Tak..tak..tak
Suara sepatu Micha begitu nyaring dirinya sudah berpakaian rapi hanya saja cara berpakaian Micha membuat sang kakek dan neneknya yang sedang santai di ruang tengah menatapnya dengan heran. Karena saat ini Micha berpakaian ala sekertaris hanya saja pakaiannya sangat tidak modis, bukan seperti gaya Micha yang biasanya di tambah riasan polosnya. Namun semua itu tetap tak menghalangi kecantikannya.
“Micha?! Ini benar cucu Nenek?!” Tanya sang Nenek yang masih tak percaya apa yang sedang di lihatnya.
“Ada apa denganmu Micha?! Kenapa berpakaian seperti itu dan make up kamu begitu polos.” Imbuh sang Kakek yang tak kalah heran.
Micha hanya tersenyum kecil dan mulai mendekati sang nenek dan bergelayut manja.
“Kek..Nek Micha dandan seperti ala kantoran ini karena Micha ingin melamar pekerjaan.” Ucap Micha yang belum selesai sudah di potong oleh sang kakek.
“Kakek kan masih punya anak perusahaan Alexander sayang, kamu bisa jadi pimpinan di salah satu perusahaan Kakek. Kenapa kamu harus repot-repot melamar pekerjaan.”
“Benar apa yang di katakan oleh kakekmu Micha sayang.”
“Kakek..Nenek karena itulah Micha seperti ini, Micha ingin mandiri dan menghasilkan uang dengan jerih payah Micha sendiri. Micha tidak ingin koneksi dari Kakek Nenek ataupun dari Papa dan Mama juga. Kakek dan Nenek setuju kan?” Ucap Micha dengan nada manjanya sehingga membuat sang kakek dan neneknya hanya menghela nafasnya.
“Jika kami setuju apa Papa dan Mamamu juga akan setuju?” Tanya sang Nenek lagi.
“Asal Kakek dan Nenek setuju itu sudah cukup untuk Micha, Papa dan Mama juga tidak akan bisa membantah keinginan Micha kan Nek?” Ucapnya sambil tersenyum jahil.
Sang nenek hanya menggeleng-nggelengkan kepalanya, karena dia tahu anaknya Zayn dan menantunya Alice tidak akan bisa menolak apapun keinginan Micha.
“Baiklah, terserah Micha saja jika nanti kamu benar-benar butuh bantuan, jangan sungkan bilang sama Nenek dan Kakek ya.” Ucap sang Nenek lembut.
“Terima kasih Nenek.” Ucap Micha sambil memeluk sang nenek.
“Kakek tidak nih?” Ucap sang Kakek seolah merasa cemburu yang dipeluk cucunya hanya sang nenek.
“Iya..iya Kakek juga, terima kasih banyak Kakek.” Jawab Micha lalu bergantian memeluk sang kakek.
“Ya sudah Kek, Nek Micha berangkat dulu untuk melamar di Perusahaan Arion Group ya, disana sedang membuka banyak lowongan pekerjaan, doakan Micha ya Nek Kek.” Ucap Micha berpamitan dengan kakek neneknya.
“Ah..perusahaan yang sedang lagi ramai karena pemimpinnya ada empat pria tampan itu ya.” Ucap sang Kakek mengingat saat melihat berita kemarin.
“Apa iya Kek? Micha malah belum tahu, hanya tahu kalau perusahaan itu gajinya dan tunjangannya terjamin makanya Micha ambil kesempatan ini untuk melamar disana.”
“Ya sudahlah Micha segera berangkat saja keburu terlambat nanti.” Ucap sang Kakek memperingatkan Micha.
“Baik Kek, Micha berangkat ya Nek.”
“Hati-hati sayang.” Ucap mereka serentak.
Setelah berpamitan pada keduanya Micha melenggang pergi menggunakan motor matic kesayangannya untuk menuju Perusahaan Arion Group. Detak jantungnya terasa berdegup kencang karena gugup, untuk pertama kalinya Micha ingin merasakan kehidupan yang sebenarnya menjadi orang biasa. Sesampainya di Perusahaan Arion Group Micha semakin gugup karena disana sudah banyak sekali orang yang menunggu untuk melamar pekerjaan juga, mungkin sudah ada ratusan bahkan ribuan orang yang mengantri sejak pagi buta tadi untuk memperebutkan posisi yang saat ini sedang dibutuhkan oleh perusahaan ini.
Trap trap trap trap
Suara denting sepatu nyaring terdengar semua orang yang berada di lorong ruangan itu menatap tiga pimpinan dari Perusahaan Arion Group berjalan dengan gagahnya membuat semua para gadis yang sedang menunggu panggilan untuk wawancara terpesona dengan ketampanan dan kegagahan ke tiga pria ini. Kecuali Micha yang terus mengabaikan keberadaan mereka dan sibuk berkutat dengan handphonenya, dirinya memang selalu risih jika ada pria tampan yang banyak di puja-puja oleh para wanita, kebanyakan dari mereka pasti playboy sejati dan suka mempermainkan perasaan wantia saja.
