Bab 4 Bunga Lily Berdarah

“Nona Elisa, Anda sudah kembali bekerja? Bukankah ini masih dalam masa cuti Anda? Anda tidak pergi bulan madu?”

Elisa, Wanita itu tersenyum kecut mendengar pertanyaan dari sekretarisnya. “Suamiku seorang dokter. Sulit baginya cuti untuk waktu yang lama, meskipun itu untuk cuti pernikahan,” jawab Elisa seadanya.

“Kembalilah bekerja. Jangan lupa antarkan laporan selama aku tidak di kantor,” ujar Elisa, kemudian melangkah pergi menuju ruangannya.

Setiba di ruangannya, Elisa langsung menghela nafas kasar. Duduk sambil menyangga dagunya. “Padahal sudah direncanakan dengan sempurna. Malta, candi-candi tua, pantai yang indah, bangunan kuno yang fotogenik. Aku

bahkan sudah membeli pakaian pantai baru, dan sudah membuat daftar tempat yang akan dikunjungi. Juga, itu tempat yang sempurna untuk inspirasi desainku. Bukankah itu sempurna? Tapi, kenapa harus gagal?”

Elisa bergumam-gumam. Terlihat jelas, hatinya diliputi kekesalan. “Dan kenapa juga sih harus ada urgent di saat hari bahagia kami? Apa tidak bisa setelah kami kembali dari bulan madu? Gerald juga! Menyebalkan sekali!” gumam kesalnya semakin menjadi.

“Sialan, sialan! Aku benci hal ini tapi … aku juga tidak bisa menghalanginya. Hah … Elisa … Elisa … ini resiko mencintai dan menikah dengan seorang Professor Gerald,” gumam Elisa lagi, diikuti dengan helaan nafas dan senyum dikulum.

Malam pertama mereka memang sudah terjadi. Tapi, momennya berbeda jika dilakukan di hari setelah malam pertama. Padahal waktu itu, tinggal sedikit lagi … tapi, ya sudahlah. Yang penting mereka sudah jadi suami dan istri, sudah seutuhnya. Dan ini sudah minggu kedua pernikahan mereka.

Gerald sudah aktif di rumah sakit 3 hari setelah pernikahan mereka. Waktu dua minggu itu, Elisa habiskan untuk menikmati masa awal pernikahan walaupun hanya di rumah saja dan tidak juga tidak sempurna seperti harapannya. Dan 3 hari belakang, Gerald juga pulang larut malam. Kembali kesal, mengapa Gerald mengambil spesialis  di departemen tersibuk rumah sakit?!

“Nona, berikut adalah laporan selama Anda tidak di kantor,” ucap Sekretaris Elisa, menyadarkan Elisa dari lamunan.

“Ah, letakkan saja di sana,” ucap Elisa.

“Anda melamun, Nona?”

Elisa mendengus senyum. “Aku hanya memikirkan suamiku. Sedang apa dia sekarang dan apakah ia sama denganku? Memikirkan dan merindukannya?”balas Elisa dengan tersenyum lebar.

“Haha, Nona bisa saja membuat saya iri. Sepertinya tanpa bulan madu pun, Anda tetaplah di mabuk cinta,” lakar Sekretaris Elisa.

Elisa terkekeh pelan. “Jangan menggodaku, kembalilah bekerja.”

“Baik, Nona.”

“Mengapa tidak mengunjungi Professor Gerald saja? Sebentar lagi jam makan siang, Nona?”ujar Sekretaris Elisa, menoleh ke arah jam dinding.

“Apa yang kau katakan?”tanya Elisa. Ya, pipinya semakin merah. Meskipun ingin, Gerald pasti sangat sibuk. Tadi saja sudah berangkat sebelum fajar.

“Mau saya pesankan makanan dari restoran biasa, Nona?”tawar sekretaris Elisa.

“Ini  masih pukul berapa. Aku harus menyelesaikan ini dulu, kau juga kembalilah bekerja,” ujar Elisa.

“Baik, Nona. Saya akan memesankan menunya. Nanti Anda tinggal mengambilnya saja. Bukankah restorannya satu arah dengan rumah sakit?”balas sekretaris Elisa.

“Eh … kau ….”

Sekretaris Elisa sudah keluar dari ruangan. “Memang paling mengerti aku.” Elisa Tersenyum.

