2. Rapat Redaksi

Begitu masuk ruang rapat langsung terdengar lagu Roxatte, It Must Have Been Love. Aku pun berpandangan dengan Rai, kami sama-sama bingung, tumben diruang rapat ada musik.

Kami mendapatkan jawabannya ketika kami melihat pimred tercinta sudah duduk manis disana sendirian.

"Pagi Mas," ucap kami bersamaan dengan teman-teman yang lain yang tadi bersamaan ke ruang rapat.

"Pagi semua. 10 menit lagi ya kita mulai rapatnya."

"Oke Mas", "siap", "boleh Mas". jawab kami bersamaan dengan jawaban yang berbeda.

"Semua sudah siap kan?"

"Belum datang semua Mas."

"Heem."

"Mas lagi jatuh cinta ya? Lagunya asyik bener," kata Tito, salah satu fotografer andalan majalah kita.

"Mau tahu aja atau mau tahu banget kamu To?"

"Wadaw!" refleks Wea teriak.

Mas Raka hanya senyum - senyum.

Eits, mata Mas Raka menatapku, dengan tatapan datar. Kok kayaknya aku bakalan kena masalah nih.

"Oke kita review dulu majalah yang kemaren ya. Mulai dari peristiwa, saya lihat untuk edisi ini bagus, data - data dan narasumber yang Ruby dapatkan oke. Materi yang digali juga dalam. Saya mau edisi besok juga seperti ini ya Bi."

"Iya Mas, saya usahakan," kata Ruby.

"Untuk kuliner kok saya merasa halamannya kurang ya, jadi foto yang ditampilkan juga kurang banyak dan masih bisa lebih dalam juga pembahasannya. Padahal menurut saya, kuliner edisi ini menarik."

"Mulai edisi mendatang, kuliner seperti edisi lalu ya Rai, tapi halamannya ditambah dua halaman. Nanti saya cari halaman apa yang akan dikurangi.

" Untuk edisi mendatang liputan kuliner fotografernya Tito, ya!" kata Mas Raka.

"Baik Mas," kata Raisa.

"Wea, untuk halaman kecantikan saya lihat kurang sedikit 'centil'. Untuk curly rambut, harusnya jangan selalu fokus ke wanita yang sudah bekerja atau menikah aja, meskipun untuk mama muda, coba kamu buat juga yang untuk mahasiswi, jadi ada yang girly. Satu subyek dua pembahasan."

"Oke Mas, untuk edisi mendatang saya perbaiki."

"Sandra, untuk halaman mode coba diperbanyak liputan fashion show desainer atau misalnya pas gak ada show, kamu wawancara khusus desainer. Bisakan?"

"Bisa Mas."

"Oke, edisi besok kalau halaman yang ngulas mode kurang, kamu isi wawancara ya."

"Baik Mas."

Rapat kali ini kami jauh lebih rileks, mungkin karena suasana hati pimrednya yang lagi bagus, apalagi habis dengar lagunya Roxette. Intinya rapat jauh dari tegang. Untuk edisi yang kemarin pun hanya dapat masukan sedikit. Terlihat isi majalah sesuai rencana.

Untuk rencana edisi berikutnya pun begitu. Ide aku lolos dan bisa langsung aku kerjakan. Tadi aku menawarkan koleksi baju Hamy dan Monica. Tadi aku jelaskan garis desain terbaru mereka dan konsep pemotretan serta layout yang seperti apa.

Mas Raka tadi minta kalau ada fashion show, dia mau yang motret. Ini antara musibah apa anugerah ya? Beda tipis sih. Bukan apa-apa, gerak gerik aku pasti terbatas. Aku harus jaga image dong ke atasan, ga enak cekakak cekikik sama teman - teman sesama jurnalis dari media lain.

Ide Raisa pun yang menu 17-an diterima. Ide Anisa seputar kesehatan menjaga reproduksi wanita dengan wawancara dokter kandungan pun di acc. Beberapa teman lainnya masih abu-abu. Hal ini karena belum berani memberikan kepastian, seperti cover, seleb, dan rubrik inovasi dan prestasi yang mau diisi dengan wawancara youtuber yang berprestasi, bukan youtuber yang tidak mendidik.

Mas Hadi kulihat sibuk diskusi dengan Mas Raka sebelum membacakan hasil rapat hari ini, yang nantinya akan disebar via email ke semua staf redaksi.

Sedangkan kami, berbincang ala kadarnya membahas ide - ide kami dan saling memberi masukan. Hingga Mas Hadi memberi kode untuk tenang. Dia pun membacakan hasil rapat hari ini dan mengumumkan rapat pematangan untuk edisi mendatang Senin depan.

Kami dipersilahkan memberi ide atau masukan untuk isi rubrik yang belum di acc sehingga selesai rapat minggu depan diharapkan semuanya sudah beres, dan tinggal dikerjakan serta liputan.

