasar dan jantung yang sangat berdegup kencang.
Entah apa yang terjadi sehingga mereka di tahan di sana oleh sang Boss.
Ceklek.
Pintu terbuka dan masuklah beberapa orang polisi beserta pengawal dari Rama.
"Kemarin, pihak perusahaan kehilangan dokumen penting untuk di berikan pada perusahaan asing. Dan di antara kalianlaj yang mengambil serta menukarkannya dengan yang lain"
"Maka, Tuan muda hari ini akan menyuruh membawa nya dan meringkusnya"
Akmal bersuara dengan lantang dan juga tegas, hingga membuat mereka ketakutan walaupun tidak melakukan hal tersebut.
Hingga pada akhirnya, polisi menangkap kepala divisi pemasaran dan langsung memborgol nya.
"Jangan mengelak lagi karena semua bukti sudah saya kantongi"
Rama berucap dengan tegas dan sorot mata yang nyalang, dia bahkan bangkit dari duduk nya dan menghidupkan layar besar di hadapan mereka.
Deg.
Deg.
'Bagaimana bisa aku seceroboh itu'
Pikir nya dengan sangat ketakutan, tak ada lagi untuk kabur ataupun mengelak pada sang Tuan muda.
"Jangan bawa saya, Tuan tolong ampuni saya"
Pria itu terus berteriak meminta tolong, namun tak di dengarkan oleh Rama sama sekali.
Hingga suara itu menghilang dengan seiringnya kepergian dia bersama para polisi dan pengawal.
"Ini untuk pelajaran bagi kalian, bagi siapa saja yang melakukan pengkhianatan maka bukan hanya penjara yang akan menanti nya"
Setelah mengucapkan hal itu, Rama bersama Akmal pergi dari sana meninggalkan peserta rapat dengan lega.
"Gila, dia berani sekali menipu disini"
"Hah kau benar, dia tidak takut kalau Tuan muda akan memenggal kepala nya"
Mereka keluar dengan berbisik-bisik, tak ada yang berani melakukan hal sefatal itu disana. Karena mereka tau bagaimana sadis nya Tuan muda mereka.
Bukan hanya mereka yang bisik-bisik, bahkan karyawan yang sempat melihat penangkapan itu pun mulai berbisik dan gosip.
"Pasti berujung sengsara"
"Bukan hanya sengsara, tetapi merana"
Mereka kembali bekerja sebelum mendapatkan teguran dari sang atasan.
Sedangkan yang lain pun sama, mereka hanya akan mencari aman daripada mencari keributan bersama sang Boss.
*
Akmal dan Rama sudah bersiap untuk pergi ke tempat dimana sang klien meminta bertemu.
Mereka akan meluruskan semua masalah ini sampai tuntas.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nurr Amirr🥰💞
Salam hangat... Aku mampir d karyamu thorrrr🥰🥰🥰🥰....
2023-06-28
0