Sedaritadi Anna menghubungi pacarnya untuk memberitahu bahwa kondisi Papa nya sedang sekarat. Anna tidak menduga pacarnya tidak mengangkat teleponnya yang ke-20 kali. Anna benar-benar kesal. Dimana pacarnya saat dia sedang kesusahan? Bukankah seharusnya dia ada saat Anna sedang kesusahan? Dulu sewaktu Anna sedang senang, pacarnya selalu mendampinginya. Tapi sekarang apa?
"Permisi Nona Anna, maaf menganggu anda..." Ucap dokter yang baru saja masuk kedalam ruang inap Papa Anna.
"Maaf dok, saya menepati janji saya kok. Saya akan bayar biaya pengobatan Papa sekarang" Anna berdiri dari tempat duduk nya. Anna yang biasanya ceria dan selalu tersenyum kini hanya menunjukkan wajah menyedihkan. Anna seperti orang yang tidak punya tujuan hidup.
Setelah membayar biaya pengobatan Papanya, Anna pergi ketaman untuk menghirup udara segar, sekalian memikirkan hal yang seharusnya dia pikirkan.
Apa yang harus kulakukan? Semua uang sudah habis untuk pengobatan Papa saat ini. Bukannya aku tidak mau bekerja, aku hanya takut saat aku meninggalkan Papa sendirian ada orang yang akan melakukan perbuatan jahat. Bukannya aku tidak percaya, tapi kondisi seperti sekarang kurang meyakinkan.
Kasihan sekali Anna. Disaat dia terpuruk begini tidak ada yang menghiburnya. Selain Papanya, Anna hanya memiliki pacar. Tapi apa?! Pacarnya sama sekali tidak memiliki hati! Dia tidak ada ataupun tidak peduli dengan Anna.
...***...
Anna membuka pintu ruang inap Papanya dengan perlahan. Anna selalu berharap ketika dia membuka pintu, Papanya sadar dari koma dan mengajaknya untuk berbicara serta bermain.
Anna terkejut melihat ada seseorang yang duduk disamping Papanya. Anna berharap kalau itu adalah pacarnya. Anna berjalan dengan cepat dengan wajah yang tersenyum.
Tapi lagi-lagi...Anna salah menduga. Ternyata orang itu adalah Victor.
Anna, kamu berharap apa? Tidak mungkin pacar mu datang. Dia sama sekali tidak peduli dengan mu. Ayolah Anna, sadar, putuskan saja pacarmu itu.
Victor berdiri menghampiri Anna. Ia meletakkan ibu jarinya di pipi imut Anna. "Menangis lagi?" Tanyanya sambil menghapus air mata Anna.
Anna benar-benar tak tahan dengan air matanya. Ayolah, kenapa aku terus menangis? "Maaf Tuan, dia selalu saja datang, aku sudah berusaha mencegahnya"
"Kau menjadi kurus"
"Ah iya, aku tidak sempat makan Tuan...dan kadang aku lupa untuk makan"
"Bodoh. Mulai saat ini aku akan mengirim makanan kepada mu. Kau harus memakan dan menghabiskannya. Tidak boleh dibuang"
"Terimakasih Tuan, tapi anda tidak perlu sebaik ini"
Ini belum seberapa Anna. Papa kamu sudah banyak membantu keluarga kami, kami hanya membalas budinya.
"Mungkin kau belum makan. Aku membawa makanan, kau harus memakan dan menghabiskannya" Victor memberikan kantongan yang lumayan besar kepada Anna.
Anna menerima pemberian Victor. Anna membawanya ke meja dan kemudian membukanya.
Hmm makanan itu sangat harum, membuat perut Anna semakin berisik.
Victor tersenyum diam-diam saat melihat Anna memakan makanan yang dibawanya dengan lahap.
"Pacar mu tidak datang?" Victor memecahkan keheningan diantara mereka.
Anna menggeleng, seolah-olah malas membahas pacarnya yang tidak berperasaan itu.
"Putuskan saja dia. Dia tidak pantas untukmu" Lidah Victor keseleo. Bisa-bisanya dia mencampuri urusan orang lain.
"Aku juga berpikir demikian Tuan. Tapi sebelum aku memutuskan hubungan kami, aku harus mencari tahu kepada dia tidak mengangkat telepon ku dan lainnya. Aku tidak boleh gegabah, kan?"
Anna seperti orang bodoh. Apa otaknya sedang bermasalah?
Apa aku harus memberitahunya kalau pacar yang sangat disayanginya sedang bermain-main dengan wanita lain?
"Anna, kemari"
Anna berdiri dihadapan Victor. "Ya Tuan?"