Setelah rapat ditutup, aku mendapat WA dari mas Hadi untuk tidak keluar dulu dari ruang rapat. Jeng jeng! Aku berharap tidak ada masalah dengan pekerjaanku.

Setelah semua temanku keluar, tinggallah kami bertiga. Aku, Mas Hadi, dan Mas Raka. Kemudian Mas Raka bicara, "Hadi, tinggalkan saya berdua dengan Sandra."

Deg-degan dong. Percaya deh, diotak aku banyak pertanyaan, intinya: 'ada apa?', 'aku abis bikin salah apa?'.

"Untuk halaman fashion show edisi mendatang, saya ingin terlibat San. Jadi saya minta kita tektokan ya untuk rubrik ini."

"Dalam waktu dekat, ada fashion show siapa San?" Sedikit lega, ternyata hal ini yang ia bicarakan.

"Ada event Indonesian Fashion Week, itu lima hari full ada fashion show dari siang sampai malam, di JCC. Lalu ada juga Annual Show Biyan di Hotel Dharmawangsa. Ini yang sudah ketahuan dan yang besar ya Mas, kalau yang di mol saya minta press release sama foto saja rencananya."

"Heem oke, saya nanti yang motret pas Biyan ya. Biasanya dia matangkan, sampai konsep panggung dan suasana tempat nonton digarap serius."

"Banget mas. Suka ngasih kejutan tak terduga, dan kita merasakan atmosfer yang dia mau."

"Oke, note ya San."

"Siap mas. Terus ada lagi Mas?"

"Kamu buru - buru amat San. Ada janji?"

"Eh, enggak kok mas." Saya tuh, grogi mas, tahu gak sih.

"Kamu mau saya setelin musik lagi? Biar bisa ngobrol santai?"

"Haiyah! Iseng deh! Sekalian aja traktir saya makan siang Mas," jawabku asal jeplak.

"Eh boleh. Yuk kita makan siang diluar aja yuk," kata Mas Raka antusias.

"Jiaah, Mas Raka kenapa serius sih? Sandra bercanda Mas."

"Gapapa, Abel hari ini langsung di jemput supir ke rumah Eyangnya."

"Maaf Mas, Sandra gak bisa, mau mulai nyiapin konsep buat fashion spread," ucapku yang merasakan sikap Mas Raka yang tahu - tahu berubah kepadaku. Semoga alasan kerjaan ini bisa menyudahi ajakan yang bikin dag dig dug der.

"Ya sudah, kalau alasan kamu itu. Oke, jangan lupa kita tektokan untuk halaman fashion show ya."

"Baik mas. Sandra ke meja Sandra ya Mas," kataku yang bersyukur gak jadi makan siang bareng Mas Raka. Bukan apa - apa, kebayang aja betapa canggungnya kami nantinya kalau makan berdua antara atasan dan bawahan.

"Oke!"

Aku pun meninggalkan Mas Raka sendirian di ruang rapat. 'Ah lega rasanya, bisa keluar dari ruang rapat,' kataku dalam hati.

***

Setelah makan siang di kantin bersama teman - teman, aku pun membuat konsep pemotretan, rencananya aku menyiapkan enam konsep pemotretan untuk Hamy dan Monica, total jadi 12 konsep. Khusus hari ini aku fokus ke konsep Hamy.

Baru selesai dua konsep plus satu konsep yang belum selesai, aku sudah capek dan mulai buntu. Pertanda harus berhenti bekerja.

Saat kulihat jam di dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Sebelum pulang, cek email dulu, siapa tahu ada undangan atau release dari desainer.

Ketika fokus membaca email, Tuti, office girl kantor datang menghampiriku dengan sepucuk undangan.

"Mba, ini tadi ada titipan dari resepsionis bawah."

"Oh ya Tut, Terima kasih."

Ternyata undangan Annual Show Biyan yang memang sedang kutunggu, karena minggu lalu aku sudah bicara sama asistennya, dan dia mengatakan hari ini akan mengirim undangan untukku dan atasanku.

Ingin tertawa sebenarnya, pimred diundang dan mendapatkan duduk di bangku VIP, tapi dia memilih untuk memotret dengan posisi berdiri. Terserah Mas Raka sih sebenarnya, doi mah bebas.

***

Terpopuler

Comments

yulia ari

yulia ari

aku dtg bw like semangatt, mari saling dukung 🙏

2020-07-05

2

Cocoon

Cocoon

Kita review dulu majalah yang kemaren ya.
Galfok dengan "kemaren" kirain "kasmaran". Ikutan terbawa lagu roxatte yang diputar sebelumnya 😂. Jadilah "majalah kasmaran"

