Bab 2 Malam Pertama Yang Kacau

“Pasien tersebut adalah putri bungsu Walikota Kota Bright. Kita tidak bisa menolaknya!”ucap seorang dokter berkacamata.

“Tapi, dokter Nathan, kita juga tidak bisa menanggung resiko. Pasien tersebut menderita penyakit jantung bawaan kronis. Sudah menjalani 3 kali operasi. Jika terjadi sesuatu pada putri bungsu walikota Bright, kita tidak bisa menanggung akibatnya,” bantah dokter lainnya.

Suasana ruang rapat tegang. Bukan hanya perbedaan pendapat namun juga kekhawatiran. Di ruangan itu terdapat 5 orang dokter. Mereka semua saling lirik dengan ekspresi diburu waktu. “Terlambat untuk menolaknya. Pasien

sudah berada di ruang rawat. Walikota Bright juga berharap besar pada kita.” Dari tag name yang tergantung di lehernya, yang berbicara tadi adalah kepala departemen.

Kepala departemen itu menghela nafas berat. “Tapi, siapa yang berani mengambil tanggung jawab itu?”tanya dokter yang membantah tadi. Kembali semuanya saling lirik. Tidak ada yang menjawab ataupun mengacungkan

tangan.

Tidak ada yang berani.

Operasi itu akan sulit dan sangat menantang. Apalagi sangat mudah untuk kambuh. Bahkan dokter yang sudah senior saja tidak berani, begitu juga dengan kepala departemen.

“Professor Gerald!”

Tiba-tiba, salah seorang dokter berseru dan berdiri. Ia menatap serius kumpulan dokter itu. “Professor Gerald pasti bisa. Beliau pernah menangani kasus yang lebih sulit dari ini dan operasinya berhasil!”ucapnya dengan terengah, seperti mendapatkan air di tengah kegersangan.

“Kita tidak bisa menolak pasien. Selagi masih harapan, kita tidak bisa menyerah tanpa perjuangan. Kita adalah dokter!!”ucapnya lagi, lantang dan terengah.

“Tapi, Professor Gerald tidak di tempat, beliau….” Yang membantah tadi kembali kontra.

“Anda benar, dokter Ardiel. Hubungi professor Gerald. Dalam dua jam kita akan melakukan operasi!!”potong kepala departemen.

“Baik, Pak!”

Dokter-dokter itu adalah dokter dari departemen bedah kardiovaskular. Departemen yang terkenal sulit karena berhubungan dengan organ di dalam dada.

*

*

*

“Aku senang akhirnya kita menikah.”  Seorang pria memeluk seorang Wanita dengan penuh kelembutan. Pria itu meletakkan rahangnya di Pundak sang Wanita.

“Hanya senang saja? Aku kecewa.” Wanita merajuk.

“Tidak. Jangan salah begitu. Aku sangat-sangat senang. Hari ini adalah hari terbaik dalam hidupku.” Pria itu menjelaskan dengan penuh ketulusan.

Wanita itu membalikkan tubuhnya. Mengalungkan tangannya pada leher pria itu, yang tak lain adalah suaminya. Tatapan matanya sayu. Dibalas dengan tatapan yang sama pula oleh sang pria.

“Hari ini juga hari terbaik dalam hidupku. Terima kasih untuk 15 tahun pacaran kita, pernikahan kita, dan masa depan kita. Aku mencintaimu, Gerald!”ucap Wanita itu. Matanya memancarkan ketulusan yang dalam.

“Aku juga mencintaimu, Elisa,” balas Gerald, mencium bibir Wanita yang telah sah menjadi istrinya.

Perlahan, mereka berpindah ke ranjang. Hiasan berbentuk hati yang terbuat dari mawar merah itu berantakan seketika. Suasana kamar dingin. Namun, bagi keduanya itu sangat panas.

“Aku akan melakukannya.”

Elisa mengangguk. Ia mengigit bibirnya gugup.

Namun, sebelum Gerald melakukan apa yang ia katakan, terdengar kebisingan dari arah nakas. Ada panggilan masuk pada ponsel Gerald.

“Kau tidak menonaktifkan ponselmu, Sayang?”tanya Elisa, ia merasa kesal dan terganggu. Ini malam sakral mereka!

“Maaf-maaf. Ini kebiasaan. Abaikan saja,” jawab Gerald.