Victor beranjak dari kursi yang ia duduki. Ia kini berdiri didepan Anna dan menatap Anna dengan tatapan lain.
Anna yang polos tak mengerti apa-apa hanya terdiam menatap mata indah Victor.
Victor mengangkat dagu Anna dengan pelan. Di usapnya bibir Anna dengan lembut berulang kali. "Cerialah lagi Anna" Bisik Victor dengan suara penuh kelembutan.
Jantung Anna berdetak dengan cepat. Anna tidak tau apa yang terjadi kepada dirinya. Wajahnya memerah, tubuhnya terasa panas sampai-sampai mengeluarkan keringat.
Cup
Anna mendapat satu kecupan dikeningnya.
"Tuan??" Anna terheran-heran.
"Lihatlah, kau sangat lelah. Kau butuh banyak istirahat Anna. Pulanglah, aku akan menjaga Papa mu"
Anna menggeleng. "Aku tidak bisa tidur kalau aku pulang. Lebih baik aku disini menemani Papa"
Handphone Victor berbunyi. "Aku akan berjaga malam ini. Kau tidurlah disini" Victor pergi keluar untuk mengangkat telepon.
Jujur, hati Anna sangat senang. Padahal Victor bukan siapa-siapa mereka, tapi Victor malah memperlakukan mereka dengan sangat baik.
"Lihatlah Papa, Tuan Victor sangat baik sama kita. Aku sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan orang seperti dia. Anna berjanji Pa, Anna akan membalas kebaikan Tuan Victor"
...***...
Pukul 21.56
Victor membuka pintu ruang inap Papa Anna. Victor masuk kedalam ruangan itu dengan pelan, ia tidak mau berisik, karena hal itu akan membangunkan seorang gadis yang sedang tertidur nyenyak.
Victor berjalan mendekati gadis yang sedang tertidur pulas itu. Ia memperbaiki selimut Anna dan mengecup keningnya.
Sesuai perkataannya tadi, Victor berjaga untuk melihat kondisi Papa Anna.
...***...
Saat membuka mata, Anna melihat seorang pria tampan duduk disamping kasur Papanya sambil memainkan laptop. Pria itu terlihat sibuk dengan laptopnya. Anna merapikan tempat tidurnya kemudian bergegas mandi.
15 menit kemudian, Anna keluar dari toilet dengan pakaian kaos hitam dan celana panjang. Anna benar-benar terlihat tepos saat mengenakan pakaian kebesaran.
Victor menyimpan laptopnya ketika Anna keluar dari toilet. "Sarapan Anna"
Anna tersenyum sambil berjalan kearah Victor.
"Anda kelihatan lelah Tuan. Setelah ini anda pulang dan beristirahat saja"
Victor mengecup kening Anna lagi. Anna merasa bahagia mendapat kecupan dipagi hari. Perlakuan ini seolah-olah seperti Papa nya yang mengecup keningnya. Anna benar-benar sangat rindu dengan kecupan Papa nya itu.
"Aku akan istirahat disini saja" Ucap Victor sambil membuka sarapan mereka.
"Kenapa? Nanti anda merasa tidak nyaman Tuan"
"Diamlah Anna, makan saja sarapan mu"
Anna mengangguk.
Anna lupa kalau ia mempunyai pacar. Anna memang begitu, dia cepat sekali melupakan orang yang tidak peduli padanya. Padahal Anna selalu peduli pada orang yang sedang kesusahan.
"Kau tidak mau lanjut kuliah?"
"Tidak, aku baru lulus beberapa bulan yang lalu. Kuliah melelahkan, aku tidak mau terulang dua kali Tuan"
"Jadi??"
"Sebenarnya aku sedang mencari pekerjaan, tapi karena kondisi Papa begini aku tidak bisa bekerja. Lagipula aku tidak mau meninggalkan Papa sendirian"
"Bagaimana kalau melamar di perusahaan ku saja?" Tawar Victor.
"Maaf Tuan, aku tidak berbakat dibidang itu, terimakasih untuk tawarannya Tuan"
"Bagaimana kalau menjadi pemuas ku saja?" Victor tersenyum sinis.
Anna terdiam.
Anna terdiam bukan karena dia mengerti maksud perkataan Victor. Dia terdiam karena sama sekali tidak mengerti maksud perkataan Victor.
Anna membuka mulutnya untuk menjawab Victor, sementara Victor tidak sabar mendengar jawaban ya atau tidak.
"Maaf Tuan, aku sama sekali tidak mengerti. Pemuas? Apa maksudnya?"
Victor menghembuskan napasnya kasar. "Tidak ada, lupakan saja" Victor dapat memaklumi gadis itu. Dia hanya seorang gadis polos. Ya terlalu polos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments