4. Meliput Fashion Show Biyan

Saat di lift kantor menuju lobi dan parkiran, kami berpapasan dengan teman - teman dari media lain yang satu grup. Sepertinya perjalanan gosip yang kita buat siap dimulai.

Mas Raka dengan santainya masih menggenggam tanganku sambil menyapa para petinggi dan beberapa temannya di grup yang ketemu di lobi. Oh god! Aku memang harus siap ini.

Benar - benar percuma menghindar makan siang dua kali dengannya, tapi dengan asyiknya dia memamerkan kemesraan palsu pada mereka. Dari masih di kantor hingga lobi aku ketawa kecil terus, bukan karena senang jalan bersama Mas Raka tapi karena kekonyolan dan rencana gila kita. Bikin gosip, hahahaha.

Pas menuju parkiran, kami ketemu Mas Zaki koordinator fotografer dan Tyo yang bertanggung jawab pada rubrik gadget, pulang dari liputan. Aku melihat tampang mereka sempat kaget. Aku langsung bilang ke mereka kalau mau liputan ke fashion show. Hmmm sepertinya aku harus siap di wawancara oleh dua cowok ini.

Di mobil Mas Raka, kembali dia menyetel lagi lagu Roxette, It Must Have Been Love. Aku pun langsung komentar, " Mas Raka lagi ngebayangin jadi Richard Gere di Pretty Woman ya? Lagunya ini terus Mas. Ketawan banget sih anak jadul."

"Hahaha imajinasimu bagus juga ya. Kamu mau jadi Julia Robert-nya?"

"Wadaw! Makasih makasih makasih Mas tawarannya. Saya jadi Kak Ros di Upin Ipin aja deh."

"Jauh bener perbandingannya San. Itu sih yang suka Abel tonton, bukan Papanya."

"Udah ah Mas, pembicaraannya diganti aja. Nyerempet-nyerempet mulu sih."

"Loh, nyerempet gimana sih? Ya sudah bagaimana kalau saya ganti, apakah kamu mau jadi mamanya Abel?" tanyanya sambil menjalankan mobil.

"Mas, jangan ngaco ah. Saya tuh ga suka bahas soal pasangan - pasangan kayak gini," ujarku terus terang.

"Kamu punya trauma ya?"

Aku menjawabnya dengan anggukan dan setelahnya aku diam.

"Oke, saya tidak membahasnya lagi, saya menghargai pilihan kamu."

"Thanks mas pimred."

"Kamu tuh ngocol juga ya. Jarang - jarang loh saya tertawa seperti tadi waktu diruangan saya. Kamu memancing saya untuk rileks, makanya keluarlah kata - kata papa mama tadi," ucapnya sambil tersenyum.

Akupun kembali tertawa ingat kejadian di kantor. "Mas, saya besok bakalan banyak ditanyain nih, serambit sama pimred."

"Hahaha sudahlah, biarkan saja. Kita lihat saja besok."

Jalan raya Jakarta ramai lancar, perjalanan menuju Hotel Dharmawangsa mencapai satu setengah jam.

Sesampainya di hotel, kami langsung ketempat konpers untuk daftar dan mendapatkan ID tanda khusus media peliput. Setelahnya aku pun menerima press release dan tas goody bag, lalu kami pun masuk ruangan. Sudah ada banyak teman - teman dari media lain. Aku pun mencari tempat duduk yang di pinggir, biar kalau Mas Raka mau motret tidak susah keluar masuk.

Sambil menunggu konpers, kita disajikan aneka makanan kecil. Konpers pun dimulai jam setengah enam sore. Sekitar 45 menit konpers dengan Biyan yang didampingi para sponsor pun usai, itu pun ditambah dengan one on one interview dengan televisi.

Kita pun sekarang ditawarkan menuju lobi ballroom. Tapi Mas Raka mengajak ke cafe di hotel itu sampai waktunya show. "San, yuk ngopi di Majapahit Lounge saja, sambil nunggu jam 7 malam."

"Boleh mas. Yuk."