Namun, ponsel itu tidak berhenti berdering. Itu sangat mengganggu. Elisa menarik dirinya. “Lihatlah, aku rasa itu penting.”

Gerald menghembuskan nafas kesal.

“Kepala departemen,” ucap Gerald, menatap Elisa.

“Pak tua itu menganggu saja.”

“Ya, halo, Pak.”

“Ada apa, Sayang?”tanya Elisa, melihat Gerald yang mengeryit. Pasti ada masalah.

“Baik, saya akan segera ke sana!”

Mata Elisa membulat. “S-Sayang?”

“Maafkan aku, Sayang.” Gerald kembali memakai pakaiannya.

“S-Sayang? Kau akan meninggalkanku?”tanya Elisa. Tidak lucu! Ini malam pernikahan mereka. Namun, suaminya akan pergi ke rumah sakit.

“Maafkan aku, Sayang. Aku tidak bisa mengabaikan panggilan jiwa. Aku janji secepatnya akan kembali.” Gerald mencium kening Elisa sebelum pergi meninggalkan kamar.

Elisa menarik selimut menutupi dirinya. Kecewa dan sedih bercampur menjadi satu. “Aku pikir aku akan jadi prioritas. Hehe … lucu sekali. Desainer ternama ditinggal pada malam pernikahan,” gumam Elisa.

*

*

“Maafkan kami, Professor Gerald. Tapi, pasien tidak bisa menunggu lagi. Tidak ada yang berani mengambil tindakan selain Anda,” ujar kepala departemen, mengejar Langkah Gerald. Berkata dengan was-was. Ekspresi Gerald sungguh datar.

“Sudahlah, Pak.”

Gerald sudah memakai pakaian operasinya. Di depan pintu operasi, orang tua dari pasien menunggu di depan ruangan operasi.

“Anda dokter yang akan menangani putri saya?”tanya pria paru baya. Sosok yang berwibawa itu tampak begitu frustasi. Gerald mengangguk.

“Tolong selamatkan putri saya,” ucapnya penuh pinta, memegang tangan Gerald.

“Saya akan berusaha semaksimal mungkin,” jawab Gerald, menepis tangan itu kemudian masuk ke dalam ruang operasi.

“Anda jangan terlalu cemas, Pak Walikota. Professor Gerald adalah dokter terbaik di depertemen kami. Putri Anda akan baik-baik saja,” ujar kepala departemen. Walikota Bright mengangguk. Ia duduk dengan meramalkan doa. Kepala departemen masuk ke ruang operasi. Namun, tidak ikut melakukan operasi. Ia dan beberapa dokter lainnya akan melihat Gerald melakukan operasi.

Persiapan Gerald sudah selesai. Sebelum melakukan operasi, terlebih dahulu melakukan perenggangan pada pergelangan tangannya.  Ia akan melakukan operasi dengan tiga dokter sebagai asisten.

Manik matanya yang berwarna biru menatap sejenak layar monitor detak jantung pasien. Pasien kali ini, masih berusia remaja.

“Mengapa para magang itu di sini?”tanya Gerald, melihat di bilik terpisah dengan dinding kaca, tempat kepala departemen dan dokter lainnya, termasuk para magang di bidang kardiovaskular ini berada.

“Operasi Anda adalah pelajaran terbaik, Professor,” jawab dokter Ardiel.

“Apa yang dilihat? Operasi ini setiap hari aku lakukan!”ucap Gerald. Dokter Ardiel hanya tersenyum di balik maskernya.

“Kita mulai! Seperti yang ku dengar, ini adalah operasi keempatnya, benar?”

“Benar, Professor,” jawab dokter Ardiel.

“Hati-hati saat membuka rongga dadanya. Aku akan mulai, pisau bedah!”

Operasi dimulai. Gerald mulai membelah rongga dada pasien. Ketiga dokter sebagai asisten sigap melakukan tugasnya. Ada yang mengambilkan alat yang dibutuhkan, ada pula yang menyedot darah yang keluar.

Semua dilakukan dengan focus dan serius.

“Professor, tekanan darah pasien menurun!”ucap dokter Ardiel. Ketiga dokter kecuali Gerald mulai panik. Ini adalah operasi yang berisiko. Kesalahan sedikit saja akibatnya akan fatal.

