Bab 5 | Undangan Pernikahan

"Kami turut berduka atas kepergian Jack, Victor. Mama dan Papa mau datang kemarin, tapi tiba-tiba Papa dipanggil untuk mengurus hal penting yang lain Nak" Seorang wanita berbicara dari sebrang sana.

"Kalian memang sibuk dari dulu" Jawab Victor.

"Bagaimana keadaan Anna? Dia baik-baik saja, kan?"

"Hm kau tau seperti apa orang yang baru berduka. Apa mereka langsung baik-baik saja?"

"Maksud Mama keadaan tubuhnya, fisik, mental, atau apalah. Dia tidak berencana bunuh diri, kan Victor?"

"Aku bukan peramal"

"Ish. Kapan kamu dan Anna menikah?"

"Kami sudah menikah"

"Kapan? Kenapa tidak memberitahu kami?"

"2 atau 3 hari yang lalu"

"Apa?! Kau bercanda Victor"

"Dia menggoreskan tinta hitam dikertas putih, itu menandakan kami sudah menikah"

"Mama tidak setuju dengan hal itu Victor. Kami mau kalian mengadakan pernikahan"

"Pernikahan tanpa cinta? Kami berdua tidak saling mencintai. Lagipula aku belum mau menikah"

"Mama dan Papa tidak mau tau, kalian berdua harus saling jatuh cinta!"

Victor malas melanjutkan percakapan dia dan Mamanya ditelepon. Dia mengakhiri percakapan mereka dan kembali lagi menatap layar laptopnya.

...***...

Anna si gadis polos akhirnya bangun dari tidur nyenyak nya. Anna merasa asing dengan kamar yang ditempati nya. Anna mencoba mengingat kembali kenapa dia berada dikamar itu.

Anna menghembuskan napasnya kasar ketika mengingat kejadian-kejadian yang sudah berlalu itu.

Anna turun dari ranjang empuknya. Dia mengambil handuk dan membersihkan dirinya seperti biasa. Setelah itu, Anna membuka lemari pakaian yang ada didalam kamar itu dan mencari pakaian yang cocok dikenakan nya.

Tok, tok, tok

"Nona Anna sudah waktunya sarapan"

Anna membuka pintu kamarnya dibarengi dengan senyuman manisnya.

"Anda cantik sekali Nona Anna" Bibi terpesona dengan kecantikan Anna yang tidak memakai bedak, lipstik, ataupun make-up. Ditambah lagi pakaian Anna sangat sederhana. Dia hanya memakai celana training dan kaos yang agak besar.

Anna tidak suka memakai pakaian yang ketat. Dia lebih suka yang longgar, yah, karena akan membuat dia terlihat tepos.

Padahal punya Anna tidak besar, kenapa dia tidak mau memakai pakaian yang ketat? Hm mungkin Anna sudah nyaman atau terbiasa.

"Dimana Tuan Victor? Dia tidak sarapan?" Tanya Anna yang sudah berada di ruang makan.

"Tuan sedang bekerja diruangan nya Nona. Kami tidak boleh menganggu Tuan saat dia sedang bekerja"

Anna mengangguk mengerti.

Anna memakan sarapan yang sudah disediakan oleh asisten rumah tangga itu. Anna makan dengan banyak, dia benar-benar lapar sekarang.

Para asisten itu tersenyum, mereka senang kalau makanan yang mereka buat habis dimakan.

Setelah Anna selesai sarapan, dia membantu Bibi untuk mencuci piring. Padahal, para ART sudah melarang Anna, mereka menyuruh Anna untuk duduk dan menonton TV saja.

"Aku akan gemuk kalau hanya makan dan tidur" Ucap Anna.

"Anda bisa berolahraga Nona. Lagipula peraturan disini Tuan rumah tidak boleh memegang pekerjaan rumah. Maafkan kami Nona"

"Aku bukan Tuan rumah disini" Ucap Anna sambil memutar bola matanya.

Seorang pria turun dari lantai atas. Dia berjalan ke dapur.

"Disini kau ternyata, Anna"

Anna menoleh kepada orang yang memanggilnya.

Apa ini mimpi? Tuan Victor sangat tampan. Apa dia memang setampan ini?

Victor memang sangat tampan ketika memakai seragam kerjanya.

"Tuan" Para ART menundukkan kepalanya memberikan hormat.

Memang seperti itu peraturan nya. Setiap pagi wajib menundukkan kepala memberikan hormat kepada Tuan rumah.

Anna tersenyum sangat lebar kepada Victor.

"Ada apa? Hentikan senyuman mu itu. Sangat jelek"

Anna mengerutkan keningnya. "Menyebalkan" Ucap Anna dengan suara kecil.

"Aku akan pergi ke perusahaan. Kau bebas melakukan apa yang kau suka dirumah ini"

"Ini untukmu" Lanjut Victor. Victor memberikan black card kepada Anna.