“Huh...dasar sok tampan, mentang-mentang muka tampan dan kaya langsung tebar pesona.” Gumam Micha dalam hatinya.
Jarvis yang melihat Micha mengabaikan keberadaan mereka pun langsung berbuat jahil padanya. Jarvis pura-pura tersandung sehingga kopi yang berada di tangannya mengenai sepatu Micha. Micha terkejut dan hampir memaki Jarvis akan tetapi Micha langsung mengubah ekspresinya.
“Mohon maaf Pak, kopi anda tumpah karena anda tersandung sepatu saya.” Ucap Micha datar sambil membungkukkan badannya.
“Gadis ini menarik juga, padahal ekpresi sebelumnya dia akan marah dan kesal tapi langsung di ubah dengan wajah datarnya.” Gumam Jarvis dalam hatinya.
“Tak apa, ini hanya kopi.” Jawab Jarvis sedikit dengan nada meledek.
“Jarvis..!!” Ucap Wilfred menatap tajam Jarvis.
Jarvis tahu arti dari tatapan Wilfred yang tidak suka kalau dirinya menjahili calon karyawan ini.
“Oke-oke.” Ucap Jarvis malas dan membulatkan matanya.
Sedangkan Jaxson hanya diam tanpa peduli, ketiganya terus melenggang pergi menuju ruangan wawancara para calon karyawan ini.
“Argghh...!!! Jika bukan karena kamu pimpinan disini, aku pasti udah maki habis-habisan, yang salah siapa yang harus minta maaf juga siapa.” Gerutu Micha lirih.
Di dalam ruangan wawancara Axelle ternyata sudah duduk tenang berkutat dengan laptop yang ada di hadapannya.
“Udah dari tadi sampai?” Tanya Jaxson pada Axelle.
“Hmm.” Jawabnya singkat.
Bruukk
Axelle melemparkan tumpukkkan lamaran pekerja di depan ketiganya.
“Apa ini Axe?” Tanya Wilfred.
“Tolak.” Jawabnya singkat.
“Wah..wah..sudah sebanyak ini kamu pilah untuk di tolak Axe.” Imbuh Jarvis.
Tanpa di perintahkan lagi oleh Axelle, Jaxson langsung mengambil berkas tumpukan itu dan di berikan pada sekertaris umum yang bertugas di luar ruangan. Sekertaris itu langsung memanggil satu persatu nama yang berada di berkas itu. Sebelumnya mereka yang terpanggil sudah sangat gembira tetapi kenyataan mereka harus pulang dengan menangis karena tidak di terima di Perusahaan Arion Group.
Micha semakin gugup karena sudah puluhan pelamar banyak yang di tolak, kini di ruangan itu sisa sekitar 15 orang saja. Satu persatu pun di panggil memasuki ruangan untuk wawancara, Micha mendapat urutan nomor tujuh.
“Micha Alexander.” Panggil seorang sekertaris umum.
“Ya.” Jawab Micha singkat.
Dirinya dengan gugup memasuki ruangan tersebut.
Ceklek
“Micha Alexander?!” Ucap Axelle yang memanggil nama Micha dengan nada bertanya.
“Iya Pak.” Jawab Micha dengan sigap.
“Kamu dari keluarga Alexander?” Tanya Axelle lagi.
“Ah..itu..bukan Pak hanya nama belakang saya memang sama, tapi saya hanya gadis biasa Pak.” Jawab Micha gugup.
“Axe kamu lihatlah penampilannya, bagaimana bisa dia itu dari keluarga Alexander.” Ucap Jarvis meremehkan.
“Kamu bisa kuliah di USA?”Tanya Axelle lagi.
“Iya Pak, saya mendapat beasiswa untuk kuliah disana.” Jawab Micha dengan percaya diri.
“Apa tujuan kamu bekerja disini?” Tanya Wilfred dengan sopan.
“Untuk menghasilkan uang Pak.” Jawab Micha dengan jujur dan polos.
Wilfred yang mendengar jawaban Micha sempat ternganga, kemudian menahan tawanya. Bagaimana tidak baru kali ini ada pelamar kerja yang begitu jujur mengutarakan niatnya langsung, karena kebanyakan dari mereka memberikan alasan dan ceramah yang panjang untuk tujuannya masuk dalam perusahaan ini.
“Gadis ini sebenarnya pura-pura polos atau memang bodoh.” Gumam Axelle dalam hatinya.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
Jangan lupa dukung author ya.
Klik 👍 Klik❤️ Klik 5 🌟 dan jangan lupa Vote nya juga.
Terima Kasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
susi 2020
😲😲😲👍
2023-03-11
0
susi 2020
🥰🥰😍
2023-03-11
0
Tyaz Wahyu
axelle jodohmu micha 🤭
2022-09-28
0