“Denyut nadi pasien meningkat, ada pendarahan, Professor!”

“Tetap tenang!”

“Sedot!”perintah Gerald. Dokter Ardiel melakukan tugasnya. Meskipun Gerald tampak tenang, keringat memenuhi dahinya.

Gerald sesekali melihat layar monitor. Ia focus menghentikan pendarahan.

Gerald menutup matanya sejenak. “Tekanan darah pasien mulai stabil. Organ vitalnya juga baik. Operasi berhasil, Professor,” ucap dokter Ardiel.

“Kau, jahit!”ucap Gerald pada dokter Ardiel.

Operasi sulit dan menegangkan itu sudah selesai dan sukses. Para dokter yang menonton jalannya operasi bertepuk tangan.

Gerald meninggalkan ruang operasi tugasnya sudah selesai.

“Bagus! Itu hebat, Professor!”

Gerald menatap datar para magang itu. “Kalau begitu, kalian akan ikut dalam operasi mulai besok. Pak Kepala tolong dibuat jadwalnya.”

“Jangan terlalu keras, Professor,” sahut kepala departemen.

"Hmm."

“Maafkan saya mengganggu waktu cuti Anda. Jika Anda ingin kembali, saya tidak akan melarang dan menganggu lagi.” Kepala departemen itu membungkuk. Tatapan Gerald tadi sangat mengerikan.

“Aku akan pulang setelah pasien sadar.”

Kepala departemen menelan ludah kasar. Ia tahu sudah salah mengganggu Gerald. Padahal Gerald sudah mendapatkan cuti pernikahan selama tiga hari. Jika sesudah malam pertama mungkin dapat dimaklumi. Namun, jika seperti ini?

Bersyukur Gerald adalah orang yang berdedikasi tinggi pada pekerjaannya.

“T-terima kasih, dokter.” Walikota yang menunggu resah akhirnya bisa bernafas lega.

“Mintalah apa saja. Saya akan memberikannya.” Walikota itu kembali memegang tangan Gerald.

“Tidak perlu.” Dan Gerald kembali menepisnya kemudian melangkah pergi.

Kepala departemen menyeka dahinya. “Hari ini dia sangat mengerikan.”