*

*

*

Elisa berjalan riang menuju ruangan sang suami. Dengan sebelumnya sudah mengirim pesan pada Gerald. Elisa membawa makan siang. Sepanjang jalan menuju ruangan Gerald, Elisa banyak disapa oleh dokter lain atau perawat yang mengenal dirinya.

Pernikahan Gerald dan Elisa memang masih menjadi perbincangan hangat di rumah sakit. Gerald yang dikenal sebagai dokter genius, bersanding dengan Elisa yang merupakan desainer ternama, bukankah itu pasangan

yang sempurna?

“Nyonya Gerald, apa Anda hendak ke ruangan Professor Gerald?”sapa seorang dokter berkacamata.

“Hai, Dokter Nathan. Apa suamiku ada di ruangannya?”sapa balik Elisa.

“Professor Gerald sedang melakukan pemeriksaan rutin. Sebentar lagi mungkin akan kembali ke ruangannya,” ujar Dokter Nathan.

Elisa mengangguk paham dan saling berpamitan.

Dan benar saja, Gerald belum ada di ruangannya. Elisa menunggu dengan melihat-lihat ruangan Gerald. Tersenyum lebar saat melihat foto pernikahan mereka di atas meja Gerald. Selain itu, juga ada beberapa foto

lainnya. Elisa mengambil foto itu. Suaminya sangat tampan dengan balutan jas putih pernikahan. Dan berganti mengambil sebuah foto dengan remaja yang mengenakan seragam sekolah.

“Apa yang membuatmu tersenyum lepas seperti itu, Sayang?”

Elisa tersadar. Gerald sudah di ruangan. Mendekati dan memeluk dirinya. “Apa kau masih ingat pertemuan pertama kita?”tanya Elisa.

“Tentu saja. Itu sangat berkesan hingga aku tak bisa melupakannya sampai kapanpun. Aku bahkan masih merasakan sakit dan dinginnya lemparan saljumu itu,” jawab Gerald.

Pipi Elisa memerah. “Itu memalukan.”

“Tapi, aku senang. Pertemuan itu, membuat kita berada dalam tahap ini,” ungkap Gerald lembut, mencium tengkuk Elisa.

“Aku merindukanmu, Sayang.” Elisa merinding dengan itu. Tangan Gerald mulai bergerak. Melenguh pelan.

“J-jangan sekarang. Nanti malam saja. A-aku masih ada jadwal pertemuan dengan klien. Jangan lupa makan siang, aku sudah membawakannya. Dah, Sayang. Aku mencintaimu.” Dengan cepat mencium bibir Gerald sekilas dan berlari keluar ruangan.

Gerald tertawa renyah. “Bersiaplah, Sayang. Aku akan melahapmu malam ini!”

*

*

*

Tok

Tok

“Masuk!”

“Professor Gerald, ada paket untuk Anda,” ucap Perawat dengan membawa sebuah kotak persegi.

“Paket?”tanya Gerald dengan kening mengkerut.

“Bukan milik Anda? Tapi, di sini tertera nama penerimanya adalah Anda?”tanya balik perawat yang juga bingung.

“Letakkan saja di sana,” ucap Gerald pada akhirnya. Perawat itu meletakkan kotak di atas meja dan kemudian undur diri.

“Siapa yang mengirimnya?”gumam Gerald, berniat untuk membuka paket itu. Namun, baru saja menyentuh, ada alarm darurat. Ada pasien dalam keadaan urgent. Gegas Gerald meninggalkan ruangan.

*

*

*

Keadaan darurat telah ditangani. Dan Gerald menugaskan perawat untuk memantau kondisi pasien. Setelah itu, Gerald bersiap untuk pulang karena jam kerjanya telah selesai dan hari ini tidak begitu sibuk. Hari sudah

gelap. Elisa pasti sudah menunggunya. Tak lupa membawa kotak paket itu bersamanya. Berniat untuk membukanya di rumah.

Tiba di rumah yang merupakan sebuah apartemen di kawasan yang cukup mahal, Gerald langsung memanggil Elisa. Tidak mendapati sahutan, membuatnya mengeryit heran. Kamar, dapur, kamar mandi, tidak didapati kehadiran sang istri.

Gerald merasa cemas seketika. Ia langsung mengambil ponselnya.

Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif. Silakan tinggalkan pesan setelah nada berikut … beef

Gerald berganti menghubungi Sekretaris Elisa. Dalam beberapa deringan langsung diangkat.