2020-06-26

2

Black Rosa

Black Rosa

aku curiga ni sama mas raka... hmmmm

2020-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pemimpin Redaksi Kami
2 2. Rapat Redaksi
3 3. Menggunakan Baju Satu Tema
4 4. Meliput Fashion Show Biyan
5 5. Rapat Final edisi Agustus
6 6. Bocoran dari Gita
7 7. Persiapan Pemotretan
8 8. Pemotretan Fashion Spread
9 9. Nasi Goreng Kebon Sirih
10 10. Milih Foto
11 11. Ke Butik Hamy dengan Bimo
12 12. Butik Hamy
13 13. Ceritamu
14 14. Dipanggil ke Ruang Pimred
15 15. Ceritaku
16 16. Side Job Kami
17 17. Bermain Ombak
18 18. Senyummu Meruntuhkan Dunia!
19 19. Cincin?
20 20. Ke Spa
21 21. Ke Lombok
22 22. Rapat Penugasan
23 23. Liputan pertama di Lombok
24 24. Lombok (1)
25 25. Lombok (2)
26 26. Curhat di Sore Hari
27 27. Kerja, Kerja, Makan
28 28. Obrolan Malam Hari
29 29. Marah
30 30. Sandra VS Pimred
31 31. Liputan Terakhir di Lombok
32 32. Sandra VS Mas Bimo
33 33. Bimo POV (1)
34 34. Bimo POV (2)
35 35. Membuka Hati
36 36. Kesepakatan
37 37. Ke Rumah Mas Bimo
38 38. Ulang Tahun Abel
39 39. Kunjungan Orang Tua Bimo
40 40. Curhatan Sahabat
41 41. Lamaran
42 42. Rencana
43 43. Bertengkar
44 44. Kabur
45 45. Curhat sahabat
46 46. Video Call dengan Mas Raka
47 47. Nasehat untuk Bimo
48 48. Memaafkan
49 49. Pulang
50 50. Nikah? Yes! Repot? No!
51 51. Mas Raka
52 52. Aimi ke Kantor
53 53. Rapat Pernikahan
54 54. Belanja Kebutuhan Paviliun
55 55. Redaksi Heboh
56 56. Curhatan Mas Raka
57 57. Akad Nikah
58 58. Resepsi
59 59. Ungkapan Hati Sandra
60 60. Adaptasi
61 Pengumuman - New Novel
62 61. Pillow Talk
63 62. Sandra Yang Tidak Bisa Diam
64 63. Resign? Oh No!
65 64. Siapa wanita itu?
66 65. Tinggal di Apartemen
67 66. Kangen Sandra
68 67. Isabel si Pengacau
69 68. Semua untuk Sandra
70 69. Sandra oh Sandra
71 70. Kami Bahagia
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Pemimpin Redaksi Kami
2
2. Rapat Redaksi
3
3. Menggunakan Baju Satu Tema
4
4. Meliput Fashion Show Biyan
5
5. Rapat Final edisi Agustus
6
6. Bocoran dari Gita
7
7. Persiapan Pemotretan
8
8. Pemotretan Fashion Spread
9
9. Nasi Goreng Kebon Sirih
10
10. Milih Foto
11
11. Ke Butik Hamy dengan Bimo
12
12. Butik Hamy
13
13. Ceritamu
14
14. Dipanggil ke Ruang Pimred
15
15. Ceritaku
16
16. Side Job Kami
17
17. Bermain Ombak
18
18. Senyummu Meruntuhkan Dunia!
19
19. Cincin?
20
20. Ke Spa
21
21. Ke Lombok
22
22. Rapat Penugasan
23
23. Liputan pertama di Lombok
24
24. Lombok (1)
25
25. Lombok (2)
26
26. Curhat di Sore Hari
27
27. Kerja, Kerja, Makan
28
28. Obrolan Malam Hari
29
29. Marah
30
30. Sandra VS Pimred
31
31. Liputan Terakhir di Lombok
32
32. Sandra VS Mas Bimo
33
33. Bimo POV (1)
34
34. Bimo POV (2)
35
35. Membuka Hati
36
36. Kesepakatan
37
37. Ke Rumah Mas Bimo
38
38. Ulang Tahun Abel
39
39. Kunjungan Orang Tua Bimo
40
40. Curhatan Sahabat
41
41. Lamaran
42
42. Rencana
43
43. Bertengkar
44
44. Kabur
45
45. Curhat sahabat
46
46. Video Call dengan Mas Raka
47
47. Nasehat untuk Bimo
48
48. Memaafkan
49
49. Pulang
50
50. Nikah? Yes! Repot? No!
51
51. Mas Raka
52
52. Aimi ke Kantor
53
53. Rapat Pernikahan
54
54. Belanja Kebutuhan Paviliun
55
55. Redaksi Heboh
56
56. Curhatan Mas Raka
57
57. Akad Nikah
58
58. Resepsi
59
59. Ungkapan Hati Sandra
60
60. Adaptasi
61
Pengumuman - New Novel
62
61. Pillow Talk
63
62. Sandra Yang Tidak Bisa Diam
64
63. Resign? Oh No!
65
64. Siapa wanita itu?
66
65. Tinggal di Apartemen
67
66. Kangen Sandra
68
67. Isabel si Pengacau
69
68. Semua untuk Sandra
70
69. Sandra oh Sandra
71
70. Kami Bahagia
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!