Episodes
1 Bab 1 Roxena
2 Bab 2 Malam Pertama Yang Kacau
3 Bab 3 "Nona, Kami Menemukannya"
4 Bab 4 Bunga Lily Berdarah
5 Bab 5 Wanita Gila
6 Bab 6 Menghadiri Pesta
7 Bab 7 Sedikit Khawatir
8 Bab 8 "Biarkan Aku Bekerja"
9 Bab 9 Obrolan Dengan Ayah Mertua
10 Bab 10 Mengunjungi Ibu
11 Bab 11 Kecelakaan
12 Bab 12 Tawaran Benjamin
13 Bab 13 Semakin Tidak Mengerti
14 Bab14 Ditolak
15 Bab 15 "Kapan Aku Bisa Pulang?"
16 Bab 16 "What The Fu*ck"
17 Bab 17 Keadaan Elisa
18 Bab 18 Pelantikan
19 Bab 19 Menjemput Suami
20 Bab 20 "Jadikan Aku Kepala Keluarga Lawrence"
21 Bab 21 Keputusan Kepala Keluarga
22 Bab 22 Identitas Lain
23 Bab 23 Hukuman
24 Bab 24 "Kapan Kita Bisa Tidur Bersama?"
25 Bab 25 Cara Rendahan
26 Bab 26 Perasaan Lain?
27 Bab 27 Pelelangan
28 Bab 28 Sulit Dimengerti
29 Bab 29 Pindah Haluan?
30 Bab 30 Mimpi
31 Bab 31 Aneh
32 Bab 32 Penjara Cinta Roxena
33 Bab 33 Penjara Cinta Roxena
34 Bab 34 Penjara Cinta Roxena
35 Bab 35 Penjara Cinta Roxena
36 Bab 36 Penjara Cinta Roxena
37 Bab 37 Penjara Cinta Roxena
38 Bab 38 Penjara Cinta Roxena
39 Bab 39 Penjara Cinta Roxena
40 Bab 40 Penjara Cinta Roxena
41 Bab 41 Penjara Cinta Roxena
42 Bab 42 Penjara Cinta Roxena
43 Bab 43 Penjara Cinta Roxena
44 Bab 44 Penjara Cinta Roxena
45 Bab 45 Penjara Cinta Roxena
46 Bab 46 Penjara Cinta Roxena
47 Bab 47 Penjara Cinta Roxena
48 Bab 48 Penjara Cinta Roxena
49 Bab 49 Penjara Cinta Roxena
50 Bab 50 Penjara Cinta Roxena
51 Bab 51 Penjara Cinta Roxena
52 Bab 52 Penjara Cinta Roxena
53 Bab 53 Penjara Cinta Roxena
54 Bab 54 Penjara Cinta Roxena
55 Bab 55 Penjara Cinta Roxena
56 Bab 56 Penjara Cinta Roxena
57 Bab 57 Penjara Cinta Roxena
58 Bab 58 Penjara Cinta Roxena
59 Bab 59 Penjara Cinta Roxena
60 Bab 60 Penjara Cinta Roxena
61 Bab 61 Penjara Cinta Roxena
62 Bab 62 Penjara Cinta Roxena
63 Bab 63 Penjara Cinta Roxena
64 Bab 64 Penjara Cinta Roxena
65 Bab 65 Penjara Cinta Roxena
66 Bab 66 Penjara Cinta Roxena
67 Bab 67 Penjara Cinta Roxena
68 Bab 68 Penjaga Cinta Roxena
69 Bab 69 Penjara Cinta Roxena
70 Bab 70 Penjara Cinta Roxena
71 Bab 71 Penjara Cinta Roxena
72 Bab 72 Penjara Cinta Roxena
73 Bab 73 Penjara Cinta Roxena
74 Bab 74 Penjara Cinta Roxena
75 Bab 75 Penjara Cinta Roxena
76 Bab 76 Penjara Cinta Roxena
77 Bab 77 Penjara Cinta Roxena
78 Bab 78 Penjara Cinta Roxena
79 Bab 79 Penjara Cinta Roxena
80 Bab 80 Penjara Cinta Roxena
81 Bab 81 Penjara Cinta Roxena
82 Bab 82 Penjara Cinta Roxena
83 Bab 83 Penjara Cinta Roxena
84 Bab 84 Penjara Cinta Roxena
85 Bab 85 Penjara Cinta Roxena
86 Bab 86 Penjara Cinta Roxena
87 Bab 87 Penjara Cinta Roxena
88 Bab 88 Penjara Cinta Roxena
89 Bab 89 Penjara Cinta Roxena
90 Bab 90 Penjara Cinta Roxena
91 Bab 91 Penjara Cinta Roxena
92 Bab 92 Penjara Cinta Roxena
93 Bab 93 Penjara Cinta Roxena
94 Bab 94 Penjara Cinta Roxena
95 Bab 95 Penjara Cinta Roxena
96 Bab 96 Penjara Cinta Roxena
97 Bab 97 Penjara Cinta Roxena
98 Chapter 98 Penjara Cinta Roxena
99 Bab 99 Penjara Cinta Roxena
100 Bab 100 Penjara Cinta Roxena
101 Bab 101 Penjara Cinta Roxena
102 Bab 102 Penjara Cinta Roxena
103 Bab 103 Penjara Cinta Roxena
104 Bab 104 Penjara Cinta Roxena
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Roxena