“Halo, Tuan Gerald?”

“Apa Elisa masih di butik?”tanya Gerald to the point.

“Tidak ada, Tuan. Nona sudah kembali sore tadi. Apa beliau tidak ada di rumah*?”*jawab dan tanya balik Sekretaris Elisa.

Kerutan di dahi Gerald semakin bertambah. “Tuan?” Tanpa menjawab, Gerald mengakhiri panggilan sepihak.

“Kau di mana, Sayang?”gumam cemas Gerald.

Di saat Gerald cemas dengan keberadaan Elisa, ada sebuah panggilan masuk. Nomor tidak dikenal. Hingga deringan terakhir, Gerald tidak menjawabnya. Perasaan ragu dan cemas menyelimuti hatinya.

Ponselnya kembali berdering. Kali ini gegas menjawabnya. Firasatnya mengatakan bahwa itu ada hubungannya dengan Alisa.

“Halo?”

“Sepertinya semua informasi yang aku dengar keliru. Kau sama sekali tidak mencintai Wanita ini, sayang sekali.”

Gerald mendengar suara dingin di ujung telepon. Suara Wanita. “Apa istriku ada padamu? Siapa kau?"tanya Gerald, nadanya dingin dan mengintimidasi. Dibalas dengan tawa.

“SIAPA KAU? APA YANG KAU LAKUKAN PADA ISTRIKU? KATAKAN!”

“Hm? Apa kau belum membuka paket itu? Ah, sepertinya kecewaku tertunda. Right, sampai jumpa,**Professor **Gerald!”

Dan panggilan berakhir begitu saja. Gerald langsung teringat pada kotak paket itu. Segera ia kembali ke ruang tamu dan membukanya.

Gerald melotot melihat isi paket itu. Aroma amis menyapa hidungnya. Lily putih dengan bercak darah di kelopaknya. Hati Gerald semakin takut dan kalut. Tangannya gemetar ketika mengambil sepasang anting yang juga penuh dengan bercak darah. “Elisa….”

Ada barang lain. Kertas. Gerald mengambilnya. Sebuah alamat. Lari, Gerald berlari keluar. Dalam perjalanan meruntuk kesal. Mengapa ia tidak segera membuka kotak itu? Mengapa ia tidak menuruti rasa bingungnya?

Sialan!

Elisa kau harus bertahan. Aku akan segera datang, bertahanlah, Sayang.