Kami pun ngopi-ngopi sambil ngobrol ngalor ngidul. Selama ini aku enggak tahu kalau ternyata Mas Raka tuh asyik juga orangnya.

"Mas, jujur ya, Senin kemarin saya baru tahu loh kalau Mas Raka hatinya tidak sekaku yang kami fikirkan selama ini. Selama ini tuh kita sering tegang kalau rapat redaksi Mas."

"Oh ya? Setidak nyaman itukah kalian terhadap saya?"

"Iyes. Terutama kita yang cewek - cewek, suka deg-degan, karena mas mau positif atau negatif hasilnya mukanya datar banget."

"Terima kasih ya kamu sudah mau terbuka, saya akan coba lebih ramah dan ekspresif seperti kamu deh."

"Yaa jangan seperti saya juga dong Mas, nanti dipikir saya ada apa-apa beneran lagi sama Mas Raka. Udahlah main mama papa-nya hari ini aja karena kita sarimbit," aku dan Mas Raka pun kembali tertawa.

"Hahaha kita lihat alurnya aja ya. Biar saya juga bisa dekat dengan teman - teman yang lain. Tapi memang baru kamu loh cewek yang berani ceplas ceplos, ga ada takutnya mengungkapkan isi kepala kamu ke saya di kantor."

"Saya terkadang memang nekat sih. Hahaha ya sudah yuk Mas, kita ke ballroom, Mas Raka juga harus ngetekin posisi kamera."

"Yuk. Perlu kita pegangan tangan San?"

"Haish," kataku menepis tangannya.

***

Para tamu fashion show masuk ke dalam ballroom jam 20.15. Peragaan dimulai menjelang jam 21.00. Ini hal yang biasa dalam dunia fashion, karena para tamu undangan ketika dipanggil untuk masuk banyak yang masih menikmati hidangan.

Interior ballroom diubah layaknya hutan, banyak pohon - pohon besar dengan daunnya yang hijau. Di bagian bawah ditutupi dengan daun seakan daun yang berguguran. Bau tanaman dan tanah basah pun tercium jelas seakan kami benar - benar berada di dalam hutan dengan suasana yang gelap.

Setelah semua mendapatkan tempat duduknya,

Becky Tumewu sebagai MC membuka acara yang diawali dengan pemberian bunga dan cendramata kepada para sponsor sebagai tanda terima kasih. Lalu diberitahukan bahwa peragaan dibagi atas empat sequel dengan total 89 koleksi.

Dengan background panggung yang juga tema hutan, yang banyak pepohonan dan sedikit gelap, para model terlihat mulai memperagakan busana yang terbuat dari berbagai material kain seperti, satin silk, raw silk, lace, tafeta, dengan bermain detail berupa mutiara, kristal Swarovski, dan bordir. Disaat jeda antara sequel dua ke sequel tiga para pecinta fashion dihibur dengan suara merdu Titi DJ yang juga tampil dengan outfit karya Biyan.

Disaat Titi menyanyikan lagunya yang kedua, para peragawati pun kembali tampil memperlihatkan aneka koleksi gaun cantik nan feminin pertanda koleksi sequel ketiga dimulai.

Peragaan terus berlangsung tanpa jeda hingga sequel ke empat. Diakhiri dengan jalannya model cantik Almira diatas panggung menampilkan ball gown satin silk dengan warna biru dongker dengan bahan lace dihiasi aneka bordiran serta print berupa dahan dan daun yang menyebar abstrak.

Kemudian Becky memanggil Biyan sebagai empu acara untuk tampil ke panggung dan menerima karangan bunga dari para kolega, sahabat, dan pecinta fashion-nya. Para peragawati pun tampil kembali dalam bentuk parade dan mereka berhenti untuk pose di panggung. Lampu pun mati, dan fashion show pun selesai.

Total waktu peragaan menghabiskan waktu sekitar satu jam lima belas menit.

Saat pecinta fashion mulai banyak yang keluar dan mulai sedikit sepi, aku menghampiri pit fotografer menghampiri Mas Raka. Daripada cari- carian diluar pasti lebih riweh, lebih baik langsung didatengin dan menuju parkiran bareng.