2
Bab 2 Malam Pertama Yang Kacau
3
Bab 3 "Nona, Kami Menemukannya"
4
Bab 4 Bunga Lily Berdarah
5
Bab 5 Wanita Gila
6
Bab 6 Menghadiri Pesta
7
Bab 7 Sedikit Khawatir
8
Bab 8 "Biarkan Aku Bekerja"
9
Bab 9 Obrolan Dengan Ayah Mertua
10
Bab 10 Mengunjungi Ibu
11
Bab 11 Kecelakaan
12
Bab 12 Tawaran Benjamin
13
Bab 13 Semakin Tidak Mengerti
14
Bab14 Ditolak
15
Bab 15 "Kapan Aku Bisa Pulang?"
16
Bab 16 "What The Fu*ck"
17
Bab 17 Keadaan Elisa
18
Bab 18 Pelantikan
19
Bab 19 Menjemput Suami
20
Bab 20 "Jadikan Aku Kepala Keluarga Lawrence"
21
Bab 21 Keputusan Kepala Keluarga
22
Bab 22 Identitas Lain
23
Bab 23 Hukuman
24
Bab 24 "Kapan Kita Bisa Tidur Bersama?"
25
Bab 25 Cara Rendahan
26
Bab 26 Perasaan Lain?
27
Bab 27 Pelelangan
28
Bab 28 Sulit Dimengerti
29
Bab 29 Pindah Haluan?
30
Bab 30 Mimpi
31
Bab 31 Aneh
32
Bab 32 Penjara Cinta Roxena
33
Bab 33 Penjara Cinta Roxena
34
Bab 34 Penjara Cinta Roxena
35
Bab 35 Penjara Cinta Roxena
36
Bab 36 Penjara Cinta Roxena
37
Bab 37 Penjara Cinta Roxena
38
Bab 38 Penjara Cinta Roxena
39
Bab 39 Penjara Cinta Roxena
40
Bab 40 Penjara Cinta Roxena
41
Bab 41 Penjara Cinta Roxena
42
Bab 42 Penjara Cinta Roxena
43
Bab 43 Penjara Cinta Roxena
44
Bab 44 Penjara Cinta Roxena
45
Bab 45 Penjara Cinta Roxena
46
Bab 46 Penjara Cinta Roxena
47
Bab 47 Penjara Cinta Roxena
48
Bab 48 Penjara Cinta Roxena
49
Bab 49 Penjara Cinta Roxena
50
Bab 50 Penjara Cinta Roxena
51
Bab 51 Penjara Cinta Roxena
52
Bab 52 Penjara Cinta Roxena
53
Bab 53 Penjara Cinta Roxena
54
Bab 54 Penjara Cinta Roxena
55
Bab 55 Penjara Cinta Roxena
56
Bab 56 Penjara Cinta Roxena
57
Bab 57 Penjara Cinta Roxena
58
Bab 58 Penjara Cinta Roxena
59
Bab 59 Penjara Cinta Roxena
60
Bab 60 Penjara Cinta Roxena
61
Bab 61 Penjara Cinta Roxena
62
Bab 62 Penjara Cinta Roxena
63
Bab 63 Penjara Cinta Roxena
64
Bab 64 Penjara Cinta Roxena
65
Bab 65 Penjara Cinta Roxena
66
Bab 66 Penjara Cinta Roxena
67
Bab 67 Penjara Cinta Roxena
68
Bab 68 Penjaga Cinta Roxena
69
Bab 69 Penjara Cinta Roxena
70
Bab 70 Penjara Cinta Roxena
71
Bab 71 Penjara Cinta Roxena
72
Bab 72 Penjara Cinta Roxena
73
Bab 73 Penjara Cinta Roxena
74
Bab 74 Penjara Cinta Roxena
75
Bab 75 Penjara Cinta Roxena
76
Bab 76 Penjara Cinta Roxena
77
Bab 77 Penjara Cinta Roxena
78
Bab 78 Penjara Cinta Roxena
79
Bab 79 Penjara Cinta Roxena
80
Bab 80 Penjara Cinta Roxena
81
Bab 81 Penjara Cinta Roxena
82
Bab 82 Penjara Cinta Roxena
83
Bab 83 Penjara Cinta Roxena
84
Bab 84 Penjara Cinta Roxena
85
Bab 85 Penjara Cinta Roxena
86
Bab 86 Penjara Cinta Roxena
87
Bab 87 Penjara Cinta Roxena
88
Bab 88 Penjara Cinta Roxena
89
Bab 89 Penjara Cinta Roxena
90
Bab 90 Penjara Cinta Roxena
91
Bab 91 Penjara Cinta Roxena
92
Bab 92 Penjara Cinta Roxena
93
Bab 93 Penjara Cinta Roxena
94
Bab 94 Penjara Cinta Roxena
95
Bab 95 Penjara Cinta Roxena
96
Bab 96 Penjara Cinta Roxena
97
Bab 97 Penjara Cinta Roxena
98
Chapter 98 Penjara Cinta Roxena
99
Bab 99 Penjara Cinta Roxena
100
Bab 100 Penjara Cinta Roxena
101
Bab 101 Penjara Cinta Roxena
102
Bab 102 Penjara Cinta Roxena
103
Bab 103 Penjara Cinta Roxena
104
Bab 104 Penjara Cinta Roxena

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!