*

*

*

Episodes
1 Bab 1 Roxena
2 Bab 2 Malam Pertama Yang Kacau
3 Bab 3 "Nona, Kami Menemukannya"
4 Bab 4 Bunga Lily Berdarah
5 Bab 5 Wanita Gila
6 Bab 6 Menghadiri Pesta
7 Bab 7 Sedikit Khawatir
8 Bab 8 "Biarkan Aku Bekerja"
9 Bab 9 Obrolan Dengan Ayah Mertua
10 Bab 10 Mengunjungi Ibu
11 Bab 11 Kecelakaan
12 Bab 12 Tawaran Benjamin
13 Bab 13 Semakin Tidak Mengerti
14 Bab14 Ditolak
15 Bab 15 "Kapan Aku Bisa Pulang?"
16 Bab 16 "What The Fu*ck"
17 Bab 17 Keadaan Elisa
18 Bab 18 Pelantikan
19 Bab 19 Menjemput Suami
20 Bab 20 "Jadikan Aku Kepala Keluarga Lawrence"
21 Bab 21 Keputusan Kepala Keluarga
22 Bab 22 Identitas Lain
23 Bab 23 Hukuman
24 Bab 24 "Kapan Kita Bisa Tidur Bersama?"
25 Bab 25 Cara Rendahan
26 Bab 26 Perasaan Lain?
27 Bab 27 Pelelangan
28 Bab 28 Sulit Dimengerti
29 Bab 29 Pindah Haluan?
30 Bab 30 Mimpi
31 Bab 31 Aneh
32 Bab 32 Penjara Cinta Roxena
33 Bab 33 Penjara Cinta Roxena
34 Bab 34 Penjara Cinta Roxena
35 Bab 35 Penjara Cinta Roxena
36 Bab 36 Penjara Cinta Roxena
37 Bab 37 Penjara Cinta Roxena
38 Bab 38 Penjara Cinta Roxena
39 Bab 39 Penjara Cinta Roxena
40 Bab 40 Penjara Cinta Roxena
41 Bab 41 Penjara Cinta Roxena
42 Bab 42 Penjara Cinta Roxena
43 Bab 43 Penjara Cinta Roxena
44 Bab 44 Penjara Cinta Roxena
45 Bab 45 Penjara Cinta Roxena
46 Bab 46 Penjara Cinta Roxena
47 Bab 47 Penjara Cinta Roxena
48 Bab 48 Penjara Cinta Roxena
49 Bab 49 Penjara Cinta Roxena
50 Bab 50 Penjara Cinta Roxena
51 Bab 51 Penjara Cinta Roxena
52 Bab 52 Penjara Cinta Roxena
53 Bab 53 Penjara Cinta Roxena
54 Bab 54 Penjara Cinta Roxena
55 Bab 55 Penjara Cinta Roxena
56 Bab 56 Penjara Cinta Roxena
57 Bab 57 Penjara Cinta Roxena
58 Bab 58 Penjara Cinta Roxena
59 Bab 59 Penjara Cinta Roxena
60 Bab 60 Penjara Cinta Roxena
61 Bab 61 Penjara Cinta Roxena
62 Bab 62 Penjara Cinta Roxena
63 Bab 63 Penjara Cinta Roxena
64 Bab 64 Penjara Cinta Roxena
65 Bab 65 Penjara Cinta Roxena
66 Bab 66 Penjara Cinta Roxena
67 Bab 67 Penjara Cinta Roxena
68 Bab 68 Penjaga Cinta Roxena
69 Bab 69 Penjara Cinta Roxena
70 Bab 70 Penjara Cinta Roxena
71 Bab 71 Penjara Cinta Roxena
72 Bab 72 Penjara Cinta Roxena
73 Bab 73 Penjara Cinta Roxena
74 Bab 74 Penjara Cinta Roxena
75 Bab 75 Penjara Cinta Roxena
76 Bab 76 Penjara Cinta Roxena
77 Bab 77 Penjara Cinta Roxena
78 Bab 78 Penjara Cinta Roxena
79 Bab 79 Penjara Cinta Roxena
80 Bab 80 Penjara Cinta Roxena
81 Bab 81 Penjara Cinta Roxena
82 Bab 82 Penjara Cinta Roxena
83 Bab 83 Penjara Cinta Roxena
84 Bab 84 Penjara Cinta Roxena
85 Bab 85 Penjara Cinta Roxena
86 Bab 86 Penjara Cinta Roxena
87 Bab 87 Penjara Cinta Roxena
88 Bab 88 Penjara Cinta Roxena
89 Bab 89 Penjara Cinta Roxena
90 Bab 90 Penjara Cinta Roxena
91 Bab 91 Penjara Cinta Roxena
92 Bab 92 Penjara Cinta Roxena
93 Bab 93 Penjara Cinta Roxena
94 Bab 94 Penjara Cinta Roxena
95 Bab 95 Penjara Cinta Roxena
96 Bab 96 Penjara Cinta Roxena
97 Bab 97 Penjara Cinta Roxena
98 Chapter 98 Penjara Cinta Roxena
99 Bab 99 Penjara Cinta Roxena
100 Bab 100 Penjara Cinta Roxena
101 Bab 101 Penjara Cinta Roxena
102 Bab 102 Penjara Cinta Roxena
103 Bab 103 Penjara Cinta Roxena
104 Bab 104 Penjara Cinta Roxena
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Roxena