Anna mengambilnya tanpa malu-malu. "Terimakasih...Tuan"

Victor menggeleng dan pergi.

Setelah Victor agak lama pergi. Anna mengambil kunci mobil yang ada dilaci Victor dan pergi kegarasi untuk melihat mobil yang sesuai dengan kunci yang ia ambil.

Didid

"Huh untung mobilnya sederhana"

Anna tidak mau keluar rumah dengan gaya mencolok.

"Anda mau keluar Nona?" Tanya bodyguard kepada Anna yang hendak masuk kedalam mobil.

"Hmm iya"

"Tuan memerintah kami kalau anda mau keluar, kami wajib mengawal anda"

"Hah terserah kalian saja. Aku hanya mau membeli beberapa bahan" Anna masuk kedalam mobil dan menjalankannya.

Beberapa bodyguard menyusul mobil Anna dari belakang.

...***...

Anna masuk kedalam supermarket. Saat dia sedang memilih-milih barang yang akan dibelinya, dia berpapasan dengan Kevin, mantan pacarnya. Anna sangat malas menyapa mereka. Dia tetap melanjutkan mengambil barang yang akan dibelinya.

Sial sekali hidupku. Batin Anna.

"Anna?" Sapa Kevin saat bersebelahan dengan Anna.

"Ya halo" Jawab Anna cuek.

"Turut berduka untuk kepergian Papa kamu"

"Tidak perlu, tapi terimakasih"

"Aku akan menikah lusa, ini undangan untukmu"

Anna mengambil undangan yang diberikan oleh Kevin.

"Selamat untuk kalian berdua. Semoga anak ini lahir dengan selamat dan hidup sehat" Ucap Anna sambil mengelus perut pacar Kevin.

"Terimakasih Anna. Semoga kamu mendapat pria yang lebih baik"

"Semoga tidak seperti calon suamimu. Aku masih ada urusan, sampai jumpa" Anna pergi meninggalkan mereka.

Anna membuka undangan pernikahan itu. "Jadi namanya Eni. Hm, mereka sangat cocok. Kevin dan Eni"

"Nona"

Anna dikejutkan oleh bodyguard nya. "Bisa tidak jangan muncul tiba-tiba? Jantung ku hampir lepas tau!"

"Anda baik-baik saja Nona? Apa anda di ganggu oleh kedua orang itu?"

"Aku baik-baik saja"

"Karena kau terlanjur datang kesini, maka bawalah kantongan belanjaan ku"

Bodyguard itu hanya bisa pasrah.

...***...

Sesampainya dirumah, Anna membuat es krim kesukaannya. Beberapa ART yang tidak punya kerjaan membantu Anna sebisa mungkin.

Sebenarnya Anna masih sangat sedih tentang kepergian Papanya. Anna sengaja melakukan hal-hal yang dia suka supaya kesedihannya tidak menjadi-jadi. Kalau dia hanya mengurung dirinya dikamar, dia hanya akan menangis tak henti-henti.

Lagipula, Anna sangat lelah untuk menangis. Matanya menjadi bengkak. Hal itu membuat wajahnya menjadi jelek. Pantas saja kemarin Kevin mengatai dia jelek.

Waktu demi waktu terus berjalan, akhirnya eskrim buatan Anna sudah selesai. Anna pergi ke halaman belakang untuk melihat apa saja hewan yang dipelihara Victor. Tentu saja Anna pergi dengan beberapa bodyguard. Kalau dia pergi sendiri, bagaimana jika seekor anjing tiba-tiba menggigitnya? Sungguh mengerikan.

Ya, halaman belakang Victor sangat luas dan indah tentunya. Ditambah lagi dihiasi dengan beberapa pohon dan bunga. Halaman belakangnya sudah seperti tempat wisata saja.

"Dimana hewan-hewan itu?" Tanya Anna yang sudah penasaran.

"Nona, Tuan hanya memelihara anjing"

"Benarkah? Aku tidak dapat mempercayainya"

"Benar Nona. Aku akan menuntun jalannya"

Anna ketakutan saat melihat anjing-anjing Victor. Mereka terlihat sangat galak, seperti ingin menerkam Anna.

"A-ayo kembali saja, mereka sangat mengerikan"

"Mereka baik Nona, mereka tau kalau anda adalah Tuan barunya"

"Darimana mereka tau? Apa mereka utusan Tuhan?" Anna memijit pelipis kepalanya.

"Tuan Victor yang memberitahu mereka Nona"

"Sudahlah, aku bisa gila dengan alasanmu, ditambah lagi dengan Tuan mu yang agak aneh"

Anna membelakangi mereka. "Kembalilah bekerja, aku akan pergi ke kamarku. Kalian tidak perlu mengawasi ku"

"Baik Nona"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!