Setelah Mas Raka menutup ranselnya dan menenteng monopod-nya kami pun pamit ke teman-teman fotografer yang lain dan langsung jalan menuju parkiran.

Oh ya, kami parkir di belakang, di apartemen Dharmawangsa. Tadi jaga-jaga parkir di hotel penuh. Ternyata parkir dibelakang pun sedikit antri, walaupun tidak seramai parkir di hotel.

Saat menunggu antrian keluar, aku melihat gerak gerik mas Raka yang mau menyalakan musik. Aku langsung nyeletuk, "Mas please, jangan lagu Roxette lagi."

"Kamu mau dengar siapa malam-malam begini?"

"Tulus aja mas. Lagunya enak-enak, Sandra suka."

"Oke sebentar ya, saya cari dulu di sportify."

"Mas, Sandra boleh tidur ga?"

"Eeh enak aja, emangnya saya supir, saya kan juga gak tahu rumah kamu. Terus minta disetelin Tulus buat tidur gitu?"

"Hahahaha ya enggak Mas. Oh iya, Mas Raka belum tahu rumah Sandra ya. Jangan sensitif gitu ah, kayak cewek lagi PMS aja nih."

"Tapi kalau kamu mau jadi Mamanya Abel, kamu boleh tidur kok. Aku serius loh San ngomong ini. Aku bicara sama kamu kayaknya selalu happy, kamu bisa bikin aku tersenyum, tertawa, semuanya seperti lepas."

"Mas maaf, saya masih belum tertarik untuk memiliki pasangan. Gak mau mikirin juga Mas. Kalau mas bisa happy karena Sandra, ya bagus, tandanya sebagai anak buah Sandra berhasil membahagiakan bosnya, jadi bosnya gak stres."

"Ya sudah gapapa. Meskipun saya jadi sedih nih enggak bisa memiliki wanita idola saya."

"Halah lebay ah. Sudah ah, ga usah dibahas."

Akhirnya mobil kami pun bisa keluar dari area parkir. Jalanan Jakarta tengah malam seperti ini cukup sepi.

Dimobil kami lebih banyak diam, hanya kadang-kadang bicara. Aku berusaha menahan kantukku.

Aku sampai rumah sekitar jam 12 tengah malam. Begitu aku masuk pagar, Mas Raka pun langsung pulang tanpa mampir dulu.