2
Bab 2 Malam Pertama Yang Kacau
3
Bab 3 "Nona, Kami Menemukannya"
4
Bab 4 Bunga Lily Berdarah
5
Bab 5 Wanita Gila
6
Bab 6 Menghadiri Pesta
7
Bab 7 Sedikit Khawatir
8
Bab 8 "Biarkan Aku Bekerja"
9
Bab 9 Obrolan Dengan Ayah Mertua
10
Bab 10 Mengunjungi Ibu
11
Bab 11 Kecelakaan
12
Bab 12 Tawaran Benjamin
13
Bab 13 Semakin Tidak Mengerti
14
Bab14 Ditolak
15
Bab 15 "Kapan Aku Bisa Pulang?"
16
Bab 16 "What The Fu*ck"
17
Bab 17 Keadaan Elisa
18
Bab 18 Pelantikan
19
Bab 19 Menjemput Suami
20
Bab 20 "Jadikan Aku Kepala Keluarga Lawrence"
21
Bab 21 Keputusan Kepala Keluarga
22
Bab 22 Identitas Lain
23
Bab 23 Hukuman
24
Bab 24 "Kapan Kita Bisa Tidur Bersama?"
25
Bab 25 Cara Rendahan
26
Bab 26 Perasaan Lain?
27
Bab 27 Pelelangan
28
Bab 28 Sulit Dimengerti
29
Bab 29 Pindah Haluan?
30
Bab 30 Mimpi
31
Bab 31 Aneh
32
Bab 32 Penjara Cinta Roxena
33
Bab 33 Penjara Cinta Roxena
34
Bab 34 Penjara Cinta Roxena
35
Bab 35 Penjara Cinta Roxena
36
Bab 36 Penjara Cinta Roxena
37
Bab 37 Penjara Cinta Roxena
38
Bab 38 Penjara Cinta Roxena
39
Bab 39 Penjara Cinta Roxena
40
Bab 40 Penjara Cinta Roxena
41
Bab 41 Penjara Cinta Roxena
42
Bab 42 Penjara Cinta Roxena
43
Bab 43 Penjara Cinta Roxena
44
Bab 44 Penjara Cinta Roxena
45
Bab 45 Penjara Cinta Roxena
46
Bab 46 Penjara Cinta Roxena
47
Bab 47 Penjara Cinta Roxena
48
Bab 48 Penjara Cinta Roxena
49
Bab 49 Penjara Cinta Roxena
50
Bab 50 Penjara Cinta Roxena
51
Bab 51 Penjara Cinta Roxena
52
Bab 52 Penjara Cinta Roxena
53
Bab 53 Penjara Cinta Roxena
54
Bab 54 Penjara Cinta Roxena
55
Bab 55 Penjara Cinta Roxena
56
Bab 56 Penjara Cinta Roxena
57
Bab 57 Penjara Cinta Roxena
58
Bab 58 Penjara Cinta Roxena
59
Bab 59 Penjara Cinta Roxena
60
Bab 60 Penjara Cinta Roxena
61
Bab 61 Penjara Cinta Roxena
62
Bab 62 Penjara Cinta Roxena
63
Bab 63 Penjara Cinta Roxena
64
Bab 64 Penjara Cinta Roxena
65
Bab 65 Penjara Cinta Roxena
66
Bab 66 Penjara Cinta Roxena
67
Bab 67 Penjara Cinta Roxena
68
Bab 68 Penjaga Cinta Roxena
69
Bab 69 Penjara Cinta Roxena
70
Bab 70 Penjara Cinta Roxena
71
Bab 71 Penjara Cinta Roxena
72
Bab 72 Penjara Cinta Roxena
73
Bab 73 Penjara Cinta Roxena
74
Bab 74 Penjara Cinta Roxena
75
Bab 75 Penjara Cinta Roxena
76
Bab 76 Penjara Cinta Roxena
77
Bab 77 Penjara Cinta Roxena
78
Bab 78 Penjara Cinta Roxena
79
Bab 79 Penjara Cinta Roxena
80
Bab 80 Penjara Cinta Roxena
81
Bab 81 Penjara Cinta Roxena
82
Bab 82 Penjara Cinta Roxena
83
Bab 83 Penjara Cinta Roxena
84
Bab 84 Penjara Cinta Roxena
85
Bab 85 Penjara Cinta Roxena
86
Bab 86 Penjara Cinta Roxena
87
Bab 87 Penjara Cinta Roxena
88
Bab 88 Penjara Cinta Roxena
89
Bab 89 Penjara Cinta Roxena
90
Bab 90 Penjara Cinta Roxena
91
Bab 91 Penjara Cinta Roxena
92
Bab 92 Penjara Cinta Roxena
93
Bab 93 Penjara Cinta Roxena
94
Bab 94 Penjara Cinta Roxena
95
Bab 95 Penjara Cinta Roxena
96
Bab 96 Penjara Cinta Roxena
97
Bab 97 Penjara Cinta Roxena
98
Chapter 98 Penjara Cinta Roxena
99
Bab 99 Penjara Cinta Roxena
100
Bab 100 Penjara Cinta Roxena
101
Bab 101 Penjara Cinta Roxena
102
Bab 102 Penjara Cinta Roxena
103
Bab 103 Penjara Cinta Roxena
104
Bab 104 Penjara Cinta Roxena

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!