***

Terpopuler

Comments

Musfa Ningsih Karyadi

Musfa Ningsih Karyadi

syukaaaaaaaaaa

2020-12-10

0

Sani Maulani

Sani Maulani

udah kebaca ceritanya pasti menarik lanjuuut

2020-08-19

2

Tatas Gumirawati

Tatas Gumirawati

ceritanya menarik......jadi lanjut bacanya

2020-07-30

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pemimpin Redaksi Kami
2 2. Rapat Redaksi
3 3. Menggunakan Baju Satu Tema
4 4. Meliput Fashion Show Biyan
5 5. Rapat Final edisi Agustus
6 6. Bocoran dari Gita
7 7. Persiapan Pemotretan
8 8. Pemotretan Fashion Spread
9 9. Nasi Goreng Kebon Sirih
10 10. Milih Foto
11 11. Ke Butik Hamy dengan Bimo
12 12. Butik Hamy
13 13. Ceritamu
14 14. Dipanggil ke Ruang Pimred
15 15. Ceritaku
16 16. Side Job Kami
17 17. Bermain Ombak
18 18. Senyummu Meruntuhkan Dunia!
19 19. Cincin?
20 20. Ke Spa
21 21. Ke Lombok
22 22. Rapat Penugasan
23 23. Liputan pertama di Lombok
24 24. Lombok (1)
25 25. Lombok (2)
26 26. Curhat di Sore Hari
27 27. Kerja, Kerja, Makan
28 28. Obrolan Malam Hari
29 29. Marah
30 30. Sandra VS Pimred
31 31. Liputan Terakhir di Lombok
32 32. Sandra VS Mas Bimo
33 33. Bimo POV (1)
34 34. Bimo POV (2)
35 35. Membuka Hati
36 36. Kesepakatan
37 37. Ke Rumah Mas Bimo
38 38. Ulang Tahun Abel
39 39. Kunjungan Orang Tua Bimo
40 40. Curhatan Sahabat
41 41. Lamaran
42 42. Rencana
43 43. Bertengkar
44 44. Kabur
45 45. Curhat sahabat
46 46. Video Call dengan Mas Raka
47 47. Nasehat untuk Bimo
48 48. Memaafkan
49 49. Pulang
50 50. Nikah? Yes! Repot? No!
51 51. Mas Raka
52 52. Aimi ke Kantor
53 53. Rapat Pernikahan
54 54. Belanja Kebutuhan Paviliun
55 55. Redaksi Heboh
56 56. Curhatan Mas Raka
57 57. Akad Nikah
58 58. Resepsi
59 59. Ungkapan Hati Sandra
60 60. Adaptasi
61 Pengumuman - New Novel
62 61. Pillow Talk
63 62. Sandra Yang Tidak Bisa Diam
64 63. Resign? Oh No!
65 64. Siapa wanita itu?
66 65. Tinggal di Apartemen
67 66. Kangen Sandra
68 67. Isabel si Pengacau
69 68. Semua untuk Sandra
70 69. Sandra oh Sandra
71 70. Kami Bahagia
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Pemimpin Redaksi Kami
2
2. Rapat Redaksi
3
3. Menggunakan Baju Satu Tema
4
4. Meliput Fashion Show Biyan
5
5. Rapat Final edisi Agustus
6
6. Bocoran dari Gita
7
7. Persiapan Pemotretan
8
8. Pemotretan Fashion Spread
9
9. Nasi Goreng Kebon Sirih
10
10. Milih Foto
11
11. Ke Butik Hamy dengan Bimo
12
12. Butik Hamy
13
13. Ceritamu
14
14. Dipanggil ke Ruang Pimred
15
15. Ceritaku
16
16. Side Job Kami
17
17. Bermain Ombak
18
18. Senyummu Meruntuhkan Dunia!
19
19. Cincin?
20
20. Ke Spa
21
21. Ke Lombok
22
22. Rapat Penugasan
23
23. Liputan pertama di Lombok
24
24. Lombok (1)
25
25. Lombok (2)
26
26. Curhat di Sore Hari
27
27. Kerja, Kerja, Makan
28
28. Obrolan Malam Hari
29
29. Marah
30
30. Sandra VS Pimred
31
31. Liputan Terakhir di Lombok
32
32. Sandra VS Mas Bimo
33
33. Bimo POV (1)
34
34. Bimo POV (2)
35
35. Membuka Hati
36
36. Kesepakatan
37
37. Ke Rumah Mas Bimo
38
38. Ulang Tahun Abel
39
39. Kunjungan Orang Tua Bimo
40
40. Curhatan Sahabat
41
41. Lamaran
42
42. Rencana
43
43. Bertengkar
44
44. Kabur
45
45. Curhat sahabat
46
46. Video Call dengan Mas Raka
47
47. Nasehat untuk Bimo
48
48. Memaafkan
49
49. Pulang
50
50. Nikah? Yes! Repot? No!
51
51. Mas Raka
52
52. Aimi ke Kantor
53
53. Rapat Pernikahan
54
54. Belanja Kebutuhan Paviliun
55
55. Redaksi Heboh
56
56. Curhatan Mas Raka
57
57. Akad Nikah
58
58. Resepsi
59
59. Ungkapan Hati Sandra
60
60. Adaptasi
61
Pengumuman - New Novel
62
61. Pillow Talk
63
62. Sandra Yang Tidak Bisa Diam
64
63. Resign? Oh No!
65
64. Siapa wanita itu?
66
65. Tinggal di Apartemen
67
66. Kangen Sandra
68
67. Isabel si Pengacau
69
68. Semua untuk Sandra
70
69. Sandra oh Sandra
71
70. Kami Bahagia
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!